Anda di halaman 1dari 8

CHAPTER 11 :

SUMBER-SUMBER KEPERCAYAAN

11.1. PENDAHULUAN
Penerimaan teknologi oleh pemakai individual tidak terlepas dari
kepercayaan-kepercayaan (beliefs) pemakai terhadap teknologinya.
Kepercayaan-kepercayaan (beliefs) mewakili struktur-struktur kognitif yang
dikembangkan oleh individual setelah mengumpulkan, memproses, dan
mensintesis intormasi tentang teknologi informasi, dan memasukkan penilaian-
penilaian individual dari bermacam-macam hasil (outcomes) yang berkaitan
dengan penggunaan teknologinya. Kepercayaan-kepercayaarn (beliefs) telah
menunjukkan mempunyai dampak yang mendalam terhadap perilaku-perilaku
individual. Dengan demikian proses pembentukan kepercayaan ini menarik untuk
diteliti lebih lanjut (Agarwal 2000).
Walaupun penelitian sebelumnya sudah melacak faktor-faktor memicu
terjadinya kekepercaya (beliefs), akan tetapi penelitian-penelitian kepercayaan
tersebut hanya memfokuskan pada suatu anteseden-anteseden yang spesifik
dan terbatas saja (Agarwal dan Prasad 1999; Venkatesh 2000; Venkatesh dan
Davis 2000). Lewis et al. (2003) kemudian mencoba menguji secara empiris
faktor-faktor penentu kepercayaan-kepercayaan (beliefs) mengenai teknologi
informasi. Teori-teori yang gunakan untuk menjustfikasi faktor-faktor ini diambil
dari beberapa aliran-aliran penelitian termasuk teori institusional, model-model
penerapan teknologi, model-model pengaruh sosial, dan psikologi kognitif.

11.2. SUMBER-SUMBER PENGARUH KEPERCAYAAN-KEPERCAYAAN


Menurut Lewis et al. (2003), individual-individual membentuk
kepercayaan-kepercayaan (beliefs) mengenai teknologi-teknologi informasi
selain dipengaruhi oleh faktor-faktor individual, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial, dan institusional dimana mereka berinteraksi. Penelitian-penelitian
sebelumnya belum memeriksa bagaimana faktor-faktor individual, sosial, dan
institusional ini mempengaruhi kepercayaan-kepercayaan (beliefs) individual-
individual tentang teknologi informasi. Dengan demikian, kepercayaan-
kepercayaan informasi merupakan kepercayaan sentral yang dibentuk dan
dipengaruhi oleh faktor-faktor individual, sosial, dan institusional tersebut.

11.3. MODEL FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPERCAYAAN-


KEPERCAYAAN

ELVI FANTIKA SARIFUDIN


(A031181038)
CHAPTER 11 :
SUMBER-SUMBER KEPERCAYAAN

TAM (technology acceptance model) dan TRA (theory of Reasoned


action) yang merupakan dasar dari TAM mengusulkan bahwa pengaruh dari
variabel-variabel hasil-hasil penerimaan teknologi dimediasi oleh kepercayaan-
kepercayaan (beliefs) tentang teknologi yang digunakan. Sudah disepakati di
literatur sistem informasi, bahwa kepercayaan-kepercayaan (beliefs) memicu
perilaku (behavior) penggunaan teknologi informasi dan mempunyai dampak ke
minat dan pemakaian.
Di penelitian perilaku penerimaan teknologi (termasuk TAM), dua buah
variabel kepercayaan-kepercayaan (beliefs) digunakan, yaitu
1. Kegunaan persepsian (perceived usefulness), yaitu kepercayaan-
kepercayaan (beliefs) dipersepsikan mengenai manfaat dari penggunaan
teknologi, dan
2. Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use), yaitu
kepercayaan-kepercayaan (beliefs) bahwa menggunakan teknologi tidak
banyak dibutuhkan usaha.
Kedua konstruk kepercayaan-kepercayaan (beliefs) ini dipercaya
mempengaruhi perilaku penerimaan teknologinya. Lewis et al. (2003)
membentuk suatu model yang menunjukkan kedua kepercayaan-kepercayaan
(beliefs) inidipengaruhi oleh faktor-faktor individual, institusional dan sosial.

