Anda di halaman 1dari 29

BAB 2

LANDASAN TEORITIS

2.1 Sistem Informasi


O’brien (2005) mendefinisikan Sistem informasi
sebagai kombinasi atau gabungan yang terorganisasi dari
orang, perangkat keras (hardware), piranti lunak (software),
jaringan komunikasi dan sumber-sumber data
mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi
dalam sebuah organisasi. Sedangkan menurut Satzinger
(2005) menyebutkan sistem informasi adalah sekumpulan
komponen yang saling terkait, yang mengumpulkan,
memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai output
informasi yang dibutuhkan untuk meyelesaikan tugas-tugas
bisnis. Laudon and Laudon dalam Hamza (2009), juga
berpendapat tentang sistem informasi yang adalah
komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja
sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan
menditribusikan informasi untuk mendukung pengambilan
keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Dari
beberapa definisi diatas dapat simpulkan Sistem informasi
adalah suatu sistem yang terintegrasi dan terdiri dari
komponen-komponen yang saling berkaitan dimana mampu
menyediakan informasi yang sangat berguna bagi individu

9
dalam menyelesaikan tugas dan dalam pengambilan
keputusan.
Komponen sistem informasi secara umum menurut
kadir (2003) adalah :
• Perangkat keras (hardware), mencangkup piranti fisik
seperti komputer, monitor, printer, hardis dan lain-
lain.
• Perangkat lunak (software) atau program, merupakan
sekumpulan instruksi atau perintah yang
memungkinkan perangkat keras bisa digunakan
untuk memproses data.
• Prosedur, Instruksi bagi pengguna (user), cara yang
diperlukan bagi pemakai untuk mendapatkan
informasi yang akan digunakan.
• Orang, merupakan semua pihak yang bertanggung
jawab dan menggunakan sistem informasi tersebut,
seperti sponsor (system owner), pengguna sistem
(user), perancang sistem (system designer) dan
pengembang sistem informasi (sistem development).
• Basis data (database), berupa kumpulan data dan
informasi yang diorganisasikan sedemikian rupa
sehingga mudah diakses pengguna sistem informasi.
• Jaringan komputer dan komunikasi data merupakan
sistem penghubung yang memungkinkan suatu

10
sumber dipakai secara bersama-sama, baik pada
waktu dan tempat bersamaan ataupun berbeda.

2.2 Aspek keperilakuan (behavioral Aspect)


penggunaan Teknologi informasi

Menurut Goodhue dalam Hamzah 2009, Teknologi


didefinisikan sebagai alat yang digunakan oleh individu
untuk membantu menyelesaikan tugas mereka. Perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (sowftare)
merupakan alat teknologi yang digunakan. Sejalan dengan
pendapat Bodnar dan Hopwood dalam Nasution 2009
menjelaskan tentang tiga elemen yang saling berinterkasi
dalam penerapan TI yakni Perangkat keras (hardware)
sebagai media dalam pemprosesan informasi, perangkat
lunak (sowftare) sebagai sistem aplikasi yang digunakan
dalam pemprosesan data atau informasi dan pengguna
(brainware) merupakan yang terpenting karena sebagai
pengembang, operator sekaligus pengguna sistem, memiliki
aspek keperilakuan dalam konteks sebagai manusia
spikologi, sehingga pengguna (brainware) menjadi faktor
penentu dalam penggunaan TI.
Tompson dalam Rahadi 2007 juga menjelaskan
tentang faktor sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang
mempengaruhi perilaku individu, sikap seseorang yang
berkaitan dengan perilaku juga menurut Syam dalam

11
Rahadi 2007, Perilaku ini perlu mendapat perhatian khusus
dalam konteks penerapan TI. Lebih lanjut Henry dalam
Nasution 2009, juga berpendapat bahwa perilaku pengguna
dan personal sistem diperlukan dalam pengembangan
sistem karena hal ini berkaitan dengan pemahaman dan
cara pandang dari pengguna sistem sehingga dapat
disimpulkan bahwa persepsi dari pengguna yang terlibat
dalam implementasi sistem akan berpengaruh pada akhir
sistem. Sistem dikatakan berhasil atau tidak, dapat
diterima, bermanfaat atau tidak jika diterapkan.
Jadi dalam penggunaan Teknologi Informasi, aspek
perilaku merupakan aspek yang sangat penting, karena
berhubungan lansung dengan pengguna sebagai user.
Sebab interaksi antara pengguna dengan TI sangat
dipengaruhi oleh persepsi, sikap, afeksi sebagai aspek
keprilakuan yang melekat pada tiap manusia sebagai
pengguna (user).

