TINJAUAN PUSTAKA
gangguan vaskuler. Saat terjadi stroke, aliran darah ke otak terganggu sehingga
terjadinya iskemik yang berakibat kurangnya aliran glukosa, oksigen dan bahan
kematian jaringan otak (infark serebral). Stroke merupakan sindroma klinis yang
timbulnya secara mendadak, progesi cepat, berupa defisit neurologis fokal dan
atau global, yang berlangsung selama 24 jam atau lebih (WHO, 2014).
Otak dapat berfungsi dengan baik jika aliran darah yang menuju otak lancar dan
2015), terhambatnya aliran darah menuju otak dapat disebabkan oleh beberapa hal,
yaitu:
a. Trombosis serebri
8
b. Emboli serebri
Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir didalam
darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil. Arteri karotis dan arteri
darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau katupnya.
Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan
ke dalam aliran darah dan akhirnya tersumbat didalam sebuah arteri (kecil).
faktor diantaranya:
a. Peningkatan kolesterol
b. Obesitas
b. Merokok
Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga
stroke.
9
B. Defisit Nutrisi pada Stroke Non-Hemoragik
Nutrisi merupakan elemen yang penting untuk proses dan fungsi tubuh yang
terdiri dari enam zat makanan yaitu air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan
protein dan lemak. Air merupakan komponen dari tubuh yang vital dan berfungsi
sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menghasilkan energi,
namun penting untuk proses metabolisme dan keseimbangan asam basa (Potter, &
Perry, 2010).
Stroke non hemoragik adalah gangguan serebral yang dapat timbul sekunder
dari proses patologis pada pembuluh darah misalnya thrombus, embolus, atau
aliran darah serebral sehingga suplai nutrisi dan oksigen ke otak menurun yang
Defisit nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Nutrisi kurang dari kebutuhan
nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolic (Wilkinson, I., & Lennox, 2005).
akibat deficit struktur atau fungsi oral, faring atau esophagus. Terjadinya
10
mengakibatkan aterosklerosis serebral mengalami pembentukan gumpalan darah
di arteri serebral atau bekuan darah bisa terbentuk di jantung atau arteri karotis di
leher. Gumpalan darah bisa terangkut hingga pembuluh otak distal dan memblokir
aliran darah. Aliran darah yang tidak memadai ke bagian tubuh, yang disebabkan
otak menerima nutrisi dan oksigen yang memadai sehinggan terjadinya deficit
nutrisi kemungkinan besar dapat terjadi, penyebab lainya yaitu ketidak mampuan
psikologis (strees, dan keengganan untuk makan) (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2016).
. Penyebab dari stroke non hemoragik mengalami defisit nutrisi yaitu trombosis
akibat plak ateroskerosis yang memberi vaskularisasi pada otak atau oleh emboli
dari pembuluh darah diluar otak yang tersangkut di arteri otak yang secara perlahan
Trombus dan emboli di dalam pembuluh darah akan terlepas dan terbawa hingga
darah yang menuju ke otak sehingga sel otak akan mengalami kekurangan nutrisi
dan juga oksigen, sel otak yang mengalami kekurangan oksigen dan glukosa akan
menyebabkan asidosis lalu asidosis akan mengakibatkan natrium, klorida, dan air
masuk ke dalam sel otak dan kalium meninggalkan sel otak sehingga terjadi edema
11
setempat dan menyebabkan stroke non-hemoragik mengalami penurunan
Dalam Buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2016) tanda dan gelaja deficit nutrisi yaitu dibagi menjadi dua yaitu gejala
dan tanda mayor serta gejala dan tanda minor. Tanda dan gejala mayor yaitu berat
badan menurun 10 % dibawah rentang ideal ,tanda dan gejala minor yaitu nafsu
makan menurun, otot pengunyah lemah, otot menelan lemah, membrane mukosa
pucat.
a. Konstipasi
Penurunan defekasi normal yang disertai pengeluaran feses sulit dan tidak
c. Keletihan
Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih dengan istirahat
12
d. Gangguan pola tidur
Menurut (Alimul, 2006) komplikasi deficit nutrisi pada stroke non hemoragik
yaitu:
a. Hipoksia serebral
c. Luasnya cedera
Penilaian Status Gizi menurut (Mardalena, 2017) dibagi menjadi dua yaitu
penilaian status gizi secara langsung dan secara tidak langsung. Penilaian status
a. Antropometri
proporsi jaringan tubuh seperti lemak , otot dan jumlah air dalam tubuh.
