Disusun Oleh
Kelompok 3 :
PRODI S1-FARMASI
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana guna memenuhi tugas mata kuliah Farmasi Komunitas
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, bimbingan orang tua, dosen pembimbing sehingga kendala-kendala yang penulis
alami teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas tentang Rekam Medik yang kami
sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi dan berita.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi kemahasiswaan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca khususnya mahasiswa Universitas PGRI Madiun. Saya sadar makalah ini
masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena
itu saya harapkan kepada para pembaca dan kepada dosen pembimbing untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
BAB 2. PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rekam medis adalah berkas yang berisikan informasi tentang identitas pasien,
anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan
medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat nginap, rawat
jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Rekam medis digunakan
sebagai acuan pasien selanjutnya, terutama pada saat pasien itu berobat kembali ,
Rekam medis pasien harus siap apabila pasien berobat kembali.
Tenaga kesehatan akan sulit dalam melakukan tindakan atau terapi sebelum
mengetahui sejarah penyakit, tindakan atau terapi yang pernah diberikan kepada
pasien yang terdapat di dalam berkas rekam medis. Hal penting dalam berkas rekam
medis adalah ketersediaannya saat dibutuhkan dan kelengkapan pengisiannya.
Kelengkapan pengisian berkas rekam medis oleh tenaga kesehatan akan memudahkan
tenaga kesehatan lain dalam memberikan tindakan atau terapi kepada pasien. Selain
itu juga sebagai sumber data pada bagian rekam medis dalam pengolahan data yang
kemudian akan menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen dalam
menentukan langkah-langkah strategis untuk pengembangan pelayanan kesehatan.
14. Bagaimana kepemilikan dan cara penyimpanan dari data rekam medik?
16. Apa saja dasar hukum yang membahas tentang data rekam medik?
14. Untuk mengetahui siapa kepemilikan dari rekam medik dan mengetahui cara
penyimpanan dari data rekam medik
15. Untuk mengetahui cara pertanggung jawaban terhadap data rekam medik
16. Untuk mengetahui dasar hukum yang membahas tentang data rekam medik
18. Untuk mengetahui undang undang yang mengatur tentang rekam medik supaya
memahami tentang hukum dari suatu rekam medik
BAB 2. PEMBAHASAN
a. M.Jusuf Hanafiah dan Amri Amir (2012) dalam bukunya yang berjudul Etika
Kedokteran dan Hukum Kesehatan memberikan pengertian rekam medis sebagai
kumpulan keterangan tentang identitas, hasil anamnesis, pemeriksaan, dan catatan
segala kegiatan para pelayan kesehatan atas pasien dari waktu ke waktu.
b. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269 / MENKES / PER / III /2008 Pasal 1
ayat 1, yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan
dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
c. IDI (2005) dalam Sally (2008), yang dimaksud rekam medis adalah sebagai
rekaman dalam bentuk tulisan atau gambaran aktivitas pelayanan yang diberikan
oleh pemberi pelayanan medik atau kesehatan kepada seorang pasien.
Sejak 3000-2500 S.M lahirnya rekam medis telah ada berjalan sejajar dengan
lahirnya ilmu kedokteran.Pada masa tersebut, kegiatan pencatatan Rekam Medis di
lakukan masih sangat primitif yakni dinding gua dan daun-daun yang kering. Pada
460 S.M. Bapak ilmu kedokteran “ Hippoctares” telah membuat sumpah Hippocrates
dan banyak menulis tentang pengobatan penyakit, observasi penelitian yang cermat
dan sampai kini dianggap benar. Hasil pemeriksaan pasienya ( Rekam Medis) hingga
kini masih dapat di baca oleh para dokter, di susun kembali oleh galen yang hidup 600
tahun setelah “Hippocrates” sehingga zaman tersebut telah mempunyai mahalah
kedokteran bernama Romana acta diuma (Depkes RI 2006).
Suatu dokumen rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan tersebut
digunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang
harus diberikan kepada seorang pasien.
Adapun tujuan utama dari rekam medis terjadi dalam 5 kepentingan, yaitu :
1. Pasien
2. Pelayanan pasien
3. Manajemen pelayanan
Rekam medis yang lengkap memuat segala aktivitas yang terjadi dalam
manajemen pelayanan sehingga di gunakan dalam menganalisi berbagai
penyakit,menyusun pedoman praktik, serta untuk mengevaluasi mutu pelayanan
yang diberikan.