11.3.1. Faktor-faktor Institusional


Peran faktor-faktor institusional dalam mempengaruhi perilaku individual
terhadap teknologi informasi telah menjadi subyek yang menarik di penelitian
sistem informasi. Lewis et al. (2003) menunjukkan faktor-faktor institusional yang
berpengaruh adalah komitmen dan dukungan manajemen yang juga sudah
digunakan di beberapa penelitian seperti misalnya di Yoon et al. (1995) dan
Zmud (1984).
Scott (1995) dan juga Orlikowski (1992) mengidentifikasikan tiga cara
bagaimana faktor-faktor institusional mempengaruhi kognisi dan perilaku
individual, yaitu melalui tiga proses signifikasi (signification), legitimisasi
(legitimization), dan dominasi (domination).
1. Signifikasi (signification) berarti individual-individual menggunakan
informasi dari institusi untuk memahami bagaimana kepercayaan-
kepercayaan tentang teknologi-teknologi baru yang dikenalkan di dalam
organisasi.

ELVI FANTIKA SARIFUDIN


(A031181038)
CHAPTER 11 :
SUMBER-SUMBER KEPERCAYAAN

2. Legitimasi (legitimization) berupa berita-berita yang berasal dari


manajemen puncak yang digunakan sebagai bentuk-bentuk normatif
untuk meyakinkan seseorang tentang legitimasi organisasional tentang
kepercayaan-kepercayaan dan tindakan-tindakan.
3. Dominasi (domination) menunjukkan situasi dimanaorganisasi meregulasi
kepercayaan-kepercayaan individual.
Sejauh pekerja-pekerja organisasional mencari untuk mentaati arahan-
arahan organisasional yang berasal dari manajemen puncak, mereka akan
mengembangkan kognisinya yang konsisten dengan kontek organisasi. Dengan
kata lain, sikap (attitude) manajemen puncak kemungkinan besar akan
mempengaruhi pesepsi-persepsi dan sikap-sikap dari pekerja-pekerja
organisasional (Massey et al. 2001).
Lewis et al. (2003) berargunmentasi bahwa pengaruh institusional hanya
terjadi pada kepercayaan kegunaan persepsian (perceived usefulness) tetapi
tidak berpengaruh pada kepercayaan kemudahan penggunaan (ease of use).
Komitmen dan dukungan manajemern puncak membentuk struktur-struktur
signifikasi, legitimisasi, dan dominasi yang membuka kepada individual-individual
cara-cara yang mana teknologi dapat bermantaat di proses kerja dan aktivitas-
aktivitas tugas mereka. Misalnya adalah dukungan dan komitmen manajemen
puncak akan membentuk kepercayaan-kepercayaan individual-individual bahwa
teknologi berguna untuk kegiatan-kegiatan pekerjaan mereka dan
penggunaannya di aktivitas-aktivitas pekerjaan penting akan bernilai secara
normatif dan berharga secara instrumental (Purvis et al. 2001).
Akan tetapi, Lewis et al. (2003) tidak mengharapkan dukungan dan
komitmen manajemen puncak mempengaruhi kepercayaan-kepercayaan
kemudahan penggunaan (ense of use). Ini disebabkan karena jarak
organisasional antara kegiatan-kegiatan sehari-hari manajer-manajer dengan
bawahan-bawahannya tampaknya menyebabkan kurang efektif bagi manajer-
manajer untuk memberikan informasi mengenai kerumitan suatu teknologi.

11.3.2. Faktor-faktor Sosial


Beberapa konsepsualisasi dari pengaruh sosial telah ditawarkan di
literatur sistem informasi. Konsepsualisasi yang paling dominan adalah yang
terdapat di model TRAdan TPB yaitu mengenai norma subyektif (subjective

