BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2. Blok model (model block) terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan
metode matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang
tersimpan di basis data dengan cara tertentu untuk menghasilkan keluaran
yang diinginkan.
3. Blok Keluaran (output block) merupakan produk dari sistem informasi
berupa keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan
dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua
pemakai sistem
4. Blok Teknologi (technology block) merupakan alat untuk menerima input,
6
38) mengungkapkan manfaat dari pengembangan sistem bahwa dengan
dikembangkannya sistem yang baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan-
peningkatan di sistem yang baru. Peningkatan-peningkatan tersebut diantaranya:
1. Performance (kinerja), peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem
yang baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari
troughput dan response time. Troughput adalah jumlah dari pekerjaan yang
dapat dilakukan suatu saat tertentu. Response time adalah rata-rata waktu
yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu
response untuk menanggapi pekerjaan tersebut.
2. Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang
disajikan.
3. Economy (ekonomis), peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau
keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.
4. Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk
mendeteksi dan mempernbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-
kecurangan yang dan akan terjadi
5. Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi
berbeda dengan ekonomis. Bila ekonomis berhubungan dengan jumlah
sumber daya yang digunakan dengan pemborosan yang minimum. Efisiensi
dapat diukur dari output dengan inputnya.
6. Services (pelayanan), peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh
sistem.
7
8
analisis) ditransformasikan ke dalam bentuk arsitektur perangkat lunak yang
memiliki karakteristik mudah dimengerti dan tidak sulit diimplementasikan.
Proses perancangan ini biasanya dilakukan dalam dua tahap; preliminary
design dan detailed design. Tahap pertama menghasilkan rancangan yang
bersifat global, sedangkan tahap kedua akan menghasilkan rancangan detail
hingga semua modul/kelas, model/tipe data, fungsi, dan prosedurnya.
4. Pemograman pada tahap ini disebut juga implementasi perangkat
lunak/coding. Pada tahap ini dilakukan implementasi hasil rancangan ke
dalam baris-baris kode program.
5. Pengujian setelah perangkat lunak selesai diimplementasikan, pengujian
dapat segera dimulai. Pengujian terlebih dahulu dilakukan pada setiap
fungsi/prosedur yang terdapat di dalam modul. Jika setiap fungsi/prosedur
selesai diuji dan terbukti tidak bermasalah, maka modul-modulnya bisa
segera diintegerasikan sehingga membentuk suatu perangkat lunak utuh.
Kemudian dilakukan pengujian di tingkat perangkat lunak yang difokuskan
pada pemeriksaan hasil; apakah sudah sesuai dengan permintaan. Salah satu
teknik pengujian perangkat lunak yakni teknik pengujian Black Box.
Menurut Rouf (2013, hal. 3) teknik pengujian black box adalah “teknik
pengujian untuk mengetahui apakah semua fungsi perangkat lunak telah
berjalan semestinya sesuai dengan kebutuhan fungsional yang telah
didefinsikan”.
6. Pengopersian dan pemeliharaan pada tahap ini ditandai oleh penyerahan
(delivery) perangkat lunak kepada pemesannya yang kemudian
dioperasikan oleh pemiliknya. Pada masa operasional awal, perangkat lunak
mungkin saja mengalami kegagalan menjalankan beberapa fungsinya. Jika
hal ini terjadi, maka pada fase inilah pengembang memberikan dukungan
perbaikan hingga aplikasinya dapat berjalan semestinya.
Menurut Jogiyanto (2005: 41-52) tahapan kerja siklus hidup pengembangan
sistem terdiri dari “tahapan perencanaan sistem, analisis sistem, desain sistem,
seleksi sistem, implementasi sistem dan perawatan sistem”. Tahapan kerja dari
siklus hidup pengembangan sistem terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama yakni
9
awal proyek sistem dengan tahapan kerja kebijakan dan perencanaan sistem.
Selanjutnya adalah bagian pengembangan sistem dengan tahapan kerja analisis
sistem, desain (perancangan) sistem secara umum, desain (perancangan) sistem
secara
terinci, seleksi sistem dan implementasi (penerapan) sistem. Penjelasan lebih
rinci mengenai siklus hidup pengembangan sistem dapat dilihat pada Gambar 2.2
berikut.
10
rangkaian atau kerangka kerja yang menyeluruh. Perencanaan sistem ini
menyangkut estimasi dari kebutuhan fisik, tenaga kerja, dan dana yang
dibutuhkan untuk mendukung pengembangan sistem serta untuk mendukung
operasinya setelah diterapkan. Bagian ini melibatkan para manajer atau para
11
2) Mengimplementasikan sistem yang baru.
3) Menjamin bahwa sistem yang baru dapat berjalan secara
optimal.
