Anda di halaman 1dari 43

POPULASI DAN SAMPEL

SUWANTO, M.Si
Populasi Target

Unit dimana suatu hasil penelitian


akan diterapkan (digeneralisir)
Idealnya penelitian dilakukan pada populasi, karena

Dapat melihat gambaran seluruh populasai sabagai unit dimana hasil


penelitian akan diterapkan

Peneliti dibatasi oleh beberapa karekteristik


Populasi terjangkau
Demografi

Ketersediaan dana

Ketersediaan SDM Merupakan bagian dari populasi target,


dimana peneliti mampu menjangkaunya
Populasi terjangkau

Harus merepresentasikan kondisi


populasi target yang lebih luas baik
karekteristik maupun kondisi lainnya
Populasi orang tua yang memiliki anak tuna grahita di
Contoh Indonesia sebagai populasi target

Memiliki keterbatasan secara demografi dalam


menjangkau populasi ini

Orang tua yang memiliki anak tuna grahita


di Kalimantan Barat
Sampel penelitian

Sekelompok individu yang merupakan bagian dari populasi


terjangkau dimana peneliti langsung mengumpulkan data atau
melakukan pengamatan/pengukuran pada unit ini

Pada dasarnya penelitian dilakukan pada


sampel yang terpilih dari populasi terjangkau
Penggunaan sampel dalam penelitian lebih menguntungkan karena,

Lebih murah Lebih mudah Lebih cepat

Mewakili Lebih spesifik


Lebih akurat
populasi
Lebih murah

Penelitian pada sejumlah sampel yang merupakan bagian dari populasi


lebih murah jika dibandingkan meneliti pada seluruh anggota populasi
Lebih mudah

Jumlah sampel yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah populasi


akan memudahkan peneliti dalam melaksanakan seluruh kegiatan
penelitian
Waktu pengumpulan data akan lebih cepat dengan
Lebih cepat jumlah sampel yang lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah populasi

Pengambilan data pada subyek penelitian yang sedikit


Lebih akurat akan menghasilkan pengukuran/penilaian yang lebih
teliti dibandingkan dengan menggunakan populasi yang
jauh lebih besar
Mewakili Sampel yang baik adalah sampel yang dapat
populasi mewakili populasinya (representatif untuk
populasinya)

Menggunakan sampel dalam penelitian akan


Lebih mempermudah peneliti mendapatkan subyek
spesifik penelitian yang homogen dibandingkan populasi
yang bersifat heterogen

Sampel homogen diperlukan saat peneliti


mengendalikan berbagai variabel perancu
Kesalahan dalam menentukan jumlah sampel dan metode
sampling menyebabkan hasil penelitian bias dan tidak
merepresentasikan keadaan sebenarnya di populasi

Kesalahan dalam pengambilan sampel dari populasi


terjangkau dapat mengurangi validitas eksterna 1
Jenis kriteria sampel

Kriteria inklusi

Kriteria eksklusi
Kriteria Kriteria yang harus dimiliki oleh individu dalam populasi
inklusi untuk dapat dijadikan sampel dalam penelitian

Kriteria Kriteria yang tidak boleh ada atau tidak boleh dimiliki
eksklusi oleh sampel yang akan digunakan untuk penelitian
Tentukan kriterian inklusi
dan eksklusi ?.....

“Pengaruh sinar ultraviolet sebagai terapi komplementer


terhadap penyembuhan luka dekubitus (pressure ulcer) pada
pasien spinal cord injury”
Bagian dari sampel yang mengikuti penelitian sampai
Subyek
selesai yaitu jumlah total sampel dikurangi dengan
penelitian
jumlah sampel yang drop out

Sampel yang baik adalah sampel yang


dapat mewakili sebanyak mungkin
karekteristik populasi
Kemampuan peneliti dalam memilih dan
menyeleksi sampel sangat menentukan validitas
eksternal suatu penelitian

Kesalahan dalam penentuan sampel menyebabkan


rendahnya validitas eksternal penelitian tersebut,
sehingga sulit diterapkan pada populasi
Untuk dapat mewakili sebanyak mungkin
karekteristik populasi, maka sampel yang
baik memenuhi syarat;

1 Akurasi

2 Presisi
Tingkat ketepatan atau keakuratan dalam
Akurasi
penentuan sampel

Semakin akurat penentuan sampel maka bias dalam


penentuan sampel akan berkurang

Bias dalam penentuan sampel merujuk kondisi


sebenarnya pada populasi target
Kesalahan dalam penentuan sampel dapat menyebabkan
kesalahan dalam interpretasi

“Hubungan Pengetahuan dan Sikap


Contoh
Perawat Terhadap Perilaku Pencegahan
Penularan HIV/AIDS di Rumah Sakit X”

Populasi terjangkau Seluruh perawat yang bekerja di RS X


Sampel yang diambil

Perawat dengan tingkat pendidikan S1 keperawatan


dengan masa kerja lebih 5 tahun

Kesimpulan
Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku perawat dalam
pencegahan penularan HIV/AIDS di rumah sakit dalam kategori
baik dan berhubungan secara signifikan.

Kesalahan interpretasi
Presisi Tingkat presisi berhubungan dengan sejauh mana data yang
dihasilkan oleh sampel terpilih menyamai data pada populasi.