2.3 Sistem Informasi akademis Satya Wacana (SIASAT)


Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang
memanfaatkan TI dalam menjalankan aktivitas utamanya
yakni dalam bidang akademik telah menggunakan TI
sebagai sarana dan prasarana untuk memberikan
pelayanan kepada mahasiswa, dosen dan staff pekerjanya,
dalam melakukan aktivitasnya UKSW sudah didukung oleh
Biro Administrasi dan Akademik (BAA) yang berfungsi dalam

12
menjalankan pelayanan administrasi akademik. BAA sendiri
sudah di dukung oleh teknologi informasi yang dalam
pengembangan teknologi tersebut dikelola oleh Biro
Teknologi dan Sistem Informasi (BTSI) adalah sebuah biro
yang bertugas dan bertanggung jawab dalam
mengembangkan dan melayani kebutuhan civitas
akademika dalam bidang teknologi informasi, sistem
informasi, multimedia dan fasilitas pengajaran yang
diiplementasikan di UKSW. Dalam bidang sistem informasi
BTSI terus mengembangkan dan menjamin keberlansungan
aksesibilitas sistem-sistem informasi di UKSW dan salah
satu sistem yang dikembangkan adalah sistem informasi
akademis Satya Wacana (SIASAT) merupakan salah satu
fasilitas layanan yang disediakan dalam mendukung serta
menunjang peningkatan kinerja akademik mahasiswa.
Penggunaan aplikasi sistem SIASAT untuk
menyimpan data administrasi setiap mahasiswa dari awal
masuk sampai pada kelulusan secara online dan real-time.
SIASAT yang merupakan salah satu unit penunjang
akademik terdiri dari sekumpulan prosedur yang mengatur
kegiatan-kegiatan administrasi akademik seperti prosedur
registrasi mahasiswa dengan melihat tagihan keuangan dan
pembayaran secara online, prosedur registrasi matakuliah
dengan mencetak kartu rencana studi (KRS), prosedur nilai
dan transkip serta keaktifan mahasiswa. Semua mahasiswa

13
UKSW dapat mengakses aplikasi tersebut melalui homepage
UKSW dengan alamat http://www.uksw.edu/id.php
kemudian memilih menu program akademik selanjutnya
klik SIASAT atau lansung ke alamat http://siasat.uksw.edu.

2.4 Model Kesuksesan Sistem Informasi


Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk
menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor yang
menyebabkan kesuksesan dari suatu sistem informasi
seperti kesuksesan sistem informasi Delone dan McLean
(D&M IS success Model) dan Technology Acceptance Model
(TAM) oleh Davis.

2.4.1 Model kesuksesan sistem informasi Delone dan


McLean (D&M IS success Model)
Model kesuksesan sistem informasi yang di
perkenalkan oleh Delone dan McLean. Berdasarkan teori-
teori dan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya yang
telah teruji, Delone dan McLean mengembangkan suatu
model dengan nama model kesuksesan sistem informasi
Delone dan McLean (D&M IS success Model). Dalam proses
pembuatannya, menurut Delone dan McLean model ini
didasari oleh suatu proses pembuatan informasi dan
dampak dari penggunaan sistem informasinya. Delone dan

14
McLean mendasarkan modelnya pada tiga komponen proses
yang terdiri dari,
1. Pembuatan dari suatu sistem informasi
2. Penggunaan sistem informasi tersebut.
3. Konsekuensi atau dampak dari penggunaan
sistem.
Model ini telah teruji validitasnya dan cepat mendapat
tanggapan dari para peneliti karena model yang
dikembangkan terbilang cukup sederhana dan dianggap
cukup valid untuk semua jenis sistem informasi,
pengembangan model kesuksesan ini didasarkan pada
proses dan hubungan kausal dari elemen-elemen dalam
model, jadi masing-masimg dari tiap elemen tidak
mengukur kesuksesan SI secara independen tetapi
mengukurnya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang
lainnya. Keenam elemen atau faktor pengukuran tersebut
adalah kualitas sistem (system quality), kualitas informasi
(information quality), penggunaan (use), kepuasan pemakai
(user satisfaction), dampak individu (individual impact) dan
dampak organisasi (organization impact) dari sistem
informasi, seperti terlihat pada gambar 2.1 dibawah ini.

