Rekam Medis diartikan sebagai keterangan tertulis dan terekam tentang identitas
social pasien, anammese, penentuan fisik laboratorium,diagnosis dan pengobatan.
Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka
upaya peningkatan pelayanan kesehatan diRumah Sakit tersebut.
Isi rekam medis merupakan dokumen resmi yang mencatat seluruh proses
pelayanan medis dirumah sakit , dan sangat bermanfaat antara lain bagi aspek
administrasi, medis, hokum, keuangan, penelitian,
pendidikan,dokumentasi,perencanaan, serta pemfaatan sumberdaya.
Rekam Medis wajib diisi bukan hanya oleh tenaga medis, paramedis,tetapi juga oleh
residen serta mahasiswa dibawah pengawasan dokter .Agar dapat tercipta
keseragaman dan persamaaan pengertian rekam medis di rumah sakit yang sesuai
dengan Permenkes 749a/Men.Kes/PER/XII/1989 tentang Rekam Medis , maka perlu
adanya suatu Pedomanan Pengelolaaan Rekam Medis di Rumah Sakit.
Rekam Medis harus berisi informasi lengkap perihal proses pelayanaan medis di
rumah sakit yang terjadi dimasa lalu.
DAFTAR ISI
Kata pengantar
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Moto,Visi dan Misi Rekam Medis RSU Santo Yoseph Labuan Bajo
C.Pengertian, Tujuan dan Manfaat Rekam Medis
BAB II Proses Penyelenggaraan Rekam Medis Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI
A.Sistem Rekam Medis.
1. Sistem Penamaan
2. Sistem Penomoran
3. Sistem penyimpanan
4. Sistem penjajaran
5. Sistem Kartu Indeks Utama Pasien/KIUP
B.Prosedur Rekam Medis
1. Pendaftaran Pasien
a. Rawat Jalan(Penerimaan Pasien)
b. Rawat Inap
c. Ruang Gawat Darurat
2. Perekaman Kegiatan Pelayanan Rekam Medis
a. Penanggung Jawab Pengisian Rekam Medis
b.Ketentuan Pengisian Rekam Medis
c.Formulir dan cara Pengisian Rekam Medis
C.Proses Pengolahan Rekam Medis
D.Pelaporan dan Statistik
E.Surat Keterangan Medis
F.Sistim Penyimpanan Rekam Medis
G.Tata Cara Pengambilan dan Pengembalian Rekam Medis
H.Penyusutan dan Pemusnahan Rekam Medis
B. MOTO, VISI DAN MISI REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM SANTO YOSEPH
LABUAN BAJO
1. Moto
Moto Ruma Sakit
Melayani Dengan Hati untuk kesembuhan anda
2. Visi
a.visi rumah sakit
menjadi rumah sakit katolik yang berkomitmen pada kehidupan yang
bermartabat dan menjamin keselamatan pasien dengan di jiwai semangat
pelayanan kasi
b. Visi rekam medis
Menjadikan rekam medis berkualitas dalam mendukung sistem
informasi manajemen yang handal di Rsu santo yoseph labuan bajo agar dapat
memberikan pelayanan yang bermutu tinggi.
3. Misi
a. Misi rumah sakit
1.memberikan pelayanan kesehatan yang cepat,tepat,aman dan nyaman serta
berkualitas secara profesional dan manusiawi dengan mengutamakan
keselamatan pasien
2.menerapkan sisti manajemen yang efektif,efisien ,transparan dan akuntabel
3.memberikan pelayanan yang berpusat pada pasien dengan penuh
keramatamaan dan menghormati martabat manusia
4. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas ,bertanggung jawab dan
profesional dalam semngat kasih persaudaraan
5. memberikan pendampingan penuh kasih melalui pastoral care
b. Misi rekam medis
Menyediakan sarana rekam medis dan identifikasi pasien secara cepat, tepat
dan akurat. Mengumpulkan dan mengolah data rekam medis untuk dijadikan
informasi dapat dipertanggungjawabkan data Rekam Medis.Menyimpan rekam
medis dengan rapi, tersktruktur dan aman sehingga mempermudah dalam
proses penyimpanan dan pengambilan kembali berkas rekam medis untuk
kelancaran pelayananan dan untuk keperluan lainya
a.Aspek Adminstrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggungjawab sebagai
tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
b.Aspek Medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis karena catatan
tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan /
perawatan lebih lanjut yang harus diberikan kepada seorang pasien
c.Aspek Hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum karena isinya menyangkut
masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dalam rangka
usaha menegakan hukum serta penyediaan bahan sebagai tanda bukti untuk
menegakkan keadilan.
d.Aspek Keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang karena isinya mengandung
data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.
