PENDAHULUAN
Alamat : Tegaldlimo
Umur : 17 tahun
Sekolah : MA Amanatullah
Asrama : AM (Maryam 1)
Pekerjaan : wirausaha
Umur : 40 tahun
Umur : 35 tahun
Adinda Eka Cristiana merupakan siswi kelas XII MIPA 2. Dia sosok
perempuan yang ceria, cantik dan mudah bersosialisasi. Dia dilahirkan dari
ibu Bernama Peni cahyanti dan ayah Bernama Anam muswandi. Ia sekarang
dia mondok di pondok berasan. Dia dari kecil diasuh oleh neneknya
rumah neneknya daripada dirumah orang tuanya. Orang tuanya cerai Ketika
ia belum genap berumur 1 tahun. Dari kecil dia kurang adanya kasih sayang
dari orang tua. Karena pada berumur 5 tahun ibunya menjadi TKW di
1
pergi lagi menjadi TKW di negara hongkong Ketika itu DK masih kelas 6 SD.
Ibunya nikah lagi tanpa sepengetahuan DK. Menikah di muncar dan tinggal
disana. Di rumah mertua ibu DK. Dan mempunyai anak 1. Yang dari itu
dari ayah kandungnya. Dengan dipaketkan barang atau transfer uang. Dan
pondok, DK sering dikirim oleh nenek dan tante nya yang memiliki anak
dia berhati baik. Alasan kenapa saya memilih dia sebagai klien saya, karena
pada waktu itu posisi saya memberikan tes kepribadian melalui tulisan dan
tanda tangan. Dari beberapa siswi yang maju untuk memperlihatkan tulisan
dan tanda tangannya, DK lah siswi yang menangis Ketika saya menyebutkan
kalau orang tua kandungnya pisah atau cerai. Ia masih berkeinginan kalau
orang tua kandungnya itu rujuk Kembali. Dan ia sebenarnya ingin ikut ayah
2
Ketika disuruh. DK jarang berkomunikasi dengan ayah tirinya karena dia
merasa belum bisa menerima keadaan ini. Dan ayahnya juga jarang memulai
pembicaraan dengan DK, selain itu juga ayahnya sering bekerja berlayar
sendiri.
broken home salah satu penyebabnya adalah pola asuh orang tua yang
kurang membawa dia dari masalalu. kurangnya kasih sayang orang tua.
Kurang adanya interaksi antara anak dan orang tua sehingga membuat DK
pergaulan
3
I. 4 Tujuan Pelaksanaan Konseling
pergaulan
4
BAB II
PROSES
a) Tahap Awal
konselor langsung menggali masalah klien, itu akan berakibat pada klien.
konstruktif.
Pertama saya mengenal klien ini dengan lewat saya memberikan tes
kepribadian melalui tulisan dan tanda tangan. Dari beberapa siswi yang
yang lebih lanjut dari siswi tersebut. Mulai saya gali sedikit demi sedikit
menjadi klien saya. Dan dia pun bersedia dan menandatangani lembar
dalam guyonan kita. Namun setelah ngobrol dan sedikit demi sedikit ia
bercerita mengenai hal yang ia rasakan. Dia juga sering berlinang air
mata dan berusaha menahannya untuk jatuh. Dari situ dia leluasa
5
b) Tahap Proses
Assessment
berumur 1 tahun. Dari kecil dia kurang adanya kasih sayang dari
Dan mempunyai anak 1. Yang dari itu menjadi adik DK dari ibu
6
mendapatkan nafkah dari ayah kandungnya. Dengan dipaketkan
nenek dan tante nya yang memiliki anak yang mondok di PP.
Amanatullah juga.
tirinya karena dia merasa belum bisa menerima keadaan ini. Dan
juga ayahnya sering bekerja berlayar menjadi nelayan. Yang dari situ
pembisnis.
7
mudah bergaul dengan orang lain. DK berteman dengan siapa saja
yang selalu disindir dan sering menyendiri, DK pun merasa iba atas
mereka bodo amat atas hal itu. DK terkadang mengingatkan RV. Dan
Diagnose
tuanya broken home. Dia berusaha meredam itu semua dengan cara
waktu sendiri. Dengan kurangnya kasih sayang dari orang tua, dia
8
Karena merasa tidak ada pendampingan didalamnya. DK juga anak
Prognosa
kursi kosong.