15
Kualitas informasi Penggunaan
(information (use)
quality)
Dampak individu Dampak organisasi
(individual impact) (organization
impact)

Kualitas sistem Kepuasan


(system quality) Pemakai
(user satisfaction)

Gambar 2.1 Model kesuksesan sistem informasi Delone dan


McLean dalam jogiyanto 2007

Dari gambar diatas, dapat dijelaskan secara singkat


bahwa kualitas sistem (system quality) dan kualitas
informasi (information quality) secara independen dan
bersama-sama mempengaruhi baik penggunaan (use) dan
kepuasan pemakai (user satisfaction). Besarnya elemen
penggunaan (use) dapat mempengaruhi nilai dari kepuasan
pemakai (user satisfaction) secara positif ataupun negatif,
berikutnya penggunaan (use) dan kepuasan pemakai (user
satisfaction) mempengaruhi dampak individu (individual
impact) dan selanjutnya mempengaruhi dampak organisasi
(organization impact) dari sistem informasi.
Berikut elemen-elemen yang terdapat dalam D&M IS
success Model
1. Kualitas sistem (system quality)
Kualitas sistem (system quality) dan Kualitas informasi
(information quality) merupakan elemen pertama pada

16
model kesuksesan Delone dan McLean. Kualitas sistem
(system quality) yang digunakan untuk mengukur
kualitas dari sistem informasi yang dipakai
2. Kualitas informasi (information quality)
Kualitas informasi (information quality) digunakan untuk
mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi

3. Penggunaan (use)
Penggunaan (use) merupakan penggunaan keluaran
suatu sistem informasi oleh penerima, banyak peneliti
yang menggunakan proksi penggunaan (use) sebagai
pengukuran kesuksesan SI, dimana konsep pengunaan
(use) dari suatu sistem dapat dilihat dari beberapa
perspektif yakni penggunaan nyata (actual used),
penggunaan persepsi (perceived use) dan penggunaan
dilaporkan (reported use).
4. Kepuasan pemakai (user satisfaction)
Kepuasan pemakai (user satisfaction) merupakan respon
pengguna terhadap penggunaan keluaran dari sistem
informasi.
5. Dampak individu (individual impact)
Dampak individu (individual impact) merupakan efek
dari informasi terhadap perilaku pengguna. Dampak
individu ini berhubungan erat dengan kinerja, yakni

17
dapat meningkatkan kinerja individu yang
menggunakan sistem.
6. Dampak organisasi (organization impact)
Dampak organisasi (organization impact) merupakan
elemen terakhir dalam model kesuksesan Delone dan
McLean. Pada elemen ini akan menjelaskan bagaimana
informasi yang dihasilkan oleh sistem berpengaruh pada
peningkatan kinerja organisasi.
Dalam studinya, menurut Delone dan McLean dari
berbagai hasil riset yang dilakukan mengenai kesuksesan
sistem informasi serta pengembangan model yang dilakukan
para ahli seperti Walstrom, Hardgrave dan Leonard dalam
Mc Gill et al. 2003 serta Livari 2005, secara empiris
menyebutkan bahwa kesuksesan sistem informasi
dipengaruhi oleh kualitas sistem informasi dan kualitas
informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut.
Penelitian empiris Model Delone dan McLean yang
dilakukan oleh Mc Gill et al (2003) menemukan bahwa
Perceived information quality dan perceived system quality
merupakan prediktor yang signifikan bagi user satisfaction,
sedangkan user satisfaction juga merupakan prediktor yang
signifikan bagi intended use dan perceived individual impact.
Studi lain yang dilakukan oleh Livari (2005) mendapat hasil
bahwa perceived system quality dan perceived information
quality merupakan prediktor yang signifikan bagi user

18
satisfaction, namun dalam penelitiannya tidak ada
signifikansi terhadap intensitas penggunaan sistem tersebut
dan user satisfaction juga merupakan prediktor yang
signifikan terhadap individual impact. Dari penelitian-
penelitian ini dapat dijadikan argumentasi research gap
yang menjadi dasar dilakukannya pengujian empiris
terhadap model Delone dan McLean pada objek yang
berbeda.

2.4.2 Technology Acceptance Model (TAM)


Technology Acceptance Model (TAM) atau Model
penerimaan Teknologi ini pertama kalinya diperkenalkan
oleh Fred D. Davis pada tahun 1989, yang dibuat khusus
untuk pemodelan adopsi penggunaan sistem informasi yang
bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari
perilaku pengguna terhadap penerimaan penggunaan
teknologi. Model TAM sendiri sebenarnya diadopsi dari
model TRA yang menurut David merupakan teori tindakan
yang beralaskan dengan satu asumsi bahwa reaksi dan
persepsi seseorang terhadap suatu hal, akan menentukan
sikap dan perilaku orang tersebut (Wibowo, 2006). Faktor-
faktor yang dapat mempengaruhinya seperti reaksi dan
persepsi penggunaan TI akan mempengaruhi sikapnya
dalam penerimaan teknologi tersebut.

