Anda di halaman 1dari 119

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP

LANSIA DI UPTD PSLU TRESNA WERDHA NATAR LAMPUNG


SELATAN TAHUN 2020

SKRIPSI

Oleh :

ENDANG AYU SUSANTI


142012016050

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2020

1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP


LANSIA DI UPTD PSLU TRESNA WERDHA NATAR LAMPUNG
SELATAN TAHUN 2020

Laporan Tugas Akhir


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
pendidikan pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Oleh :

ENDANG AYU SUSANTI


142012016050

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2020

ii

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP


LANSIA DI UPTD PSLU TRESNA WERDHA NATAR
LAMPUNG SELATAN TAHUN 2020

Endang Ayu Susanti1 Gunawan Irianto2 Rita Sari 3


F.Kes Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Email: endangayusanti.1117@gmail.com

51 Halaman + 6 Tabel + 2 skema + 9 Lampiran

ABSTRAK

Kualitas hidup merupakan analisis kemampuan seseorang untuk mendapatkan hidup yang normal
terkait dengan persepsi secara mandiri mengenai tujuan, harapan, standar dan perhatian secara
spesifik terhadap kehidupan yang dialami. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di Unit Pelayanan Teknis Daerah Panti
Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar Lampung Selatan tahun 2020. Penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif analtik dengan pendekatan cross sectional (potong lintang)
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel dimana variabel independen dan
variabel dependen di identifikasi pada satu waktu. Penelitian ini dilakukan bulan Mei tahun 2020.
Sampel penelitian ini menggunakan teknik total sampling lansia 60-70 tahun. Hasil penelitian
menunjukkan diketahui bahwa 74 responden didapatkan sebanyak 40 (59,1%) lansia memiliki
kategori interaksi sosial rendah dan sebanyak 34 (45,9%) lansia memiliki kategori interaksi sosial
baik. Berdasarkan uji Rank Spearman didapatkan hasil bahwa terjadi hubungan yang signifikan
antara hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia dengan p-value (0,001) yang berarti
< taraf signifikan (0,05) dan Ho ditolak. Disarankan bagi instansi kesehatan Unit Pelayanan Teknis
Daerah Panti Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar Lampung Selatan penelitian ini diharapkan
dapat menjadi acuan dalam pengembangan promosi kesehatan mengenai kualitas hidup lansia.

Kata kunci : Interaksi Sosial, Kualitas Hidup

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


4

RELATIONSHIP OF SOCIAL INTERACTION WITH QUALITY OF


ELDERLY LIFE IN UPTD PSLU TRESNA WERDHA NATAR
SOUTH LAMPUNG 2020

Endang Ayu Susanti1 Gunawan Irianto2 Rita Sari 3


F.Kes Muhammadiyah University Pringsewu
E-mail: endangayusanti.1117@gmail.com

51 Pages + 6 Tables + 2 Schemes + 9 Attachments

ABSTRACT

Quality of life is an analysis of a person's ability to have a normal life associated with independent
perceptions of goals, expectations, standardsandspecific attention to the life experienced. The
purpose of this study was to determine the relationship of social interaction with the quality of life
of the elderly in the Regional Technical Services Unit of the Elderly Social Institution of Tresna
Werdha Natar, South Lampung in 2020. This study used a descriptive analytic study with a cross
sectional approach that aims to determine the relationship between variables where the
independent variable and the dependent variable are identified at one time. This research was
conducted in May 2020. The sample of this study used a total sampling technique of 60-70 years
old people. The results showed that 74 respondents found 40 (59.1%) elderly had a low social
interaction category and 34 (45.9%) elderly had a good social interaction category. Horejected. It
is recommended for health agencies the Regional Technical Services Unit for the Elderly Social
Institution of Tresna Werdha Natar, South Lampung, this research is expected to be a reference in
the development of health promotion regarding the quality of life of the elderly.

Keywords : Social Interaction, Quality of Life

51 Pages + 6 Tables + 2 Schemes + 9 Attachments

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


5

MOTTO

Selalu ada harapan bagi orang yang berdoa dan selalu ada jalan bagi orang yang
berusaha

(Endang Ayu Susanti)

v
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
6

HALLITIAN

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP


LANSIA DI UPTD PSLU TRESNA WERDHA NATAR
LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2020

Yang diajukan oleh

ENDANG AYU SUSANTI


142012016050

Telah disetujui tanggal :

Oleh :

Pembimbing I

Ns. Gunawan Irianto, M.Kep.Sp.Kep.Kom.

Pembimbing II

Ns. Rita Sari, M.Kes.

PENGESAHAN PENELITIAN

vi

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


7

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP


LANSIA DI UPTD PSLU TRESNA WERDHA NATAR
LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2020

Skripsi oleh Endang Ayu Susanti ini telah diperiksa dan dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Skripsi dan dinyatakan lulus pada tanggan Juni 2020

MENGESAHKAN

Tim Penguji :

Ketua Moderator : Ns. Gunawan Irianto, M.Kep.,Sp.Kep.Kom. (………...…)


NBM : 02201174

Penguji I : Ns. Rita Sari, M.Kep. (……..….…)


NBM. 927021

Penguji II : Ns. Marlinda, M.Kep.Sp.Kep.Mat (……...……)


NBM : 909729
Ketua Program Studi

Ns. Desi Ari Madiyanti, M.Kep.Sp.Kep.Mat

NBM : 1017462

Mengetahui
Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Elmi Nuryati, M.Epid


NBM : 927 024

vii

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


8

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Endang Ayu Susanti


NIM : 142012016050

Program studi : S1 Keperawatan

Dengan ini menyatakan bahwa semua yang saya tulis dalam Skripsi ini sesuai

dengan sumber-sumber aslinya dan penulisanya sesuai dengan kaidah-kaidah

penulisan ilmiah. Skripsi ini merupakan hasil karya saya. Jika dikemudian hari

terbukti bahwa skripsi ini plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai

dengan peraturan yang berlaku.

Pringsewu, Juni 2020


Penulis

Endang Ayu Susanti


NIM.142012016050

viii

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


9

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK


KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas akademik Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah


Pringsewu Lampung, saya yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Endang Ayu Susanti
NIM : 142012016050
Program Studi : S1 Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi

Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, saya menyetujui memberikan


kepada Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung
tanpa menuntut ganti rugi berupa materi atas karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP


LANSIA DI UPTD PSLU TRESNA WERDHA NATAR LAMPUNG
SELATAN TAHUN 2020

Dengan pernyatan ini, Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


Lampung berhak menyimpan, mengalih-mediakan dalam bentuk format lain,
mengelola dalam betuk pangkalan data (data base), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis dan sebagai pemilih hak atas karya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya :

Pringsewu, Juni 2020


Yang menyatakan,

Endang Ayu Susanti


NIM.142012016050

ix

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


10

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-
Nya hingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini saya
persembahkan kepada :
1. Kepada orang tua tercinta Bpk Ngamin dan Ibu Mugiasih yang tak pernah henti
mendoakan, mencurahkan cinta, kasih sayang dan selalu berusaha untuk
menyediakan apa yang dibutuhkan demi keberhasilan, selalu memberikan
semangat serta motivasi dan nasehat kepada saya sehingga saya dapat
menyelesaikan penelitian ini.
2. Ns. Gunawan Irianto, M.Kep.,Sp.Kep.Kom. selaku pembimbing I dan dosen
yang selalu sabar dalam memberikan bimbingan dan motivasi sampai dengan
selesainya penulisan penelitian ini ini
3. Ns. Rita Sari, M.Kep. selaku pembimbing II dan dosen yang selalu sabar
dalam memberikan bimbingan support motivasi sampai dengan selesainya
penulisan penelitian ini.
4. Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu yang
memberikan banyak ilmu serta pelajaran yang sangat berharga kepada penulis
selama menempuh pendidikan di Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu.
5. Rekan-rekan mahasiswi seperjuangan, yang selalu membantu dan memberikan
motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Almamater Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu yang
sangat saya cintai.

x
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
11

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Endang Ayu Susanti dilahirkan pada tanggal 02 Mei 1998 di Tanjung Rejo.
Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara pasangan Ibu Mugiasih dan
Bapak Ngamin. Pendidikan dasar di SDN 1 Tanjung Rejo yang ditamatkan pada
tahun 2010, lalu melanjutkan kejenjang sekolah MTs Nurul Ulum Payung Rejo
yang diselesaikan pada tahun 2013 dan SMA N 1 Kalirejo yang diselesaikan pada
tahun 2016. Pendidikan selanjutnya di Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Lampung, Fakultas Kesehatan Prodi S1 Ilmu Keperawatan sampai dengan
sekarang.

xi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia
Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Hubungan
Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup Lansia Di Panti Tresna Werdha Natar
Lampung Selatan Tahun 2020”. Dalam penulisan penelitian ini, peneliti
mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Drs. H. Wanawir Am, M.M, M.Pd, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2. Elmi Nuryati, M.Epid, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Pringsewu Lampung
3. Ns. Desi Ari Madi Yati, M.Kep., Sp.Kep.Mat, selaku Ketua Program Studi
S1 Ilmu Keperawatan
4. Ns. Gunawan Irianto, M.Kep.Sp.Kep.Kom, selaku Pembimbing I dalam
penyusunan skripsi
5. Ns. Rita Sari, M.Kep, selaku Pembimbing II dalam pembuatan skripsi
6. Orang tua peneliti yang telah memberikan dukungan dan yang selalu
senantiasa mendoakan
7. Teman-teman seperjuangan S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung yang senantiasa
memberikan semangat dan masukan dalam menyelesaikan penelitian.
8. Almamater Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
Lampung yang sangat penulis cintai

Pringsewu, 22 Februari 2020

Peneliti

xii

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


13

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN.....................................................................i


HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI...........................................ii
ABSTRAK.......................................................................................................iii
ABSTRACT.....................................................................................................iv
MOTTO...........................................................................................................v
HALAMAN PERSETEJUAN PENELITIAN.............................................vi
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN PENELITIAN................................vii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS..................................................viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.........................................ix
HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................x
RIWAYAT HIDUP PENULIS......................................................................xi
KATA PENGANTAR....................................................................................xii
DAFTAR ISI...................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL...........................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................5
D. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................6
E. Manfaat Penelitian...................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Lanjut Usia.................................................................................8
B. Konsep Kualitas Hidup...........................................................................16
C. Konsep Interaksi Sosial...........................................................................21
D. Kerangka Teori .......................................................................................24
E. Kerangka Konsep....................................................................................25
F. Hipotesis..................................................................................................25

BAB III METODE PENELITIAN


A. Desain Penelitian.....................................................................................26
B. Variabel Penelitian..................................................................................26
C. Definisi Operasional................................................................................27
D. Populasi Dan Sampel..............................................................................28
E. Tempat Dan Waktu Penelitian ...............................................................29

xiii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
14

F. Etika Penelitian.......................................................................................29
G. Instrumen penelitian ....................................................................................31
H. Metode Pengelohan Data Analisis Data......................................................32
I. Jalanya Penelitian.........................................................................................34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Lokasi Penelitian.........................................................................36
B. Hasil..............................................................................................................36
C. Pembahasan..................................................................................................37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan......................................................................................................50
B. Saran................................................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


15

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional...........................................................................27


Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Usia....................................................................39
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin...................................................39
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi berdasarkan Hubungan Interaksi
Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia ................................................................40
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial berdasarkan Hubungan
Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia..................................................40
Tabel 4.5 Hubungan Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia.................41

xv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
16

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................ 24


Gambar 2.2 Kerangka Konsep ......................................................................... 25

xvi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
17

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar penjelasan kepada responden penelitian


Lampiran 2 Lembar persetujuan menjadi responden (informed consent)
Lampiran 3 Instrumen dukungan sosial/social support
Lampiran 4 Instrumen kualitas hidup lansia (whoqol-old)
Lampiran 5 Form pengajuan judul
Lampiran 6 Permohonan izin pra survey
Lampiran 7 Balasan izin pra survey
Lampiran 8 SPSS
Lampiran 9 Lembar konsul

xvii

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Populasi lansia terus meningkat, dengan adanya pengaruh dari penuan dapat

memberikan dampak terhadap status kesehatan dan kesejahteraan lansia.