Kaitan antara rekam medis dengan aspek keuangan sangat erat sekali.
Karena segala pengobatan dan tindakan yang bernilai uang tercatat dalam rekam
medis.
e.Aspek Penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena isinya menyangkut
data/informasi yang dapat dipergunakan untuk aspek penelitian dan
pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan.
f.Aspek Pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan karena isinya menyangkut
data/informasi tentang perkembangan kronologis dari kegiatan pelayanan medis
yang diberikan kepada pasien dan informasi tersebut dapat digunakan sebagai
bahan/referensi pengajaran dibidang profesi si pemakai.
g.Aspek Dokumentasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi karena isinya
menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai
bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dapat diaplikasikan
penerapannya didalam penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis yang
cukup efektif dan efisien.
Pendokumentasian data medis seorang pasien dapat dilaksanakan dengan mudah
dan efektif sesuai aturan dan prosedur yang telah ditetapkan.Dengan melihat
beberapa aspek diatas maka rekam medis mempunyai kegunaan yang sangat
luas,karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan pemberi pelayana saja.
Kegunaan rekam medis secara umum adalah :
1.Sebagai alat komunikasi antara tenaga ahli lainnya yang ikut ambil bagian dalam
memberikan pelayanan, pengobatan dan perawatan kepada pasien.
2.Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan /perawatan yang harus diberika
kepada seorang pasien.
3.Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, pengobatan dan
perkembangan penyakit selama pasien berkunjung/dirawat dirumah sakit.
4.Sebagai bahan yang erguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi terhadap
kualitas pelayanan yang telah diberikan kepada pasien.
4.Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan
tenaga kesehatan yang lain.
5.Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian
dan pendidikan.
6.Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis pasien.
7.Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan serta sebagai bahan
pertanggungjawaban dan laporan.
Sebelum penetapan sistem penamaan yang dipakai terlebih dahulu kita harus
memahami keperluan yang mendasar daripada sistem penamaan tersebut
sehingga dianggap perlu ditetapkan dengan sistem tersendiri. Sistem penamaan
pada dasarnya untuk memberikan identitas kepada seseorang pasien serta untuk
membedakan antara pasien yang satu dengan yang lainnya sehingga
mempermudah dan memperlancar dalam memberikan pelayanan rekam medis
kepada pasien yang datang ke rumah sakit.
Sistem penamaan di RSU Santo Yoseph Labuan Bajo adalah sebagai berikut:
a. Nama pasien ditulis berdasarkan nama sendiri secara lengkap, ditulis dengan
huruf cetak dan mengikuti ejaan yang disempurnakan.
Contoh: Tukiyem ditulis TUKIYEM
b.Sebagai pelengkap, diakhir nama pasien diikuti nama pelengkap dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Bagi pasien perempuan / laki-laki yang dilahirkan di Rumah Sakit Umum
Santo Yoseph Labuan Bajo dilengkapi dengan By Ny.
Contoh: Ibu Lasiyem melahirkan di rumah sakit, maka identitas anaknya
ditulis By,Ny,LASIYEM,
2) Bagi pasien perempuan / laki-laki yang dilahirkan di Rumah Sakit Umum
Santo Yoseph Labuan Bajo dengan pemberian nama By,Ny tersebut
dicoret dan diganti dengan nama bayinya serta dilengkapi dengan An jika
telah memiliki identitas / nama, maka nama
Contoh: By.Ny,LASIYEM.
diganti dengan nama An,SALMA,
3) Bagi pasien perempuan/laki-laki yang berumur kurang dari 17 th dilengkapi
dengan An.
Contoh: Rudi berumur 5 th, maka identitas pasien ditulis An. RUDI
4) Bagi pasien perempuan yang berumur sama dengan atau lebih dari 17 th
dan belum menikah dilengkapi dengan Nn.
Contoh: Rina berumur 20 th dan belum menikah, maka identitas pasien
ditulis Nn RINA.
5) Bagi pasien perempuan yang berumur sama dengan atau lebih dari 20 th
dan sudah menikah, maka dilengkapi dengan Ny.
Contoh: Rosita berumur 30 th dan sudah menikah, maka identitas pasien
ditulis NY.ROSITA.
6)Bagi pasien laki-laki yang berumur sama dengan atau lebih dari 17 th dan
belum menikah dilengkapi dengan Sdr.
Contoh: Eko berumur 20 th dan belum menikah, maka identitas pasien
ditulis Sdr.EKO,
7)Bagi pasien laki-laki yang berumur sama dengan atau lebih dari 20 th dan
sudah menikah dilengkapi dengan Tn.