ELVI FANTIKA SARIFUDIN


(A031181038)
CHAPTER 11 :
SUMBER-SUMBER KEPERCAYAAN

norm) yang didefinisikan sebagai tekanan sosial yang dipersepsikan untuk


melakukan atau tidak melakukan perilaku (Ajzen 1991).
Konseptualisasi kedua adalah muncul dari penelitian-penelitian adopsi
dan difusi dari teknologi-teknologi komunikasi yang didasarkan pada teori
pengolahan informasi sosial yang mengusulkan bahwa informasi yang dibawa
melalui jaringan-jaringan sosial individual-individual mempengaruhi kognisi
tentang suatu teknologi yang ditargetkan (Fulk 1993; Schmitz dan Fulk 199).
Walaupun banyak bukti menunjukkan pentingnya pengaruh sosial, TAM
mengeluarkan pengaruh sosial ini dari modelnya (Davis et al. 1989), sedang TRA
dan TPB menyatakan bahwa pengaruh sosial mempengaruhi minat penggunaan
dengan cara yang sama terhadap sikap (lihat Karahanna et al. 1999; Taylor dan
Todd 1995). Pengembangan terbaru dari TAM menambahkan pengaruh sosial ini
menjadi pengaruh yang penting kepada kepercayaan-kepercayaan mengenai
kegunaan dri suatu teknologi (Venkatesh dan Davis 2000). Dengan
menggunakan teori dari Kelman’s (1958), Venkatesh dan Davis (2000)
mengusulkan bahwa efek dari pengaruh sosial terjadi lewat proses psikologi
internalisasi (internaliztion), dan identifikasi (identification). Lewat internalisasi,
individual menggunakan opini dari pemberi referensi sebagai bagian dari struktur
kepercayaannya dan kepercayaan-kepercayaan dari pemberi referensi ini
kemudian menjadi kepercayaan-kepercayaannya sendiri. Lewat identifikasi,
individual percaya dan bertindak dengan cara yang mirip dengan mereka yang
memiliki kekuatan sebagai pemberi referensi. Dengan demikian, pesan-pesan
yang terkompilasi yang diterima dari orang lain yang penting akan mempengaruhi
kognisi seseorang tentang hasil-hasil yang diharapkan mengenai penggunaan
teknologi.

11.3.3. Faktor-faktor Individual


Pengaruh yang penting terhadap kognitif individual mengenai teknologi
informasi sudah dijelaskan dan ditunjukkan oleh hasil-hasil dari penelitian
sebelumnya. Dua faktor individual yang banyak ditemukan di penelitian-penelitian
sebelumnya mempengaruhi kepercayaan individual adalah keyakinan-sendiri
komputer (computer self efficacy) dan keinovasian personal (personal
innovativeness).
Keyakinan-sendiri (self-efficacy) mempunyai akar teori di teori kognitif
sosial (social cognitive theory) oleh Bandura (1977). Keyakinan-sendiri (self-

ELVI FANTIKA SARIFUDIN


(A031181038)
CHAPTER 11 :
SUMBER-SUMBER KEPERCAYAAN

eficacy) adalah persepsi individual mengenai kemampuannya sendiri untuk


melakukan suatu perilaku. Di penelitian sistem informasi, keyakinan-sendiri (self-
efficacy) sudah ditemukan sebagai penentu untuk bermacam-macam persepsi-
persepsi pemakai terhadap suatu teknologi. Misalnya Compeau dan Higgins
(1995) berargumentasin bahwa keyakinan-sendiri (self-eficacy) mempengaruhi
ekspektasi-ekspektasi hasil. Ekspektasi-ekspektasi hasil ini terdiri dari dua
konstruk, yaitu hasil-hasil kinerja (performance outcomes) dan hasil-hasil
personal (personal outcomes). Hasil-hasil kinerja (performance outcomes)
termasuk kegunaan item-item yang mirip dengan kegunaan persepsian
(perceived usefulness), dan hasil-hasil personal (pesonal outcomes)
berhubungan dengan ekspektasi-ekspektasi individual untuk meningkatkan
image atau statusnya di organisasi. Venkatesh dan Davis (1996) dan Agarwal et
al. (2000) menemukan hubungan signifikan antara keyakinan sendiri komputer
dengan persepsi-persepsi kemudahan penggunaan dari teknologi yang spesifik.