19
Model TAM yang dikembangkan dari teori spikologis
menjelaskan tentang perilaku penguna TI, yakni
berdasarkan pada kepercayaan (belief), sikap (attitude),
intensitas (intention) dan hubungan perilaku pengguna (user
behavior relationship). Model TAM bertujuan untuk
menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku pengguna
terhadap penerimaan penggunaan TI. Dalam model TAM
yang menjelaskan tentang aspek keperilakuan,
menempatkan faktor sikap dari tiap-tiap perilaku
penggunaan TI dengan dua variabel yakni kemanfaatan
(usefulness) dan kemudahan penggunaan (ese of use),
dengan melihat faktor pemanfaatan dan kemudahan
penggunaan TI tersebut, menjadi tindakan yang beralasan
dalam konteks penggunaan teknologi, sehingga dengan
alasan tersebut dapat menjadi tindakan/alasan seseorang
dalam menerima penggunaan teknologi informasi. Adapun
model dari Penerimaan teknologi dapat dilihat pada gambar
berikut.

Perceiver
Usefulness

Attitude Behavior Actual System


Toward Intention to Use Usage

Perceiver Ease of
use

Gambar 2.1. Technolgy Accepted Model merujuk dari wahyudi, 2008.

20
Adapun penjelasan dari masing-masing konstruk
dalam model TAM sebagai berikut :
1. Perceived Ease of use
Perceived Ease of use sebagai persepsi tentang
kemudahan penggunaan sebuah teknologi didefinisikan
sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa
teknologi informasi dapat dengan mudah dipahami dan
digunakan. (Davis dalam Wibowo, 2007)
2. Perceiver Usefulness
Perceiver Usefulness sebagai persepsi terhadap
kemanfaatan didefinisikan sebagai suatu ukuran
dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya akan
mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakan.
(Davis dalam Wibowo, 2007)
3. Attitude Toward Using
Attitude Toward Using dikonsepkan sebagai sikap
terhadap penggunaan sistem yang berbentuk
penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila
seseorang menggunakan suatu teknologi dalam
pekerjaannya. (Davis dalam Wibowo, 2007)
4. Behavioral Intention to Use
Behavioral Intention to Use adalah kecenderungan
perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi.
(Davis dalam Wibowo, 2007)

21
5. Actual system Usage
Actual system Usage merupakan kondisi nyata dari
penggunaan sistem. Dikonsepkan dalam bentuk
pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu
penggunaan teknologi. (Davis dalam Wibowo, 2007)
Model TAM difokuskan pada sikap terhadap
pemakaian teknologi informasi yang mana menurut Hartono
2007 dalam Lihawa 2012 menjelaskan dan meprediksi
penerimaan penggunaan terhadap suatu teknologi dan
menjelaskan perilaku dari penggunaan teknologi. Sehingga
TAM secara terperinci menjelaskan penerimaan teknologi
informasi dengan dimensi-dimensi tertentu yang dapat
mempengaruhi pemakai agar mudah dalam penerimaan
suatu teknologi informasi.

2.5 Penelitian terdahulu


Penelitian sebelumnya telah dilakukan dalam
mengukur kinerja SI akademik di UKSW. Penelitian pertama
yang dilakukan oleh Haryani dan Pranoto (2006)
menggunakan metode pengukuran kepuasan pelanggan
(user satisfaction) kinerja SIASAT diukur berdasarkan
tingkat kepuasan siswa dengan melihat faktor
standardization, Understandability dan Timeliness, data
diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada sejumlah
responden yakni khusus mahasiswa program professional

22
(PP) UKSW dengan jumlah sampel 263 responden. Hasilnya
ditemukan bahwa keberhasilan SIASAT dalam menyediakan
informasi yang berkualitas secara keseluruhan tidak
memuaskan bagi mahasiswa, walaupun salah satu faktor
yakni Timeliness mahasiswa sangat puas sedangkan
standardization, Understandability tidak.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Haryani (2008)
dengan mengukur kinerja SIASAT berdasarkan user
participation dan user understanding dalam mempengaruhi
kepuasan pengguna. Dalam penelitiannya juga menemukan
bahwa mahasiswa menyatakan ketidakpuasan pada
SIASAT. sedangkan pemahaman dan partisipasi mahasiswa
juga dinilai rendah. Dalam penelitiannya Haryani
menyarankan agar dilakukan evaluasi secara berkala
terutama pada fitur-fiturnya seperti konten, akurasi,
ketepatan waktu, format dan kemudahan penggunaan serta
mengetahui faktor penyebab rendahnya kinerja dari
intrumen tersebut.
Berkaca dari Penelitian-penelitian sebelumnya,
penelitian yang dilakukan yakni pengidentifikasian faktor-
faktor penentu kesuksesan SI akademik guna menilai
kinerja dari SIASAT menggunakan model kesuksesan SI
yang dikembangkan oleh Delone dan Mclean dan
dimodifikasi dengan model penerimaan sistem informasi
oleh Davis menggunakan variabel kualitas dari informasi