3. Manajemen Sistem
Tahap ini adalah tahap akhir dalam daur hidup sistem informasi. Pada tahapan
ini, sistem dioperasikan dan dikelola. Namun apabila terjadi permasalahan-
permasalahan kritis yang sekiranya tidak dapat diatasi pada tahap pemeliharaan
sistem, maka perlu dibangun kembali suatu sistem informasi yang baru untuk
mengatasinya dan proses ini kembali lagi ke tahapan yang paling awal.
12
Dari pernyataan tentang manajemen dan aset tersebut, maka kita dapat
menarik suatu kesimpulan bahwa manajemen aset adalah manajemen aset
merupakan suatu langkah pengelolaan aset yang bertujuan untuk dapat
mengoptimasi
penggunaan dan pemanfaatan aset, mengidentifikasi risiko,
mengantisipasi potensi risiko yang muncul, serta mengusahakan bagaimana suatu
aset memberikan benefit bagi individu / organisasi hingga saat umur teknik aset
tersebut habis sesuai dengan prinsip - prinsip manajemen agar tujuan pengadaan
aset dapat terwujud secara efektif dan efisien.
2.2.1. Jenis Aset Tetap
Menurut pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) aset yaitu
sumber daya ekonomi yang dikuasai atau dimiliki oleh pemerintah dan memiliki
manfaat ekonomi atau manfaat sosial. Menurut Siregar (2004) aset yaitu sesuatu
barang yang mempunyai nilai ekonomi atau nilai tukar yang dimiliki oleh individu,
organisasi atau instansi. Dari pengertian menurut SAP dan Siregar, dapat
disimpulkan bahwa aset adalah barang atau sesuatu barang yang memiliki nilai
ekonomi dan nilai tukar yang dimiliki oleh individu, organisasi atau instansi, untuk
mendapat manfaat ekonomi atau manfaat sosial. Berdasarkan sudut pandang
akuntansi, aset adalah kekayaan yang terdiri dari aset lancar, aset tetap (aset jangka
panjang), dan kekayaan tidak berwujud. Menurut Peraturan Menteri BUMN Nomor
13 tahun 2014, aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki atau dikuasai BUMN
untuk dipakai dalam operasional BUMN dan memiliki umur efektif lebih dari dua
belas bulan.
1) Tanah/Lahan
Tanah dikelompokkan sebagai aset tetap. Fungsi tanah adalah untuk
menunjang kegiatan operasional. Tanah dibagi menjadi dua, yaitu tanah
untuk banguanan dan tanah bukan untuk bangunan. Tanah bukan untuk
bangunan digunakan sebagai jalan, irigasi, jaringan, hutan, pertanian, dan
13
lainnya. Hak atas tanah terdiri dari hak milik, hak pakai, hak guna usaha dan
hak duna bangun.
2) Gedung atau Bangunan
Jenis-jenis gedung atau bangunan yaitu, gedung perkantoran, bangunan
ibadah, rumah dinas, heritage, menara, museum, gudang dan lain-lain. bukti
kepemilikan atas gedung yaitu berupa akta jualbeli atau surat keterangan
serah terima gedung.
3) Peralatan dan Mesin
Jenis-jenis aset yang termasuk kedalam peralatan dan mesin yaitu mesin
pertanian, alat angkut, kendaraan, alat elektronik dan lain-lain. Umur
ekonomis peralatan dan mesin diatas satu tahun dan memiliki nilai yang
cukup tinggi. Cara perolehan dilakukan dengan beberapa cara yaitu tukar-
menukar, hibah, jual beli, perakitan, atau pembangunan.
2.3. Sistem Informasi Manajemen Aset
Pengertian sistem informasi manajemen aset (SIMA) menurut Sugiama (2013:
185) sebagai berikut: “SIMA adalah sekumpulan atau serangkaian sub-sistem
informasi yang dikoordinasikan secara sistematis dan rasional untuk
mentransformasikan data menjadi informasi mengenai aset, sehingga dapat berguna
bagi pengambilan keputusan dalam pengelolaan aset di sebuah organisasi”.
Sedangkan menurut John Mitchell (2000), sistem informasi manajemen aset
merupakan sistem informasi berbasis intranet yang bertujuan untuk mengelola aset
disuatu perusahaan atau lembaga dan organisasi. Dengan sistem informasi ini,
perusahaan akan lebih mudah dalam mencapai tujuan dan fungsi perusahaan dalam
pengelolaan aset. Sistem informasi manajemen aset yang berbasis intranet akan
memungkinkan perusahaan dalam pengecekan dan pengawasan secara langsung
melalui jaringan komputer mulai dari jabatan teratas perusahaan hingga yang
terbawah sekalipun.