4. Menunjang pelayanan
Rekam medis yang rinci akan mampu menjelaskan aktivitas yang berkaitan
denga penanganan sumber-sumber yang ada pada organisasi pelayanan di RS ,
menganlisis kecendrungan yang terjadi dan mengkomunikasikan informasi di
antara klinik yang berbeda.
5. Pembiayaan
Manfaat rekam medis dalam Manual Rekam Medis (2007) disebutkan 6 manfaat
antara lain :
1. Pengobatan Pasien
5. Statistik Kesehatan
Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam
penyelesaian masalah hukum , disiplin dan etik.
Menurut Hanafiah dan Amir dalam bukunya yang berjudul Etika Kedokteran dan
Hukum Kesehatan, di rumah sakit didapat 2 jenis rekam medis, yaitu :
d. Menentukan jadwal dan materi rapat rutin panitia rekam medis dan
manajemen informasi kesehatan.
3. Unit rekam medis dan manajemen informasi kesehatan dipimpin oleh kepada
dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang sesuai.
5. Ruang kerja harus memadai bagi kepentingan staf, penyimpanan rekam medis,
penempatan (microfilm, computer, printer, dll) dengan pengertian :
- Ruang penyimpanan cukup untuk berkas rekam medis aktif yang masih
digunakan
- Ruang penyimpanan cukup untuk berkas rekam medis non aktif yang tidak
lagi digunakan sesuai dengan peraturan yang beraku.
6. Ruang yang harus cukup menjamin bahwa rekam medis aktif dan non aktif tidak
hilang, rusak, atau diambil oleh yang tidak berhak.
7. Rekam medis adaah sumber manajemen informasi kesehatan yang handal yang
memuat informasi yang cukup, tepat waktu, akurat, dan dapat dipercaya bagi
semua rekaman pasien rawat jalan, rawat inap, atau gawat darurat dan pelayanan
lainnya.
8. Harus ada sistem identifikasi, indeks, dan sistem dokumentasi yang memudahkan
pencarian rekam medis dengan pelayanan 24 jam.
9. Harus ada kebijakan informasi dalam rekam medis agar tidak hilang, rusak, atau
digunakan oleh orang yang tidak berhak.
10. Dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya bertanggung jawab akan kebenaran
dan ketepatan pengisian rekam medis. Hal ini diatur dalam anggaran dasar
peraturan dan panduan kerja rumah sakit, adalah sebagai berikut :
- Riwayat penyakit dan hasil pemeriksaan sudah harus lengkap dalam 24 jam
setelah pasien dirawat dan sebelum tindakan operasi.
- Semua rekam medis diberi kode dan indeks dalam waktu 14 hari setelah
pasien pulang.
11. Harus ada kebijakan rumah sakit mengenai rekam medis baik resume medis aktif
maupun yang non aktif.
12. Ada kebijakan dan peraturan prosedur yang dapat ditinjau setiap 3 bulan.
a. Ada informasi efektif antar dokter dan perawat atau tenaga kesehatan.
14. Pengisian rekam medis hanya dilakukan oleh yang berhak di rumah sakit, pasien
yang masuk diberi catatan tanggal, jam dan nama pemeriksaan.
16. Semua laporan asli oleh tenaga kesehatan disimpulkan dalam rekam medis.
17. Tiap rekam medis meliputi identifikasi pasien :
c. Alamat Lengkap.
18. Tanda peringatan atau bahaya, misalnya pasien alergi sesuatu harus ditulis di
sampul depan berkas rekam medis.
19. Rekam medis mencantumkan diagnosa sementara dan diagnosa akhir saat pasien
pulang.
20. Rekam medis mencakup riwayat pasien yang berkaitan dengan kondisi penyakit
pasien yang meliputi :
b. Keadaan sosial.
21. Pasien operasi atau tindakan khusus harus disertai izin operasi hanya pasien
dengan kondisi khusus tertentu diberikan Informed Consent.
