Anda di halaman 1dari 15

ASPEK TEORI KONTIJENSI

DALAM AKUNTANSI
KEPERILAKUAN

Kelompok 10
1. KARIN ZAFI PRISILIA (1903501171)
2. RUWYNA YUNINDYA (1903501200)
Teori Contingency dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang dikembangkan

Latar oleh pendekatan sistem. Teori Contingency melihat teori organisasi sudah seharusnya


berlandaskan pada konsep system yang terbuka ( open system concept ). Ini
merupakan pandangan yang berbeda dari pandangan para ahli teori klasik yang
Belakang melihat organisasi merupakan suatu system yang tertutup.

Inti dari Teori Contingency ini pada dasarnya terletak pada pandangannya dalam
melihat hubungan antar organisasi dan hubungan antara organisasi dengan
lingkungannya. Menurut teori ini, hubungan antara satu organisasi dengan lainnya
maupun dengan lingkungannya secara keseluruhan, sangat tergantung pada
situasi ( depens on the situations ).

Pendekatan kontingensi dipengaruhi oleh dua program penelitian sebelumnya yang


berusaha menunjukkan perilaku kepemimpinan yang efektif. Selama tahun 1950-an,
para peneliti di Ohio State University memberikan kuesioner untuk mengukur berbagai
kemungkinan perilaku pemimpin dalam berbagai konteks organisasi. Hasilnya adalah
dua jenis perilaku pemimpin yang terbukti efektif adalah : 

1. Perilaku Pemimpin Pertimbangan ( consideration leader behaviors )


2. Perilaku Pemimpin Struktural ( initiating structure leader behaviors )
Pengertian Teori Kontingensi
Teori kontinjensi merupakan alat pertama dan yang paling terkenal untuk menjelaskan
berbagai variasi dalam struktur organisasi. Manfaat dari teori ini yang dapat dirasakan
adalah dalam mendesain suatu organisasi berdasarkan ketidak pastian lingkungan dan
ukuran organisasi.

Menurut teori kontingensi, ciri-ciri lingkungan mempengaruhi kemampuan satu


organisasi untuk mencapai sumber-sumber daya dan untuk memperbesar kemungkinan
mendapatkan sumber-sumber daya maka para manager harus mengijinkan
departemen-departemennya untuk mengorganisasi dan mengendalikan kegiatan-
kegiatan mereka dengan cara sedemikian rupa hingga memungkinkan mereka
mencapai sumber daya dalam batas-batas kendala-kendala yang ada pada lingkungan
dimana mereka berada.
Pandangan 1. Joan Woodward
Kontinjensi
Tokoh utama yang memberikan dorongan besar bagi perkembangan teori organisasi
Menurut Para pada pendekatan atau teori Contingency adalah  Joan Woodward, terutama melalui
Ahli studinya mengenai efek atau dampak dari teknologi terhadap organisasi.

Hasil studi yang dilakukan Woodward menunjukkan bahwa berbagai organisasi


perusahaan atau firma yang dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang dikemukakan
oleh para ahli teori organisasi kalsik, tidak selalu mengalami keberhasilan dari sudut
pandang komersial.

Woodward menyatakan bahwa variasi dalam hal struktur organisasi berkaitan erat
dengan perbedaan-perbedaan teknis dalam proses produksi. Menurut Woodward,
penggunaan teknologi menuntut adanya kesesuaian baik pada tingkat individu
maupun organisasi, dimana kesesuaian ini hanya dapat dilakukan melalui
penyusunan struktur organisasi. Menurut Woodward, suatu organisasi perusahaan
atau firma secara komersial berhasil jika antara fungsi dan bentuk dari organisasi itu
bersifat saling melengkapi.
2. Jay Galbraith 

Jay Galbraith juga dapat dipandang sebagai ahli yang memberikan sumbangan


besar dan penting bagi perkembangan teori organisasi yang ada dewasa ini. Jay
Galbraith memberikan perhatiannya pada masalah kepastian dari kegiatan atau
aktifitas organisasi dalam hubungannya dengan aspek perencanaan dan kebutuhan
akan informasi dalam organisasi. Dalam pandangan Jay Galbraith, organisasi dilihat
sebagai tempat dimana proses pemilihan atau seleksi informasi berlangsung.
3. James D. Thomson

James D. Thomson, yang memberikan perhatian utamanya pada dampak atau efek dari
teknologi terhadap organisasi, yang tidak hanya terbatas pada organisasi bisnis saja, tetapi juga
berbagai organisasi lainnya. Thomson melihat bahwa pada organisasi-organisasi yang memiliki
masalah-masalah teknologis dan lingkungan yang kurang lebih sama, akan memiliki perilaku
yang kurang lebih sama pula.