Treatment
9
kesulitan atau masalah kasus dengan program yang teratur dan
sistematis. dalam kasus yang tengah saya tangani kali ini saya
dalam diri klien. Dalam tahap treatment ini, saya menggiring fikiran
posisi orang tuanya. dan Langkah apa yang akan ia tuju kedepannya.
c) Tahap Pengakhiran
Evaluasi
klien, saya mengajukan skala ini pada klien. Dan dari angka 1 sampai
10
tersebut menandakan bahwa dari rangkaian tahap konseling dapat
Tindak lanjut
hasil dari proses konseling yang kita lakukan. mungkin ada sedikit
arahan dalam proses saya yang mengarahkan klien untuk tetap focus
ingat masa lalunya yang ingin ia gali lagi. Tetap teguh dalam
pendirian dan jangan sampai dia terbawa dalam pergulan yang tidak
diinginkan.
Dalam kasus yang tengah saya tangani kali ini saya menggunakan
Teknik kursi kosong hal ini bertujuan untuk memperkuat apa yang ada
proyeksi, dan introyeksi di dalam diri klien. Dalam tahap treatment ini,
belah sisi. Saya meminta klien berada dalam posisi ayahnya dan seakan
ayahnya, klien saya alihkan berada di posisi dia sendiri. Dan menanggapi
11
BAB III
VERBATIM
4. Pertemuan : 1 dan 2
5. Waktu : 2 x 30 menit
7. Keterangan : Klien : A
Konselor : B
melalui grafologi di kelas XII MIPA 2. Sebelumnya Saya tanya nama dan
rumahnya. Dan kemudian saya gali beberapa masalah dengan melalui membaca
A : Assalamualaikum kak...
B : Oh tidak.. kebetulan saya lagi santai ini. Bagaimana? Ada yang bisa kakak
bantu?
A : kak saya “DK” siswi kelas XII MIPA 2 kemarin yang kakak berikan tes
kepribadian
B : oh iya... gimana dek.. mungkin dari penjelasan mengenai hasil tes yang kakak
Selesai..
Assessment
12
A : saya tinggal Bersama nenek saya kak
B : di daerah mana?
A : ibu saya... (sambil menahan tangis) sudah cerai dengan ayah saya sejak saya
berumur 1 tahun. Dia kemudian pergi ke luar negeri untuk menjadi TKW.
menikah lagi. Waktu itu saya masih SMP. Menikah dengan ayah saya yang
A : ayah tinggal di jember kak. 3 bulanan yang lalu dia menikah lagi dan tinggal
B : lalu adek sekarang bagaimana perasaannya memiliki keluarga baru dan ayah
A : saya masih belum bisa menerima keadaan ini kak. Saya sayang dengan ayah
saya. Dan dia yang bisa memahami saya. Saya kurang nyaman dengan keluarga
dari ibu. Seringnya Ketika saya dirumah, suasananya dingin. Saya sering berada
di kamar dan keluar kamar jika di perintah ibu. Ayah tiri saya kurang banyak
bicara kepada saya. Yang membuat saya sungkan dari hal itu.
A : saya lebih nyaman curhat dengan nenek saya. Dan saya seringnya juga
tinggal dengan nenek saya dibandingkan dirumah ibu. Ya mungkin karena dari
kecil saya sudah disana.. tapi kalau masalah pondok dan pertemanan saya curhat
A : ayah dulu masih sering kerumah nenek sih kak.. tapi sekarang tidak lagi.
Sudah sibuk di jember. Saya memandang keluarga ayah kandung saya lebih
nyaman dan Bahagia. Dan itu yang membuat saya ingin ikut dengan kelurga
ayah kandung saya. Tapi apa boleh buat.. dulu ibu kandung saya menyuruh
13
untuk ikut dengan ibu saja. Namun untuk besok waktu saya sudah kuliah,
mungkin saya akan ikut dengan ayah kandung saya. Saya usahakan itu.
