Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Itik Peking Pedaging

Itik Peking merupakan salah satu jenis itik pedaging yang pertumbuhan bobot

badan dan umur pemeliharaannya relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan itik

pedaging lainnya. Itik Peking berasal dari daerah China. Sukirmansyah et al. (2016)

menyatakan bahwa pada tahun 1870 adalah pertama kalinya itik Peking diimpor ke

Amerika yang didatangkan dari daratan Tientsien, China. Itik Peking di Indonesia pada

mulanya diimpor untuk dipelihara hingga kemudian itik Peking dapat

dikembangbiakkan dengan baik dan memiliki kemampuan beradaptasi yang telah teruji

di Indonesia.

Menurut Rahmat (2014), berdasarkan klasifikasi itik peking dapat di

klasifikasikan sebagai berikut:

Filum : Chordata

Kingdom : Animalia

Spesies : Anas domesticus

Subkingdom : Bilateria

Ordo : Anseriformes
Gambar 2.1 Itik Peking
Famili : Anatidae

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Aves

Genus : Anas

7
Itik Peking mempunyai ciri khas kepala yang lebih besar, paruh yang agak

pendek, mata terlihat berwarna kebiruan dan juga memiliki warna bulu putih agak krem

(Feily dan Bagus, 2012). Bobot itik Peking jantan dewasa bisa mencapai hingga 4,5 kg

dan pada bobot itik Peking betina dewasa bisa mencapai hingga 4 kg (Feily dan Bagus,

2012), sedangkan menurut Matitaputty dan Suryana (2010) Bobot itik Peking jantan

dewasa bisa mencapai hingga 3,6 - 4,1 kg dan pada bobot itik Peking betina dewasa

bisa mencapai hingga 3,1 - 3,6 kg.

2.2 Fase Itik Peking

Proses pembesaran itik Peking pedaging pada dasarnya dibagi menjadi tiga

periode yakni fase starter, fase grower dan fase finisher. Fase starter dimulai sejak

umur 0-2 minggu, fase grower sejak umur 3-5 dan untuk pada fase finisher dimulai

sejak umur 5-10 minggu (Susanti dkk., 2012). Fase starter pada umur 0-2 minggu itik

memerlukan asupan protein sebanyak 22%, pada fase grower umur 3-5 minggu itik

memerlukan asupan protein sekitar 16% dan pada fase finisher asupan protein yang

diperlukan menurun, yakni sebanyak 15% sedangkan tingkat energi metabolisme

antara 2900-3000Kkal/kg (NRC, 1994).

2.3 Gula Merah

Itik merupakan ternak yang begitu mudahnya mengalami stress ketika terjadi

sesuatu yang terlihat berbeda dari kebiasaannya, stress tersebut akan menurunkan

tingkat konsumsi pakan dan begitu pula dengan pertambahan bobot badan.

Penambahan air gula merah diasumsikan untuk meningkatkan sumber energi didalan

tubuh yang mudah diserap oleh itik (Rahmat Wijaya et al., 2020). Gula merah

8
dicampurkan pada air minum untuk menjaga kestabilan respon fisiologis tanpa harus

menimbulkan retensi mikroba dan meninggalkan residu kimia dalam tubuh itik, yang

sangat berbahaya bagi tubuh manusia apabila mengkonsumsi daging tersebut (Bomy,

2015).

Gula merah mengandung sukrosa atau glukosa sebagai sumber energi yang

cepat diserap bagi ternak, energi metabolis merupakan energi yang sangat penting dan

penggunaannya yang sangat praktis (Bambang I.K. 1981). Menurut Darwin P.(2013),

gula mengandung karbohidrat yang sederhana dan dapat dengan mudah larut didalam

air serta sangat cepat diserap tubuh sehingga dapat dengan cepat diubah menjadi energi.

Penduduk Using di Kabupaten Jember mengasumsikan penggunaan gula merah

dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan ternak, meningkatkan nafsu makan dan

sebagai asupan nutrisi untuk penggemukan hewan ternak (Kaunang, 2015). Menurut

Luky et al. (2018) semakin tinggi penambahan gula merah yang diberikan akan sangat

berpengaruh terhadap laju pertumbuhan bobot badan.

Gula merah adalah gula hasil olahan dari nira kelapa yang dapat berfungsi

sebagai bahan pemberi warna coklat. Semakin bagus kualitas nira yang digunakan

semakin baik pula gula merah yang dihasilkan (Zuliana et al, 2016). Gula merah/nira

aren memiliki kandungan beberapa zat yang bermanfaat bagi unggas diantaranya

adalah Karbohidrat 11,18%, Air 88,23%, Protein 0,28%, Posfor (P2O5) 0,07%, Lemak

kasar 0,01%, Kalsium (Ca) 0,06%, serta Asam Asborkanat 0,01 % (Pontoh, 2007).