13
Antropometri yang terdiri dari : berat badan menurut umur ( BB/U) , tinggi
yang ada pada tubuh.Berat badan dipakai sebagai indicator yang terbaik
beberapa jenis alat ukur yang umum digunakan untuk mengukur baik yang
Indonesia alat ukur yang lazim digunakan adalat alat ukur timbangan berat
badan secara manual. Terlepas dari jenis alat yang digunakan , ada beberapa
badan yaitu alat dan skala ukur yang digunakan harus sama setiap kali
tinggi badan , bentuk rangka , proporsi lemak , otot da tulang serta bentuk
dada pasien. Selain itu perawat juga perlu mengkaji kondisi patologi dari
14
dengan posisi berdiri berbaring. Demikian juga pada pasien yang tidak dapat
2011)
Indeks Massa Tubuh merupakan alat atau acara yang sederhana untuk
rumus berikut :
Underweight < 18 ,5
15
Normal 18 ,5 - 22 , 9
Overweight ≥ 23 ,0
At – risk 23 ,0 - 24 , 9
Obese I 25 , 0 - 29 ,9
Obesitas II ≥ 30 ,0
b. Biofisik Penentuan
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
Penilaian secara biofisik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu uji radiologi, tes
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak
langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat , keluarga dan individu.
16
2) Pengukuran faktor ekologi
3) Statistic vital
angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya
Defisit Nutrisi adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
memenuhi kebutuhan metabolisme pada tubuh (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2016).
Menurut (Tim Pokja SIKI DPP, 2018), tindakan pengelolaan defisit nutrisi
dari dua jenis intervensi yaitu intervensi utama dan pendukung. Tindakan-
17
tindakan pada intervensi keperawatan terdiri dari empat komponen yaitu
keperawatan mengenai defisit nutrisi terdiri dari dua intervensi utama dan 24
a. Intervensi Utama
1) Manajemen Nutrisi
makanan secara menarik dan suhu yang sesuai, berikan makanan tinggi
18
Kolaborasi yang dapat dilakukan pada manajemen nutrisi yaitu kolaborasi
perlu, kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
promosi berat badan adalah jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi
dibutuhkan.
19
b. Intervensi Pendukung
antara lain:
1) Edukasi Diet
makan saat ini dan masa lalu, identifikasi persepsi pasien dan keluarga
keluarga dan pasien untuk bertanya, sediakan rencana makan tertulis jika
toleransi, ajarkan cara membaca label dan memilih makanan yang sesuai,
resep makanan yang sesuai dengan diet jika perlu. Dan komponen
20
kolaborasi yang di berikan adalah rujuk ke ahli gizi dan sertakan
2) Pemantauan Nustrisi
rongga mulut (misal, peradangan, gusi berdarah, biri kering dan retak,
eliminasi yang tidak teratur), minitor mula dan muntah, monitor asupan
pinggang dan ukuran lipatan kulit), hitung perubahan berat badan, atur
hasil pemantauan.
21
3) Manajemen Energi
kelelahan fisik, monitor pola dan jam tidur, monitor lokasi dan
duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan.
monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan kalori.
22
jika tidak terkait target sesuai kontrak, rencanakan program pengobatan
5) Pemberian Makanan
selama waktu makan (misal. Simpan urinal, pispot, agar tidak terlihat),
berikan posisi duduk atau semi fowler saat makan, berikan makanan
23