23
yakni persepsi kemanfaatan sistem (perceived usefulness)
dan penggunaan nyata (actual system use) dalam
Technology Acceptance Model (TAM). Variabel yang
digunakan dalam model kesuksesan Delone dan Mclean
yakni faktor kualitas sistem (system quality) dan kepuasan
pengguna (user satisfaction) dilihat dari persepsi mahasiswa.
Dalam penelitian ini, gambaran konseptual model
yang digunakan adalah sebagai berikut :

Persepsi Kemanfaatan
(Perceived Usefulness)

Penggunaan nyata Kepuasan pemakai


(Actual system Use) (user satisfaction)

Kualitas sistem
(System quality)

Gambar 2.3 Konseptual model diadaptasi dari Delone dan


McLean dan Davis

Model kesuksesan sistem informasi Delone dan


McLean yang dimodifikasi dengan model penerimaan sistem
informasi TAM menurut Davis menunjukkan hubungan
kausalitas seperti pada model Delone dan McLean
didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari elemen-
elemen dalam model. Kualitas sistem (system quality)
mempengaruhi secara positif Persepsi Kemanfaatan
(perceived usefulness) dan penggunaan nyata (actual use).

24
persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) berpengaruh
positif terhadap penggunaan nyata (actual use) dan
Penggunaan nyata (actual use) berpengaruh positif terhadap
kepuasan pemakai (user satisfaction)
Penjelasan konstruk-konstruk pada konseptual model
sebagai beriku :
1. Kualitas Sistem (system quality)
Menurut Delone dan McLean kualitas sistem (system
quality) merupakan karakteristik dari informasi yang
melekat mengenai sistem itu sendiri. Kualitas dari sistem
informasi juga didefinisikan oleh Davis sebagai persepsi
kemudahan penggunaan (perceived Ease of use) yang
merupakan tingkatan dari seberapa besar teknologi
komputer dirasakan relatif mudah untuk dipahami dan
digunakan. Kerangka teoritis tersebut menunjukkan bahwa
kualitas sistem (system quality) yang baik dapat
berpengaruh pada tingkat penggunaan sistem informasi,
dimana semakin baik kualitas sistem informasi yang
diberikan maka intensitas penggunaan sistem akan
meningkat. Penggunaan dari sistem tersebut dapat
dikatakan bermanfaat bagi pengguna, sehingga tingginya
derajat manfaat yang diperoleh mengakibatkan pengguna
akan merasa lebih puas.
Swanson dalam Jogiyanto (2007) menjelaskan untuk
mengukur kualitas sistem teknologi menggunakan

25
pengukuran apresiasi terhadap SIM oleh para pemakai
manajer dalam mengukur kualitas sistem. Elemen-elemen
pengukuran yang digunakan adalah keandalan dari sistem
komputer, waktu respon on-line dan kemudahan
penggunaan terminal. Adapun kualitas sistem yang
diadaptasi oleh Bailey dan pearson dalam jogiyanto 2007,
yang terdiri dari enam skala yakni fleksibilitas sistem,
integrasi sistem, waktu respon, perbaikan kesalahan,
kenyamanan akses dan bahasa.
Kualitas sistem (system quality) dalam sistem
informasi akademik di UKSW berhubungan dengan
performa sistem dan user interface. Kualitas sistem
memerlukan indikator pengukuran untuk mengetahui
seberapa besar kualitas dari sistem informasi tersebut,
indikator diperlukan karena kualitas sistem (system quality)
merupakan variabel laten yang tidak dapat diukur secara
lansung. Dalam sistem informasi akademik seperangkat
pertanyaan kualitas sistem yang dapat diukur melalui
beberapa indikator seperti Navigasi (navigation), Waktu
respon (response time), Keandalan sistem (system reliability),
keamanan (security) dan Akurasi sistem (accuracy).
2. Persepsi kemanfaatan (Perceived Usefulness)
Dalam model kesuksesan DeLone dan McLean
menjelaskan tentang kualitas informasi (information quality)
sebagai pengukur kualitas keluaran dari sistem informasi.