Contoh: Hamdani berumur 30 th, maka identitas pasien ditulis Tn.HAMDANI.
c.Penamaan terhadap orang yang tidak diketahui identitasnya selama periode
perawatan, maka penamaannya menggunakan Mr. X untuk yang laki – laki dan
untuk yang perempuan penamaanya menggunakan Mrs. X.
d.Gelar,pangkat dan jabatan ditempatkan dibelakang nama dalam tanda kurung
Contoh: Tn.Andi Saputro,S.Pd
e.Penulisan nama sebagaimana yang tercantum dalam contoh di atas harus ditulis
pada seluruh lembar berkas rekam medis.
f.Sistem pemberian nama sebagaimana tercantum dalam contoh di atas mulai
dilaksanakan di RSU Santo yoseph laban bajo, bersamaan dengan buku
pedoman ini.
3. Sistem penyimpanan
Sistem penyimpanan dokumen rekam medis di RSU santo Yoseph Labuan Bajo
yaitu dengan cara ‘’penyimpanan sentralisasi’’ , sistem penyimpanan ini dengan cara
menyatukan seluruh berkas rekam medis pasien rawat jalan ,rawat inap,dan rawat
darurat kedalam satu folder tempat penyimpanan.
Penggunaan sistem ini juga memiliki kebaikan dan kekurangan,kebaikan dan
kekurangan sistem ini antara lain :
1. kebikan
a. Data dan informasi hasil-hasil pelayanan dapat berkesinambungan karena
menyatu dalam satu folder sehingga riwayatnya dapat dibaca seluruhnya.
a. Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan
berkas rekam medis
b. Mengurangi jumlah biaya yang di gunakan untuk peralatan dan rungan
c. Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan dan pencatatan medis mudah di
standarisasikan
d. Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan
e. Mudah menerapkan sistem unit recor
2. kekurangan
a. Petugas menjadih lebih sibuk karena menangani unit rawat jalan dan rawat
inap
b. Petugas penerimaan pasien harus bertugas 24 jam
4. sistem penjajaran
Sistem penjajaran atau penataan rekam medis di rumah sakit santo yoseph
labuan bajo yaitu sistem penjajran Numerik,.Dalam metode ini, berkas rekam
medis dijajarkan menurut nomor rekam medisnya, jadi bukan menurut abjad
nama pasien.Nomor rekam medis ini tercamtum pada folder rekam medis
karena nomor rekam medis pada folder menjadi acuan untuk penataan berkas
rekam medis.maka folder harus di rancang dengan baik agar nomor rekam
medis dapat dengan mudah di lihat dan dibaca.
Bagian Sistem penjajaran Numerik dokumen rekam medis Rumah Sakit Umum
Santo Yoseph Labaun.dengan menggunakan cara ”Terminal Digit Filling” yaitu
berkas rekam medis disimpan berdasarkan dua digit terkahir dari nomor pasien,
kemudian dilihat dua digit paling tengah dan dilanjutkan dengan dua digit yang
terletak di depan
Contoh :
Nomor Pasien : 05-10-20
Pertama, dilihat dua digit terakhir angaka primer yaitu 20
Kedua, dilihat dua digit paling tengah yaitu 10
Ketiga, dilihat dua digit yang terletak paling depan yaitu 05
Jadi, berkas rekam medis tersebut disimpan pada rak yang bernomor 20 kelompok
10 dan urutan yang ke 05
2. Dilihat dari jenis pelayanan rumah sakit, pasien datang dapat dibedakan
menjadi : a. Pasien yang dapat menunggu
1. Pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian
2. Pasien yang datang dengan keadaan tidak gawat
b. Pasien yang datang segera ditolong (gawat darurat)
3. Menurut jenis kedatangannya pasien dapat dibedakan menjadi :
a. Pasien Baru adalah pasien yang baru pertama kali datang ke rumah sakit
untuk keperluan mendapatkan pelayanan kesehatan.
b. Pasien Lama adalah pasien yang pernah datang sebelumnya untuk keperluan
mendapatkan pelayanan kesehatan
4. Kedatangan pasien ke rumah sakit dapat dibedakan menjadi :
a. Dikirim oleh dokter praktik di luar rumah sakit.
b. Dikirim oleh rumah sakit lain, Puskesmas atau jenis pelayanan kesehatan
lainnya.