Siregar (2004, hal. 518) berpendapat bahwa manajemen aset merupakan
hubungan yang terintegrasi antara lima tahapan kerja yaitu:
1. Inventarisasi aset meliputi dua aspek yaitu inventarisasi fisik terdiri atas
bentuk, luas, lokasi, volume/jumlah, jenis, alamat, dan lain-lain serta
14
yuridis/legal terdiri atas status penguasaan, masalah legal yang dimiliki,
batas akhir penguasaan, dll. Proses kerja yang dilakukan adalah pendataan,
kodefikasi/labeling, pengelompokan dan pembukuan/administrasi sesuai
dengan tujuan manajemen aset.
2. Legal audit merupakan suatu lingkup kerja manajemen aset yang berupa
inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur penguasaan atau
pengalihan aset, identifikasi dan memecahkan berbagai permasalahan legal.
3. Penilaian aset merupakan satu proses kerja menilai aset yang dikuasai oleh
konsultan penilaian yang independen. Hasil dari penilaian tersebut dapat
dimanfaatkan untuk mengetahui nilai kekayaan maupun informasi untuk
penetapan harga bagi aset yang ingin dijual.
4. Optimalisasi aset merupakan proses kerja dalam manajemen aset yang
bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume,
legal dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut.
Penjelasan lebih rinci mengenai tahapan kerja manajemen aset dapat dilihat
pada Gambar 2.4 berikut.
15
2.4. Pengembangan Rancangan Sistem
Menurut Jogiyanto (2005) pengembangan sistem yaitu menyusun sistem yang
baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki
sistem
yang digunakan. Menurut Fatta (2007) perancangan sistem adalah sebuah
pemakai sistem secara logika.
2. Memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap
kepada pemrogram komputer dan ahli-ahli teknik lain.
16
Pengelolahan data sistem informasi membutuhkan model sistem yang
mendefinisikan urutan kegiatan untuk menghasilkan output.
Logical model digambarkan dengan menggunakan diagram arus data atau data
flow diagram yang sering disebut DFD yang dilengkapi dengan kamus data. Setiap
kamus menerangkan secara rinci data yang mengalir dalam diagram arus data.
Physical system menunjukan bagaimana sistem ini secara fisik diterapkan, logical
model
menunjukan bagaimana secara logika fungsi-fungsi sistem informasi
bekerja.
17
2. Antarmuka pengguna menampilkan apa yang dimengerti oleh pengguna
atau visualisasi dari sistem sekarang.
2.5 Alat Bantu Perancangan Sistem
Melakukan perancangan sistem diperlukan beberapa alat seperti Data Flow
Diagram (DFD) dan Entity Relationship Diagram (ERD). Alat tersebut memiliki
kegunaan yang berbeda. DFD berfungsi untuk menggambarkan antara proses bisnis
dan data. Fokus utama DFD bukan terletak pada data, DFD berfokus pada proses
atau aktivitas yang dilakukan sistem. ERD berfungsi untuk menggambarkan model
data berupa orang, tempat atau hal-hal mengenai data yang akan di rekam dan
menggambarkan hubungan diantara data-data yang direkam. Kedua alat tersebut
memiliki elemen masing-masing.
18
Menurut Sutabri (2004: 137-139) teknik membuat Data Flow Diagram (DFD) yang
digunakan adalah sebagai berikut:
a. Mulai dari yang umum atau tingkatan yang lebih tinggi , kemudian diuraikan
atau dijelaskan sampai yang lebih detail atau tingkatan yang lebih rendah, yang
dikenal dengan istilah “Analisis Atas Bawah”.
b. Jabarkan proses yang terjadi di dalam data flow diagram serinci mungkin
19
Terdapat tiga elemen dasar dalam bahasa pemodelan data (entitas, atribut, dan
hubungan), masing-masing diwakili oleh simbol grafis yang berbeda, diantaranya:
1) Entitas adalah blok bangunan dasar untuk model data, dapat berupa tampat,
orang, acara, atau hal tentang pengumpulan data. Bentuk entitas yaitu
persegi panjang. Entitas diberi nama kata benda dengan huruf kapital.
20
2) Atribut adalah beberapa jenis informasi yang ditangkap tentang suatu
entitas. Misalnya, nama belakang, alamat rumah, dan alamat e-mail semua
atribut pelanggan.
3) Hubungan adalah asosiasi antar entitas, dan ditunjukkan oleh jalur yang
21
1) One to many (I-M)
One to many merupakan relasi satu ke banyak, sebuah record dalam tabel
A dapat memiliki banyak record yang bersesuaian dengan tabel B. Tetapi
sebuah record dalam tabel B hanya memiliki sebuah record yang
bersesuaian dalam tabel A. Begitu pula sebaliknya pada relasi banyak ke
satu. Berikut contohnya pada gambar 2.9.