Penuan atau proses menua adalah suatu proses menurunnya kemampuan

jaringan pada seluruh system organ untuk memperbaiki diri dalam

mempertahankan struktur dan fungsi normalnya secara ilmiah .

Lanjut usia menurut permenkes No. 25 tahun 2016 tentang rencana aksi

nasional kesehatan. Lanjut usia tahun 2016-2019 adalah seseorang yang

telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas, lanjut usia adalah bagian

dari proses tumbuh kembang, manusia tiba-tiba menjadi tua, tetapi

berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Lanjut

usia merupakan suatu proses yang alami, semua orang akan mengalami

proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang

terakhir, dimana manusia akan mengalami penurunan fisik, mental dan sosial

secara bertahap .

Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) populasi lanjut usia semakin

meningkat sangat cepat di prediksi sudah menyamai jumlah balita. Sebelas

persen dari 6,9 milyar penduduk dunia adalah lansia (WHO, 2013). Populasi

lanjut usia di Indonesia berada di posisi keempat sesudah China, India dan

Amerika Serikat. Menurut data World Heath Statistic 2013, penduduk China

bejumlah 1,35 milyar, Amerika Serikat 313 juta dan Indonesia berada

1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2

diurutan keempat dengan 242 juta penduduk (WHO, 2013). Menurut

proyeksi badan pusat Statistik (2013) pada 2018 proposi penduduk usia 60

tahun keatas sebesar 24.754.500 .

Pusat data dan informasi kemenkes RI pada tahun 2015 menginformasikan

bahwa provinsi dengan sebaran penduduk lansia terbesar adalah Yogyakarta

sebesar 13,4%, Jawa tengah sebesar 11,8%, Jawa timur sebesar 11,5%, Bali

sebesar 10,3%, dan Sulawesi utara 9,7%, sedangkan sebaran penduduk

lansia terendah Papua sebesar 2,8% . Di Surabaya sekitar (80%) lansia

mengungkapkan dan mengeluh tentang kehidupannya di masa tua yang

sangat susah. Mereka merasa terbatas aktivitasnya, tidak percaya diri dan

sering sakit. Ini menjadi tanda rendahnya kualitas hidup lanjut usia sehingga

lansia tidak bisa menikmati masa tuanya. Didapatkan hasil penelitian di

Panti Werdha Hargo Surabaya lanjut usia yang tinggal di panti sebanyak 17

orang responsen (26,6%) memiliki kualitas hidup rendah, 12 orang

responden (18%) memiliki kualitas hidup sedang, dan 3 orang responden

(4,7%) memiliki tingkat kualitas tinggi .

Biro pusat statistika (2015) melaporkan lanjut usia di Lampung akan

memasuki ageing population tahun 2022 dimana presentase lansia mencapai

10%. Lanjut usia yang terlantar di bandar lampung menurut dinas sosial

provinsi lampung di perkirakan 1.087 jiwa. Dari jumlah itu 16,4 juta adalah

mereka dari kelompok usia diatas 65 tahun atau kurang dari 5% dari jumlah

seluruh penduduk (www.menkokesra.go.id). Jumlah lansia dilampung

diperkirakan akan terus meningkat setiap tahun nya. Provinsi Lampung

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

memiliki jumlah lansia yang cukup tinggi baik laki-laki maupun perempuan.

Lansia yang tinggal di Panti memiliki kualitas hidup kurang (71,3%)

sedangkan yang tinggal bersama keluarga memiliki kualitas hidup cukup

yaitu (82,5%). Lingkungan tempat tinggal yang berbeda mengakibatkan

perubahan peran lansia menyesuaikan diri. Bagi lansia perubahan peran

dalam keluarga, sosial ekonomi dan sosial masyarakat mengakibatkan

kemunduran dalam beradaptasi dengan lingkungan baru .

Adanya perubahan kualitas hidup yang dialami oleh lansia biasanya

cenderung mengarah kearah yang kurang baik. Biasanya hal tersebut

berhubungan dengan lingkungan sosial ekonomi lansia seperti berhenti

bekerja karena pensiun, kehilangan keluarga anggota yang dicintai dan

teman, dan ketergantungan kebutuhan hidup serta adanya penurunan kondisi

fisik yang disebakan oleh faktor usia. Perubahan-perubahan tersebut menjadi

suatu kendala dalam menentukan tingkat kesejahteraan lansia, karena adanya

penurunan dalam pemenuhan kebutuhan hidup .

Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia akan mengakibatkan

menurunya derajat kesehatan akibatnya lansia akan kehilangan pekerjaan

dan merasa menjadi individu yang kurang mampu. Hal tersebut akan

mempengaruhi interaksi sosial lansia karena lansia menarik diri dari

hubungan dengan masyarakat sekitar secara perlahan. Interaksi sosial yang

buruk pada lansia dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia dimana hal

tersebut akan menyebabkan lansia merasa terisolir sehingga lansia jadi suka

menyendiri dan akan menyebabkan lansia depresi .

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


4

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Andesty (2017) di

dapatkan hasil yang signifikan artinya ada pengaruh antara hubungan

interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia. Selain itu, penelitian yang

dilakukan oleh Andreas (2012), menyatakan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara interaksi sosial dan kualitas hidup lansia di kelurahan

Lansot. Penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati (2017), menyatakan hasil

penelitian terhadap lansia mengenai interaksi sosial dengan kualitas hidup

yaitu menunjukan sebagian besar responden dengan interaksi sosial baik

sedanngkan responden yag paling sedikit adalah interaksi sosial cukup.

Berdasarkan pra survey yang sudah dilakukan peneliti di UPTD PSLU

Tresna Werdha Natar Lampung terdapat 74 lansia dengan 8 lansia datang

sendiri 12 lansia diantar oleh keluarganya dan 54 lansia dikirim dari

berbagai dinas keseahtan sosial lansia.. Setelah dilakukan wawancara

terdapat 24 lansia yang mengalami kualitas hidup menurun, dan didapatkan

hasil 40 lansia di UPTD PSLU Tresna Werdha Natar Lampung masih suka

menyendiri dan tidak suka bergabung dengan lansia lain nya sehingga

mengakibatkan kurang nya komunikasi antar lansia pendatang baru terhadap

lansia lama dikarenakan ada beberapa lansia yang memiliki tipe kepribadian

introvet. Lansia yang tinggal di kelurga mereka memiliki interaksi dan

kualitas yang baik sedangkan bagi mereka yang tinggal dipanti memeliki

interaksi dan kualitas yang kurang yaitu 40 dari 74 lansia menurut data di

rekamedik panti werdha.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


5

Hal-hal diatas menjadi penghambat interaksi sosial lansia di UPTD PSLU

Tresna Werdha Natar Lampung. Berdasarkan pengamatan sementara

peneliti saat survey awal masih ditemukan lansia yang mengalami kualitas

hidup menurun. Selain itu juga ada 25 lansia yang mengalami penurunan

tingkat kemandirian dalam melakukan akitivitas sehari-hari sehingga perlu

bantuan dari petugas Panti atau teman sesama lansia. Dari berbagai uraian

diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan

interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di UPTD PSLU Tresna Werdha

Natar Lampung.

B. Rumusan Masalah

Penyebab interakasi sosial dapat menurunkan kualitas hidup lansia dengan

bertambahnya umur lebih tinggi terjadi kemunduran fisik interaksi sosial

dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia. Berdasarkan uraian diatas

peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah Ada

Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup Lansia?” Di UPTD PSLU

Tresna Werdha Natar Lampung 2020.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


6

Mengetahui hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia

UPTD PSLU Tresna Werdha Natar Lampung 2020.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui distribusi frekuensi karakteristik usia dan jenis

kelamin di UPTD PSLU Tresna Werdha Natar Lampung 2020.

b. Mengetahui distribusi frekuensi kualitas hidup lansia di UPTD

PSLU Tresna Werdha Natar Lampung 2020.

c. Mengtahui distribusi frekuensi interaksi sosial lansia di UPTD

PSLU Tresna Werdha Natar Lampung 2020.

d. Mengetahui adanya hubungan interaksi sosial dengan kualitas

hidup lansia di UPTD PSLU Tresna Werdha Natar Lampung

2020.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menjaga agar penelitian ini tidak menyimpang, maka penelitian ini

membahas tentang hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia

yang akan dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei di UPTD

PSLU Tresna Werdha Natar Lampung Selatan Tahun 2020.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi untuk

mengembangkan penelitian hubungan interaksi sosial dengan

kualitas hidup lansia dalam ruang lingkup keperawatan gerontik.

2. Bagi Tempat Penelitian

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


7

Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukan untuk

meningkatkan interaksi sosial dengan kualits hidup lansia.

3. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi tentang manfaat interaksi sosial dengan

kualitas hidup lansia.

4. Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai reverensi awal, bagi

peneliti selanjutnya dengan variabel berbeda.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Lanjut Usia

1. Definisi

Penuaan merupakan proses normal perubahan yang berhubungan dengan

waktu, sudah dimulai sejak lahir dan berlanjut sepanjang hidup. Usia tua

adalah fase akhir dari rentang kehidupan. Menua atau menjadi tua adalah

suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses menua

merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu

tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan

proses yang alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap

kehidupanya, yaitu anak, dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda baik secara

fisiologis maupun psikologis .

Lanjut usia adalah seseorang yang usianya mengalami perubahan biologis,

fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh pada

seluruh aspek kehidupan termasuk kesehatanya. Oleh karena itu, kesehatan

usia lanjut perlu mendapatkan perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan

diingatkan agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan

kemampuanya sehingga dapat ikut serta berperan dalam pembangunan .

2. Batasan-batasan lansia
8

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


9

Menurut WHO ada empat tahap batasan umur dalam .

a. Usia pertengahan ( middle age ) 45-59 tahun.

b. Usia lanjut ( elderly) antara 60-70 tahun.

c. Usia lanjut tua ( old ) antara 75-90 tahun.

d. Usia sangat tua ( very old ) diatas 90 tahun.

Berbeda dengan WHO, menurut Dapertemen Kesehatan RI (2006)

pengelompokan lansia sebaagai berikut :

a. Viralitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakan

kemantangan jiwa (usia 55-59 tahun).

b. Usia lanjut dini (snescen) yaitu kelompok yang memulai memasuki usia

lanjut dini (usia 60-64 tahun).

c. Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif

(usia >65 tahun).