c. Datang atas kemauan sendir
Tata cara penerimaan pasien yang akan berobat di rumah sakit merupakan
prosedur pertama dalam memberikan pelayanan. Pembinaan dan pelaksanaan
pekerjaan penerimaan pasien dengan baik menciptakan citra yang baik dari pasien
baru masuk pertama berobat, menjamin kelancaran dan kelengkapan catatan serta
menghemat waktu dan tenaga. Untuk lancarnya proses penerimaan pasien perlu
diperhatikan:
1. Petugas yang kompeten
2. Cara penerimaan yang ramah, tegas dan jelas
3. Kecepatan dan ketepatan
Penerimaan pasien di Rumah Sakit santo Yoseph Labuan Bajo dapat dikategorikan
menjadi tiga, yaitu penerimaan pasien rawat jalan, penerimaan pasien gawat darurat
dan penerimaan pasien rawat inap
1. Pendaftaran Pasien
a. Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
1.Pasien Baru
Petugas pendaftaran dan informasi akan mewawancarai dan meminta kartu
identitas pasien (jika bawa), kemudian petugas pendaftaran menyerahkan
formulir identitas untuk diisi oleh pasien atau keluarga pasien, selanjutnya
petugas pendaftaran mencatat identitas pasien di buku register pendaftaran,
membuatkan rekam medis, melakukan entry data ke komputer, mengisi register
poliklinik dan mengisi Kartu Index Berobat (KIB) untuk diserahkan kepada
pasien atau keluarga pasien sebagai kartu pengenal serta berpesan agar
dibawa setiap kali kunjungan,baik kunjungan rawat jalan atau rawat inap
2. Pasien Lama dengan KIB
Pasien lama yang membawa kartu indek berobat menunjukkan kartunya ke
petugas pendaftaran untuk dicarikan data pasien yang dimaksud dan
mengambilkan berkas rekam medis pasien untuk diantarkan ke poli yang dituju.
3. Pasien lama tanpa membawa KIB
Jika pasien lama tidak membawa kartu indek berobat maka petugas
pendaftaran menanyakan identitas pasien.Kemudian petugas pendaftaran
mencari nama serta alamat pasien di komputer untuk mengetahui nomor rekam
medis pasien. Setelah ditemukan, petugas pendaftaran mengambilkan berkas
rekam medis pasien untuk diantarkan ke poli yang dituju.
Setelah mendapat pelayanan yang cukup dari poliklinik, ada beberapa
kemungkinan dari setiap pasien :
a. Pasien boleh langsung pulang
b. Pasien diberi slip perjanjian/surat kontrol oleh dokter poli untuk datang
kembali pada hari dan tanggal yang telah ditetapka. Pasien yang diminta
datang kembali,tetap mendaftar di tempat pendaftaran dan informasi sesuai
hari dan tanggal yang tertera pada surat kontrol.
c. Pasien perlu dirawat di ruang perawatan
Pasien dinyatakan sebagai pasien rawat inap jika dokter menyatakan bahwa
pasien memerlukan perawatan yang di rumah sakit. Pasien rawat inap dapat
berasal dari pasien rawat jalan atau pasien gawat darurat. Pasien rawat inap akan
dibuatkan surat perintah mondok oleh dokter poliklinik atau dokter UGD. Kemudian
petugas pendaftaran menyiapkan dan mengisi lembar administrasi pasien rawat
inap untuk selanjutnya diserahkan ke UGD untuk dilengkapi oleh dokter UGD
. Setelah dilengkapi, pasien kemudian diantarkan ke bangsal perawatan untuk
segera mendapat perawatan dan lembar administrasi pasien rawat inap
diserahkan kepada perawat bangsal keperawatan.
Untuk pasien rawat jalan yang gawat darurat pelayanannya dilakukan di UGD
dan untuk pasien yang tidak gawat darurat pelayanan dilakukan di Poliklinik umum.
Penerimaan pasien gawat darurat di Rumah Sakit Santo yoseph labuan bajo dapat
dikategorikan :
a. Pasien gawat darurat dengan atau tanpa penanggungjawab
b. Pasien gawat darurat gelandangan
Pasien gawat darurat ditolong atau diberi pelayanan terlebih dahulu baru
kemudian penyelesaian adminsitrasinya atau bisa juga diselesaikan oleh keluarga
pasien pada saat pasien mendapatkan pelayanan medis.
Setelah mendapatkan pelayanan yang cukup ada beberapa kemungkinan dari
setiap pasien gawat darurat yaitu :
1. Pasien boleh langsung pulang
2. Pasien dirujuk/dikirim kerumah sakit lain
3. Pasien harus dirawat
Setelah selesai pelayanan, berkas rekam medis pasien poliklinik umum dan UGD
akan dikembalikan ke bagian rekam medis. Pasien yang harus dirawat inap, rekam
medis pasien akan dikirim ke ruang perawatan.