22. Setiap pemberi pelayanan kesehatan oleh para petugas kesehatan wajib disertai
dengan pemberian catatan pada berkas rekam medis.
23. Rekam medis atau persalinan atau operasi atau anestesi, di atau dengan ketentuan
khusus. Rekam medis penyakit kronis, penyakit menahun memiliki prosedur
manajemen informasi kesehatan secara khusus.
24. Setiap diagnosa atau tindakan khusus pasien diberi kode klasifikasi penyakit
berdasarkan standar yang berlaku.
25. Dalam waktu 14 hari setelah pasien pulang, ringkasan keluar (resume medis)
sudah harus dilengkapi.
26. Pelayanan rekam medis merupakan bagian dari program pengendalian mutu
rumah sakit
a. Akurat : Agar data menggambarkan proses atau hasil pemeriksaan pasien di ukur
secara benar
b. Lengkap : Agar data mencakup seluruh karakteristik pasien dan sistim yang
dibutuhkan dalam analisis hasil ukuran
d. Valid : Agar data dianggap sah dan sesuai dengan gambaran proses atau hasil
akhir yang diukur
e. Tepat waktu : Agar sedapat mungkin data dikumpulkan dan dilaporkan mendekati
waktu episode pelayanan
f. Dapat digunakan : Agar data yang bermutu menggambarkan bahasa dan bentuk
sehingga diinterpretasi, dianalisis untuk pengambil keputusan
j. Mudah di peroleh : Agar data yang bermutu dapat diperoleh melalui komunikasi
langsung dengan tenaga kesehatan, pasien, rekam medis, dan sumber-sumber lain.
G. ISI REKAM MEDIK
Isi rekam medis dibagi menjadi 2 bagian menurut Konsil Kedokteran Indonesia 2006
yaitu :
b. Dokumen merupakan kelengkapan dari catatan tersebut, antara lain foto rontgen,
hasil laboratorium dan keterangan lain sesuai dengan kompetensi keilmuannya.
Isi catatan dan dokumen tersebut dipaparkan dalam 2 jenis rekam medis menurut
Permenkes Nomor 269/MenKes/Per/III/2008, isi rekam medis secara umum untuk
pasien rawat inap sekurang-kurangnya berisi hal-hal berikut :
a. Identitas pasien
e. Diagnosis
f. Rencana penatalaksanaan
k. Nama dan tanda tangan dokter , dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayana kesehatan
c. Alamat lengkap
d. Jenis kelamin
Rekam medis mencantumkan diagnosis sementara dan diagnosis akhir saat pasien
pulang. Rekam medis yang mencakup tentang riwayat pasien yang berkaitan dengan
kondisi penyakit pasien meliputi :
b. Keadaan sosial
c. Riwayat dan perjalanan penyakit
d. Keadaan sekarang
Singkatan dan simbol yang digunakan, dalam pengisian rekam medis harus diakui dan
berlaku secara umum. Semua hasil laporan asli yang dilakukan oleh dokter atau
tenaga kesehatan disimpan dalam rekam medis aktif maupun non aktif. Dan kebijakan
mengenai penyimpanan peraturan prosedur tersebut dapat ditinjau 3 tahun. Dalam hal
terjadi kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam medis, catatan dan berkas
tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara apapun. Perubahan catatan atas
kesalahan dalam rekam medis hanya dapat dilakukan dengan pencoretan dan
kemudian dibubuhi paraf petugas yang bersangkutan. Lebih lanjut penjelasan tentang
tata cara ini dapat dibaca pada Peraturan Menteri Kesehatan tentang Rekam Medis
dan pedoman pelaksanaanya
Jika kartu pasien indeks hilang, nomor masuknya dapat diperoleh dari salah
satu catatan, dengan mengetahui nama dan tanggal masuknya. Tetapi jika
menggunakan nomor keluar kartu indeks tidak dapat menolong untuk menemukan
nomor keluar, sehingga lokasi rekam medisnya sukar diketahui.
Ketika pasien datang berobat, petugas rekam medis harus memberikan nomor
rekam medis dan mencatatnya kedalam beberapa formulir rekam medis yaitu, Kartu
Identitas Berobat (KIB), Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP), formulir data dasar
pasien, formulir masuk keluar, buku register pendaftaran pasien.