Menurut Thomson, dalam situasi yang demikian akan ditemukan pola-pola pengorganisasian
yang sama diantara organisasioeganisasi yang ada. Ini merupakan sumbangan yang cukup
penting bagi studi organisasi, karena ketika organisasi berhadapan dengan dorongan kekuatan
teknologi dan lingkungannya, organisasi tersebut akan melakukan adaptasi, terutama dalam
bentuk perubahan strukturnya guna mengakomodasi dorongan kekuatan tersebut.
Akuntansi Perilaku dan Kontingensi dalam
perspektif sejarah
Lahirnya konsentrasi akuntansi keperilakuan dalam dinamika keilmuan akuntansi
tidak terlepas dari evolusi bidang perilaku organisasi. Perilaku organisasi lahir sebagai
fenomena keilmuan dalam kerangka menjawab tantangan begaimana mendesain sebuah
organisasi yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan dan kinerja yang diharapkan.

Hubungan sinergi konsep perilaku organisasi dengan akuntansi adalah bagaimana


memahami, mengukur, menjelaskan dan memprediksi pengaruh perilaku manusia
dalam desain sistem organisasi. Dalam kapasitasnya sebagai bidang ilmu yang
memiliki karakteristik “pengukuran” dan khas, bidang akuntansi kemudian
melahirkan sebuah simbol perekayasaan baru dibidang akuntansi: akuntansi
keperilakuan.

Sejarah selanjutnya mencatat, gagasan-gagasan yang muncul dalam akuntansi


keperilakuan tidak dapat terlepas dari evlousi teori organisasi yang akhirnya melahirkan
konsep kontinjensi. Dengan demikian sinergitas akuntansi keperilakuan sekarang sejalan
paralel dengan perilaku organisasi.
Munculnya Perumusan Kontijensi
Alasan untuk mempertimbangkan adopsi terhadap teori kontinjensi akuntansi manajemen
adalah untuk digunakan sebagai alat yang dibutuhkan dalam menginterpretasikan hasil riset
empiris.Hal ini disebabkan keterbatasan dalam meninjau dan memahami jenis hipotesis yang telah
dikemukakan untuk menjelaskan penemuan yang berlawanan.Hal ini juga menyatakan bahwa
pekerjaan jenis ini tidak dengan sendirinya mencakup perumusan kontinjensi yang semakin cepat,
dan bahwa diperlukan pengembangan paralel dalam teori organisasi guna mengembangkan suatu
penjelasan penting.

Pengaruh Hasil Empiris

Efek Teknologi

Efek dari Struktur Organisasi

Efek Lingkungan

Pengaruh Teori Organisasi


Variabel-
variabel dasar Variabel Sosial
kontingensi dan Teori dalam praktik pelaporan disetiap negara dipengaruhi oleh variabel-variabel sosial
hubungannya tertentu.Variabel-variabel sosial terdiri dari beberapa faktor yang terutama terdapat di semua
perusahaan dalam suatu negara yang merupakan hal pokok yang bervariasi pada setiap negara.

Lingkungan
Lingkungan perusahaan merupakan konsep dalam hubungannya dengan ketidakpastian.
Karakteristik tersebut mempunyai sedikitnya dua dimensi yang terdiri atas:

a) dimensi stabil-dinamis, dan

b) dimensi homogen dan heterogen. Hal ini sesuai dengan struktur organisasi dan aplikasinya
adalam akuntansi manajemen.
Atribut Organisasi
Terdapat beberapa konsep yang membingungkan dalam literatur teori kontinjensi terutama
mengenai perbedaan antara variabel lingkungan dan atribut organisasi. Hal ini dapat
menimbulkan berbagai kesulitan yang tidak dapat dipisahkan dalam mendefinisikan atau
menjelaskan suatu organisasi. Pembahasan ini tidak bertujuan untuk memberikan suatu
penyelesaian suatu masalah. Atribut organisasi tetap merupakan konsep yang berkaitan dengan
penyediaan dan pengorganisasian sumberdaya perusahaan meliputi ukuran organisasi, teknologi
dan lain sebagainya.