Alur Rekam Medis Gawat Darurat adalah:
a. Pasien dengan keadaan gawat darurat akan diperiksa di UGD.
b. Keluarga pasien kemudian mendaftarkan pasien gawat darurat tersebut ke
pendaftaran.
c. Petugas pendaftaran kemudian menanyakan apakah pasien sudah pernah
berobat ke Rumah Sakt Santo Yoseph atau belum. Apabila pasien baru
maka pasien/keluarga mengisi formulir pendaftaran pasien baru yang telah
disediakansesuai dengan kartu tanda pengenal (KTP,SIM,Paspor).Petugas
pendaftaran kemudian mengisi identitas pasien baru pada buku register
pasien dan mengentry ke komputer.
d .Petugas pendaftaran dan informasi kemudian membuatkan rekam medis
pasien,KIB dan nota pendaftaran pasien. KIB pasien selanjutnya diserahkan
kepada keluarga pasien dan nota pendaftaran dimasukkan ke map
merah (untuk pasien gawat darurat).
e. Apabila pasien lama (pasien yang pernah berobat sebelumnya) maka
petugas Pendaftaran dan Informasi menanyakan apakah KIB pasien
dibawa. Jika dibawa maka petugas pendaftaran kemudian menanyakan
kepada keluarga pasien atau pasien mengenai poliklinik mana yang akan
dituju.
f. Apabila pasien lama tanpa membawa KIB, maka petugas pendaftaran dan
informasi menanyakan nama pasien dan alamat pasien untuk kemudian
dicari nomor rekam medisnya melalui SIM RS.
g. Petugas pendaftaran dan informasi kemudian mencatat nomor rekam medis
dan nama pasien dibuku register UGD.
h. Petugas pendaftaran kemudian mengambil berkas rekam medis pasien di
ruang rekam medis.
i. Selanjutnya berkas Rekam Medis pasien dikirim ke UGD.
j. Petugas UGD kemudian mencatat pada buku register poliklinik pasien rawat
jalan:nama, nomor rekam medis, alamat, umur, jenis kelamin, diagnosa,
tindakan dan nama dokter
k. Dokter kemudian membaca riwayat penyakit pasien yang ada pada lembar
poliklinik (apabila pasien lama). Kemudian memeriksa pasien dan mencatat
hasil pemeriksaan pada lembar poliklinik.
l. Apabila pasien diperintahkan untuk mondok maka dokter jaga UGD kemudian
membuatkan surat perintah mondok dan keluarga pasien mendaftarkan
pasien rawat inap ke pendfatran dengan membawa surat perintah mondok.
m. Petugas UGD kemudian membuat sensus harian rawat jalan.
n. Setelah shift selesai, petugas UGD kemudian mengembalikan berkas rekam
medis gawat darurat beserta sensus harian rawat jalan.
o. Petugas rekam medis kemudian merekap sensus harian rawat jalan tersebut
ke buku register poliklinik dan kemudian memeriksa kelengkapan pengisian
rekam medis. Jika belum lengkap, maka petugas rekam medis kemudian
mengupayakan kelengkapannya.
p. Petugas rekam medis kemudian mengolah berkas rekam medis untuk di
coding dan membuat rekapitulasi setiap akhir bulan guna membuat laporan
dan statistik.
q. Petugas rekam medis kemudian menyimpan berkas rekam medis yang telah
selesai diolah sesuai dengan urutan nomor rekam medis.
Proses assembling
berawal dari penerimaan berkas rekam medis dari masing-masing
bangsal/poliklinik. Kemudian dicek tanggal dikumpulkan, bangsal yang
mengirim jumlah berkas dan tanda tangan petugas sebagai penerima serta
perawat sebagai pihak yang mengembalikan. Selanjutnya dilakukan proses
analisis kelengkapan berkas rekam medis. Berkas rekam medis yang
belum lengkap akan dimintaka kelengkapannya dari dokter yang
bertanggung jawab dalam pengisian berkas rekam medis tersebut.
iv. Indeks pasien adalah suatu kartu catalog yang berisi nama semua pasien yang
pernah berobat ke rumah sakit. Informasi yang ada dalam kartu indeks pasien
meliputi nama lengkap, jenis kelamin, umur, alamat, tempat dan tanggal lahir,
pekerjaan, tanggal masuk, tanggal keluar dan nomor rekam medis.
v. Indeks dokter adalah suatu kartu catalog yang berisi nama dokter yang
memberikan pelayanan medis kepada pasien.
vi. Indeks penyakit adalah suatu kartu catalog yangberis kode penyakit dan kode
operasi yang ada di rumah sakit.
a. Pelaporan
Pelaporan di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI dibedakan menjadi 2 jenis :
1) Internal
Pelaporan internal merupakan laporan yang ditujukan untuk jajaran
direksi rumah sakit yang nantinya bisa digunakan untuk mengambil
sebuah keputusan. Laporan yang bersifat internal di RSIY PDHI
Yogyakarta dan pengolahannya dilakukan di Rekam Medis meliputi:
i. Laporan jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap.