A : dari ibu kandung, tapi kalau ayah kandung masih ngirim juga. Tapi hanya
Diagnose
A : iya kak.
Prognosa
B : sekarang adek ikuti intruksi dari kakak ya.. kita menggunakan Teknik kursi
kosong
adek. Kira-kira apa yang ayah akan sampaikan ke diri adek... sudah..
A : “dek kamu itu yang kuat disana. Ayah selalu ada kok buat adek. Memang
keadaan tidak berpihak dengan kita. Adek sudah mempunyai keluarga sendiri
disana dan ayah juga sudah mempunyai keluarga sendiri disini. Adek udah
dewasa, fokus denga napa yang adek cita-citakan ayah disini selalu mendoakan
adek”
B : sekarang adek posisikan dan bayangkan adek menjadi diri adek sendiri
A : “iya yah.. saya akan berusaha menerima keadaan ini. Meski kita sudah tak
seperti dulu tapi adek tetap sayang ayah” (berlinang air mata)
B : iya sudah.. dari nasehat ayah yang adek ucapkan tadi, adek sudah merasa
tenang?
A : sudah kak
kedua
14
A : mulai awal kelas XII kak. Jadi saya sekarang berteman dengan RV. Dia itu
saya untuk jauh dari dia. Karena menurut teman sekelas saya, saya berubah
Ketika berteman dengan RV. Saya kasihan dengan RV kak.. sebenarnya di itu
tidak seburuk yang teman-teman saya kira. Jadi Ketika di kelas, teman-teman
saya gosipin RV saya hanya diam dan dalam batin saya berkata kalau dia tidak
sejahat itu.
B : gini dek.. saran dari kakak adek harus mempunyai prinsip atau pegangan
hidup. Jadi boleh adek berteman dengan RV. Tapi adek jangan terpengaruh
Jadi kalau RV berbuat salah, jangan sungkan untuk mengingatkan. Karena itu
teman adek. Kalau bukan adek siapa lagi. Dan tetap menerima saran dari teman-
A : tapi alhamdulillah kak. RV itu kalau saya nasehati agak nurut dengan saya
B : oh iya bagus kalau gitu. Jadi adek lebih enak untuk mengarahkan dan
memberi saran
Evaluasi
B : iya dek sama-sama.. oh iya dari pertemuan awal kita sampai sekarang ini,
yang adek rasakan dari angka 10 sampai 1 masalah adek sekarang sampai di
angka berapa?
A : alhamdulillah saya agak lebih tenang kak. Dan sudah berada di angka 3
A : assalamualaikum..
B : waalaikumsalam..
15
BAB IV
PENUTUP
4.3 Kesimpulan
dengan kasus yang saya tangani memakai teori gestalt yang mana
4.4 Rekomendasi
banyak tanggung jawab tak hanya menjadi pengurus pesantren juga tapi
masih labil mereka dituntut untuk berfikir sedemikian itu. Yang saya
sekolah tetap mengatur jam guru BK. Dan meletakkan BK untuk berdiri
16
DAFTAR PUSTAKA
https://binus.ac.id/knowledge/2019/01/prinsip-gestalt-dalam-mendesain-
ui-part-1/#:~:text=Apa%20itu%20Prinsip%20Gestalt%3F%20Gestalt,Max
%20Wertheimer%2C%20and%20Wolfgang%20K%C3%B6hler.
http://lib.unnes.ac.id/40934/1/tesis%20full.pdf
https://uia.e-journal.id/guidance/article/download/875/669/
#:~:text=Sedangkan%20Teknik%20kursi%20kosong%20adalah,lain%20dan
%20menjadi%20under%20dog.\
https://dosen.ung.ac.id/JumadiTuasikal/home/2020/1/30/50-defenisi-
konseling.html
https://www.slideshare.net/nur-arifaizal-basri/studi-kasus-
diagnosisprognosis-treatment-follow-up
TENTANG PENULIS
17
NIM : 19122110013
Prodi : BKI 7B
Fakultas : FDKI
18