11.4. PENGUJIAN EMPIRIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPERCAYAAN-


KEPERCAYAAN
Lewis et al. (2003) menguji model faktor-faktor penentu kepercayaan-
kepercayaan sebelumnya secara empiris. Penelitian mereka mencoba
memberikan perspektif holistik dari faktor-faktor yang mempengaruhi
kepercayaan-kepercayaan (beliefs) kognitif individual tentang penggunaan
teknologi informasi. Penelitian mereka mencoba secara sirnultan menelitt tiga
kumpulan faktor-taktor yang mempengaruni kepercayaan kepercayaan (beliefs)
terhadap penggunaan teknologi informasi, yaitu faktor-faktor institusonal, sosial
(social), dan individual oleh pekerja-pekerja pengetahuan, yaitu dosen-dosen.

11.4.1. Sampel Penelitian


Lewis et al. (2003) menguji modelnya dengan menggunakan survei di
kontek adopsi dan penggunaan teknologi-teknologi internet oleh dosen-dosen di
suatu universitas besar di Amerika Serikat. Survei penelitian ini melibatkan
dosen-dosen penuh waktu dari semua departemen. Yang tidak dimasukkan
sebagai sampel adalah dosen-dosen yang tidak mengajar penuh-waktu dan
mereka yang memegang posisi administratif (misalnya dekan). Ini dilakukan
untuk mendapatkan data dari individual-individual yang dipengaruhi secara
umum oleh faktor-faktor intitusional dan sosial yang terjadi di organisasi.

ELVI FANTIKA SARIFUDIN


(A031181038)
CHAPTER 11 :
SUMBER-SUMBER KEPERCAYAAN

Sejumlah dosen berpartisipasi di survei ini. Di survei yang dikirimkan lewat pos
kampus, mereka diberi tahu bahwa ajuan penelitian adalah untuk memahami
kepercayaan-kepercayaan (beliefs) mereka tentang penggunaan internet di
kegiatan-kegiatan pengajaran mereka. Dari 229 respon yang diterima, 226 dosen
melengkapi semua pertanyaan (tiga responden yang tidak melengkapi menyurati
balik dengan mengatakan mereka sedang meninggalkan kegiatan akademiknya).
Tiga respondennya lainnya ternyata tidak mengajar selama musim spring
sehingga dikeluarkan dari sampel. 223 responden yang tersisa, 161 dosen dari
48 departemen merespon dengan lengkap untuk semua konstruk-konstruk,
sehingga menghasilkan tingkat respon sebesar 14 persen.

11.4.2. Operasionalisasi Konstruk


Instrumen di survei di uji pilot untuk menyakinkan bahwa responden-
responden sudah menginterpretasikan item-item pertanyaan dengan benar. Studi
pilot dilakukan pada 132 dosen penuh waktu dari 52 depertemen lintas 14 unit
akademik Dari hasil studi pilot ini, revisi-revisi dan tambahan-tambahan dilakukan
terhadap instrumen survei. Partisipan-partisipan di studi pilot ini dimasukkan di
sampel utama karena mereka juga bagian dari populasinya Pengumpulan data
selesai dalam waktu 11 bulan setelah studi piiot sełesai diiakukan.
Konstruk-konstruk yang digunakan di penelitian ini dan pengukurannya adalah
sebagai berikut ini
- Konstruk kegunaan diukur dengan skala 5-item diadaptasi dari Davis
(1989) dan Moore dan Benbasat (1991).
- Konstruk kemudahan penggunaan diukur dengan skala 4 -item diadaptasi
dari Davis (1989) dan Moore dan Benbasat (1991).
- Konstruk dukungan dan komitmen manajerial pada tingkat universitas dan
juga pada tingkat departemen diukur menggunakan skala 5-itemyang
diadaptasi dari Leonard-Barton dan DesChamps (1988) dan Trevino dan
Webster (1992).
- Konstruk pengaruh sosial dinilai dengan menggunakan formula
ekspektansi yang digunakan di Ajzen dan Fishbein (1980), dan Taylor
dan Todd 1995).
- Konstruk mengenai faktor-faktor individual, yaitu keyakinan sendiri dan
keinovasian personal diadaptasi dari Agarwal dan Prasad (1998),
Compeau dan Higgins (1995).