“Sistem apapun yang dipakai untuk Rekam Medis yang baru harus
berdasarkan nomor yang di urut secara kronologis dan nomor tersebut digunakan oleh
unit/bagian di RS/pelayanan kesehatan yang bersangkutan”.
a. Pemberian nomor secara seri dikenal dengan nama Serial Numbering System
(SNS) adalah suatu sistem penomoran dimana setiap penderita yang berkunjung
ke rumah sakit atau puskesmas selalu mendapat nomor yang baru.
b. Pemberian nomor secara unit atau dikenal dengan Unit Numbering System (UNS)
adalah suatu sistem penomoran dimana sistem ini memberikan satu nomor rekam
medis pada setiap pasien yang berkunjung pertama kali datang ke rumah sakit atau
puskesmas, dan digunakan selamanya pada kunjungan berikutnya.
c. Pemberian nomor secara seri unit atau dikenal Serial Unit Numbering System
(SUNS) adalah suatu sistem pemberian nomor dengan cara penggabungan sistem
seri dan sistem unit. Dimana setiap pasien datang berkunjung ke rumah sakit atau
puskesmas diberikan nomor baru dengan dokumen rekam medis baru. Dokumen
rekam medis baru dan lama dijadikan satu, dan yang menjadi patokan nomor
rekam medis adalah nomor yang lama. Sedang nomor baru diberikan lagi ke
pasien yang lain.
b. Validitas atau keseluruhan dari isi rekam medis karena isi rekam medis harus
jelas, singkat dan tepat waktu
Secara umum informasi rekam medis bersifat rahasia. Tetapi jika di analisa,
konsep kerahasiaan ini maka akan banyak ditemui pengecualian. Dan yang menjadi
masalah disini ialah bagi siapa rekam medis itu dirahasiakan, dan dalam keadaan
bagaimana rekam medis dirahasiakan.Informasi di dalam rekam medis bersifat rahasia
karena hal ini menjelaskan hubungan yang khusus antara pasien dan dokter yang
wajib dilindungi dari pembocoran sesuai dengan kode etik kedokteran dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Depkes RI 2006).
Berkas yang telah habis masa penyimpananya dapat dimusnahkan, kecuali jika
ada halangan oleh peraturan lain. Khususnya untuk kasus yang menjadi perkara
pengadilan, American Medical Record Association dan American hospital association
membuat peraturanlebih lanjut dalam Statement On Preservation Of Patient Medical
Records In Healthcare Institutions. Dalam aturan tersebut dikatakan bahwa pada
kasus biasa berkas rekam medis disimpan sampai 10 tahun terhitung dari saat pasien
terakhir berobat. Sedangkan pada kasus yang diperkirakan di pengadilan,
penyimpanan berkas rekam medisnya lebih lama lagi yaitu 10 tahun kemudian
terhitung sejak perkara terakhir selesainya
Informasi di dalam rekam medis bersifat rahasia, hal ini sesuai dalam Dirjen
Bina Pelayanan Medik (2006) tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur
Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Rumah sakit bertanggungjawab untuk
melindungi informasi yang ada didalam rekam medis terhadap kemungkinan
hilangnya keterangan ataupun memalsukan data yang ada didalam berkas rekam
medis atau dipergunakan oleh orang yang tidak berwenang menggunakannya. Adapun
tanggung jawab itu dibebankan kepada :
1. Tanggung jawab dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan yang merawat
Pengisian dapat didelegasikan kepada asisten yang dibawah dokter yang merawat,
tetapi tanggungjawab utama tetap ada ditangan dokter yang merawat.
a. Semua diagnosis ditulis dengan benar pada lembaran masuk dan keluar, sesuai
dengan istilah terminologi yang dipergunakan, semua diagnosa serta tindakan
pembedahan yang dilakukan harus di catat di dalam resume akhir.
c. Catatan yang dibuat oleh dokter yang merawat harus disertai tanggal dan di
bubuhi tanda tangan dokter yang bersangkutan.
d. Riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, resume akhir serta lembar ringkasan dan
keluar harus diisi dengan lengkap dan tidak cukup apabila hanya di tanda
tangani oleh seorang dokter saja.