26
sedangkan dalam model Davis variabel kualitas dalam
informasi adalah persepsi dari kemanfaatan (Perceived
Usefulness) yang mana menurut Wibowo (2007) juga
mendefinisikan persepsi kemanfaatan (Perceived Usefulness)
sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi
informasi dipercaya akan mendatangkan manfaat bagi orang
yang menggunakannya. Dimensi kemanfaatan teknologi
informasi meliputi :
a. Kegunaan yakni, menjadikan pekerjaan jauh lebih
mudah, bermanfaat dan menambah produktivitas.
b. Efektifitas yakni meningkatkan efektifitas dan
mengembangkan kinerja pekerjaan.
Persepsi kemanfaatan (Perseived Usefulness)
didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja
dari pekerjaannya (Jogiyanto, 2007). Berkaitan dengan
kegunaan SIASAT, respon mahasiswa dalam penggunaan
sistem akan mempertimbangkan faktor pemanfaatan, jika
dirasakan bahwa sistem tersebut memberikan manfaat bagi
mereka dan membantu menyelesaikan pekerjaannya, maka
akan mempengaruhi perilaku mereka dan mendorong
keinginan mereka untuk menggunakan sistem informasi.
Dalam kajian ini, kemanfaatan sistem merupakan penentu
yang kuat terhadap sikap penggunaan sistem informasi.
Indikator yang digunakan dalam Sistem tersebut seperti

27
efektifitas (efectifity), kemudahan (ease of use), kelengkapan
informasi (completeness), ketepatwaktuan (timeliness),
kehandalan informasi (Reliable information) dan penyajian
informasi (format)
3. Penggunaan Nyata (actual system use)
Penggunaan nyata merupakan konsep dari pengguna
(use) yang merupakan salah satu variabel dalam model
kesuksesan DeLone dan McLean yang adalah penggunaan
dari informasi yakni penggunaan keluaran dari sistem
informasi yang dihasilkan oleh pengguna, adapun beberapa
variabel yang digunakan oleh DeLone dan McLean sebagai
berikut :
a. Penggunaan waktu harian (daily use time)
b. Frekuensi pengguaan (frequency of use)
Sedangkan dalam model Davis memiliki kesamaan
variabel yakni penggunaan Nyata (actual system use)
menjelaskan kondisi nyata dari penggunaan sistem.
Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi
dan durasi waktu penggunaan teknologi (Wibowo, 2007).
Intensitas penggunaan Sistem informasi mengacu pada
seberapa sering pegguna menggunakan sistem tersebut,
dalam kaitannya dengan penelitian ini, penting untuk
membedakan apakah pemakainya termaksud keharusan
atau digunakan secara sukarela.

28
Dalam model penelitian ini menggunakan variabel
pengguna (use) diganti menggunakan variabel actual system
use dari model Davis karena diadaptasi dengan kondisi
pada SIASAT UKSW sebagai objek penelitian dengan
indikator frekuensi dan waktu penggunaan. Fokus
penelitian ini hanya kepada mahasiswa selaku pengguna
nyata dari sistem informasi, bagaimana pengaruh dan
dampak yang ditimbulkan dari penggunaan sistem secara
nyata tersebut terhadap kepuasan pengguna yang dapat
meningkatkan kinerja dari mahasiswa.
4. Kepuasan pemakai (user satisfaction)
Kepuasan pemakai merupakan respon lansung
terhadap hasil keluaran dari sistem informasi, beberapa
peneliti seperti EinDor dan Segev serta Hamilton dan
Chervany dalam Jogiyanto (2007) mengusulkan bahwa
kepuasan pemakai adalah satu-satunya faktor penentu
keberhasilan suatu sistem informasi. Selain itu pada
beberapa penelitian lain disebutkan bahwa kepuasan
pemakai berhubungan sangat erat dengan perilaku (attitude)
dari pengguna. Oleh karena itu DeLone dan McLean
menentukan variabel-variabel pegukuran seperti kepuasan
menyeluruh terhadap sistem dan perilaku pengguna
terhadap sistem informasi yang digunakan.
Jogiyanto (2007) juga menjelaskan kepuasan pemakai
(user satisfaction) sebagai respon pemakai terhadap

29
penggunaan keluaran sistem. Selain itu kepuasan
penggunaan menunjukkan seberapa jauh pemakai puas
dan percaya pada sistem informasi yang disediakan dalam
memenuhi kebutuhan mereka. Variabel ini diukur dengan
indikator seperti efisiensi (efficiency), keefektifitan
(effectiveness) dan kepuasan menyeluruh terhadap sistem
(satisfaction).