3. Karakteristik Lanjut Usia

Priode dalam rentang kehidupan seseorang lanjut usia ditandai dengan

adanya perubahan fisik dan fisiologis menurut Berikut ini ciri-ciri lanjut

usia :

a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran

Selama usia lanjut, ketika kemunduran fisik, mental dan psikologis

terjadi secara perlahan dan bertahan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


10

b. Perbedaan Individual Pada Efek Menua

Menjadi tua secara berbeda karena mereka mempunyai bawaan yang

berbeda, sosio-ekonomi dan luar pendidikan yang berbeda dan pola

hidup yang berbeda.

c. Usia Tua Dinilai dengan Kriteria yang Berbeda.

Pada waktu usia anak mencapai remaja, menilai usia lanjut dalam cara

yang sama dengan cara penilaian orang dewasa, yaitu dalam hal

penampilan diri dan apa yang dapat dilakukan serta tidak dapat oleh

mereka.

d. Menua Membutuhkan Perubahan Peran

Perubahan kekuatan, kecepatan dan kemenarikan bentuk fisik, para

lansia tidak lagi dapat bersaing dengan orang-orang yang lebih dalam

berbagai bidang tertentu.

e. Penyesuaian Yang Buruk Merupakan Ciri-ciri Usia Lanjut

Usia lanjut cenderung sebagai kelompok yang lebih banyak

menyesuaikan diri secara buruk ketimabang orang yang lebih muda.

4. Status Kesehatan Lansia

Pertambahan usia yang terjadi pada lansia mengakibatkan fungsi fisiologis

mengalami penurunan akibat peoses degeneratif (penuaan) sehingga

penyakit tidak menular banyak dialami oleh lansia. Selain itu masalah

degeneratif dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan terjakit

infeksi, dan penyakit yang menular Sebagai berikut penyakit yang banyak

diderita lansia di Indonesia :

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


11

a. Paru-paru (gangguan pernafasan)

Penurunan fungsi paru-paru yang terjadi pada lansia karena elastisitas

jaringan paru-paru dan dinding dada semakin berkurang. Semakin tua usia

seseorang maka kontraksi pernafasan dapat berkurang sehingga sulit untuk

bernafas.

b. Hipertensi

Hasil penelitian epimiodologi didapatkan data bahwa dengan

bertambahnya usia akan meningkatkan tekanan darah meninggi. Dan salah

satu yang terjadi pada lansia adalah hipertensi menjadi faktor utama terjadi

stroke pada lansia.

c. Kadiovaskuler

Ukuran besar jantung pada lansia akan sedikit mengecil, sehingga aktivitas

jantungnya pun mengalami penurunan curah jantung terutama rongga bilik

kiri.

d. Rematik

Nyeri sendi yang dialami oleh lansia dikenal oleh banyak orang dengan

sebutan penyakit rematik. Penyakit ini terjadi karena proses degenerasi atau

kerusakan pada permukaan sendi-sendi tulang, yang banyak dijumpai pada

lansia terutama dengan berat badan yang berlebih.

e. Pencernaan (gastritis)

Adalah penyakit pencernaan yang menyerang lambung yang disebabkan

inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Angka penderita

gastritis pada lansia semakin meningkat seiring dengan terjadinya proses

menua.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


12

5. Upaya Kesehatan Lansia

Undang-undang nomer 36 138 ayat 1 menetapkan bahwa upaya

pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus ditunjukan untuk menjaga

agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis sesuai

dengan martabat manusia. Ayat 2 menetapkam bahwa pemerintah wajib

menjamin ketersedian fasilitas pelayanan kesehatan dan memfasilitasi

kelompok lanjut usia Melalukan beberapa progam yaitu :

a. Peningkatan Upaya Rujukan Kesehatan Bagi Lansia

Peningkatan upaya rujukan kesehatan bagi lansia melalui pengembangan

poliklinik Geriatri di Rumah Sakit. Saat ini baru 8 Rumah Sakit Umum

tipe A dan B yang memiliki Klinik Geriatri Terpandu yaitu : RSUP Cipto

Mangunkusumo Jakarta, RSUP dr. Karyadi Semarang, RSUP dr. Sardjito

Yogyakarta, RSUP Sanglah Denpasar, RSUP Hasan Sadikin Bandung,

RSUP dr. Wahidin makassar, RSUP dr. Soetomo Surabaya, RSUP

Moewardi Solo.

b. Peningkatan Penyuluhan, Penyebarluasan Informasi Kesehatan dan Gizi

Lansia

Progam kesehatan lansia adalah upaya kesehatan berupaya promotif,

preventef, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan status kesehatan

lansia.salah satu kegiatan progam kesehatan lansia terdiri dari :

1) Kegiatan promotif penyuluhan tentang perilaku hidup sehat dan gizi

lansia.

2) Deteksi dini pemantauan kesehatan lansia.

3) Pengobatan ringan bagi lansia

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


13

4) Kegiatan rehabilitatif

5) Berupa upaya medis, psikososial, dan edukatif.

c. Program Puskesmas Santun Lansia

Peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan para lansia di pelayanan

kesehatan dasar, khususnya puskesmas dan kelompok lansia melalui

program Puskesmas Santun Lansia.

6. Perubahan pada lansia

Perubahan-perubahan yang terjadi diusia lanjut :

a. Perubahan sikososial

Lansia yang sehat secara psikososial dapat dilihat kemampuanya

beradaptasi terhadap kehilangan fisik, sosial dan emosional serta

mencapai kebahagiaan, kedamaian dan kepuasan hidup .

b. Perubahan fisik

Perubahan fisik yang di alami lansia adalah sebagai berikut menurut :


1) Perubahan sel
Perubahan sel pada lansia mengakibatkan penurunan tampilan dan

fungsi fisik. Lansia manjadi lebih pendek akibat adanya pengurangan

lebar bahu dan pelebaran lingkar dada dan perut, dan diameter pelvis,

kulit menjadi tipis dan keriput, masa tubuh berkurang dan masa

lemak bertambah.

2) Perubahan kardiovaskuler

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


14

Perubahan struktur jantung dan sistem vaskuler pada lansia

mengakibatkan penurunan kemampuan berfungsi untuk secara

efesien.

3) Perubahan sistem pernafasan


Perubahan sistem pernafasan pada lansia mempengaruhi kapasitas

dan fungsi paru meliputi peningkatan diameter antrioposterior dada.

4) Perubahan integumen
Bertambahnya usia pada lansia akan mempengaruhi fungsi dan

penampilan kulit, dimana epidermis dan dermis menjadi lebih tipis,

jumlah serat elastis berkurang dan kolagen menjadi kaku.

5) Perubahan sistem reproduksi


Saat menopause produksi estrogen dan progesteron oleh ovarium

menurun. Pada wanita terjadi penipisan dinding vagina dengan

ukuran dan hilang nya elastisitas, penurunan sekresi pada wanita

mengakibatkan kekeringan, gatal dan menurunya keasaman vagina.

6) Perubahan genitourinaria
Sistem geniotourinaria pada lansia tetap berfungsi secara adekuat

secara individu. meskipun terjadi terjadi penurunan massa ginjal

akibat kehilangan beberapa nefron.

7) Perubahan gastrointensial
Saluran gastrointensial masih tetap adekuat pada lansia, akan tetapi

pada beberapa lansia dapat terjadi ketidaknyamanan akibat

melambatnya motilitas.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


15

8) Perubahan mosculoskelental
Pada wanita pasca menoupause mengalami kehilangan densitas

tulang yang massif akan mengakibatkan osteoporosis berhubungan

dengan kurangnya aktivitas, masuknya kalsium yang tidak adekuat

dan kehilangan estrogen.

9) Perubahan pada sistem persarafan


Pada lansia terjadi perubahan struktur dan fungsi dan sistem saraf.

Masa otak berkurang secara progesif akibat berkurangnya sel saraf

yang rusak dan tidak dapat diganti.

10) Perubahan sensorik


Kehilangan sensorik pada lansia akibat menyebabkan penurunan

mengenai organ sensorik penglihatan, pendengaran, pengecap,

peraba dan penghirup serta dapat mengancam interaksi dan

komunikasi dengan lingkungan.

c. Perubahan Kognitif

Perubahan yang terjadi pada aspek kognitif terdiri dari kecerdasan

ingatan, bahasa yang membuat keputusan. Kemampuan lansia mengingat

jangka pendek mengalami penurunana dan kemampuan untuk

menyimpan informasi baru kedalam ingatan jangka panjang juga

mengalami penurunan, karena bagi lansia yang ingin mempelajari

informasi atau keterampilan yang baru membutuhkan waktu yang lama.

d. Perubahan segi agama

Lanjut usia sangat mendambakan kasih sayang dan penerimaan sosial

akan tetapi dilain pihak juga membutuhkan ketenangan untuk beribadah,

beramal, berbuat baik dengan cara mendekatkan diri kepada agama dan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


16

Tuhan yang maha Esa, hal tersebut menyebabkan kebutuhan lanjut usia

bergeser dari kebutuhan spiritual.

Proses penuaan penduduk tentunya berdampak pada berbagai aspek

kehidupan baik sosial, ekonomi dan kesehatan. Pada masa lanjut usia,

terjadi berbagai perubahan baik dari segi fisik, kognitif maupun

psikologis seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa perubahan-

perubahan pada lanjut usia sangat mempengaruhi kualitas hidup lansia .

B. Konsep Kualitas Hidup

1. Definisi kualitas hidup

a. Kualitas hidup (Quality of life) konsep analisis kemampuan individu

untuk mendapatkan hidup yang normal terkait dengan persepsi secara

individu mengenai tujuan, harapan, standar da perhatian secara spesifik

terhadap kehidupan yang dialami dengan dipengaruhi oleh nilai dan

budaya pada lingkungan individu tersebut.

b. Kualitas hidup (Quality of life) digunakan dalam bidang

pelayanakesehatan untuk menganalisis emosional sesorang, faktor sosial,

dan dan kemampuan untuk memenuhi tuntutan kegiatan dalam kehidupan

secaraa normal dan dampak sakit dapat berpotensi untuk menurunkan

kualitas hidup terkait kesehatan.

c. Kualitas hidup terkait kesehtan yang terdahulu, memiliki konsep untuk

mengetahui situasi individu secara aktual yang dihubungkan dengan

harapan hidup tersebut mengenai kesehatanya. Pemakaian konsep yang

terdahulu, memiliki variasi hasil jawaban yang tinggi, dan bersifat reaktif

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


17

d. Terhadap pengaruh eksternal terhadap lama menderita penyakit dan

dukungan sekitar.

e. Quality of life (QoL)

Qualty of life yang selanjutnya disebut QoL didefiniskan sebagai persepsi

individu mengenai posisi mereka dalam kehidupan dalam konteks budaya

dan sistem nilai dimana mereka hidup dan dalam kaitanya dengan tujuan,

harapan, standar dan perhatian .

2. Pengukuran WHOQOL-OLD

Pengukuran kualitas hidup lansia dari WHO (2004) dapat di ukur

menggunkan WHOQOL-OLD dengan 24 pertanyaan. Kualitas hidup lansia

diukur menggunkan instrument WHOQOL-OLD dimana kategori kualitas

hidup dibagi menjadi 3 yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Kategori rendah

apabila skor kualitas hidup lansia setelah ditotalkan dan di transform skornya

adalah 0-33, kualitas hidup sedang apabila skornya 34-66, dan kualitas hidup

tinggi apabila skornya 67-100.

3. Domain Kualitas Hidup

Penelitian ini menggunakan instrument Word Health Organization

Quality of live (WHOQOL-OLD) yang spesifik digunakan pada

lansia (Soekidjo Notoatmojo, 2007).