Karakteristik Pengguna
Para pengguna dapat digambarkan sebagai individu yang menggunakan data yang terdapat dalam
laporan perusahaan, dan memiliki suatu kepentingan atau sedang dalam pengambilan keputusan
keuangan. Suatu bukti riset yang harus dipertimbangkan oleh para pengguna adalah alternatif
yang berbeda untuk informasi dan kemampuan proses yang ditimbulkan oleh perbedaan dalam
model keputusan, gaya pengambilan keputusan, dan sifat yang diturunkannya.
Isi Teori Kontijensi
 Studi Empiris

Terdapat studi empiris dalam area akuntansi yang dengan tegas mengadopsi
pendekatan kontinjensi sebelum mengumpulkan data.

 Perumusan Teoretis

Sebagai tambahan terhadap pekerjaan yang berdasarkan spekulasi teoretis


menyangkut sifat alami dari teori kontinjensi sistem informasi akuntansi, Gordon dan
Milner berusaha untuk menyediakan kerangka menyeluruh bagi perencanaan Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) yang mempertimbangkan kebutuhan spesifikasi organisasi
yang luas dalam teori organisasi.
Implikasi Untuk Riset
Akuntansi sebagai Bagian dari Sistem
Pengendalian

Efektivitas Organisatoris

Metodologi Riset
Aspek Keperilakuan pada Desentralisasi
Definisi yang paling popular dari desentralisasi adalah definisi yang diberikan oleh H. A.
Simon : Suatu organisasi administratif adalah tersentralisasi sejauh keputusan dibuat pada tingkatan
yang relative tinggi dalam organisasi tersebut; terdesentralisasi sejauh keputusan itu didelegasikan
oleh manajemen puncak kepada tingkatan wewenang eksekutif yang lebih rendah.
Lingkungan Sebagai Faktor Penentu Desentralisas
Pembahasan umum mengenai alasan-alasan dibutuhkannya desentralisasi mencakup hal-hal
berikut ini :
1. Desentralisasi membebaskan manajemen puncak untuk focus pada keputusan-keputusan
strategis jangka panjang dan bukannya terlibat dalam keputusan-keputusan operasi. Hal ini
berarti penggunaan yang lebih baik atas waktu manajerial yang sangat berharga.
2. Desentralisasi memungkinkan organisasi untuk memberikan respon secara cepat dan efektif
terhadap masalah.
3. System yang terdesentralisasi tidak mampu menangani semua informasi rumit yang diperlukan
untuk membuat keputusan yang optimal.
4. Desentralisasi menyediakan dasar pelatihan yang baik bagi manajemen puncak masa depan.
5. Desentralisasi memenuhi kebutuhan akan otonomi dan dengan demikian merupakan suatu alat
motivasional yang kuat bagi para manajer.
Kesimpulan
Perkembangan akutansi keperilakuan sekarang ini telah meluas hingga meliputi
berbagai dimensi ilmu. Arah perkembangan akuntansi keperilakuan sejalan paralel
dengan perkembangan teori perilaku organisasi sebagai induk evolusi akuntansi
keperilakuan itu sendiri. Pada akhir perkembangannya, akuntansi keperilakuan
mengakses berbagai disiplin ilmu dan teori, namun tampaknya teori kontinjensi memberi
pengaruh yang dominan dalam disiplin ilmu dan riset-riset akuntansi keperilakuan. Berbagai
fakta empiris menunjukkan, riset-riset akuntansi keperilakuan yang berbasis kontinjensi
telah memberikan hasil-hasil yang berbeda dalam menjelaskan fenomena hubungan
antar variabel dalam riset. Investigas atas riset-riset terdahulu menunjukkan bahwa
perbedaan hasil-hasil riset tersebut disebabkan oleh setting riset dalam hal pemahaman
logis atas konstruksi hubungan antar variabel dan aspek metodologi. Hubungan antar
variabel dapat dipahami melalui sejumlah fenomena sosial, terutama berkaitan dengan
psikologi periluku manusia.
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai