I. Pendahuluan
A. Defenisi Statistika
a) Asal kata, bahasa latin : “status” yang artinya adalah suatu Negara dalam arti
kesatuan politik.
b) Kamus bahasa Indonesia : [n] (1) catatan angka-angka (bilangan); perangkaan;
(2) data yg berupa angka yg dikumpulkan, ditabulasi, digolong-golongkan
sehingga dapat memberi informasi yg berarti mengenai suatu masalah atau
gejala
c) Statistika secara modern dapat di definisikan sebagai suatu metode yang
digunakan dalam pengumpulan dan analisa data yang berupa angka sehingga
dapat diperoleh informasi yang berguna.
d) Statistika : ilmunya
Statistik : nilai/besaran
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = populasi
e = persentase kelonggaran ketidakterikatan karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih diinginkan.
Contoh:
Populasi responden adalah seluruh pegawai bank artha prima media Yogyakarta
berjumlah 100 orang maka sampel yang kita ambil sebagai penelaian jika
menggunakan rumus slovin dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat error 5%
adalah
100
n = 1+(100 x 0,052 )
= 80 orang
Jadi sampel penelitian untuk populasi 100 orang dan tingkat kepercayaan 95% adalah
80 orang.
III. DATA
Data merupakan keterangan yang bisa memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau suatu
persoalan.
Syarat data:
- Data harus obyektif, maksudnya sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
- Data harus bisa mewakili (representative)
- Variasinya kecil
- Tepat waktu dan atau up to date
- Harus relevan untuk menjawab suatu persoalan yang sedang menjadi pokok pembahasan.
A. JENIS DATA
a. Menurut sifatnya
Kualitatif
Data yang bersifat menggolongkan saja.
Secara sederhana dapat disebut data hasil kategori (pemberian kode).
Mempunyai ciri tidak dapat dilakukan operasi matematika, seperti penambahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian.
Contoh : jenis kelamin, jenis pekerjaan, jenis hewan.
Kuantitatif
Data yang berbentuk angka.
Data yang berupa angka dalam arti sebenarnya, jadi berbagai operasi matematika
dapat dilakukan pada data kuantitatif.
Contoh: jumlah mahasiswa per kelas.
b. Menurut sumbernya
Internal: Data yang menggambarkan keadaan dalam organisasi/perusahaan.
External: Data yang memnggambarkan tentang keadaan diluar organisasi.
c. Menurut cara memperolehnya
Primer
Data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti langsung dari responden.
Sekunder
Data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi yaitu diolah dan disajikan oleh pihak
lain.
d. Menurut waktu pengumpulan
Cross section
Data yang dikumpulkan pada waktu tertentu saja.
Contoh: jumlah mahasiswa tahun 2016
Time series
Data yang dikumpulkan dari beberapa tahapan waktu (kronologis).
Contoh: data mahasiswa baru kampus USN dari tahun 2005-2010.
Metode pengumpulan data menunjukkan cara-cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh
data yang dibutuhkan.
C. SKALA PENGUKURAN
Skala pengukuran akan mempengaruhi metode statistika yang digunakan.
a. Nominal
Skala pengukuran yang paling sederhana.
Data dalam bentuk kategori, tetapi tidak mempunyai tingkatan, semua data kategori
dianggap setara.
b. Ordinal
Data dalam bentuk kategori, namun memiliki tingkatan.
c. Interval atau Selang
- Levelnya lebih tinggi dari data nominal dan ordinal.
- Data memiliki tingkatan
- Tingkatannya dapat di urutkan
- Benar-benar dalam bentu angka (dalam arti sebenarnya/bukan kategori)
- Biasanya mempunyai satuan ukuran
d. Nisbah atau Rasio
- levelnya paling tinggi
- mempumyai semua sifat ketiga skala pengukuran sebelumnya.
- Benar-benar dalam bentuk angka (dalam arti sebenarnya/bukan kategori)
- Memberikan keterangan tentang nilai absolut dari obyek yang diukur.
Skala pengukuran Nominal dan ordinal seringkali disebut sebagai skala pengukuran
Kualitatif.
Skala pengukuran Interval dan Rasio seing dinamakan sebagai skala pengukuran Kuantitatif.
Skala pengukuran yang lebih tinggi dapat diubah ke skala pengukuran yang lebih rendah,
tetapi hal sebaliknya tidak dapat dilakukan.
Variabel yang terlanjur diukur dengan skala nominal tidak dapat ditingkatkan lagi
pengukurannya ke skala pengukuran ordinal, interval atau rasio. Sebaliknya bila suatu variable
terlanjur diukur dala skala rasio, maka hasil pengukurannya dapat diubah ke skala interval,
ordinal maupun nominal.