Berdasarkan WHOQOL-OLD, kualitas hidup lansia terdiri dari 6 domain

yaitu :

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


18

a. Kemampuan sensori (sensory abilities)

Penting untuk memahami setiap perubahan yang terjadi pada sensori

visual dan audiotori seiring dengan proses penuan karena perubahan ini

akan berdampak serius pada ke amanan yang lebih lanjut akan

mempengaruhi interaksi lansia dengan lingkungan sekitarnya. Pada mata

terjadi perubahan structural dan fungsional seiring dengan penuaan.

Kelompak mata menjadi kurang elastic dan kurang melengkung, bulu mata

menjadi lebih pendek tipis dan bahkan tidak ada sama sekali .Domain

kualitas hidup dalam WHOQOL-OLD meliputi : kemunduran panca indera

penilaian terhadap nilai sensori,kemampuan melakukan aktivitas dan

kemampuan berinteraksi.

b. Otonomi (autonomy)

Otonomi individu terkait dengan persepsi diri dan harga diri yang dimiki.

Seseorang yang memiliki nilai kuat akan percaya bahwa ia memiliki

kemampuan untuk mengontrol hidup nya. Individu tersebut akan memiliki

pengalaman hidup yang positif dan mendapat umpan balik yang positif

dari orang-orang sekitarnya. Lansia yang masih memiliki kepercayaan diri

yang tinggi , nilai diri yang positif akan memiliki kebebasan untuk

membuat keputusan bagi diri nya sendiri. Akan tetapi masalah sering

timbul akibat streotip bahwa lansia sacara fisik dan mental tidak mampu,

non produktif dan ketergantungan. Domain otonomi dalam WHOQOL-

OLD meliputi : kebebasan mengambil keputusan , menentukan masa

depan, dan melakukan hal-hal yang dikehendaki.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


19

c. Aktivitas masalalu, saat ini dan masa yang akan datang (past, present and

future activities)

Lansia dapat merasakan kebahagian dari harapan-harapan yang telah

ditanamkan semenjak muda dengan melakukan kegiatan yang dapat

mendukung harapan-harapan tersebut tercapai. Sebaliknya apabila harapan

dan target yang telah ditetatapkan tidak dapat tercapai lansia menjadi tidak

puas dan putus asa dihari tuanya. Domain aktivitas masa lalu, saat ini dan

akan datang meliputi: hal-hal yang diharapkan , pencapaian keberhasilan,

penghargaan yang diterima,dan pencapain dalam kehidupan.

d. Partisipasi social (social participation)

Partisipasi social lansia terkait dengan kemampuan fisik yang dimilikinya.

Lansia yang sering kali mengalami penurunan fisik, memiliki energy yang

kurang untuk melakukan interaksi social. Domain partisipan social dalam

WHOQOL-OLD meliputi: penggunaan waktu, tingkat aktivitas dan

kegiatan setiap hari.

e. Kamatian dan kondisi terminal (death dan dying)

Kepercayaan, dan sikap dan nilai terhadap pengalaman kematian dan

perawatan pada akhir kehidupan sangat bervariasi. Respon seseorang

dipengaruhi oleh usia, gender, budaya,latar belakang keagamaan dan

pengalaman hidup. Lansia menginginkan kematian nyaman dengan

kehadiran orang-orang yang dicintainya. Domain dalam WHOQOL-OLD

meliputi: jalanaya atau caranya meninggal dan mengontrol akhir hidup.

f. Persahabatan dan cinta kasih (intimacy)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


20

Walaupun terjadi penurunan kemampuan fisik dan fungsional, lansia dapat

memperoleh dukungan emosional dan orang yang di cintai atau orang

terdekat, karena kehilangan dukungan emosional akan memiliki dampak

yang lebih buruk terhadap nilai diri lansia dibandingkan dengan

kehilangan kemampuan fisik dan fungsional. Doamain persahabatan dan

cinta kasih dalam WHOQOL-OLD meliputi: persahabatan dalam

kehidupan, kesempatan untuk dicintai (Rika Yunita, 2011).

4. Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup lansia

Kualitas hidup lanjut usia seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor fakror

berikut ini yaitu :

a. Hubungan sosial yang baik dengan keluarganya

b. Standar harapan hidup

c. Dalam kegiatan sosial

d. Kesehatan yang baik dan kemampuan fungsinoal

e. Kegiatan hobi dan kesukaan

f. Kepercayaan atau nilai diri positif

g. Pendidikan

h. Kesejahteraan psikologis dan emosional

i. Pendapatan yang cukup

j. Dukungan keluarga

k. Usia

Kesimpulan dari definisi diatas tentang kualitas hidup merupakan suatu

konsep yang sangat luas yang dipengaruhi kondisi fisik individu, psikologis,

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


21

tingkat kemandirian, serta hubungan individu dengan lingkungan. Faktor

lingkungan sangat mempengaruhi interaksi sosial pada lansia. Berkurangnya

interaksi sosial pada lansia dapat menyebabkan perasaan terisolir, sehingga

lansia menyendiri dan mengalami isolasi sosial. Andreas, (2012) dalam .

C. Konsep Interaksi Sosial

1. Definisi

Interaksi sosial merupakan hubungan timbal balik yang saling

mempengaruhi individu dengan individu, individu dengan kelompok.

Interaksi sosial terjadi jika ada komunikasi dan saling mempengaruhi satu

sama lain dalam ppikiran dan tindaka. Terjadinya penurunan kesehatan

sesorang dan kemampuan fisik akan mengakibatkan lannjut usia perlahan

menarik diri dari hubungan dengan masyarakat sekitar. Hal tersebut dapat

mengakibatkan interaksi sosial menjadi menurun .

Interaksi sosial merupakan suatu hubungan antara individu dengan

indivudu, individu dapat mempengaruhi individu lain dan sebaliknya,

sehingga terdapat adanya hubungan timbal balik. Interaksi sosial

merupakan hubungan yang dinamis atara individu dengan individu,

individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok, dalam

bentuk kerja sama, persaingan, ataupun pertikaian .

2. Perubahan interaksi sosial pada lansia

Lansia mengalami penurunan dalam melakukan interaksi sosial semakin

bertambah nya usia seamkin menyebabkan penurunan interaksi sosial

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


22

sehingga lansia akan merasakan kesulitan dalam bersosialisasi. Fitria

(2012) dalam .

Perubahan interaksi sosial yang terjadi pada lansia akan menyebabkan

lansia menarik diri dari lingkungan dan masyarakat secara perlahan.

Interaksi sosial yang buruk dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia

dimana hal tersebut akan menyebabkan lansia merasa terisolir sehingga

lansia suka menyendiri dan akan menyebabkan lansia depresi. Interaksi

sosial dapat cenderung menurun salah satu nya disebabkan oleh kerusakan

kognitif, kematian teman, fasilitas hidup .

3. Jenis-jenis interaksi sosial

Jenis-jenis interaksi sosial di bagi menjadi tiga jenis yakni, interaksi

verbal, interaksi fisik, dan interaksi emosional yaitu sebagai berikut:

a. Interaksi verbal adalah interaksi yang terjadi bila dua orang atau lebih

melakukan kontak satu sama lain dengan mengunakan alat-alat

artikulasi atau pembicaraan. Prosesnya terjadi dalam bentuk saling

bertukar percakapan satu sama lain.

b. Interaksi fisik adalah interaksi yang terjadi manakala dua orang atau

lebih melakukan kontak dengan menggunakan bahasa-bahasa tubuh.

Misalnya ekspresi wajah, posisi tubuh, gerak-gerik, tubuh dan kontak

mata.

c. Interaksi emosional adalah interaksi yang terjadi manakala individu

melakukan kontak satu sama lain dengan melakukan curahan perasaan.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


23

Misalnya mengeluarkan air mata sebagai tanda sedih, baru bahkan

terlalu bahagia .

4. Faktor-faktor interaksi sosial

Faktor-faktor yang mendasari berlangsung nya interaksi sosial antara lain:

a. Faktor imitasi

Faktor ini telah diuraikan oleh gabriel tarde yang bahwa seluruh

kehidupan sosial itu sebenernya berdasarkan pada faktor imitasi saja.

Pendapat dalam ralitasnya banyak yang mengatakan tidak seimbang

atau berat sebelah. Hal ini tidak lain karena tidak semua interaksi sosial

tidak semua interaksi di sebabkan oleh faktor ini.

b. Faktor sugesti

Yang dimaksd sugesti disini ialah pengaruh psikis baik yang datang dari

dirinya sendiri maupun dari orang lain yang pada umumnya diterima

tanpa adanya daya titik.

c. Faktor identifikasi

Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik

(Sama) dengan orang lain, baik secaraa fisik maupun non fisik. Proses

identifikasi pada kenyataanya seringkali, umtuk pertama kali

berlangsung secara tidak sadar secara dengan sendirinya.

d. Faktor simpati

Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu dan lainya. Simpati

muncul dalam diri seseorang individu tidak atas dasar rasional,

melainkan berdasarkan penilaian perasaan seperti juga pada proses

identifikasi .

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


24

5. Pengukuran interaksi sosial

Pengukuran pada interaksi sosial dapat di ukur menggunakan kueisoner

Duke social support indek jawaban dengan memberi tanda (√) pada

jawaban yang paling tepat, kuesioner ini memilikin 11 pertanyaan

DENGAN MENGGUNAKAN SKALA LIKERT ATAU GUTMAN..

D. Kerangka teori

Kerangka teori ini adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan untuk

mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti yang berkaitan dengan

konteks ilmu pengetahuan yang digunakan untuk menggambungkan kerangka

konsep . Kerangka teori dapat diliat pada skema 2.1

Skema 2.1
Kerangka Teori

Faktor yang
mempengaruhi
kualitas hidup lansia

 Pendidikan Kualitas Hidup Lansia


 Dukungan
 Keluarga
 Kesejahteraan
 Interaksi sosial
Sumber : & .

E. Kerangka konsep

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


25

Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau

variabel-variabel yang akan diamati melalui penelitian yang dimaksud .

Kerangka konsep dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2
Kerangka Konsep

Variabel independen variabel dependen

Interaksi Sosial Kualitas Hidup Lansia

F. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan awal penelitian mengenal hubungan antar veriabel

yang merupakan jawaban penelitian tentang kemungkinan atau jawaban

sementara penelitian .

Ho : Tidak ada hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di UPTD

PSLU Tresna Werdha Natar Lampung 2020.

Ha : Ada hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di UPTD PSLU

Tresna Werdha Natar Lampung 2020.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analtik dengan pendekatan

cross sectional (potong lintang) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

antar variabel dimana variabel independen dan variabel dependen di

identifikasi pada satuan waktu Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui

hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia.

B. Variabel Penelitian

adalah ukuran atau ciri-ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu

kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain .

1. Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjadi sebab

perubahan dan timbulnya variabel lain . Variabel independen pada

penelitian ini interaksi sosial

2. Variabel dependen

Variabel dependen (terkait) variabel yang dipengaruhi atau menjadi

akibat karena variabel independen atau bebas . Variabel dependen pada

penelitian ini kualitas hidup lansia.

1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
27

C. Definisi Operasional

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel diamati atau

diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberikan batasan atau yang

disebut definisi oprasional. Definisi oprasional ini juga bermanfaat untuk

mengarahkan kepada pengukuranatau pengamatan tersebut variabel-variabel

bersangkutan serta pembagian instrumen .

