Anda di halaman 1dari 37

DIBALIK SWASEMBADA PANGAN ‘84

• Tahun 1969, Indonesia menjadi importir


beras terbesar di dunia dan di tahun 1984,
Indonesia berhasil swasembada pangan.
• Keberhasilan swasembada pangan berkat
Revolusi hijau yang diterapkan pemerintah.
• Program Panca Usaha Tani melalui :
1. Intensifikasi Pertanian.
Melalui rekayasa varietas unggul,
peningkatan teknologi pertanian (traktor),
pupuk, pestisida dan akses pemodalan
melalui yang ditopang oleh Bimas, Insus,
Supra Insus dan adanya tenaga PPL.
2. Ekstensifikasi Pertanian.
Perluasan lahan sawah, di Jawa maupun
luar Jawa (melalui program transmigrasi).1
DAMPAK REVOLUSI HIJAU
1. Politik Pangan yang dikembangkan, merugikan petani.
a) Petani Indonesia dibuat menjadi sangat tergantung pada
penggunaan bibit unggul, pupuk dan pestisida yang boros
energi dan merusak lingkungan.
Sejak tahun 1969, petani disodori “teknologi pertanian ajaib” dengan
subsidi pemerintah melalui dana hutang dari lembaga keuangan
multilateral dan bilateral seperti World Bank dan UNDP (Bank
Pembangunan Asia). Ketika subsidi dihapuskan tahun 1997, petani
harus membayar mahal biaya tersebut untuk membeli bibit, pupuk
dan pestisida tersebut. Petani terperangkap dan kehilangan
kreatifitasnya dalam mencari pemecahan masalah usaha taninya
melalui sumber daya lokal yang ada.

2
DAMPAK REVOLUSI HIJAU
1. Politik Pangan yang dikembangkan, merugikan petani.
b) Petani Indonesia menjadi korban pasar.
– Adanya kawasan monokultur mengakibatkan musim
panen suatu komoditas terjadi secara bersamaan.
Sehingga produksi melimpah melebihi permintaan pasar
dan harga jual menjadi sangat rendah di musim panen.
Hasil panen dari benih varietas unggul tidak didesign
untuk tahan disimpan lama akibatnya hasil panen cepat
membusuk dan kualitasnya menurun jika tidak segera di
jual atau disimpan di tempat yang terkontrol baik.

3
DAMPAK REVOLUSI HIJAU
1. Politik Pangan yang dikembangkan, merugikan petani.
b) Petani Indonesia menjadi korban pasar.
– Adanya permainan harga
Naiknya harga berbagai bahan pangan pada
kenyataannya, relatif tidak membawa keuntungan bagi
petani. Kenaikan harga tersebut lebih banyak dinikmati
oleh kaum pedagang. Studi Kasus di Boyolali Jawa
Tengah menunjukkan bahwa pihak yang paling banyak
menikmati keuntungan dalam rantai perdagangan beras
adalah pengusaha penggilingan (huller), pedagang besar
dan pedagang pengecer. Hasil Penelitian Analisis Rantai Pemasaran
Beras Organik dan Konvensional (Surono-HIVOS, 2003)