2.6. Model Penelitian


Model Penelitian ini adalah sebagai berikut :

Persepsi Kemanfaatan H3
(Perceived Usefulness)
Penggunaan nyata Kepuasan pemakai
(Actual system Use) (user satisfaction)
H1 H4
Kualitas sistem H2
(System quality)

Gambar 2.4 Model Penelitian


Adapun definisi dari masing-masing variabel tersebut
sebagai berikut :
 Kualitas sistem (system quality) berarti hardware dan
software dalam sistem informasi dan fokusnya adalah
performa dari sistem. Dalam sistem informasi akademik
seperangkat pertanyaan kualitas sistem yang dapat
diukur melalui beberapa indikator seperti Navigasi

30
(navigation), Waktu respon (response time), Keandalan
sistem (system reliability), keamanan (security) dan
Akurasi sistem (accuracy) yang diadaptasi dari Anh 2004
dalam Pratiwi 2010.
 Persepsi kemanfaatan (Perceived Usefulness)
Persepsi kemanfaatan (Perceived Usefulness) sebagai
sejauh mana mahasiswa percaya bahwa menggunakan
sistem SIASAT akan mendatangkan manfaat untuk
meningkatkan kinerja dari pekerjaannya, respon
mahasiswa dalam penggunaan sistem akan
mempertimbangkan faktor pemanfaatan, jika dirasakan
bahwa sistem tersebut memberikan manfaat bagi
mereka, maka akan mempengaruhi perilaku mereka dan
mendorong keinginan mereka untuk menggunakan
sistem informasi. Indikator yang digunakan dalam
Sistem tersebut seperti efektifitas (efectifity), kemudahan
(ease of use), kelengkapan informasi (completeness),
ketepatwaktuan (timeliness), kehandalan informasi
(Reliable information) dan penyajian informasi (format)
yang diadaptasi dari Wibowo 2007.
 Penggunaan Nyata (actual system use)
Penggunaan nyata menjelaskan bahwa seberapa sering
pengguna memakai sistem SIASAT. dalam kaitannya
dengan penelitian ini penting untuk membedakan
apakah pemakainya termaksud keharusan yang tidak

31
bisa dihindari atau sukarela. Variabel ini diukur dengan
indikator yang hanya dua item yaitu Dikonsepkan dalam
bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi
waktu penggunaan teknologi yang diadaptasi dari
Wibowo, 2007.
 Kepuasan pemakai (user satisfaction) merupakan respon
dan umpan balik yang dimunculkan oleh mahasiswa
setelah memakai sistem SIASAT atau mengukur tingkat
kepuasan mahasiswa terhadap sistem dan output yang
dihasilkan. Kepuasan penggunaan menunjukkan
seberapa jauh mahasiswa puas dan percaya pada sistem
SIASAT yang disediakan dalam memenuhi kebutuhan
akademik mereka. Variabel ini diukur dengan indikator
seperti efisiensi (efficiency), keefektifitan (effectiveness)
dan kepuasan menyeluruh terhadap sistem
(satisfaction). Yang diadaptasi dari McGill et al 2003

2.7 Pengembangan Hipotesis


2.7.1 Pengaruh Kualitas sistem terhadap Persepsi
kemanfaatan
Delone dan McLean dalam jogiyanto 2007,
menjelaskan kualitas sistem sebagai karakteristik dari
informasi yang melekat mengenai sistem itu sendiri. Suatu
sistem dikatakan dapat memenuhi karakteristik yang
diinginkan oleh pengguna ditentukan oleh kemampuan yng

32
dimiliki oleh sistem untuk dapat mengolah data menjadi
informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Dengan
adanya kualitas sistem yang baik berdampak pada tingkat
penggunaan sistem informasi, penggunaan dari sistem
tersebut dapat dikatakan bermanfaat bagi pengguna
sehingga tingginya derajat manfaat yang diperoleh
mengakibatkan pengguna akan merasa lebih puas.
Davis dalam Instianingsih et al., 2009 juga
mendefinisikan kualitas sistem sebagai kemudahan sistem
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persepsi
kemanfaatan. Kim Suh dan Lee dalam Agustiani 2010,
mengungkapkan bawah keefektifan kinerja akan
dipengaruhi oleh kapasitas pemprosesan informasi yang
diperlukan, dimana kepuasan pemakai akan meningkat
apabila terdapat keselarasan dalam pemanfaatan teknologi.
Pemanfaatan sistem menunjukkan keyakinan pengguna
pada kontribusi dari sistem sedangkan kualitas sistem
menunjukkan tingkat peforma dari sistem dimana
penggunaan sistem informasi dikatakan mudah dan tidak
memerlukan usaha keras. Bila sistem tersebut mudah
dalam penggunaan, maka akan meningkatkan kinerja
pengguna dalam penggunaan, sebaliknya jika Sistem tidak
mudah digunakan maka menurunkan pemanfaatan sistem
yang berdampak pada kinerja pengguna.