Informasi yang diperoleh lebih banyak bila menggunakan skala pengukuran yang lebih tinggi,
juga dapat di ubah ke skala pengukuran yang lebih rendah, sehingga sebaiknya dalam
melakukan pengukuran variabel diupayakan untuk diukur dalam skala pengukuran yang
setinggi mungkin.
Interval Rasio
Tingkat
Nama Jenis Kelamin Suhu badan Tinggi Badan
Pendidikan
Ibu 1 3 35 160
Bapak 2 4 36 170
Anak 1 2 37 150
Cucu 2 1 38 140
1 = Wanita 1 = SD
Nominal 2 = Pria Ordinal 2 = SMP
3 = SMA
4 = PT
Contoh tabel
Tabel Data Mahasiswa Teknik Pertambangan
No Angkatan Jumlah Mahasiswa
1 2005 45
2 2006 46
3 2007 52
4 2008 64
5 2009 15
6 2010 20
7 2011 71
8 2012 137
9 2013 149
10 2014 114
11 2015 153
12 2016 63
B. GRAFIK
Grafik merupakan gambar-gambar yang menunjukkan data secara visual yang biasanya
dibuat berdasarkan nilai pengamatan aslinya ataupun dari tabel-tabel yang dibuat
sebelumnya.
Pepatah lama mengatakan “satu gambar sama nilainya dengan seribu kata”, makna dari
pepatah tersebut adalah penyajian data dalam bentuk gambar dapat memberikan lebih
banyak informasi.
Contoh Grafik
V. KLASIFIKASI STATISTIKA
1. STATISTIKA DESKRIPTIF
Merupakan bagian statistika yang membicarakan cara-cara pengumpulan data dan
menyederhanakan angka-angka pengamatan yang diperoleh (mengumpulkan, meringkas
dan menyajikan data), serta melakukan pengukuran pemusatan dan penyebaran.
Sebagai contoh, bila kita ingin mengetahui gambaran rata-rata pendapatan penduduk kota
kolaka, tanpa membuat generalisasi pada daerah yang lebih luas, maka aktivitas ini
berkenaan dengan problem statistika deskriptif.
Selain itu, penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, distribusi frekuensi, menemukan
nilai pemusatan dan nilai penyebaran juga termasuk aktivitas yang dijumpai dalam
statistika deskriptif.
2. STATISTIKA INFERENSIA
Merupakan bagian statistika yang membicarakan cara-cara menganalisa data serta
mengambil kesimpulan (yang pada dasarnya berkaitan dengan dua masalah utama yaitu
estimasi parameter populasi dan pengujian hipotesis).
Walaupun dengan menggunakan statistika inferensia kita bisa menarik kesimpulan, perlu
di ingat bahwa pada dasarnya dengan menggunakan statistika inferensia kita tidak
membuktikan sesuatu.
Meskipun demikian dengan penggunaan metode ini dapat diketahui besarnya peluang
untuk memperoleh kesimpulan yang sama bila penelitian tersebut diulang.
Selain itu penggunaan metode yang tepat memungkinkan kita untuk mengukur besarnya
galat (error) dalam menarik kesimpulan atau memberikan taraf kepercayaan tertentu
terhadap suatu pernyataan.
Berdasarkan metode yang digunakan, statistika inferensia dapat dibedakan menjadi
statistika parametric dan statistika nonparametrik.
A. STATISTIKA PARAMETRIK
Adalah bagian dari statistika inferensia yang mempertimbangkan nilai dari satu atau
lebih parameter populasi dan sehubungan dengan kebutuhan inferensianya, pada
umumnya statistika parametric membutuhkan data yang skala pengukuran minimalnya
adalah interval (selang). Selain itu penurunan dari prosedur dan penetapan teorinya
berpijak pada asumsi spesifik mengenai bentuk distribusi populasi yang biasanya
diasumsikan normal.
B. STATISTIKA NONPARAMETRIK
Statistika non parametric merupakan bagian dari statistika inferensia yang tidak
memperhatikan nilai dari satu atau lebih parameter populasi.
Pada umumnya validitas pada statistika nonparametric tidak bergantung pada model
peluang yang spesifik dari populasi.
Statistika nonparametric menyediakan metode statistika untuk menganalisa data yang
distribusinya tidak dapat diasumsikan normal.
Dalam statistika nonparametric, data yang dibutuhkan lebih banyak berskala ukur
nominal atau ordinal.