4
DAMPAK REVOLUSI HIJAU
1. Politik Pangan yang dikembangkan, merugikan petani.
b) Petani Indonesia menjadi korban pasar.
– Adanya Krisis Keuangan Nasional 1997
Selama 20 tahun terakhir, Indonesia mengadopsi kebijakan
pangan ala neo-liberal yang sangat pro pasar bebas. Kebijakan
tersebut berada di bawah arahan 2 (dua) lembaga keuangan
internasional yaitu IMF dan Bank Dunia. Beberapa bentuk
kebijakan yang telah diambil antara lain:
• Penghapusan dan atau pengurangan subsidi,
• Penurunan tarif impor komoditi bahan pokok (beras, terigu,
gula, dll.), dan
• Pengurangan peran pemerintah dalam perdagangan bahan
pangan (merubah BULOG menjadi BUMN Perum BULOG
pada tanggal 1 Januari 2003).
5
DAMPAK REVOLUSI HIJAU
Contoh Kasus :
Negara Haiti adalah salah satu negara
penghasil beras. Kemampuan produksinya
170.000 ton beras/tahun (mencukupi 95 %
kebutuhan domestik).
Ketika Haiti mengalami krisis ekonomi pada
tahun 1995, Haiti terpaksa menerima bantuan
SAP dari IMF. Salah satu kebijakan IMF
adalah memangkas tarif impor beras dari 35 %
menjadi 3 %. Akibatnya beras dari Amerika
masuk ke pasar domestik dan menghancurkan
sektor pertanian. Ribuan petani kehilangan
mata pencaharian.
6
DAMPAK REVOLUSI HIJAU
1. Politik Pangan yang dikembangkan, merugikan petani.
c) Petani kaya semakin kaya, petani miskin semakin miskin.
Sensus Pertanian 2003 menyebutkan jumlah rumah tangga
petani gurem dengan penguasaan lahan kurang dari 0,5
hektar—milik sendiri maupun menyewa—meningkat 2.6
persen per tahun.
Jumlah petani gurem :
Pada 1983 persentasenya 40.8 persen.
Pada 1993 meningkat menjadi 48.5 persen
Pada 2003 meningkat menjadi 56.5 persen.
Dari jumlah 24.3 juta rumah tangga petani berbasis lahan,
terdapat 20.1 juta (82.7 persen) yang dikategorikan miskin.

7
DAMPAK REVOLUSI HIJAU
2. “Teknologi Pertanian” yang dikembangkan
merusak kelestarian alam dan lingkungan.
a) Residu.
Residu pupuk dan pestisida kimia yang
tertinggal di tanah, air dan udara menjadi
racun bagi mahluk hidup dan menjadi salah
satu penyebab degradasi lahan (Kartini:2000).
Penggunaan pupuk Nitrogen (dalam bentuk
ammonium sulfat dan sulfur coated urea)
yang terus-menerus selama 20 tahun
menyebabkan pemasaman tanah sehingga
populasi cacing tanah turun dengan drastis.

8
DAMPAK REVOLUSI HIJAU
2. “Teknologi Pertanian” yang dikembangkan merusak
kelestarian alam dan lingkungan.
b) Resistensi dan Resurgensi.
Penggunaan bahan kimia sintetik
untuk membunuh jasad
pengganggu ternyata
menghasilkan persoalan baru.
Beberapa jenis jasad pengganggu
tersebut tumbuh dan melahirkan
generasi baru yang lebih resisten
terhadap pestisida yang
digunakan, sehingga berkembang
dengan pesat mengambil alih
produksi yang diharapkan.

9
DAMPAK REVOLUSI HIJAU
2. “Teknologi Pertanian” yang dikembangkan
merusak kelestarian alam dan lingkungan.
c) Global Warming.
Menurut FAO (www.fao.org/DOCREP/005/AD090E)
Intensifikasi pertanian konvensional
memberikan kontribusi > 20 % emisi rumah
kaca global. Kegiatan pertanian ini
mengakibatkan terancamnya 70 % spesies
burung dan 49 % spesies tanaman.
Rachel Carson – Silent Spring, thn 1962 : Dampak kronik dari DDT
dan pestisida terhadap lingkungan. Oleh karena tekanan
pembaca Silent Spring, maka di tahun 1972 DDT dilarang oleh
pemerintah Amerika dan melahirnya gerakan lingkungan hidup
yang mengglobal sejak tahun 1970-an

10
DAMPAK REVOLUSI HIJAU
3. Produk Pangan yang
dihasilkan, merugikan
kesehatan manusia.
Rata-rata setiap tahunnya, menurut
WHO (seperti yang dilapurkan PAN
UK lihat di www.pan-uk.org) ada
sekitar 772,000 kasus penyakit
baru (seperti kanker serta penyakit-
penyakit yang berhubungan
dengan syaraf dan fungsi
reproduksi) yang berhubungan
dengan residu pestisida.