i. Semua konsultasi harus dicatat secara lengkap serta ditanda tangani, dan harus
dilaksanakan sesuai dengan peraturan medik yang berlaku.
k. Pada kasus prenatal dan persalinan, catatan pada saat observasi dicatat secara
lengkap, mencakup hasil test dan semua pemeriksaan pasa saat prenatal
sampai masuk rumah sakit. Pencatatan secara lengkap mulai dari proses
persalinan hingga kelahiran sejak pasien masuk rumah sakit sampai dengan
pasien keluar rumah sakit.
l. Apabila pasien merupakan pasien rujukan dari luar, maka catatan observasi
dan pengobatan, serta tindakan yang diberikan yang telah ditanda tangani oleh
petugas harus diikut sertakan pada saat pasien masuk ke rumah sakit.
m. Resume akhir ditulis pada saat pasien pulang rawat ataupun meninggal,
resume harus berisi ringkasan tentang penemuan-penemuan, kejadian penting
selama pasien dirawat, keadaan saat pulang, kejadian penting selama pasien
dirawat, keadaat saat pulang, saran dan rencana pengobatan selanjutnya.
Staf medik memiliki peranan penting di dalam suatu rumah sakit karena secara
langsung staf medik tersebut dapat menentukan kualitas pelayanan dari suatu
instalasi pelayanan kesehatan kepada pasien. Komite staf medik melaksanakan
beberapa tanggung jawab khusus yang dipertanggung jawabkan langsung kepada
wakil direktur medik salah satunya di rumah sakit.
Rekam medis sebagai bukti tertulis penangan pasien di rumah sakit mempunyai
dasar hukum sebagai langkah terciptanya kepastian hukum. Dasar hukum rekam
medis yaitu :
1. Undang-undang 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 46 ayat (1)
yang menyatakan bahwa setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik
kedokteran wajib membuat rekam medis.
3. Pasal 79 UU Praktik Kedokteran secara tegas mengatus bahwa setiap dokter atau
dokter gigi yang dengan sengaja tidak membuat rekam medis dapat dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp
50.000.000,- ( lima puluh juta rupiah).
4. Peraturan KKI
b. Direktur rumah sakit wajib membuat prosedur kerja tetap penyelenggaraan rekam
medis di rumah sakit masing-masing.
A. KESIMPULAN
Rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang
identitas, anamnesa, penentuan fisik laboratorium diagnosa segala pelayanan dan
tindakan medik yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap,
rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Ada dua kelompok
data rekam medik rumah sakit di sebuah rumah sakit yaitu kelompok data medik dan
kelompok data umum yaitu data Medik dan data Umum. (Permenkes, 1992: 28)
Rekam medis dapat melindungi minat hukum (legal interest) pasien, rumah
sakit, dan dokter serta staff rumah sakit bila ketiga belah pihak melengkapi
kewajibannya masing-masing terhadap berkas rekam medis.
B. SARAN
Amein F. 2003. Aspek Rekam Medis Dalam Mendukung Penyelidikan Malpraktek. Kumpulan
Makalah Seminar Nasional dalam Kongres & Rakernas I-III
Dewi, K. (2011). Hubungan Antara Pengetahuan Dokter Tentang Rekam Medis dengan
Kelengkapan Pengisian Data Rekam Medis Dokter yang Bertugas di Bangsal Anak RSUP
Dr.Kariadi Semarang Periode 1-31 Agustus 2010. Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro, Semarang.
Departemen Kesehatan RI. “Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah
Sakit Di Indonesia Revisi II “ . (Jakarta : 2006). Hlm.11.
Guwandi J. 1991. Dokter dan Rumah sakit. Jakarta: Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia
Hatta,G. 2003. Peranan Rekam Medis Dalam Tanggung Gugat Praktek Professional Tenaga
Kesehatan. Kumpulan Makalah Seminar Nasional dalam kongres & Rakernas I-III
Hanafiah, M.J.,& Amir, A. (2012). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan Edisi 4.
Jakarta : EGC.
Ikatan Dokter Indonesia. 2005. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer. 2nd ed. Jakarta : Ikatan Dokter Indonesia
Sampurna, B . 2014.Aspek Etik dan Hukum Manajemen Informasi Kesehatan. Jakarta: UI-
Press