ii. Laporan 10 besar penyakit dengan periode laporan setiap satu
bulan sekali.
iii. Laporan tindakan operasi yang meliputi operasi besar, operasi
sedang dan operasi kecil dengan periode laporan setiap satu bulan
sekali.
iv. Laporan jumlah pasien meninggal dunia dengan periode laporan
setiap satu bulan sekali.
v. Laporan indikator efisiensi pelayanan rumah sakit (BOR, LOS, TOI,
BTO, GDR, dan NPR)
vi. Data kegiatan rumah sakit (RL 1)
Laporan ini dibuat setiap triwulan berdasarkan catatan harian
yang dikompilasi setiap bulan dan dilaporkan setiap tanggal 15
pada bulan keempat pada Ditjen Yanmed, Dinkes Propinsi, Dinkes
Kabupaten / kota
vii. Data keadaan morbiditas pasien rawat inap rumah sakit (RL 2a)
Laporan ini dibuat setiap triwulan berdasarkan catatan harian
yang dikompilasi setiap bulan dan dilaporkan setiap tanggal 15
pada bulan keempat pada Ditjen Yanmed, Dinkes Propinsi, Dinkes
Kabupaten / kota
viii. Data keadaan morbiditas pasien rawat jalan riumah sakit (RL 2b)
Laporan ini dibuat setiap triwulan berdasarkan catatan harian
yang dikompilasi setiap bulan dan dilaporkan setiap tanggal
15 pada bulan keempat pada Ditjen Yanmed, Dinkes Propinsi,
Dinkes Kabupaten / kota ix.Data dasar rumah sakit (RL3)
Laporan ini dibuat satu kali dalam setahun sesuai dengan keadaan
pada tanggal 31 Desember dan dilaporkan setiap tanggal
15 Januari dan dilaporkan pada Ditjen Yanmed, Dinkes Propinsi /
Kabupaten / Kota
x. Data ketenagaan rumah sakit (RL4)
Laporan ini dibuat dua kali dalam setahun sesuai dengan keadaan
pada tanggal 30 Juni dan 31 Desember dan dilaporkan setiap
tanggal 15 Juli dan 15 Januari dan dilaporkan pada Ditjen Yanmed,
Dinkes Propinsi / Kabupaten / Kota
xi. Data peralatan medis rumah sakit (RL5)
Laporan ini dibuat dua kali dalam setahun sesuai dengan keadaan
pada tanggal 30 Juni dan 31 Desember dan dilaporkan setiap
tanggal 15 Juli dan 15 Januari dan dilaporkan pada Ditjen Yanmed,
Dinkes Propinsi /Kabupaten / Kota.
2) Eksternal
i. Data kegiatan rumah sakit (RL 1)
Laporan ini dibuat setiap triwulan berdasarkan catatan harian yang
dikompilasi setiap bulan dan dilaporkan setiap tanggal 15 pada
bulan keempat pada Ditjen Yanmed, Dinkes Propinsi, Dinkes
Kabupaten / kot
ii. Data keadaan morbiditas pasien rawat inap rumah sakit (RL 2a)
Laporan ini dibuat setiap triwulan berdasarkan catatan harian yang
dikompilasi setiap bulan dan dilaporkan setiap tanggal 15 pada bula
keempat pada Ditjen Yanmed, Dinkes Propinsi, Dinkes Kabupaten
kota
iii. Data keadaan morbiditas pasien rawat jalan riumah sakit (RL 2b)
Laporan ini dibuat setiap triwulan berdasarkan catatan harian yang
dikompilasi setiap bulan dan dilaporkan setiap tanggal 15 pada
Kepemilikan berkas rekam medis di RSI Yogyakarta PDHI dapat dilihat dari 2 hal
yaitu sebagai berikut :
a. Kepemilikan Berkas Rekam Medis
Rekam medis secara fisik (berkas) merupakan milik pihak rumah sakit yang
perlu dijaga dan dipelihara karena catatan-catatan yang terdapat dalam berkas
rekam medis berisi rangkaian kegiatan pelayanan yang diberikan oleh rumah
sakit kepada pasien.
b. Kepemilikan Isi Rekam Medis
Isi rekam medis merupakan milik pasien. Isi rekam medis tersebut dalam bentuk
ringkasan rekam medis. Ringkasan rekam medis tersebut dapat diberikan, dicatat
atau dicopy oleh pasien atau atas persetujuan pasien atau keluarga pasien yang
berhak untuk itu. Oleh karena itu, tiap permintaan mengenai informasi atau isi
rekam medis pasien harus seijin pasien yang bersangkutan.