11
DAMPAK REVOLUSI HIJAU
3. Produk Pangan yang
dihasilkan, merugikan
kesehatan manusia.
Produk pangan yang mengandung
kadar nitrat tinggi dapat
mengurangi transpor oksigen
dalam aliran darah, serta
membentuk nitrosamin yang
bersifat karsinogen sehingga
beresiko terserang penyakit
termasuk kanker.

12
13
AYO KE PERTANIAN ORGANIK...
• Dampak Revolusi Hijau telah mengancam dan membahayakan
keberlanjutan pertanian itu sendiri dan keberlanjutan penghidupan
manusia dan kelestarian alam.
• Model pertanian konvensional menyebabkan tanah menjadi semakin
tandus dan tidak mampu lagi mensuplai kebutuhan tanaman.
Fakta di lapangan membuktikan bahwa REKOMENDASI pemupukan urea pada tanaman
padi saat ini 300 – 350 kg/Ha. Angka ini meningkat tiga kali dari dosis sebelumnya pada
tahun 1970 yang hanya berkisar 100 – 150 kg/Ha.
• Gerakan pertanian organik merupakan gerakan alternatif melawan
dampak buruk yang mengakibatkan kerusakan dari aspek lingkungan,
sosial, politik dan budaya.
• Pertanian organik mendorong petani menjadi lebih kreatif dan mandiri
dalam mengelola usaha taninya. Petani juga menjadi lebih sehat karena
tidak tercemari oleh bahan kimia sintetik yang berbahaya bagi
kesehatannya ketika mengelola usaha taninya.
14
MENGAPA PERTANIAN ORGANIK?
Laporan United Nations Food and Agriculture
Organisation (FAO) 2002 menyebutkan, pertanian organik
menyebabkan ekosistem mampu menyesuaikan diri
terhadap perubahan iklim dan berpotensi mengurangi gas
rumah kaca pertanian karena pertanian organik lebih
sedikit memancarkan nitroksida (N2O).
Dr. Mae-Wan Ho dan Lim Li Ching menyebutkan pertanian
organik mampu mengurangi sekitar 30 persen emisi gas
rumah kaca (greenhouse gasses) dan menghemat 16
persen energi global.
Hasil penelitian Broadbalk di Rothamsted Experimental
Station diperkirakan 4 ton CO2 dapat tersimpan pada tiap
hektar lahan organik setiap tahun.

15
TANTANGAN DI INDONESIA
 Tantangan terbesar adalah bagaimana
pendapatan perkapita anggota keluarga petani
meningkat.
 Ini adalah tantangan manajemen bukan politis.
 Jadi yang diperlukan bukan subsidi, ekonomi
kerakyatan dan sebagainya melainkan upaya
memaksimalkan sumber daya yang tersedia
dan memberikan hasil yang maksimal karena
pengelolaan yang efisien.
16
Pandangan-2 ttg Pertanian Organik :
• Cara bertani atau mengolah hasil pertanian
tanpa melibatkan atau tanpa menggunakan
bahan-bahan kimia buatan seperti pupuk
kimia, pestisida kimia dan zat pengatur
tumbuh.
• Sering disamakan dengan pertanian
tradisional, pertanian berkelanjutan, pertanian
selaras alam (Ecofarming) dan pertanian alami.
• Membangun sebuah sistem kehidupan yang
harmonis.
• Sistem pertanian holistik yang
mempromosikan dan menguatkan kesehatan
agroekosistem, termasuk biodiversiti siklus
biologis dan kegiatan-kegiatan biologis tanah.
17
APA ITU PERTANIAN ORGANIK ?
• Vicky Mattern dalam Organic Gardening berpendapat bahwa :
Sistem pertanian organik ≠ pertanian tradisional.
Sistem pertanian tradisional bergantung kepada iklim, belaskasihan
alam dan kurang menerapkan ilmu dan teknologi pertanian.
Sebaliknya sistem pertanian organik justru mengabungkan ilmu dan
teknologi pertanian modern melalui pengembangan pola pikir dan
penelitian untuk mengantisipasi berbagai perubahan iklim, cuaca dan
alam termasuk pemenuhan kebutuhan air di musim kemarau, drynase
di musim penghujan agar akar tanaman tidak busuk, Green House
untuk mencegah kerusakan akibat guyuran hujan pada jenis tanaman
tertentu pada musim penghujan.