33
Berdasarkan dari uraian literatur diatas maka
dirumuskan hipotesa pertama sebagi berikut :
H1 : Kualitas Sistem pada SIASAT mempengaruhi persepsi
kemanfaatan sistem.

2.7.2 Pengaruh Kualitas sistem terhadap Penggunaan


Nyata
Model kesuksesan Delone dan McLean dalam
jogiyanto 2007, mengasumsikan bahwa kualitas dari sistem
informasi dapat mempengaruhi penggunaan dari sistem
informasi. serta Davis dalam model TAM mendefinisikan
Kualitas sistem sebagai persepsi kemudahan dalam
mempengaruhi penggunaan nyata (Surachman, 2008).
Kualitas sistem menunjukkan kualitas dari apliksai
sistem yang diterapkan sedangkan kualitas dari
pemanfaatan sistem nenunjukkan manfaat yang dihasilkan
dari aplikasi sistem informasinya, kedua kualitas tersebut
menentukan sikap dari pengguna sebagai penerima
informasi. Kerangka teoritis tersebut menjelaskan bahwa
kualitas sistem dengan pemenuhan manfaat yang baik
dapat berpengaruh terhadap tingkat penggunaan sistem
sehingga dari pernyataan ini dibuat hipotesa sebagai
berikut,
H2 : Kualitas sistem SIASAT memiliki pengaruh terhadap
penggunaan Nyata sistem.

34
2.7.3 Pengaruh Persepsi kemanfaatan terhadap
Penggunaan Nyata
Jogiyanto, 2007 menyatakan persepsi kemanfaatan
sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa
menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja
dari pekerjaannya. Sedangkan penggunaan nyata
menjelaskan kondisi nyata dari penggunaan sistem
(Wibowo, 2007).
Penelitian Davis dalam Kartika 2009, menunjukkan
bahwa persepsi kemanfaatan memiliki hubungan yang kuat
dengan pengguna sistem, pernyataan ini didukung oleh
penelitian Sun dan zhang 2006, menyebutkan persepsi
kemanfaatan dengan penggunaan nyata memperoleh hasil
yang signifikan. Serta Surachman (2008), Szajna dalam
lihawa 2012, yang mengemukakan bahwa variabel
kemanfaatan berpengaruh signifikan dalam menjelaskan
sikap terhadap penggunaan nyata sistem informasi.
Pemanfaatan sistem teknologi berpengaruh terhadap
pengguna sistem, apakah teknologi tersebut mempunyai
dampak yang baik atau buruk. Respon pengguna dalam
penggunaan sistem akan mempertimbangkan faktor
pemanfaatan, jika dirasakan bahwa sistem tersebut
memberikan manfaat bagi mereka dan membantu
menyelesaikan pekerjaannya, maka akan mempengaruhi
perilaku mereka dan mendorong keinginan mereka untuk

35
menggunakan sistem informasi. Dalam kajian ini,
kemanfaatan sistem merupakan penentu yang kuat
terhadap sikap penggunaan sistem informasi sehingga dari
pernyataan ini dibuat hipotesa sebagai berikut,
H3 : Persepsi Kemanfaatan berpengaruh terhadap
Penggunan Nyata dari sistem.

2.7.4 Pengaruh Penggunaan Nyata terhadap Kepuasan


Pengguna
Model kesuksesan Delone dan Mclean menyatakan
adanya pengaruh antara penggunaan nyata dengan
kepuasan penggunaan (jogiyanto 2007). Dalam penelitian
mereka ditemukan dampak penggunaan sistem informasi
dengan kepuasan penggunaan bersifat timbal balik
sedangkan Seddon dalam Istianingsih et al., 2009
menyatakan bahwa dampak dari penggunaan sistem
informasi yang berupa meningkatnya kinerja individu, akan
mempengaruhi tingkat kepuasan dari pengguna dan tidak
menyebutkan adanya timbal balik antara keduanya. Rai et
al., 2002 juga dalam penelitiannya menjelaskan dampak
dari sistem penggunaan sistem informasi berpengaruh
terhadap kepuasan pengguna.
Namun Livari 2005 dalam penelitiannya mengenai
keberhasilan sistem informasi yang baru diterapkan
terhadap pengguna sistem informasi yang bersifat

36
mandatory, hasilnya menyatakan bahwa penggunaan nyata
dalam memprediksi kepuasan pemakai tidak memiliki
pengaruh yang signifikan. Sehingga berdasarkan dari uraian
teoritis diatas maka dibuat hipotesa sebagi berikut :
H4 : Penggunaan nyata berpengaruh terhadap kepuasan
pengguna

37

Anda mungkin juga menyukai