Semakin dekat data hasil pengukuran/penilaian yang diperoleh dari


sampel dengan data sebenarnya pada populasi yang diwakilinya,

Maka semakin besar tingkat presisi dan semakin baik


suatu metode penentuan sampel yang digunakan
Contoh penelitian

“Hubungan antara pengetahuan perawat tentang hak dan


kewajibannya dengan Kinerja perawat dalam melaksanakan
asuhan keperawatan di Rumah Sakit A”

Semakin kecil tingkat perbedaan di antara rata-rata sampel dengan rata-rata


populasi, maka semakin tinggi tingkat presisi sampel tersebut
Metode sampling

Digunakan agar hasil penelitian yang dilakukan pada sampel


dapat mewakili populasinya

Sangat ditentukan oleh jenis penelitian, desain penelitian


dan kondisi populasi target dimana sampel berada
Metode sampling
Sampel random

Probability sampling
Sampel non
random
Non probability sampling
Probability sampling

pengambilan sampel yang memberikan kesempatan/peluang yang


sama kepada setiap individu dalam populasi tersebut untuk
menjadi sampel penelitian

Simple random
sampling Stratified random
sampling
Sistematik random
sampling
Simple random sampling

Metode pengambilan sampel secara acak sederhana dengan


asumsi bahwa karekteristik tertentu yang dimiliki oleh
populasi tidak dipertimbangkan dalam penelitian
Langkah-langkah simple random
sampling

Susun kerangka sampling dengan cara mendata dan


mencatat secara berurutan anggota populasi terjangkau

Hitung dan tetapkan jumlah sampel yang akan diambil


menggunakan perhitungan statistik yang sesuai

Tentukan alat yang akan digunakan untuk


memilih sampel

Lakukan pemilihan sampel sampai jumlah yang


diinginkan terpenuhi
Sistematik random sampling

Metode ini dilakukan untuk memilih sampel dari populasinya


secara sistematis

Tujuan sama dengan simple random sampling, hanya


prosedur pemilihan sampel yang berbeda
Langkah-langkah sistematik
random sampling
Susun kerangka sampling

Hitung jumlah sampel yang diinginkan

Tentukan kelas interval (k) dengan cara membagi jumlah


populasi dengan jumlah sampel yang diinginkan

Tentukan nomor pertama (m) dari kelas interval pertama populasi


yang akan dijadikan sebagai sampel, secara random

Urutkan sampel berikutnya ditentukan dengan menjumlahkan nilai K


dengan M sampai memenuhi jumlah sampel yang diinginkan
Dari 1000 anggota populasi akan diambil
sebanyak 50 sampel

Untuk menentukan kelipatan sampel yang akan diambil (kelas


interval) dilakukan dengan membagi jumlah populasi dengan jumlah
sampel yang diinginkan yaitu 1000:50 = 20

Yang artinya sampel diambil pada setiap kelipatan 20 atau


setiap 20 anggota populasi diambil 1 sampel
Stratified random sampling

Peneliti mempertimbangkan stratifikasi atau strata yang


terdapat dalam populasi sehingga setiap strata terwakili dalam
penentuan sampel

Contoh

“Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja


perawat di rumah sakit X”
Langkah-langkah stratified
random sampling

Susun kerangka sampling dengan cara mendata dan


membuat daftar urutan seluruh perawat di rumah sakit x

Bagi kerangka sampel berdasarkan strata yang dikehendaki dengan


cara membuat daftar urutan perawat untuk setiap strata

Hitung dan tetapkan jumlah sampel yang akan diambil pada


setiap strata

Lakukan pemilihan sampel secara random dari setiap strata sampai


jumlah yang diinginkan terpenuhi
Stratified random sampling

Peneliti mempertimbangkan stratifikasi atau strata yang


terdapat dalam populasi sehingga setiap strata terwakili dalam
penentuan sampel

Contoh

“Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja


perawat di rumah sakit X”
Cluster sampling

Pemilihan secara random dilakukan pada


setiap cluster yang ada.

Contoh

Penelitian pada responden balita di suatu kecamatan


yang memiliki 50 RW
Langkah-langkah cluster
sampling

Susun sample frame berdasarkan cluster dengan cara


mengurutkan cluster yang ada

Tentukan jumlah cluster yang akan diambil sebagai sampel

Pilih cluster yang akan dijadikan sampel dengan metode


random

Lakukan penelitian pada setiap sampel yang terdapat dalam cluster


terpilih
Non probability sampling

Pemilihan sampel secara non probability adalah pemilihan


sampel yang tidak dilakukan secara acak

Non probability sampling menghasilkan peluang yang tidak sama


pada individu dalam populasi untuk terpilih menjadi sampel
Non probability sampling

Consecutive sampling

Convinience sampling

Purposive sampling
Consecutive sampling

Suatu metode pemilihan sampel yang dilakukan dengan memilih semua


individu yang ditemui dan memenuhi kriteria pemilihan, sampai jumlah
sampel yang diinginkan terpenuhi

“Efektivitas perawatan luka menggunakan madu asli terhadap


penyembuhan ulkus diabetikum pada pasien diabetes mellitus tipe II”
Convinience sampling

Pemilihan sampel dengan pertimbangan kemudahan


peneliti dalam memilih sampel

Pada metode ini sampel diambil sesuai dengan keinginan


peneliti tanpa sistematika tertentu

Seseorang dapat diambil sebagai sampel karena kebetulan


ditemukan atau dikenal oleh peneliti
Purposive sampling

Suatu metode pemilihan sampel yang dilakukan berdasarkan


maksud atau tujuan tertentu yang ditentukan oleh peneliti

Seseorang dapat dijadikan sebagai sampel karena peneliti


menganggap bahwa orang tersebut memiliki informasi yang
diperlukan untuk penelitiannya
Contoh

“Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan


keperawatan di suatu rumah sakit”

Anda mungkin juga menyukai