18
APA ITU PERTANIAN ORGANIK ?
• Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi holistik
yang meningkatkan dan mengembangkan kesehatan
agroekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi
(ternak & ikan) dan aktifitas biologi tanah.
• Sedangkan IFOAM menjelaskan bahwa pertanian organik
merupakan suatu pendekatan sistem yang utuh berdasarkan
satu perangkat proses yang menghasilkan ekosistem yang
berkelanjutan (sustainable), pangan yang aman, gizi yang baik,
kesejahteraan hewan dan keadilan sosial.
• Sistem Pertanian Organik adalah sistem produksi holistic dan
terpadu, mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro
ekosistem secara alami serta mampu menghasilkan pangan dan
serat yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan (Deptan 2002).
19
PRINSIP PERTANIAN ORGANIK

20
PRINSIP PERTANIAN ORGANIK

21
PRINSIP PERTANIAN ORGANIK

22
PRINSIP PERTANIAN ORGANIK

23
PRINSIP PERTANIAN ORGANIK

24
STANDART DASAR PERTANIAN ORGANIK
Standar dasar pertanian organik yang dikeluarkan oleh International
Federation of Organic Agriculture Movements (IFOAM) adalah:
1. Menghasilkan pangan yang kualitas gizinya baik dan dalam jumlah
yang cukup.
2. Melaksanakan interaksi secara konstruktif dan meningkatkan taraf
hidup dengan memperhatikan kondisi lingkungan.
3. Mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah.
4. Membantu dan melaksanakan usaha konservasi tanah dan air.
5. Sedapat mungkin bekerja dengan bahan dan senyawa yang dapat
didaur ulang atau digunakan kembali.
6. Menekan semua bentuk polusi yang diakibatkan kegiatan
pertanian.
7. Mempertahankan keanekaragaman genetik sistem pertanian dan
25
sekelilingnya termasuk perlindungan habitat tanaman dan hewan.
TUJUAN PERTANIAN ORGANIK
• Mengoptimalkan kesehatan dan produktifitas dari
komunitas yang saling terkait satu sama lain di
dalam tanah, tanaman, hewan maupun manusia.
• Mempromosikan penggunaan tanah, air dan udara
secara sehat serta meminimalkan semua bentuk
polusi yang dihasilkan oleh praktek-praktek
pertanian.
• Menangani produk pertanian dengan penekanan
pada cara pengolahan yang hati-hati untuk menjaga
integritas organik dan mutu produk pada seluruh
tahapan.
26
KRITERIA SISTEM PERTANIAN ORGANIK
Kriteria sistem pertanian organik yang diberikan International Federation
of Organic Agriculture Movements (IFOAM) adalah:
1. Lokalita (Localism)
Pertanian organik berupaya mendayagunakan potensi lokalita yang ada
sebagai suatu agroekosistem yang tertutup dengan memanfaatkan
bahan-bahan baku atau input dari sekitar.
2. Perbaikan tanah (Soil improvement).
Pertanian organik berupaya menjaga, merawat dan memperbaiki
kualitas kesuburan tanah melalui tindakan pemupukan organik,
pergiliran tanamanm konservasi lahan dan sebagainya.
3. Meredam polusi (Pollution abatement).
Pertanian organik dapat meredam terjadinya polusi air dan udara
dengan menghindari pembuangan limbah dan pembakaran sisa-sisa
tanaman secara sembarangan serta menghindari penggunaan bahan
27
sintetik yang dapat menjadi sumber polusi.