Terkecuali untuk keperluan hukum, rujukan ke institusi kesehatan lain (untuk
kepentingan pasien), evaluasi pelayanan rumah sakit, dan riset.
Sebagaimana menurut Permenkes RI No.269/MENKES/PER/III/2008 Bab V pasal
12 yaitu “Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan (1) sedangkan
isi rekam medis merupakan milik pasien (2)”.
Berkas rekam medis di RSU Santo Yoseph Labuan Bajo bersifat rahasia dan
ditandai dengan tulisan RAHASIA yang tertulis di map berkas rekam medis.
Informasi-informasi yang terkandung dalam berkas rekam medis harus dijaga
kerahasiaannya. Semua informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit,
riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien yang terkandung dalam
berkas rekam medis harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga
kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
Yang berhak menjelaskan isi rekam medis pasien adalah dokter atau dokter gigi
yang merawat pasien dengan persetujuan pasien atau berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
D. Persetujuan
(Consent) dan Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent)
1. Surat Persetujuan (Consent)
a. Surat Persetujuan Rawat Inap
b. Permintaan Konsultasi.
2. Surat Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent)
Pasien mempunyai hak untuk menyetujui atau menolak perawatan, pengobatan
atau tindakan medis yang dilakukan atas dirinya, atas tanggung jawab sendiri
setelah memperoleh informasi yang jelas dari dokter yang merawat. Rumah sakit
mempunya hak untuk mendapat jaminan dan perlindungan hukum, sehingga perlu
adanya pernyataan persetujuan atau penolakan atas perawatan, pengobatan
maupun tindakan medis terhadap pasien.
a. Surat Persetujuan Tindakan Medik Bedah
b. Surat Penolakan Tindakan Medik
c. Surat Pernyataan Pengambilan Keputusan Tindakan Medis Pasien Tidak Sadar
tanpa Pengantar Keluarga Terdekat
d. Surat Persutujuan Tindakan.
e. Pemberian Informasi Rekam Medis
Pemberian Informasi Rekam Medis pasien sebagai beriku:
1. Permohonan pasien untuk memperoleh informasi mengenai catatan
rekam medis dirinya hendaknya diserahkan kepada dokter yang bertugas
merawatnya, permohonan dari pihak asuransi harus dilampiri surat kuasa
dari pasien.
2. Tidak seorangpun boleh memberikan informasi lisan maupun tertulis
kepada orang diluar organisasi rumah sakit tanpa persetujuan tertulis dari
direktur, kecuali informasi tersebut adalah dari dokter kepada pasien /
keluarga pasien yang mendapat kepentingan yang sah.
3. Para tenaga kesehatan dan dokter yang bertanggung jawab boleh bebas
berkonsultasi dengan unit rekam medis, dengan catatan bahwa ada
kaitannya dengan pekerjaannya.
4. Dokter tidak berhak memberikan persetujuan kepada Badan /
Perusahaan untuk memperoleh berkas rekam medis.
5. Informasi dalam rekam medis boleh diperlihatkan kepada perwalian
rumah sakit yang sah untuk melindungi kepentingan rumah sakit dalam
hal-hal yang bersangkutan dengan pertanggungjawaban.
6. Pihak – pihak yang mencari keterangan mengenai pasien, baik untuk
Kepentingan medis maupun kepentingan pendidikan/penelitian di RSU
Santo Yoseph Labuan Bajo mengajukan permohonan tertulis dan harus
seijin Direktur. Berkas rekam medis tidak boleh dibawa keluar rumah
sakit, dan hanya diperbolehkan membaca isi rekam medis di ruang kerja
rekam medis.
G. ADOPSI
Pedoman rekam medis menghadapi rekam medis dengan kasus adopsi sebagai
berikut:
1. Adopsi telah mengakibatkan orang tua kandung melepaskan hak mereka untuk
memeriksa berkas rekam medis anaknya telah diangka. Sebab, dengan
pengakatan itu seluruh hak oarang tua telah berakhir.
2. Adopsi telah mengakibatkan orang tau baru meneriam hak sebagai orang tua
asli berati hak untuk memeriksa berkas rekam medis anak angkatnya hingga
mencapai dewasa. Namun orang tua baru tidak boleh melihat berkas rekam
medis masa lampau si anak. Dalam hal ini petugas rekam medis wajib
mengeluarkan identitas masa lampaunya yang berkaitan dengan orang tua asli
sewaktu orang tua baru memeriksa berkas rekam medis anak angkat yang telah
menjadikan anak kandung.