22
3) Many to many (M-M)
Sebuah record dalam tabel A dapat memiliki banyak record yang
bersesuaian dalam tabel B, dan sebuah record dalam tabel B dapat memiliki
banyak record yang bersesuaian dalam tabel A. Jenis relasi ini hanya
dimungkinkan jika kita mendefinisikan tabel baru sebagai perantara. Relasi
banyak ke banyak sebenarnya merupakan dua buah relasi satu ke banyak
terhadap tabel perantara. Berikut contohnya pada gambar 2.11.
Sumber: Olah gambar, 2018
Gambar 2. 11 Many to Many
ERD juga menggunakan simbol khusus untuk mengilustrasikan elemen-elemen
agar adanya relasi antara entity dengan entity lain. Berikut simbol-simbol yang
digunakan ERD dapat di lihat di gambar 2.12.
23
2.5.3 Perangkat Lunak Pendukung
Beberapa perangkat lunak yang dibutuhkan untuk membangun sebuah sistem
informasi yaitu PHP, Database MySQL, XAMPP, dan Dreamweaver.
1) PHP
Menurut Swastika (2006) PHP (Hypertext Preprocessor) merupakan
bahasa berbentuk skrip yang ditempatkan dalam server dan diproses di
server. Hasilnya akan dikirimkan ke client, tempat pemakai menggunakan
browser. PHP dikenal sebagai sebuah bahasa scripting, yang menyatu
dengan tag-tag HTML, dieksekusi di server, dan digunakan untuk membuat
halaman web yang dinamis.
2) Database MySQL
Menurut Sutabri (2011), database adalah suatu kumpulan data
terhubung (interrelated data) yang disimpan secara bersama-sama pada
suatu media, tanpa mengatap satu sama lain tidak perlu suatu kerangkapan
data (controlled redundancy) dengan cara tertentu sehingga mudah
digunakan atau ditampilkan kembali, dapat digunakan oleh satu atau lebih
program aplikasi secara optimal, data disimpan tanpa mengalami
ketergantungan pada program yang akan menggunkannya, data disimpan
sedemikian rupa sehingga penambahan, pengambilan, dan modifikasi dapat
dilakukan dengan mudah dan terkontrol. MySQL adalah sebuah perangkat
lunak pembuat database yang bersifat terbuka atau open source dan berjalan
disemua platform baik Linux maupun Windows, MySQL merupakan
program pengakses database yang bersifat network sehingga dapat
digunakan untuk aplikasi multi user (pengguna banyak).
3) XAMPP
Menurut Wicaksono (2008:7) menjelaskan bahwa “XAMPP adalah
sebuah software yang berfungsi untuk menjalankan website berbasis PHP
dan menggunakan pengolah data MYSQL di komputer lokal”. XAMPP
berperan sebagai server web pada komputer lokal. XAMPP juga dapat
24
disebut sebuah Cpanel server virtual, yang dapat membantu melakukan
preview sehingga dapat dimodifikasi website tanpa harus online atau
terakses dengan internet.
2.6 Kerangka Berpikir
Dalam penatausahaan aset tetap yang dikelola oleh PT Pos Indonesia
(Persero), dibutuhkan sebuah sistem informasi yang mampu memudahkan
pekerjaan dalam proses pengumpulan data aset sampai ke pelaporan dari tiap aset
tetap tersebut. Maka digunakanlah sebuah sistem yang bernama Sistem Informasi
Manajemen Aset. Namun SIMA tersebut hanya berfungsi untuk memcatat saja dan
tidak bisa memonitor atau memantau penilain, pemeliharaan dan penghapusan aset
tetap yang dikelola PT Pos Indonesia (Persero). Akibat dari hal tersebut muncul
sebuah permasalahan yakni tidak tersedianya informasi yang lengkap untuk
menunjang kegiatan pengelolaan aset tetap, serta tidak tersedianya informasi
lengkap mengenai nilai suatu aset tetap, kondisi terkini aset tetap, dan proses suatu
penghapusan aset tetap. Oleh karena itu perlu adanya sebuah pengembangan sebuah
sistem informasi manajemen aset tetap untuk mengatasi hal tersebut. Berikut ini
rangkaian langkah-langkah dalam kerangka berpikir Pengembangan Sistem
Informasi Manajemen Aset Tetap pada PT Pos Indonesia (Persero). Untuk lebih
jelasnya mengenai kerangka berpikir perancangan sistem informasi manajemen
aset berbasis web dapat dilihat pada Gambar 2.13 berikut ini.
25
26