Anda di halaman 1dari 110

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.A DENGAN
GANGGUAN KONSEP DIRI HARGA DIRI RENDAH KRONIS DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGELENG RT 01 / RW 09
KELURAHAN NANGGELENG KECAMATAN CITAMIANG
KOTA SUKABUMI

4.1.1 Gambaran Lokasi Studi Kasus

Penelitian studi kasus dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Nanggeleng tepatnya di Kp. Cijangkar RT 01 / RW 09

Kelurahan Nanggeleng Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi.

4.1.2 Karakteristik Partisipan

Klien bernama Tn.A, usia 20 tahun, jenis kelamin laki-laki,

beragama islam, pendidikan terakhir SMK. Klien merupakan anak

ke 2 dari 3 bersaudara, saat ini klien tinggal bersama paman dan

bibinya di Kp. Cijangkar RT 01/ RW 09 Kelurahan Nanggeleng

Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi.

4.1.3 Pengkajian Keperawatan

Tanggal Pengkajian : Rabu, 30 Juni 2021

Jam : 12.38 WIB

Oleh : Dini Safitri


Informan : Tn.A dan Keluarga

I. Identitas Klien

Nama : Tn.A

Umur : 20 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : SMK

Agama : Islam

Alamat : Kp. Cijangkar RT 01 / RW 09 Kelurahan


Nanggeleng Kecamatan Citamiang Kota
Sukabumi

Identitas penanggung jawab

Nama : Ny.R

Umur : 33 Tahun

Pendidikan : SMA

Alamat : Kp. Cijangkar RT 01 / RW 09 Kelurahan


Nanggeleng Kecamatan Citamiang Kota
Sukabumi.
4.1 Hubu
ngan : Bibi
deng
II. Alasan Masuk

Bibi klien mengatakan saat itu klien menabrakkan motor


yang dikendarainya pada angkutan umum yang sedang berhenti
setelah dari rumah ayahnya. Keluarga klien mendapati telepon
dari polisi bahwa klien menabrakkan motornya dan pada saat itu
klien dibawa ke puskesmas Sukaraja. Setelah itu ibu klien
langsung berangkat menuju puskesmas Sukaraja untuk
menjemput klien dan dibawa pulang ke rumah. Setelah berada
dirumah, klien lebih senang menyendiri dikamar tidak mau
keluar, menjadi putus asa, sering berteriak merasa tidak berguna
dan selalu berbicara tidak ada yang peduli lagi pada dirinya
karena tidak mendapat kasih sayang dari orang tua nya
semenjak bercerai. Setelah kejadian tersebut klien dibawa ke
RSUD R. Syamsudin, SH oleh ibunya karena merasa khawatir
dengan kondisi klien.

III. Faktor Predisposisi


4.3 Pernah mengalami
1. 4.8 Y 4.2 √ 4.4 T
gangguan jiwa di
2. 4.13 masa
Peng lalu ? 4.12 K 4.11 T
obata 4.14 √ 4.15
u i
B
n d

3. Pelaku/usia korban/usia saksi/usia

Aniaya fisik 4.16 √ 19

Aniaya seksual

Penolakan 4.17 √ 19
4.18 Kekeras
an
dalam
Tindakan criminal

Jelaskan no. 1, 2, 3 : Klien mengalami gangguan jiwa pada


tahun 2019 saat ia masih SMK dan melakukan rawat jalan di
RSUD R Syamsudih, SH kurang lebih selama 9 bulan.
Pengobatan sebelumnya berhasil, tetapi klien sempat tidak
meminum obat karena merasa lebih baik. Pada akhir tahun
2020 klien menjalani pengobatan lagi yang dirujuk oleh
RSUD Syamsudin SH ke RS Kartika hingga saat ini klien
masih rutin kontrol ke RS Kartika selama 2 bulan sekali.
Klien pernah menjadi pelaku aniaya fisik pada diri sendiri
saat usia 19 tahun dengan mencubit dan menjambak rambut.
Klien juga menjadi korban penolakan dilingkungan saat usia
19 tahun karna keadaannya seperti ini sehingga dijauhi oleh
teman-temannya. Klien tidak pernah menjadi pelaku, korban
dan saksi dari aniaya seksual, kekerasan dalam keluarga
maupun tindakan kriminal.

Masalah keperawatan: harga diri rendah, resiko


perilaku kekerasan, regimen teraupetik in efektif.
4.29 Adakah anggota
4. 4.21 Y 4.28 √4.24 T
keluarga yang
Hubungan keluarga Gejala 4.33 Riwayat
pengobatan/
4.35 Ti
________________ 4.37 Ti
__________ 4.39perawatan
______________
Ti
da da da
Masalah keperawatan : tidak ada masalah

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Klien mengatakan masa lalu yang tidak menyenangkan


adalah saat kedua orangtua nya bercerai, waktu sekolah
dijauhi teman-temannya tanpa alasan padahal klien selalu
ada ketika teman-temannya butuh bantuan serta saat
perpisahan sekolah ibu ataupun ayah nya tidak menghadiri
acara tersebut.