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Oprasional
Independen

interaksi Interaksi sosial Kuesioner kuesioner 0= Ordinal


sosial merupakan menggunakan Interaksi
hubungan timbal skala Duke sosial lansia
balik atau
social dikatakan
hubungan yang
saling support rendah bila
mempengaruhi indeks degan jika x <
antar manusia item 11 mean (0,92)
didalam pertanyaan
masyarakat 1 =Interaksi
(Andreas, 2012) sosial lansia
dikatakan
baik jika x
≥ mean
(0,92)
Dependen
kualitas Kemampuan dari Kuesinoer kuirsioner 0 = kualitas Ordinal
hidup lansia individu untuk WHOQOL- hidup tinggi
mendapatkan OLD bila skor
hidup yang
Dengan 24 67-100
normal sesuai
dengan persepsi item
individu me pertanyaan 1 = kualitas
ngenai tujuan, hidup
harapan, standar sedang bila
dan pertahatian skor 33-66
secara spesifik
terhadap
2 = kualitas
kehidupan yang
dialami (sutikno, rendah bila
2011) skor 0-33

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


28

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan diteliti

Populasi yang akan digunakan dalam ini adalah lansia yang tinggal di

UPTD PSLU Tresna Werdha Natar Lampung dengan jumlah 74 lansia.

2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

dengan menggunakan teknik total sampling / sampling jenuh pada lansia

60-70 tahun yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha Natar Lampung.

Menurut Riwidoko (2013), apabila jumlah populasi atau subjeknya besar,

maka dapat diambil 10-15% atau 20-30%. Jika populasi kecil (<100) maka

semua anggota populasi menjadi sampel. Pada penelitian ini sampel yang

digunakan yaitu dengan jumlah 74 lansia usia 60-70 tahun.

Menurut sampling jenuh / total sampling adalah teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel penelitian ini

diambil dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sebagai

berikut:

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subejek penelitian dari

suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam,

2012). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah: Lansia yang

bersedia menjadi responden

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


29

1. Responden dengan usia > 60 tahun

2. Lansia yang mampu berkomunikasi dengan baik

3. Lansia yang bersedia menandatangani informed consent

4. Lansia yang berada di panti sosial Tresna Werdha Natar

Lampung

b. Kriteria ekslusi

Kriteria adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab .

1). Lansia yang tidak bisa diajak untuk berkomunikasi.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Penelitian ini akan dilakukan di UPTD PSLU Tresna Werdha Natar

Lampung Tahun 2010.

b. penelitian ini akan dilakukan pada bulan Februari –Mei 2020.

F. Etika Penelitian

Dalam melakukan sebuah penelitian ada prinsip prinsip yang harus dipegamg

teguh oleh peneliti yaitu

1. Hak untuk ikut / tidak menjadi responden (right to self determination).

Memberikan kesempatan kepada responden untuk memilih ikut atau tidak

untuk mengikuti penelitian.

2. Persetujuan tindakan (informend consent)

Subjek berhak mendapatan informasi tentang kualitas hidup lansia pada

subjek. Setelah subjek mendapat informasi tentang penelitian seperti

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


30

interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia kemudian responden pilihan

bersedia atau tidak menjadi lembar informed consent.

3. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to

full dislose).

Peneliti menjelaskan penjelasan berupa kuesioner dan hasilnya nanti

akan diberitahui secara rinci kepada responden dan peneliti bertanggung

jawab jika ada sesatu yang terjadi kepada responden .

4. Privasi (privacy)

Peneliti menjaga informasi responden, tentang jawaban yang telah

diberikan kepada responden, responden berhak untuk tidak

mencantumkan nama lengkap atau dengan inisial.

5. Keadilan (justice)

Peneliti memberikan keuntungan dan beban secara merata sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuan subjek.

6. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harms and benefits)

Penelitian yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian bagi responden,

peneliti ini tidak dilakukan perlakuan yang membahayakan responden

karena lansia hanya mengisi kuesioner tentang kualitas hidup yang

dibagikan responden dan pengisian didampingi peneliti

7. perlindungan dari ketidak nyamanan (Proctection from discomfrot).

Peneliti berusaha menjaga keamanan responden saat melakukan

wawancara dalam pengumpulan data serta dalam pengisian kuesioner.

Setelah mendapatkaan data mentah hasil penelitian selanjutnya di olah

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


31

menggunakan aplikasi SPSS, kemudian data mentah berupa kuesioner

di hanguskan dengan cara dibakar.

8. Menghormati harkat dan martabat manusia (respech humordignity)

dalam penelian memberikan informasi penelitian kepada responden

untuk mendapatkan persetujuan menjadi responden tanpa merugikan

responden serta memberikan ucapan terimakasih berupa bingkisan.

G. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner yang

berisi daftar pertanyaan tentang interaksi sosial dan kualitas hidup lansia.

a. Lembar penjelasan penelitian, untuk menjadi responden.

b. Lembar persetujuan menjadi responden, untuk mendapatkan

persetujuan dari responden.

c. Lembar kuesioner

Untuk mendapatkan data responden dari tempat penelitian. Keusioner A

berisi daftar pertanyaan tentang kualitas hidup dan kuesioner B berisi

daftar pertanyaan interaksi sosial.

1. Uji validitas

Uji validitas pada penelitian ini tidak dilakukan karena sudah

menggunakan kuesioner baku dari WHOQOL OLD dan kuesioner Duke

social support yang telah di lakukan oleh peneliti sebelumnya.

2. Uji Rehabilitas

Uji Rehabilitas tidak dilakukan pada penelitian ini karena menggunakan

kuesioner baku pada peneliti sebelum nya.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


32

H. Metode Pengelohan data Analisis Data

1. Pengelolahan data

Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner kemudian dilakukan tahap

pengolahan data dilakukan dengan editing, coding, entry data, dan

cleaning .

a. Editing

Pada penelitian ini peneliti mengecek kembali lembar kuesioner yang telah

diisi oleh responden, dikwatirkan ada pertanyan yang belum terisi atau ada

pertanyaan yang memiliki jawaban yang ganda.

b. Coding

Coding yaitu merubah data dalam bentuk huruf kebentuk angka atau

bilangan. Hal ini untuk mempermudah peneliti dalam melakukan tabulasi

dan analisa data. Penelitian ini, data diperiksa dan dikolerasi secara

lengkap maka diberi simbol atau sesuai kode definisi.

c. Processing dan Entry Data

Setelah semua data selesai sampai pengkodingan, selanjutnya peneliti

melakukan entry data untuk dianalisis. Mengecek daftar pertanyaan yang

telah dilengkapi dengan pengisian kode jawaban selanjutnya dimasukan

kedalam progam software komputer berapa kode-kode. Melalui

memasukan data semua variabel yang telah dilakukan coding terutama

diperhatikan value (nilai coding) berdasarkan hasil ukur pada definisi

operasional.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


33

d. Cleaning

Setalah itu peneliti melakukan pengecekan kembali pada data yang sudah

diinput kedalam komputer mencegah kesalahan dalam pemasukan data,

serta melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan data

yang sudah dientry, tentang ketidak lengkapan dan yang lainya, kemudian

dilakukan pembetulan atau kolerasi, pada penelitian mendeteksi adanya

missng pada data pada data yang telah dimasukan.

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel bentuk analisa univariat tergantung jenis

datanya. Analisa data dalam penelitian ini adalah analisis katagorik.

Analisis data katagorik dilakukan untuk mengetahui distribusi

frekuensi dan presentase setiap variabel yang diteliti yaitu interaksi

sosial pada lansia dengan kualitas hidup.

b. Analisis bivariat

Analisa bivariat merupakan analisis yang telah dialkukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau kolerasi. Analisis bivariat

dilakukan untuk membuktikan hipotesis penelitian yaitu adakah

hubungan inteaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di Panti Tresna

Werdha Natar Lampung tahun 2020. Penelitian ini menggunakan uji

statistik dapat dilihat kemaknaan hubungan dua variabel yaitu:

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


34

Jika value ≤ 0,05 maka ada hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen atau hipotesis (H0) ditolak.

Jika value > 0,05 maka tidak ada hubungan bermakna antara variabel

dependen atau hipotesis (H0) diterima.

I. Jalanya penelitian

Jalanya penelitian ini yang dialakukan penelitian ini pada dasarnya adalah :

1. Tahap persiapan

a. Mengajukan masalah penelitian kepada pembimbing satu, mengajukan

judul ke prodi S1 Keperawatan dengan judul “Hubungan interaksi

sosial dengan kualitas hidup lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Natar

Lampung 2020”

b. Mengurus perizinan kepada pembimbing institusi dan tempat penelitian

c. Melakukan survey pendahuluan dilokasi penelitian

d. Pemilihan masalah dan membuat rumusan masalah

e. Penyusunan dan pengusulan penelitian

f. Proses bimbingan BAB 1, BAB 11, BAB 111.

g. Penyusunan skala penilaian dengan observasi dan ceklist

h. Melakukan perbaikan dari seminar proposal.

2. Tahap pelaksanaan

a. Meminta izin dari institusi untuk melakukan penelitian. Setelah

mendapatkan izin untuk melakukan penelitian. Peneliti terlebih dahulu

memperkenalkan diri dan menjelaskan penelitian dan membagikan

informed consent kepada responden.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


35

b. Selanjutnya peneliti membagikan kuesioner kualitas hidup lansia

dibantu enumerator.

c. Setelah data terkumpul peneliti mengecek kembali kuesioner yang telah

diisi responden.

d. Setelah penelitian mengecek jawaban kuesioner responden, selanjutnya

peneliti memasukan data atau huruf kekomputer.

e. Selanjutnya peneliti menyusun laporan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan dan dikonsulkan ke pembimbing.

f. Mempreentasikan hasil penelitian.

3. Penelitian membuat laporan

Penelitian yaitu melakukan penyusunan hasil dari penelitian ke dalam

bentuk yang lebih tersusun dengan rapih dan dapat dimengerti oleh orang

yang membacanya. Laporan penelitian berisi tentang seluruh kegiatan

penelitian yang dilaksanakan beserta hasil penelitian tersebut .

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian

Panti Sosial Tresna Werdha Natar terletak di Jalan Sitara No. 1490 Desa Muara

Putih, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Panti

Sosial Tresna Werdha Natar didirikan sebelum tahun 1979 yang dikelola oleh

Dinas Sosial Tk.1 Lampung yang merupakan satlak yang berlokasi di Gunung

Sulah Kedaton, Tanjung Karang. Pada tahun 1979-1980 melalui proyek

Departemen Sosial RI yang dilaksanakan Kanwil Departemen Provinsi

Lampung dibangunlah Panti Tresna Werdha Natar Lampung dengan luas tanah

10.930 m². Pada saat ini di Panti Tresna Werdha Natar terdapat 78 lansia, 2

tenaga perawat kesehatan, terdiri dari 20 tenaga PNS, 4 tenaga sukarela, 13

petugas dapur dan terdapat 11 wisma, 3 ruang isolasi dan fasilitas kesehatan

yaitu poliklinik, senam lansia, dan alat transportasi kesehatan ambulance.