KRITERIA SISTEM PERTANIAN ORGANIK
Kriteria sistem pertanian organik yang diberikan International Federation
of Organic Agriculture Movements (IFOAM) adalah:
4. Kualitas Produk (Quality of product).
Pertanian organik menghasilkan produk pertanian berkualitas yang
memenuhi standar mutu gizi dan aman bagi lingkungan serta
kesehatan.
5. Pemanfaatan energi (Energy use).
Penggelolaan pertanian organik menghindari sejauh mungkin
penggunaan energi dari luar yang berasal dari bahan bakar fosil yang
berupa pupuk kimia, pestisida dan bahan bakar minyak (solar, bensin
dan sebagainya).
6. Kesempatan kerja (Employment).
Dalam menggelola usaha tani organiknya, para petani organik
memperoleh kepuasan dan mampu menghargai pekerja lainnya denga
28
upah yang layak.
KEUNGGULAN SISTEM PERTANIAN ORGANIK
1. Orisinil.
Sistem pertanian organik lebih mengandalkan keaslian atau orisinilitas
sistem budidaya tanaman atau hewan dengan menghindari rekayasa
genetika ataupun introduksi teknologi yang tidak selaras alam.
Intervensi budidaya manusia terhadap tanaman atau hewan tetap
mengikuti kaidah-kaidah alamiah yang selaras, serasi dan seimbang.
2. Rasional.
Sistem pertanian organik berbasis pada rasionalitas bahwa hukum
keseimbangan alamiah adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Manusia mendapat mandat untuk menguasai dan mengelola bumi.
3. Global.
Sistem pertanian organik menjadi isu global dan mendapat respon
serius di kalangan masyarakat yang sudah sangat sadar bahwa
pertanian ramah lingkungan menjadi faktor penentu kesehatan
manusia dan kesinambungan lingkungan. 29
KEUNGGULAN SISTEM PERTANIAN ORGANIK
4. Aman.
Sistem pertanian organik menempatkan keamanan produk pertanian, baik
bagik kesehatan manusia ataupun lingkungan sebagai pertimbangan
utama.
5. Netral.
Sistem pertanian organik tidak menciptakan ketergantungan namun saling
ketergantungan yang bersifat menguntungkan (mutualisme). Sistem
pertaniaan industri telah menciptakan ketergantungan petani pada
penggunaan benih unggul, pestisida, dan pupuk kimia buatan pabrik.
6. Internal.
Selalu berupaya mendayagunakan potensi sumber daya alam internal
secara intensif.
7. Kontinuitas.
Berorientasi pada jangka panjang untuk menjamin keberlanjutan
kehidupan karena bumi adalah titipan anak cucu kita. 30
KEUNGGULAN PRODUK PERTANIAN ORGANIK
• Tahun 2003, Davis (Peneliti di University of
California) mempublikasikan penemuannya di
Journal of Agriculture and Food Chemistry, mengenai
perbedaan kandungan polyphenol yang sangat
signifikan antara kelompok sayur dan buah organik
dan konvensional, keragaman jenis polyphenol dan
kandungan vitamin C (ascorbic acid).
Polyphenol adalah zat (metabolite sekunder) yang dibentuk oleh tanaman untuk melindungi
diri dari hama dan penyakit tanaman. Polyphenol terbukti memegang peranan sangat penting
untuk kesehatan manusia. Sebagian dari kelompok polyphenol ini bersifat antioksidan yang
ampuh, sebagian lainnya berfungsi mencegah dan melawan sel kanker, dan sisa yang lain
memiliki sifat antimicrobial (menghindari infeksi).