Dibawah ini merupakan tabel kandungan gizi pada 100 gram gula merah antara lain

pada Tabel 2.1 :

9
Tabel 2.1 Kandungan Gizi Gula Merah
NO. Kandungan Gizi Jumlah (%)
1. Energi 100 gram/Kkal 365,25
2. Abu 2,12
3. Lemak 0,37
4. Protein 2,03
5. Gula total 77,56
6. Karbohidrat 88,45
7. Gula sukrosa 74,30
8. Air 7,03
9. Gula reduksi 3,10
Sumber : Hesty Heryani (2016)

2.4 Konsumsi Pakan dan Pertambahan Bobot Badan

Konsumsi pakan merupakan jumlah pakan yang telah diberikan kepada ternak

dan akan dikurangi oleh sisa pakan yang telah dikonsumsi. Pemberian pakan bertujuan

untuk mencukupi kebutuhan tenaga dan nutrisi lain dalam upaya untuk memenuhi

keperluan produksi hewan (Irma H. 2014).

Konsumsi pakan itik Peking merupakan hal yang harus diperhatikan ketika

pada masa pemeliharaan, sebab dengan mengetahui konsumsi pakan itik peking maka

peternak dapat menentukan jumlah pakan yang sesuai standart. Untuk mengetahui

konsumsi pakan pada itik Peking dapat kita ketahui dengan cara menghitung jumlah

pakan yang telah diberikan dan dikurangi dengan jumlah pakan yang masih tersisa.

Data konsumsi pakan itik Peking dapat dilihat pada tabel berikut (Tabel 2.2) :

10
Tabel 2.2 Standart Konsumsi Pakan Itik Peking dan Pertambahan Bobot Badan itik
Peking
Konsumsi Pakan
Umur Bobot Badan (kg)
(kg/minggu)
(Minggu)
Jantan Betina Jantan Betina

1 0,27 0,27 0,22 0,22


2 0,78 0,74 0,77 0,73
3 1,38 1,28 1,12 1,11
4 1,96 1,82 1,28 1,28
5 2,49 2,30 1,48 1,43
6 2,96 2,73 1,63 1,59
7 3,34 3,06 1,68 1,63
8 3,61 3,29 1,68 1,63
Sumber: NRC (1994)
Dari data pada tabel diatas menunjukkan bahwa semakin bertambahnya umur

itik, maka jumlah konsumsi pakannya juga akan bertambah. Pada umur 7 dan 8 minggu

didapati sebanyak 1,68 kg/ekor/minggu pada pemenuhan konsumsi pakannya. Menurut

Sukirmansyah et al, (2016), itik Peking merupakan jenis itik pedaging yang berasal

dari daratan Cina, jenis itik ini merupakan itik yang sangat populer diseluruh Asia

dikarenakan memiliki pertambahan bobot badan yang baik dan juga dikenal sebagai

itik penghasil daging.

Dari Tabel 2.3 dibawah ini dapat disimpulkan bahwasannya semakin

bertambahnya umur maka semakin berbeda pula kebutuhan gizi pada setiap fase itik

peking.

11
Tabel 2.3 Kebutuhan gizi itik Peking pada berbagai umur

Starter (0-2 Grower dan Finisher


Komponen nutrisi
minggu) (2-7 minggu)

Protein kasar (%) 22 16


Energi (kkal EM/kg) 2.900 3.000
Metionin (%) 0,40 0,30
Lisin (%) 0,90 0,65
Ca (%) 0,65 0,60
P tersedia (%) 0,40 0,30
Sumber: NRC (1994)

2.5 Standart Konsumsi Air Minum Itik

Air adalah kebutuhan pokok yang penting bagi unggas, karena 60% dari tubuh

itik adalah sebuah cairan. Pada umumnya kebutuhan air minum pada itik bisa sampai

dua atau tiga kali lebih banyak daripada konsumsi pakannya (Zahra, 1996). Unggas air

membutuhkan konsumsi air yang sangat banyak, hal ini dimaksudkan untuk membantu

kelancaran dalam proses masuknya pakan kering ke dalam saluran pencernaan.

Disebutkan rata-rata konsumsi air minum pada itik sebesar 300-400 mililiter per ekor

per hari dan jika pakan yang diberikan berupa bahan kering maka konsumsi air pun

akan meningkat (Arianti et al., 2009).

12

Anda mungkin juga menyukai