ELVI FANTIKA SARIFUDIN


(A031181038)
CHAPTER 11 :
SUMBER-SUMBER KEPERCAYAAN

11.4.3. Analisis Data dan Hasil-hasil


Teknik Partial Least Square (PLS) digunakan untuk menguji model di
penelitian. Semua nilai skala yang muat ke dalam masing-masing konstruk sama
atau lebih besar dari 0,70 (Fornell dan Bookstein 1988), kecuali item keempat
dari keinovasian personal bernilai 0,67.

11.4.4. Diskusi Hasil-hasil


Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepercayaan kegunaan tidak
dipengaruhi oleh kemudahan penggunaan. Penjelasan yang dapat diberikan
mungkin adalah responden-responden di penelitian ini adalah individu-individu
yang belum berpengalaman menggunakan teknologinya. Beberapa penelitian
sebelumnya telah mengusulkan bahwa tingkat pengalaman seseorang dapat
mempengaruhi kekuatan hubungan-hubungan di model TAM (Davis et al. 1989;
Taylor dan Todd 1995). Dengan demikian, kemungkinan pengalaman dapat
memoderasi hubungan antara kemudahan penggunaan dengan kegunaan.

11.4.5. Implikasi Praktek


Peneliti-peneliti sistem informasi sudah lama mengusulkan bahwa faktor-
faktor institusional merupakan faktor-faktor yang penting di perilaku-perilaku
penggunaan teknologi, tetapi hanya sedikit penelitian yang meneliti pengaruh-
pengaruh dari faktor-faktor ini ke kepercayaan- kepercayaan (beliefs). Demikian
juga dengan faktor-faktor sosial juga jarang diteliti pada pengaruhnya di
kepercayaan-kepercayaan (beliefs) penggunaan teknologi. Pengaruh faktor-
faktor sosial di penelitian Venkatesh dan Davis (2000) diteliti pengaruhnya ke
minat perilaku atau ke pemakaian nyata bukannya ke kepercayaan-kepercayaan
(beliefs). Penelitian Lewis et al. (2003) menunjukkan bukti pentingnya faktor-
faktor tersebut ke kepercayaan-kepercayaan (beliefs) penggunaan teknologi.
Hasil penelitian ini mengkonfirmasi bahwa faktor-faktor tersebut mempengaruhi
kepercayaan kepercayaan (beliefs) dengan pengaruh yang tidak sama.
Pengaruh-pengaruh institusional merupakan faktor yang paling penting, dan
faktor-faktor individual juga merupakan anteseden-anteseden yang signifikan
kegunaan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use). Akhirnya,

ELVI FANTIKA SARIFUDIN


(A031181038)
CHAPTER 11 :
SUMBER-SUMBER KEPERCAYAAN

pengaruh sosial yang merupakan faktor-faktor yang tidak signifikan merupakan


hasil yang menarik untuk didiskusikan. Kemungkinan faktor-faktor social
berpengaruh ke kepercayaan-kepercayaan lewat variabel lain yang tidak diteliti
dipenelitian ini, misalnya lewat variabel image. Venkatesh dan Davis (2000)
menemukan hubungan yang signifikan antara norma-norma subjektif dengan
kepercayaan-kepercayaan image.
Dari pandangan pragmatis, terbukti bahwa kontek institusional untuk
penggunaan teknologi merupakan predictor yang penting dari perilaku individual
tehadap teknologi-teknologi informasi, lewat pengaruh mediasinya, yaitu
kepercayaan-kepercayaan. Hasil-hasil penelitian ini mengusulkan bahwa
manajer-manajer perlu untuk memfokuskan perhatiannya pada memberikan
komitmen pada suatu teknologi baru. Komitmen dan dukungan manajemen
menyediakan peran kunci dalam menyediakan struktur-struktur untuk membuat
penting dan legitisinya penggunaan teknologi.
Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh possitif keinovasian personal
dari individual-individual dari personal terhadap kepercayaan-kepercayaan
mereka menggunakan teknologi, maka perlu diusulkan bahwa individual-
individual ini dimanfaatkan sebagian sebagai agen-agen perubahan, karena
orang lain akan dapat melihat kepercayaan-kepercayaan positif terhadap
penggunaan teknologi.

ELVI FANTIKA SARIFUDIN


(A031181038)

Anda mungkin juga menyukai