3. Anak angkat mempunyai hak untuk membaca berkas rekam medis dirinya pada
saat mencapai usia dewasa namun petugas rekam medis harus menurut identitas
orang tua aslinya, seperti pada keterangan diatas.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI REKAM MEDIS
Unit Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Santo Yoseph Labuan Bajo secara
structural pada Koordinator Umum. Unit Rekam Medis dipimpin oleh seorang kepala Unit
yang dibantu staf dengan tugas sesuai kegiatan rekam medis di Rumah Sakit Umaum Santo
Yoseph Lbauan Bajo Adapun ruang lingkup atau jenis kegiatan Unit Rekam Medis di
Rumah Sakit Santo Yosep Labuan Bajo adalah sebagai berikut :
1. Penerimaan dan pencatatan data pasien
2. Analisis dan Assembling
3. Pengolahan data dan laporan
4. Penympanan dan pengambilan
5. Kegiatan statistik
Membantu pimpinan Rumah Sakit Umum Santo Yoseph Labuan Bajo melalui
pelaksanaan pengelola tentang hal-hal yang berhubungan dengan pengelolaan rekam dan
statistic rumah saki.
Kegiatan Unit Rekam Medis Rumah Sakit Umum Santo Yoseph Labuan Bajo secara garis
besar dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Melayani pendaftaran pasien rawat jalan, rawat inap dan Unit Gawat Darurat dengan
pelayanan 24 jam
2. Pencetakan buku register rawat jalan, rawat inap dan Unit Gawat Darurat
3. Analisa dan assembling rekam medis
4. Kodifikasi
5. Pencetakan indeks pasien, penyakit, tindakan/operasi dan dokter baik untuk rawat jalan
dan rawat inap
6. Membuat laporan RL 1, RL 2.1, RL 2.2, RL 2.3, RL 2a, RL 2b dan RL 3
7. Melaksanakan proses statistic mulai dari pengumpulan, pengolahan, penyajian sampai
pada analisa data
8. Melayani permintaan data baik untuk penelitian maupun untuk kepentingan lainnya dan
menyebarkan informasi tentang pelayanan ke unit lain di lingkungan rumah sakit
9. Melayani permintaan surat keterangan dokter untuk berbagai kepentingan
10. Melaksanakan in house training dan diskusi mengenai masalah-masalah yang
berhubungan dengan kegiatan dan peningkatan mutu rekam medis
E. PANITIA REKAM MEDIS
Dalam melaksanakan kegiatannya Unit Rekam Medis dibantu oleh Panitia Rekam Medis
yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direktur dan secara fungsional bertanggung
jawab kepada Komite Medis.
Adapun tugas Panitia Rekam Medis adalah sebagai berikut :
1. Membantu manajemen dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan rekam medis
2. Mengevaluasi formulir-formulir rekam medis
3. Membantu pemecahan masalah yang berhubungan dengan pelayanan medis
4. Melakukan evaluasi lapoean dari rekam medic
BAB V
PENUTUP
URAIAN TUGAS TPPRJ
( TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN )
A. Nama Jabatan
: Petugas Pendaftaran Pasien Rawat Jalan
B. Pengertian
: Seseorang yang memiliki kemampuan serta memenuhi syarat untuk melakukan
pendaftaran pasien rawat jalan
C. Kedudukan Dalam Organisasi
Atasan Langsung
: Kepala Unit Rekam Medis
D. Uraian Tugas
1. Melakukan pendaftaran pasien rawat jalan
2. Melakukan pencatatan identitas pasien dengan jelas, lengkap dan benar
3. Menulis nomor RM pada setiap lembar dokumen rekam medis
4. Membuat KIB dan menyerahkan kepada pasien
5. Membuat, menyimpan, dan menggunakan KIUP
6. Mencatat pendaftaran pasien dalam buku register pendaftaran pasien rawat jalan
7. Mengambil rekam medis di ruang rekam medis
8. Mendistribusikan dokumen rekam medis ke poliklinik
E. Fungsi dengan bagian lain yang terkait
1. Bagian Assembling di Unit Rekam Medis, bertanggung jawab terhadap :
a. Penyediaan dokumen rekam medis baru dan formulir yang dibutuhkan
b. Urutan susunan lembar pada berkas rekam medis
c. Pencatatan penggunaan dan pengendalian dokumen Rekam Medis
2. Bagian Filling, bertanggung jawab terhadap :
a. Pencarian dokumen rekam medis lama
b. Penyerahan dokumen dengan buku serah terima dokumen rekam medis
3. Bgaian Rawat jalan (Poliklinik), bertanggung jawab terhadap :
a. Penerimaan dokumen rekam medis yang telah terisi identitas pasien
b. Pembuatan sensus harian rawat jalan