31
KEUNGGULAN PRODUK PERTANIAN ORGANIK
• John Peterson, ahli biokimia dari Dumfries
and Galloway Royal Infirmary di Inggris
berpendapat bahwa dengan mengkonsumsi
produk organik penyempitan pembuluh darah
menjadi penyebab serangan jantung dapat
dihambat.
Penyebabnya adalah kandungan asam salisilat di produk organik hampir 6 kali
lebih banyak, yaitu 117 nanogram/gram dibandingkan produk anorganik 20
nanogram/gram yang dapat mencegah radang dan penyempitan pembuluh
darah. Asam salisilat ialah senyawa yang terbentuk secara alami agar tanaman
dapat bertahan terhadap serangan hama. John menyebutkan wortel dan
ketumbar sebagai sumber asam salisilat paling tinggi.
32
KEUNGGULAN PRODUK PERTANIAN ORGANIK
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan mineral
kalsium,fosfor, dan magnesium dari sayuran kubis, selada dan
tomat organik jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sayuran
anorganik. Seperti tomat organik, kandungan kalsiumnya 23 mg,
sedangkan yang bukan hanya 5 mg.
• Theo Clarak melalui risetnya membuktikan bahwa kandungan
vitamin C dalam jeruk organik 30% lebih banyak dengan rata-rata
78 mg perbuah dibanding jeruk yang ditanam secara konvensional.
Kebutuhan vitamin C dewasa 60-70 mg per hari (Trubus 464-Juli 2008 hal 141).
• Produk pangan organik memiliki kadar nitrat yang rendah sehingga
mengurangi risiko terserang penyakit termasuk kanker. Kadar nitrat
tinggi dapat mengurangi transpor oksigen dalam aliran darah, serta
membentuk nitrosamin yang bersifat karsinogen.

33
KEUNGGULAN PRODUK PERTANIAN ORGANIK
• Produk pangan organik juga mengandung serat yang
sangat penting. Konsumsi serat dapat menjaga kesehatan
pencernaan karena mampu mengikat zat racun, kolesterol
dan kelebihan lemak, sehingga dapat mencegah
berkembangnya sumber penyakit.
• Dari sisi cita rasa, produk pertanian organik juga lebih
lezat. Sayuran dan buah organik lebih renyah, lebih manis,
dan tahan lama.
• Harga untuk produk-produk organik pun cenderung stabil
karena hasil pertanian organik adalah produk baru dan
pasokannya relatif sedikit sehingga petani masih bisa
menentukan harga.
34
STANDART PERTANIAN ORGANIK INDONESIA
1. Departemen Pertanian telah menyusun standar pertanian
organik di Indonesia, tertuang dalam SNI 01-6729-2002.
2. SNI Sistem pangan organik disusun dengan mengadopsi
seluruh materi dalam dokumen standar CAC/GL 32/1999,
Guidelines for the production, processing, labeling and
marketing of organically produced foods dan dimodifikasi
sesuai dengan kondisi Indonesia.
3. Sistim pertanian organik menganut paham organik proses,
artinya semua proses sistim pertanian organik dimulai dari
penyiapan lahan hingga pasca panen memenuhi standar
budidaya organik, bukan dilihat dari produk organik yang
dihasilkan.

35
TANTANGAN PERTANIAN ORGANIK
1. Pertanian organik adalah proses menghidupkan kembali tanah-
tanah yang sudah mati akibat penggunaan pupuk anorganik dan
pestisida sintetik. Proses ini disebut proses konversi, yaitu proses
peralihan dari lahan konvensional menjadi lahan organik.
2. Memberikan wawasan dan membangkitkan kreatifitas dalam
membuat ragam pupuk organik secara mandiri. Perlu disadari
bahwa pupuk organik tak hanya kompos!
3. Menciptakan kembali ekosistem yang rusak akibat residu dari
pupuk dan pestisida kimiawi.
4. Memberikan keterampilan kepada petani menangani organisme
pengganggu tanaman (hama) secara organik (Organic Pest
Management).
5. Menyelenggarakan budidaya pertanian secara integral dan
menyeluruh.
36
TANTANGAN PERTANIAN ORGANIK
Keberhasilan Pertanian Organik ditentukan :
1. Sub-sistem pengolahan tanah,
2. Sub-ekosistem untuk menjaga kesuburan
tanah,
3. Pengendalian hama penyakit secara alami &
4. Sub-sistem variasi tanaman di musim
penghujan dan kemarau.
5. Harmonisasi dengan peternakan dan
perikanan.
37

Anda mungkin juga menyukai