Visi Dan Misi

1. Visi

Terwujudnya lanjut usia bahagia, sejahtera dihari tua

2. Misi

a. Meningkatkan pelayanan fisik lanjut usia melalui pemenuhan pelayanan

sandang, pangan dan papan

b. Meningkatkan jaminan sosial dan perlindungan kepada lanjut usia

c. Meningkatkan hubungan yang harmonis antara sesama lansia , lansia dengan

pegawai dan lansia dengan masyarakat

36
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
37

Program Atau Kegiatan Panti Sosial Tresna Werdha

1. Program pelayanan sosial lanjut usia dalam panti

a. Penerimaan

Merupakan tahap pendekatan awal dalam pelaksanaan pelayanan meliputi

kegiatan identifikasi, seleksi, registrasi, pengungkapan masalah dan

penempatan dalam wisma dan program.

b. Bimbingan

Merupakan proses memberikan informasi, mengajak, mendampingi dan

memfasilitasi lanjut usia untuk melakukan aktivitas yang berguna bagi

kehidupan lanjut usia, bimbingan yang dilaksanakan yaitu bimbingan fisik

dan mental, bimbingan sosial dan ketrampilan serta bimbingan rohani.

c. Pelayanan

Merupakan proses pemberian tindakan atau jasa yang dilaksanakan secara

langsung kepada lansia.

d. Penyantunan

Merupakan proses pelayanan dalam bentuk penyiapan dan penyediaan

bahan, barang, alat, sarana, prasarana serta berbagai kebutuhan klien.

2. Program pelayanan sosial lanjut usia luar panti

a. Day care services atau pelayanan harian lanjut usia (PHLU)

Merupakan suatu model pelayanan sosial yang disediakan bagi lanjut usia,

bersifat sementara, dilaksanakan pada siang hari didalam atau diluar panti

pada waktu tertentu dan tidak menginap yang dikelola oleh pemerintah

atau masyarakat secara profesional.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


38

3. Program pelayanan umum terkait lanjut usia

a. Informasi pelayanan lanjut usia

Bertujuan untuk menyediakan dan memberikan informasi kepada

masyarakat tentang pelayanan sosial lanjut usia.

b. Pelayanan pengembangan pendidikan

Merupakan pelayanan sosial lanjut usia panti tresna werdha dalam

menunjang, mendukung dan berpartisipasi aktif dalam pengembangan

ilmu pengetahuan berkaitan dengan lanjut usia.

c. Pelayanan sarana wisata rohani atau amal

Pelayanan social lanjut usia tresna werdha lampung memberikan

kesempatan kepada masyarakat baik secara perorangan, kelompok,

lembaga atau organisasi yang akan beramal soleh dengan memberikan

sumbangan atau bantuan secara langsung kepada lanjut usia.

B. Hasi Penelitian

1. Analisa Univariat

Analisis dilakukan pada setiap variabel dari hasil penelitian, baik variabel

independen maupun dependen. Hasil dari variabel ini ditampilkan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


39

a. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah semua lansia yang berada di UPTD

PSLU Tresna Werdha Natar Lampung Selatan Tahun 2020 yang

berjumlah 74 responden. Adapun hasil karakteristik berdasarkan umur, dan

jenis kelamin

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Usia berdasarkan
Hubungan Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia
di UPTD PSLU Tresna Werdha Natar Lampung Selatan Tahun 2020

Usia Frekuensi Persentase (%)

Lanjut usia akhir (56-65) 11 14,9

Manula (> 65) 63 85,1

Total 74 100

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa dari 74 responden, didapatkan 11

(14,9%) responden berusia lansia akhir, dan 63 (85,4%) responden

manula.

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin berdasarkan
Hubungan Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia
di UPTD PSLU Tresna Werdha Natar Lampung Selatan Tahun 2020

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki – laki 40 54,1

Perempuan 34 45,9

Total 74 100

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


40

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari 74 responden didapatkan

sebanyak 40 (54,1%) lansia berjenis kelamin laki – laki dan sebanyak 34

(45,9%) lansia berjenis kelamin perempuan.

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi berdasarkan Hubungan Interaksi Sosial
dengan Kualitas Hidup Lansia di UPTD PSLU Tresna Werdha
Natar Lampung Selatan Tahun 2020

Kualitas Hdup Frekuensi Persentase (%)


Tinggi 13 17,6

Sedang 37 50,0

Rendah 24 32,4

Total 74 100

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sebanyak 13 ( 17,6%) dari 74

lansia yang tinggal di UPTD PSLU Tresna Werdha Natar Lampung

Selatan memiliki kategori kualitas hidup tinggi.

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial berdasarkan
Hubungan Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia
di UPTD PSLU Tresna Werdha Natar Lampung Selatan Tahun 2020

Interaksi Sosial Frekuensi Persentase (%)

Sedang 40 59.1

Tinggi 34 45.9

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


41

Total 74 100

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa 74 responden didapatkan sebanyak

40 (59,1%) lansia memiliki kategori interaksi sosial sedang dan sebanyak

34 (45,9%) lansia memiliki kategori interaksi sosial tinggi.

2. Analisa Bivariat

Tabel 4.5
Hubungan Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia
di UPTD PSLU Tresna Werdha Natar Lampung Selatan Tahun 2020

Kualitas Hidup Total


Interaksi P
Rendah Sedang Tinggi N %
Sosial Value
N % N % N %

Sedang 24 32,4 16 21,6 0 0,0 40 54,1


0,001
Tinggi 0 0,0 21 28,4 13 17,6 34 45,9

Jumlah 24 32,4 37 50,0 13 17,6 74 100

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui responden dengan interaksi social sedang

mempunyai kualitas hidup rendah sebanyak 24 lansia (32,4%), kemudian

responden dengan interaksi social sedang mempuyai kualitas hidup sedang

sebanyak 16 lansia (21,6%) dan tidak ada responden dengan interaksi

social sedang yang mempunyai kualitas hidup tinggi. Sementara diketahui

responden dengan interaksi social tinggi tidak ada yang memiliki kualitas

hidup rendah, kemudian responden dengan interaksi social tinggi yang

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


42

mempunyai kualitas hidup sedang sebanyak 16 (21,6%), dan lansia dengan

interaksi social tinggi yang memiliki kualitas hidup tinggi sebanyak 13

(17,6%).

Berdasarkan uji Rank

Spearman didapatkan hasil bahwa terjadi hubungan yang signifikan antara

hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di UPTD PSLU

Tresna Werdha Natar Lampung Selatan tahun 2020 dengan p-value (0,001)

yang berarti < 5% (0,005) dan menunjukan bahwa Ho ditolak.

C. Pembahasan

1. Univariat

a. Distribusi Frekuensi Usia

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 74 responden, didapatkan 11

(14,9%) responden berusia lansia akhir, dan 63 (85,4%) responden

manula dan lebih dari sebagian besar lansia di UPTD PSLU Tresna

Werdha Natar Lampung Selatan berusia 73 tahun yaitu sebanyak 8 orang

(10,8%).

Bertambahnya usia maka akan ada perubahan dalam cara hidup seperti

merasa kesepian dan sadar akan kematian, hidup sendiri, perubahan

dalam hal ekonomi, penyakit kronis, kekuatan fisik semakin lemah,

terjadi perubahan mental, ketrampilan psikomotor berkurang, perubahan

psikososial yaitu pensiun, akan kehilangan sumber pendapatan,

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


43

kehilangan pasangan dan teman, serta kehilangan pekerjaan dan

berkurangnya kegiatan sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidupnya .

Berdasarkan dari hasil penelitian, jurnal dan sumber yang ditemukan,

maka peneliti menyimpulkan, pada fase usia lanjut akan mengalami

penurunan kualitas hidup terkait penurunan kemampuan biologis tubuh,

lansia rentan mengalami depresi dan stress, sehingga secara langsung

mempengaruhi kualitas hidup lansia.

b. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin

Hasil penelitian menunjukkan diketahui bahwa dari 74 responden

didapatkan sebanyak 40 (54,1%) lansia berjenis kelamin laki – laki dan

sebanyak 34 (45,9%) lansia berjenis kelamin perempuan.

Berdasarkan teori yang ada, pada umumnya lansia perempuan dua kali

lebih mudah stress dan cemas dibanding laki-laki. penyebab dari lebih

rentannya perempuan mengalami stress ialah hormone

corticotropineleasing factor (CRF), dimana perempuan memiliki

hormone lebih tinggi serta proses regulasi hormone tersebut lebih buruk

pada perempuan, sehingga dapat mempengaruhi lansia perempuan untuk

terus menyendiri dan akan berdampak langsung pada kualitas hidup .

Menurut pendapat peneliti, wanita lebih rentan mengalami masalah

dikarenakan wanita lebih beresiko mengalami masalah penyakit

degenerative yang lebih kompleks, seperti diabetes mellitus tipe 2,

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


44

hipertensi, asam urat dan rheumatoid arttritis. Dengan demikian lansia

dengan jenis kelamin perempuan akan lebih rentan mengalami

penurunan kualitas hidup.

c. Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial

Hasil penelitian diketahui bahwa 74 responden didapatkan sebanyak 40

(59,1%) lansia memiliki kategori interaksi sosial rendah dan sebanyak 34

(45,9%) lansia memiliki kategori interaksi sosial baik.

Lansia yang memiliki interaksi sosial yang baik sebagian besar karena

merasa nyaman secara fisik, psikologis maupun sosial serta secara

optimal memanfaatkan hidupnya untuk kebahagian dirinya maupun

orang lain. Sementara interaksi social yang kurang baik berkaitan dengan

adanya riwayat penyakit yang dialami, sehingga hal tersebut

menyebabkan lansia merasa kurang puas dengan kehidupannya terlebih

penyakit yang dialami .

Menurut peneliti baik tidaknya interaksi sosial lansia tergantung dari

kondisi lansia tersebut. Dimana lansia yang mengalami masalah interaksi

social lebih cenderung disebabkan oleh masalah psikologis dari lansia

tersebut. Faktor lain seperti kondisi fisik dan lingkungan

d. Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Lansia

Penelitian ini didapatkan bahwa 74 responden sebanyak 13 (17,6%)

lansia memiliki kategori kualitas hidup tinggi, sebanyak 37 (50.0%)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


45

lansia memiliki kategori kualitas hidup sedang, dan sebanyak 24 (32,4%)

memiliki kualitas hidup rendah.

Menurut World Health Organization Quality of Life (WHOQOL),

kualitas hidup adalah kondisi fungsional lansia yang meliputi kesehatan

fisik, sosial, dan psikologis. Kualitas hidup lansia di pengaruhi beberapa

faktor yang menyebabkan seorang lansia untuk tetap bisa berguna

dimasa tuanya, yakni kemampuan menyesuaikan diri dan menerima

segala perubahan dan kemunduran yang dialami, adanya penghargaan

dan perlakuan yang wajar dari lingkungan lansia tersebut .

Kualitas hidup sebagai persepsi individu terhadap kehidupannya di

masyarakat dalam konteks budaya dan sistem nilai yang ada yang terkait

dengan tujuan, harapan, standar, dan juga perhatian. Kualitas hidup

dalam hal ini merupakan suatu konsep yang sangat luas yang

dipengaruhi kondisi fisik individu, psikologis, tingkat kemandirian, serta

hubungan individu dengan lingkungan. (Fitriyadewi & Suarya, 2016).

Menurut peneliti kurangnya kualitas hidup lansia dipengaruhi dari aspek

biopsikososial dan spiritual, dimana lansia yang mengalami kualitas

hidup rendah mengalami masalah dari aspek tersebut, Karakteristik dari

kualitas hidup yang terbilang rendah tergantung dari aspek mana yang

mengalami masalah.

