Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK

ANDIKA USWATUN ALRIVAL


DWITAMA HASANAH ZAINUR R
(201913171) (201913057) (201913073)
Pengembangan
Sistem Informasi
Sejarah Pengembangan
SIM
Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan
perkembangan cara penyampaian informasi (yang
selanjutnya dikenal dengan istilah Teknologi
Informasi) sudah ada sejak zaman dahulu. Mulai dari
gambar-gambar yang tak bermakna di dinding-
dinding gua, peletakkan tonggak sejarah dalam
bentuk prasasti sampai diperkenalkannya dunia arus
informasi yang kemudian dikenal dengan nama
internet. Sistem Informasi dari setiap zaman akan
selalu mengalami perubahan dan pengembangan
sistem informasi.
Faktor Yang Mempengaruhi
Pengembangan SIM

Teknologi
Bisnis Eksternal
Eksternal

Teknologi Internal Bisnis Internal


Pendekatan Pengembangan Sistem
Informasi

1 Pendekatan Konvensional 3 Pendekatan Struktur Data

2 Pendeketan Fungsional 4 Information Enginering

5 Pendekatan Objek
Pendekatan Konvensional

 Pemahaman masalah didasarkan pada


pelaksanaan prosedur kerja.
 Pelaksanaan pengembangan diawali
dengan melihar alur dokumen dari satu
bagian organisasi ke bagian organisasi
lainnya, selanjutnya ditentukan proses–
proses pengolahan datanya.
 Secara historis digunakan untuk
mengembangkan sistem pengolahan
transaksi yang ada di sistem fisik.
Pendekatan Fungsional
 Dekomposisi permasalahan dilakukan
berdasarkan fungsi atau proses secara
hiraki, mulai dari konteks sampai
proses–proses paling kecil (top down).
 Pengembangan dilaksanakan dengan
melihat fungsi atau proses yang harus
dilaksanakan oleh sistem, data yang
menjadi masukan dan keluaran, sumber
dan tujuan data, serta
tempatpenyimpanan data.
Pendekatan Struktur Data

 Sudut pandang pengembangan adalah


struktur data dari dokumen
masukan/keluaran yang digunakan alam
sistem.
 Struktur tersebut kemudian dinyatakan
secara hirarki dengan menggunakan
konstruksisequence, selection,
dan repetition sampai terlihat proses
pembetukannya.
Information Enginering
 Sistem dibangun berdasarkan
kebutuhan informasi enterprise.
 Pelaksanaan pengembangan diawali
dengan proses perencaan strategis
informasi dan analisis wilayah bisnis.
 Cakupan pengembangan adalah seluruh
enterprise (enterprise-wide basis)
 Mengaplikasikan teknik tersturktur dan
automated tools.
Pendekatan Objek
 Sudut pandang pengembangan sistem
dilakukan berdasarkan objek-objek
yang ada dalam sistem.
 Sistem dipandang sebagai kumpulan
objek yang mempunyai atribut (data)
dan operasi (layanan) yang saling
berinteraksi satu dengan yang lain.
 Setiap objek dalam sistem dapat
menerima pewarisan (inheritance) dari
objek lainnya.
 Setiap objek dapat mempunyai
kemampuan polimorfisme.
Tahap Prngrmbangan Sistem
Tahap Perencanaan (Planning)
Dalam tahap perencanaan pengembangan sistem harus mendapatkan
perhatian yang sama besarnya dengan merencanakan proyek-proyek besar
lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan teknologi
informasi, rencana membangun gedung kantor 15 tingkat. Keuntungan-
keuntungan yang diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi
direncanakan secara matang, mencakup:
 Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit
organisasi, kegiatan ataun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam
pengembangan ini? unit mana yang tidak dilibatkan? Informasi ini
memberikan perkiraan awal besarnya sumber daya yang diperlukan.
 Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial.
Perencanaan akan menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu
kesalahan, sehingga hal-hal demikian dapat dicegah sejak awal.
Tahap Analisis (Analysis)
Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau
manajemen dan aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari
karakteristik organisasi yang bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah
ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang
paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi
manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau
memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan
implementasi.
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah
penting yang harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak
permasalahan bagi organisasi, beberapa kemungkinan skenario pemecahan
masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta potensinya, dan
pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.
Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis
atau manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem
terkait. Tim teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari
teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem basis data, jaringan
komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.
Tahap Pembangunan Fisik

Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya
paling banyak melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal
penggunaan SDM, biaya, dan waktu. Pengendalian terhadap manajemen
proyek pada tahap konstruksi harus diperketat agar penggunaan sumber
daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak
terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang diselesaikan secara
tepat waktu. Akhir dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba atas
sistem informasi yang baru dikembangkan.
 
Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk


pertama kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi.
Pemberian pelatihan harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat
sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko
kegagalan, pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa
memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan. Dengan cara ini,
seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut
dan memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang.
Tahap Pasca Implementasi

Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca implementasi adalah


bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola. Seperti halnya sumber daya
yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di kemudian
hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain,
perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem
yang rusak, merupakan contoh dari kasus-kasus yang biasanya timbul
dalam pemeliharaan sistem. Di sinilah diperlukan dokumentasi yang
memadai dan pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke
pengguna untuk menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses
pemeliharaan sistem
Thank You
Any Questions ?

Anda mungkin juga menyukai