Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PSIKOLOGI DAN KONSELING KELUARGA

Disusun Oleh:

ELGI DIANA

(20101156120023)

DOSEN PENGAMPU:

NIDYA SURYANI, S.Pd, M.Pd

PRODI BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG

2022
KASUS KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

1. Identitas Klien

Nama : Mubaraqah

Tempat/Tgl Lahir : Kinali, 24 Mei 1975

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Pasaman Barat

Problem : Jenis KDRT adalah non verbal dan bukan siksaan fisik.

2. Kasus

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) tidak hanya berbentuk pemukulan saja.
Banyak macam dari KDRT, namun yang lebih pedih bila KDRT tersebut menyerang psikis,
seperti hinaan maupun malah didiamkan terus menerus, dianggap pajangan, tidak dimarahi,
tidak disakiti, tidak juga dipedulikan. Apabila suami melakukan penyerangan psikis tersebut,
istri akan merasa sedih dan marah juga. Seperti halnya kasus yang dialami oleh Bu
Mubaraqah beliau sudah lima bulan ini merasa tidak diperhatikan oleh suaminya. Setiap
suaminya pulang dari bekerja hanya menyapa seperlunya saja dan selebihnya diam. Bahkan
makan bersamapun tidak pernah, suaminya mendahului makan atau menunggu nanti setelah
istrinyanya selesai makan barulah suaminya makan.

Dari pernikahan beliau tersebut, si suami dan Bu mubaraqah dikaruniai tiga orang
anak. Anak pertama telah kuliah di salah satu perguruan tinggi yang ada di Pasaman Barat,
anak kedua bersekolah di tempat tinggalnya dan sedangkan anak ketiga masih berumur 5
tahun. Hubungan suami klien dengan ketiga anaknya tetap baik, beliau masih perhatian dan
sering bercanda apabila anak-anak liburan di rumah, hanya dengan Bu mubaraqah saja
suaminya bermuka masam.

Walau uang belanja tetap dicukupi, akan tetapi Bu mubaraqah tidak bahagia. Bu
mubaraqah merasa sebagai istri tidak diapa-apakan, dianggap seperti patung penghias rumah.
Kalaupun foto sekeluarga maupun pergi ketempat hajatan bersama hanya untuk
menunjukkan bahwa keluarganya sakinah. dan baik baik saja sehingga Bu mubaraqah
merasa sebagai pelengkap. Bahkan dalam ceritanya Bu mubaraqah ini menangis dan berkata,
"Memang aku ini apa? Patung? Diperlakukan dengan seenaknya saja, didiamkan saja, tidak
boleh kerja dengan alasan rumah kosong siapa yang jaga. Kalau suami pulang masa gak ada
orang”. Bu mubaraqah benar-benar merasa sudah tidak diharapkan lagi, kalau malam hari
suaminya berkumpul dengan bapak-bapak di tempat ronda dan tidur di depan televisi
maupun di kamar anaknya yang kedua, jadi sangat jarang Bu mubaraqah berbicara dengan
suaminya. Terkadang Bu mubaraqah ingin bercerai saja, tetapi beliau masih sayang dengan
suami dan anak-anaknya dan tidak mau apa bila rumah tangga yang sudah dibangun lama
kandas. Dan juga Bu mubaraqah merasa suaminya begitu bukan karena orang ketiga, kalau
harus bercerai juga sangat disayangkan.

3. Penyelesaian

Catatan : Tidak mungkin layanan konseling yang dilakukan dalam waktu singkat
ini dapat langsung menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu, dalam bagian penyelesaian ini
akan diberikan beberapa alternative jalan keluar yang bisa dilakukan oleh klien.

Dalam kasus Bu mubaraqah ini, dapat diketahui bahwa ada sesuatu yang membuat
suaminya berubah, dan itu hanya pada istrinya saja bukan pada anak-anaknya. Bisa saja
masalah itu timbul dari Bu mubaraqah sendiri tanpa dia sadari. Dari beberapa asas
konseling, sebenarnya masalah ini bisa diselesaikan dengan berpedoman pada  asas konseling
pernikahan.

Berikut alternatif jalan keluar yang disesuaikan dengan asas-asas tersebut :

a) Asas kebahagian dunia akhirat

Sebenarnya Bu Mubaraqah juga telah menyadari bahwa cerai belum tentu


menyelesaikan masalah dan juga belum tentu akan bahagia. Akan tetapi bersama tetapi tidak
dianggap setiap hari juga bukan sesuatu yang membuat bahagia.

Jalan keluarnya untuk mencapai asas kebahagiaan dunia akhirat adalah tetap berfikir
jernih dan membuang jauh pemikiran bahwa perceraian merupakan jalan keluar satu-satunya.
Hal tersebut akan menguatkan hati dan dapat melaksanakan langkah-langkah selanjutnya.

b) Asas sakinah mawadah warahmah

Perjalanan pernikahan 20 tahun bukan waktu yang sebentar, kalau tidak dilandasi
oleh cinta dan kasih sayang maka tidak akan sampai 20 tahun. Perlu kesadaran kedua belah
pihak tentang perjalanan bahagia yang telah ditempuh selama ini
Jalan keluar untuk mencapai asas ini adalah perlunya instrospeksi diri dari kedua
belah pihak. Sehingga tidak ada yang merasa paling benar maupun yang salah. Apabila sudah
saling menyadari maka akan mempermudah komunikasi saat konseling dilaksanakan.

c) Asas sabar dan tawakal

Sebagai seorang konselor hanya bisa menguatkan Bu Mubaraqah agar tegar dalam
menghadapi masalahnya. Jangan sampai karena masalah yang belum jelas tersebut anak-anak
juga ikut merasakan akibatnya.

d) Asas komunikasi dan musyawarah

Sebuah masalah tidak akan dapat terpecahkan apabila tidak ada komunikasi antara Bu
Mubaraqah dan Suaminya. Perlu diadakan pertemuan untuk menanyakan apa yang membuat
suaminya memperlakukan istrinya seperti itu. Sehingga jelas apa kemauan antara keduanya.

e) Asas manfaat

Konselor memberikan pemahaman bahwa kesadaran untuk menyelesaikan masalah


lebih besar manfaatnya dari pada tetap diam dan tidak berbuat apa-apa.

Anda mungkin juga menyukai