2. Analisa Bivariat

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


46

Hasil penelitian ini mengenai Hubungan Interaksi Sosial dengan Kualitas

Hidup Lansia di UPTD PSLU Tresna Werdha Natar Lampung Selatan

Tahun 2020.

Hubungan Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia

Hasil penelitian uji statistik Rank Spearman diketahui bahwa p-value yaitu

0.01 lebih kecil dari 0.05 (p-value< 0.05). Hal ini menyatakan bahwa

berhasil menerima Ha dan menolak Ho, yang artinya ada hubungan yang

signifikan antara Interaksi Sosial dengan Kualitas Hidup Lansia di UPTD

PSLU Tresna Werdha Natar Lampung Selatan Tahun 2020.

Interaksi social merupakan salah satu aspek yang tidak boleh

dikesampingkan dalam kehidupan lansia. Dimana interaksi social menjadi

satu indikator dalam mewujudkan kualitas hidup lansia. Hal tersebut

digambarkan dalam penelitian yang dilakukan Andesty & Syahrul (2018),

lansia yang memiliki status interaksi sosial yang buruk sebagian besar

memiliki kualitas hidup yang rendah dan sebaliknya lansia yang memiliki

kualitas hidup yang tinggi, memiliki hubungan sosial yang baik.

Hal yang sama ditemukan dalam penelitian Samper, Pinontoan, Katuuk

(2017), dengan judul Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup

Lansia Di Bplu Senja Cerah Provinsi Sulawesi Utara. Hasil analisis

pengolahan data menggunakan program software komputer dengan uji Chi-

square dengan tingkat kemaknaan 95% (α=0,05) dan didapat nilai p value

0,004 < 0,05 hasil ini menunjukkan ada hubungan interaksi sosial dengan

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


47

kualitas hidup lansia. Hasil analisis data menunjukan bahwa interaksi sosial

yang paling banyak adalah kategori interaksi sosial baik yakni 20 orang

(62,5%), dan sisanya kategori interaksi sosial cukup yaitu 12 orang

(37,5%). Sedangkan analisis data pada kualitas hidup lansia didapatkan

bahwa kualitas hidup terbanyak yaitu kualitas hidup tinggi yakni 19 orang

(59,4%) dan sisanya yaitu kualitas hidup cukup 13 orang (40,6%). Hasil

penelitian tersebut mengungkap bahwa interaksi social yang baik

mendukung kualitas hidup yang tinggi.

Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Widodo,

Nurhamidi & Agustina (2016), didapatkan bahwa lansia di wilayah kerja

Puskesmas Pekauman Banjarmasin sebagian besar lansia lebih banyak yang

berhubungan baik dengan orang lain memiliki kualitas hidup yang baik.

Lansia yang memiliki interaksi sosial yang baik sebagian besar karena

merasa nyaman secara fisik, psikologis maupun sosial serta secara optimal

memanfaatkan hidupnya untuk kebahagian dirinya maupun orang lain.

Sementara interaksi social yang kurang baik berkaitan dengan adanya

riwayat penyakit yang dialami, sehingga hal tersebut menyebabkan lansia

merasa kurang puas dengan kehidupannya terlebih penyakit yang dialami.

Menurut Stanhope dan Lancaster dalam , mengungkapkan bahwa risiko

biologi termasuk risiko terkait usia pada lanjut usia yaitu terjadinya

berbagai penurunan fungsi biologi akibat proses menua. Risiko sosial dan

lingkungan pada lanjut usia yaitu adanya lingkungan yang memicu stres.

Aspek ekonomi pada lansia yaitu penurunan pendapatan akibat pensiun.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


48

Risiko perilaku atau gaya hidup seperti pola kebiasaan kurangnya aktivitas

fisik dan konsumsi makanan yang tidak sehat dapat memicu terjadinya

penyakit dan kematian, hal ini bias menjadi faktor interaksi sosial yang baik

dapat mengakibatkan kualitas hidup lansia yang sedang atau biasa saja.

Kualitas hidup didefinisikan sebagai persepsi individual terhadap posisinya

dalam kehidupan pada konteks sistem nilai dan budaya dimana mereka

tinggal dan dalam berhubungan dengan tujuannya, pengharapan, norma-

norma dan kepedulian menyatu dalam hal yang kompleks kesehatan fisik

seseorang, keadaan psikologis, level kemandirian, hubungan sosial,

kepercayaan-kepercayaan personal dan hubungannya dengan hal-hal yang

penting pada lingkungan (Azizah, & Hartanti, 2016)

Peneliti berpendapat bahwa lansia dengan interaksi social yang baik namun

kualitas hidup sedang bahwa terdapat faktor yang yang mempengaruhi

kualitas hidup lansia walaupun interaksi sosial yang baik, dimana seperti

kondisi fisik yang mengalami masalah yang membuat lansia terbatas dalam

berpindah maupun berkomunikasi dan lingkungan yang tidak mendukung

seperti kondisi pandemic covid-19.

Keterbatasan penelitian

1. Peneliti mengalami kesulitan pada saat penelitian yaitu lansia bingung

saat menjawab kuisioner yang diberikan sehinggan peneliti dibantu oleh

pengurus panti .

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


49

2. Peneliti harus menggunakan APD lengkap saat bertemu responden

karena masih terjadi pandemi covid 19.

3. Kendala jarak yang jauh karena responden berada di panti werdha di

natar.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


50

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian yang berjudul hubungan

interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di UPTD PSLU Tresna Werdha

Natar Lampung Selatan tahun 2020. Dapat disimpulkan s ebagai berikut :

1. Karakteristik usia lansia yang tinggal di UPTD PSLU Tresna Werdha Natar

Lampung Selatan paling banyak pada usia manula > 65 tahun yaitu sebanyak

63 lansia (Sebagian lansia berjenis kelamin laki-laki sebanyak 40 lansia

2. Sebagian besar lansia memiliki interaksi social yang rendah yaitu sebanyak

40 lansia. Sementara sebagian besar lansia memiliki kualitas hidup sedang,

yaitu sebanyak 37

3. Lansia dengan interaksi social yang baik tidak ada yang memiliki kualitas

hidup rendah. Hal tersebut berbanding lurus dengan lansia yang dengan

interaksi social rendah tidak ada yang memiliki kualitas hidup yang baik.

4. Terdapat hubungan antara interaksi sosial dengan kualitas hidup lansia di

UPTD PSLU Tresna Werdha Natar Lampung Selatan tahun

2020Berdasarkan uji statistic Rank Spearman diketahui hasil P-Value 0,0001

yang berarti <5% (0,005). Hal tesebut menyatakan bahwa berhasil menerima

Ha dan menolak Ho.

50
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
51

B. Saran

1. Bagi Institusi

Hasil Penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi untuk

mengembangkan penelitian hubungan interaksi sosial dengan kualitas hidup

lansia dalam ruang lingkup keperawatan gerontik.

2. Bagi UPTD PSLU Tresna Werdha Natar Lampung Selatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengembangan asuhan

keperawatan gerontik dan memberikan pendidikan kesehatan tentang aspek

kualitas hidup.

3. Bagi Lansia

Penelitian ini dapat menjadi motivasi ataupun dorongan bagi lansia agar

meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi bahan untuk peneliti selanjutnya sebagai bahan

elaborasi dan referensi untuk kualitas hidup pada lansia

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


52

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Mulyono, & Herlina. (2020). Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup

Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Bangkala Kelurahan Biring Romang.

Jurnal Kesehatan Panrita Husada, Vol 5, No 1. doi:

https://doi.org/10.37362/jkph.v5i1.289Andreas. (2012). Interaksi Sosial Dan

Kualitas Hidup Lansia Di Kelurahan Lansot Kecamatan Tomohon Selatan

huhttp/igenursing.weebly.com/up loads/1/4/3/9/14390416/fix_jku_andreas.pdf

akses 17 September 2016.

Trisnawati (2017). Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup Lansia Di BPLU

Senja Cerah Provinsi Sulawesi Utara. e-Journal Keperawatan (e-KP) Volume 5

Nomer 1, Februari 2017.

Sutikno, E. (2011). Hubungan Fungsi Keluarga dengan Kualitas Hidup Lanjut

Usia.Skripsi.Surakarta:Universitas Sebelas Maret.

Riwidoko, Handoko. 2013 Statistik Kesehatan Yogyakarta: Nuha Medika.

Soekidjo Notoatmojo, Kesehatan Masyarakat dan seni (Jakarta:Rineka Cipta, 2007), h.

292.

Rika Yunita, “Hubungan Kegiatan Sosial Lanjut Usia Dengan Kualitas Hidup Lanjut

Usia di Puskesmas Ciputat,” (Skripsi S1 Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2011), h. 26.

Fitriyadewi, W. L., & Suarya, S. K. (2016). Peran interaksi sosial terhadap kepuasan

hidup lansia. Jurnal Psikologi Udayana, 3(2), 332–341.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


53

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


54

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN PENELITIAN

Kepada Yth
Calon Responden
Dengan Hormat
Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama :

NIM :

Akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Anemia Dengan Kejadian


Dismenore Pada Remaja Putri Di Smk Widya Yahya Gadingrejo Tahun 2020”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah Hubungan Anemia Dengan


Kejadian Dismenore Pada Remaja Putri Di Smk Widya Yahya Gadingrejo Tahun
2020. Adapun manfaat penelitian ini dapat di jadikan sumber pengetahuan bagi
para Remaja Putri Di Smk Widya Yahya Gadingrejo Tahun 2020.

Sehubungan dengan hal tersebut saya mohon kesediannya untuk menjadi


responden dAlam penelitian ini. Semua data maupun informasi yang di
kumpulkan akan di jaga kerahasiaanya dan hanya akan di gunakan untuk
kepentingan penelitian. Jika bersedia menjadi responden, mohon anda
menandatangani pertanyaatan kesediaan menjadi responden. Atas perhatiannya
dan kesediannya saya ucapkan terimakasih.

Peneliti

Khusnul Khotimah

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


55

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Tempat Tanggal Lahir :
No. Hp :

Saya memahami bahwa penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi saya dan tidak
ada paksaan dari pihak manapun dan penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan pelayanan keperawatan. Jawaban yang saya berikan akan dijaga
kerahasiaannya, serta saya diberi kesempatan untuk bertanya yang belum saya mengerti.

Apabila dalam pernyataan menimbulkan respon emosional yang tidak nyaman, maka
peneliti akan menghentikan pengumpulan data dan peneliti memberi hak kepada saya
untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa resiko apapun.

Saya mengerti bahwa catatan mengenai penelitian ini akan dirahasikan, semua berkas
yang tercantum identitas subjek penelitian hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitian dan jika telah selesai digunakan akan dimusnahkan dan hanya peneliti yang
tahu kerahasian data. Jika saya tidak mau meneruskan penelitian ini saya dapat
menghentikannya. Dengan demikian saya menyatakan bersedia menjadi responden.

Gadingrejo, ………………… 2020


Responden

(…………………………)

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


56

INSTRUMEN DUKUNGAN SOSIAL/SOCIAL SUPPORT

(DUKE SOCIAL SUPPORT INDEKS)

Petunjuk Pengisian :

Isilah kuesioner dibawah ini dengan memberi tanda (√) pada pilihan yang anda anggap
paling tepat dan sesuai menurut anda.