Masalah keperawatan : harga diri rendah

IV. Fisik

1. Tanda vital : TD : 110/90 mmHg N : 63x/menit


RR : 19x/menit S : 36,2°C
2. Ukur : TB : 165 BB : 45

3. Keluhan fisik : Ya √ Tidak

Jelaskan : klien mengatakan tidak ada keluhan fisik


Masalah keperawatan : tidak ada masalah

V. Psikososial

1. Genogram

4.41 x 4.44 4.43 x x4.42

4.46 2
4.45 ↗

Keterangan :

: Laki-laki 4.47 x
: Meninggal

: Perempuan : Cerai

4.48 2 : Klien : Tinggal serumah


4.49 ↗

Jelaskan : Klien merupakan anak ke dua dari 3 bersaudara.


Kedua orang tua klien telah bercerai saat klien masih
sekolah SMK. Saat ini klien tinggal bersama paman dan
istrinya serta kedua anaknya. Komunikasi yang digunakan
adalah komunikasi terbuka. Klien di rawat oleh paman dan
istrinya dengan baik. Dalam pengambilan keputusan klien
selalu dilibatkan dengan cara bermusyawarah.

Masalah keperawatan : tidak ada masalah


2. Konsep diri

a. Gambaran diri : klien mengatakan menyukai


terhadap seluruh bagian tubuhnya tidak ada yang ia tidak
sukai.

b. Identitas : klien mengatakan puas sebagai laki-


laki. Klien lulusan SMK yang saat ini belum memiliki
pekerjaan.

c. Peran : klien mengatakan didalam


keluarganya sebagai anak ke 2 dari 3 bersaudara. Tetapi
saat ini klien tinggal bersama keluarga pamannya
sebagai keponakan.

d. Ideal diri : klien mengatakan ingin cepat


sembuh dan ingin bekerja sesuai jurusan yang diambil
waktu SMK yaitu perhotelan.

e. Harga diri : klien mengatakan malu dengan


keadaan sekarang karena belum bekerja sehingga
berdiam terus dirumah, belum bisa membahagiakan
bibinya yang sudah bersedia merawatnya, dan merasa
tidak berarti karena tidak mendapat kasih sayang dari
orang tua. Klien memiliki pengalaman masa lalu yang
tidak menyenangkan seperti dijauhi teman, orang tua
tidak hadir saat acara perpisahan sekolah dan perceraian
yang terjadi pada orang tuanya.

Masalah keperawatan : harga diri rendah

3. Hubungan sosial

a. Orang yang berarti : klien mengatakan orang terdekat


saat ini adalah bibi (istri dari pamannya)
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : klien
mengatakan mengikuti kegiatan keagamaan seperti
pengajian setiap hari minggu di masjid.

c. Hambatan : klien mengatakan tidak ada hambatan dalam


berhubungan sosial tetapi sedikit sulit merangkai kalimat
ketika diajak mengobrol dan hanya bicara seperlunya
saja ketika ia ditanya klien menjawab, ketika tidak
ditanya klien diam.

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : Klien mengatakan beragama islam


dan percaya pada Allah SWT. Klien mengatakan bahwa
yang dialami sekarang merupakan takdir, klien sudah
menerima keadaanya seperti ini dan mengatakan yakin
akan sembuh.

b. Kegiatan ibadah : Klien mengatakan selalu


melaksanakan sholat 5 waktu di rumah dan terkadang di
masjid, karena lokasinya tidak jauh dari rumah. Setelah
melaksanakan sholat, klien selalu mengaji dan berdoa
untuk kesembuhannya. Serta kegiatan lainnya klien
mengikuti pengajian setiap hari minggu di masjid.

Masalah keperawatan : tidak ada masalah

VI. Status Mental

1. Penampilan
4.53 Pengg 4.50 Cara
Tidak rapi unaan berpakaia
pakaia n tidak
n tidak seperti
Jelaskan : penampilan klien rapi, pakaian bersih, pakaian
yang digunakan sesuai yaitu mengenakan baju koko, celana
bahan dan peci karna habis sholat dzuhur, rambut sedikit
gondrong, tidak terdapat kumis, terdapat jenggot tetapi tidak
lebat, kuku pendek, bersih tidak terdapat kotoran.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

2. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap 4.54 Ink


Apatis Lambat Membisu 4.55 ohe
Tidak
4.56 √ mampu
memula
i
Jelaskan : pembicaraan lancar, intonasinya jelas, suaranya
tidak terlalu keras, perkataannya dapat dipahami, tetapi klien
tidak dapat memulai pembicaraan, jika ditanya klien
menjawab jika tidak ditanya klien diam.