ITEM PERTANYAAN Tidak ada 1-2 orang Lebih dari


2 orang

1 Berapa orang yang ada di sekitar anda


yang anda rasa paling dekat

Tidak Sekali Dua Tiga Empat Lima Enam Tujuh Lebih


ada kali kali kali kali kali kali dari
ITEM tujuh
PERTANYAAN kali

2 Berapa kali anda


bersama dengan teman
dekat anda bertemu
dalam seminggu
terakhir

3 Berapa sering anda


berbicara atau
mengobrol dengan
teman anda atau orang
sekitar anda dalam
seminggu terakhir

4 Seberapa sering anda


ikut dalam kegiatan
bersama dalam
seminggu terakhir

ITEM PERTANYAAN Tidak pernah Kadang Sering kali


kadang

5 Apakah teman dekat anda atau


keluarga memahami atau mengerti
tentang anda

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


57

6 Apakah anda merasa sudah


bermanfaat untuk teman dekat atau
keluarga anda

7 Apakah anda memahami apa yang


terjadi pada teman dekat atau
keluarga anda

8 Apakah anda merasa di dengar oleh


teman dekat atau keluarga anda saat
anda berbicara dengan mereka

9 Apakah anda merasa anda diterima


oleh teman atau keluarga anda

10 Apakah anda dapat curhat dengan


teman dekat atau keluarga anda

ITEM PERTANYAAN Sangat tidak Kadang Puas


puas kadang
tidak
puas

11 Apakah anda merasa puas dengan


hubungan anda dengan teman atau
keluarga anda

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


58

INSTRUMEN KUALITAS HIDUP LANSIA

(WHO QOL-OLD)

Isilah kuesioner dibawah ini dengan memberi tanda (√) pada pilihan yang anda anggap
paling tepat dan sesuai menurut anda.

Pertanyaan berikut menayakan tentang berapa banyak anda memiliki pengalaman


kejadian tertentu dalam dua minggu terakhir

Tidak Sedikit Terasa Terasa Sangat


terpengaruh terasa sekali terasa
ITEM PERTANYAAN sekali

1 Sejauh mana gangguan yang 5 4 3 2 1


terjadi pada indera (pendengaran,
penglihatan, pengecapan,
penciuman dan perabaan)
mempengaruhi aktivitas sehari
hari anda?

2 Sejauh mana kehilangan dari


panca indera mempengaruhi
kemampuan anda berpartisipasi
dalam kegiatan?

3 Seberapa besar kebebasan yang 1 2 3 4 5


anda miliki untuk anda dapat
mengambil keputusan secara
mandiri?

ITEM PERTANYAAN Tidak ada Sedikit Kadang Cukup Sangat


kadang banyak besar

4 Sejauh mana anda memiliki 1


kontrol terhadap masa depan
anda?

5 Seberapa besar anda merasakan


orang disekitar anda
menghormati kebebasan anda?

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


59

ITEM PERTANYAAN Tidak ada Sedikit Kadang Cukup Sangat


kadang banyak besar

6 Seberapa besar perhatian anda


tentang kematian?

ITEM PERTANYAAN Tidak ada Sedikit Kadang Cukup Sangat


kadang banyak besar

7 Seberapa besar ketakutan anda 5 4 3 2 1


tidak mampu mempersiapkan
kematian?

8 Seberapa takutnya anda terhadap 1 2 3 4 5


kematian?

ITEM PERTANYAAN Tidak ada Sedikit Kadang Cukup Sangat


kadang banyak besar

9. Seberapa kecemasan anda 5


merasakan sakit sebelum
meninggal?

Pertanyaan berikut adalah tentang seberapa komplitnya pengalaman anda melakukan


beberapa tindakan dalam dua minggu ini

ITEM PERTANYAAN Tidak ada Sedikit Kadang Cukup Sangat


kadang banyak besar

10 Sejauh mana anda mengalami


masalah yang terkait fungsi
sensori (pendengaran,
penglihatan,
penciuman,pengecapan dan
perabaan) mempengaruhi
kemampuan anda dalam
berinteraksi dengan orang lain?

11 Sejauh mana anda dapat


melakukan sesuatu yang ingin
anda lakukan?

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


60

12 Sejauh mana anda puas dengan


kesempatan yang anda miliki
untuk melanjutkan pencapaian
hidup anda?

13 Seberapa besar perasaan anda


mendapatkan pengakuan dalam
hidup

14. Sejauh mana anda merasakan


bahwa anda memiliki waktu yang
cukup setiap harinya?

Pertanyaan berikut ini menyatakan bagaimana perasaan puas, bahagia atau baik yag
anda rasakan dalam 2 minggu terakhir

ITEM PERTANYAAN Sangat tidak Tidak puas Sedang Puas Sangat


puas sedang Puas
saja

15. Seberapa Puas anda denga


pencapaian dalam kehidupan
anda?

16 Seberapa Puas anda dengan waktu


yang anda telah gunakan ?

17 Seberapa puas anda dengan


tingkat aktivitas anda?

18 Seberapa puas anda dengan


kesempatan anda dengan kegiatan
bersama kelompok atau teman
anda?

Sangat tidak Tidak Sedang Bahagia Sangat


bahagia bahagia sedang Bahagia
ITEM PERTANYAAN saja

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


61

19 Seberapa bahagia anda dengan


hal – hal yang anda nantikan ke
depan

Sangat Buruk Biasa Baik Sangat


buruk biasa baik
ITEM PERTANYAAN saja

20 Bagaimana penilaian anda


terhadap fungsi organ sensori
anda (pendengaran, penglihatan,
perabaan,
pengecapan,penciuman)?

Pertanyaan berikut ini mengenai hubungan anda dengan orang lain seperti teman dekat atau
orang yang anda percaya yang mungkin anda miliki

TIdak ada Sedikit Biasa Sangat Sangat


biasa banyak banyak
ITEM PERTANYAAN saja sekali

21 Sejauhmana perasaan anda tetang


hubungan yang anda miliki dalam
hidup ini?

22 Sejauhmana pengalaman anda


dengan cinta dalam kehidupan
anda ?

TIdak ada Sedikit Biasa Sangat Sangat


biasa banyak banyak
ITEM PERTANYAAN saja sekali

23 Sejauh mana kesempatan anda


untuk mencintai?

24 Sejauh mana kesempatan anda


untuk dicintai

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


1
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
2

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


3

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


4

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


5

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


6

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


7

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


8

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


9

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


10

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


11

Lampiran Output SPSS

FREQUENCIES VARIABLES=kualitas jenis umur agama1 interaksi

/STATISTICS=STDDEV RANGE MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN SUM

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies

Notes

Output Created 16-MAY-2020 13:12:10

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data


74
File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with


valid data.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


12

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=kualitas


jenis umur agama1 interaksi

/STATISTICS=STDDEV RANGE
MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN
SUM

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.00

Elapsed Time 00:00:00.01

Statistics

kualitas hidup jenis kelamin usia agama interaksi sosial

N Valid 74 74 74 74 74

Missing 0 0 0 0 0

Mean 1.15 .46 74.24 .05 .46

Median 1.00 .00 74.00 .00 .00

Std. Deviation .696 .502 7.816 .281 .502

Range 2 1 29 2 1

Minimum 0 0 61 0 0

Maximum 2 1 90 2 1

Sum 85 34 5494 4 34

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


13

Frequency Table

kualitas hidup

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tinggi 13 17.6 17.6 17.6

sedang 37 50.0 50.0 67.6

rendah 24 32.4 32.4 100.0

Total 74 100.0 100.0

jenis kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid lai-laki 40 54.1 54.1 54.1

perempuan 34 45.9 45.9 100.0

Total 74 100.0 100.0

usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 61 2 2.7 2.7 2.7

62 2 2.7 2.7 5.4

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


14

63 2 2.7 2.7 8.1

64 1 1.4 1.4 9.5

65 4 5.4 5.4 14.9

66 5 6.8 6.8 21.6

67 2 2.7 2.7 24.3

68 1 1.4 1.4 25.7

69 5 6.8 6.8 32.4

70 2 2.7 2.7 35.1

71 1 1.4 1.4 36.5

72 1 1.4 1.4 37.8

73 8 10.8 10.8 48.6

74 4 5.4 5.4 54.1

75 4 5.4 5.4 59.5

76 4 5.4 5.4 64.9

77 2 2.7 2.7 67.6

78 5 6.8 6.8 74.3

79 3 4.1 4.1 78.4

81 1 1.4 1.4 79.7

83 4 5.4 5.4 85.1

84 1 1.4 1.4 86.5

85 1 1.4 1.4 87.8

86 2 2.7 2.7 90.5

87 2 2.7 2.7 93.2

88 1 1.4 1.4 94.6

89 3 4.1 4.1 98.6

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


15

90 1 1.4 1.4 100.0

Total 74 100.0 100.0

agama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid islam 71 95.9 95.9 95.9

kristen 2 2.7 2.7 98.6

hindu 1 1.4 1.4 100.0

Total 74 100.0 100.0

interaksi sosial

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid rendah 40 54.1 54.1 54.1

baik 34 45.9 45.9 100.0

Total 74 100.0 100.0

CROSSTABS

/TABLES=interaksi BY kualitas

/FORMAT=AVALUE TABLES

/CELLS=COUNT ROW TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


16

Crosstabs

Notes

Output Created 16-MAY-2020 13:13:06

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data


74
File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all


the cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=interaksi BY kualitas

/FORMAT=AVALUE TABLES

/CELLS=COUNT ROW TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00.00

Elapsed Time 00:00:00.02

Dimensions Requested 2

Cells Available 349496

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


17

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

interaksi sosial * kualitas


74 100.0% 0 0.0% 74 100.0%
hidup

interaksi sosial * kualitas hidup Crosstabulation

kualitas hidup

tinggi sedang rendah Total

interaksi sosial rendah Count 0 16 24 40

% within interaksi sosial 0.0% 40.0% 60.0% 100.0%

% of Total 0.0% 21.6% 32.4% 54.1%

baik Count 13 21 0 34

% within interaksi sosial 38.2% 61.8% 0.0% 100.0%

% of Total 17.6% 28.4% 0.0% 45.9%

Total Count 13 37 24 74

% within interaksi sosial 17.6% 50.0% 32.4% 100.0%

% of Total 17.6% 50.0% 32.4% 100.0%

NONPAR CORR

/VARIABLES=interaksi kualitas

/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Nonparametric Correlations

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


18

Notes

Output Created 16-MAY-2020 13:13:37

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data


74
File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics for each pair of variables are


based on all the cases with valid data for
that pair.

Syntax NONPAR CORR

/VARIABLES=interaksi kualitas

/PRINT=SPEARMAN TWOTAIL
NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Resources Processor Time 00:00:00.00

Elapsed Time 00:00:00.00

Number of Cases Allowed 349525 casesa

a. Based on availability of workspace memory

Correlations

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


19

interaksi sosial kualitas hidup

Spearman's rho interaksi sosial Correlation Coefficient 1.000 -.711**

Sig. (2-tailed) . .000

N 74 74

kualitas hidup Correlation Coefficient -.711** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 74 74

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


20

Keterangan lulus uji etik

Keterangan bebas adminitrasi


Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
21

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


22

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


23

Keterangan bebas nilai semester 1-7

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


24

Konsul pembimbing 1

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


25

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


26

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


27

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


28

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


29

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


30

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


31

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


32

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


33

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


34

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


35

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


36

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


37

Konsul pembimbing 2

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


38

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


39

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


40

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu


41

Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu

Anda mungkin juga menyukai