Masalah Keperawatan : harga diri rendah

3. Aktivitas motorik

4.57 √ Lesu Tegang Gelisah Agitasi

Tik Grimasen Tremor


Kompulsif

Jelaskan : klien duduk dengan postur sedikit membungkuk,


tampak terlihat lesu, saat ditanya klien tampak grogi, kontak
mata kurang, kadang melihat ke atas dan kebawah, tidak
menatap lawan bicara dan sedikit menunduk

Masalah Keperawatan : harga diri rendah

4. Alam perasaan
4.60 P 4.58 G
4.62 √ Sedih 4.59 √
Ketakutan Khawatir
u e
m
Jelaskan : klien mengatakan merasa sedih dan putus asa,
klien mengungkapkan bahwa orang tua nya seperti tidak
peduli padanya, jarang menanyakan kabar klien terutama
ayahnya. Dan merasa tidak mendapat kasih sayang dari
orang tua.

Masalah Keperawatan : harga diri rendah

5. Afek
4.63 T
Datar Tumpul Labil
id
Jelaskan : afek klien selama berinteraksi sesuai ditandai
dengan saat klien mengungkapkan perasaannya tampak
sedih.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

6. Interaksi selama wawancara


4.64 Ber 4.66 Ti 4.65 Mud
mus da ah
uha k tersi
4.68 √ 4.67 Ko Defensif Curiga
nta
Jelaskan : saat berinteraksi klien kooperatif, saat ditanya
klien selalu menjawab tetapi kontak mata kurang, tidak
berani menatap lawan bicara, melihat ke atas dan kebawah
serta sedikit menunduk.

Masalah Keperawatan : harga diri rendah

7. Persepsi

Pendengaran 4.69 √ Penglihatan Perabaan

Pengecapan Penghidu

Jelaskan : klien mengatakan dulu sempat mengalami


halusinasi penglihatan, klien melihat bayangan hitam
berwujud tinggi besar yang menyerupai bentuk tubuh
manusia, bayangan itu sering muncul sekitar 10 kali dalam
sehari ketika klien sedang melamun, bayangan hitam itu
tidak menyuruh apapun kepada klien tetapi hanya menunjuk
saja. Ketika bayangan itu ada klien selalu mengabaikannya
dan hanya sesekali melihatnya karna penasaran. Saat ini
klien sudah tidak mengalami halusinasi lagi.

Masalah Keperawatan : halusinasi penglihatan ( R )

8. Proses pikir
4.70 Ke
Sirkumtansial Tangensial hil
an
4.71 Pengu
Flight of idea Blocking
langa
n

Jelaskan : proses pikir klien cukup baik, pembicaraan klien


sesuai dengan apa yang ditanyakan oleh perawat dan
pembicaraan klien sampai pada tujuan pembicaraan.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

9. Isi pikir

Obsesi Fobia Hipokondria

Depersonalisasi 4.72 I Pikiran magis


d
e

Waham

Agama Somatic Kebesaran Curiga

Nihilistic Sisip pikir Siar pikir 4.73 K


ontrol
Jelaskan : saat dikaji klien tidak menunjukan sikap waham.
Klien mengatakan hanya ingin sembuh supaya bisa mencari
pekerjaan.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

10. Tingkat kesadaran


Bingung Sedasi Stupor

4.74 Dis
Waktu Tempat Orang

Jelaskan : klien sadar penuh, dari hasil observasi dan


wawancara klien tidak terlihat bingung. Klien juga tidak
mengalami gangguan disorientasi. Klien mampu mengenal
waktu, tempat dan orang. Ditandai dengan ketika ditanya
hari ini hari apa klien menjawab hari Rabu, ketika ditanya
kita sedang berada dimana klien menjawab di Rumah
tepatnya di Kp.Cijangkar, ketika ditanya klien sedang
mengobrol dengan siapa klien menjawab dengan teh Dini.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

11. Memori
4.75 Gangguan 4.76 Gangguan
daya ingat daya ingat
jangka jangka
4.77 Gangg
uan 4.78 Kon
daya
Jelaskan : klien tidak mengalami gangguan memori. Klien
dapat mengingat kejadian masa lalu. Terbukti saat ditanya
kapan klien dibawa kerumah sakit, klien menjawab pada
saat masih sekolah SMK tahun 2019 sekitar sebelum bulan
puasa dan dibawa oleh ibunya.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Mudah beralih 4.80 Tidak 4.79 Tidak


mampu mampu
konsentrasi berhitung
Jelaskan : klien mampu berkonsentrasi dan berhitung tanpa
bantuan. Klien dapat menyebutkan bilangan genap dan
ganjil. Klien mengatakan bilangan genap terdiri dari 2 4 6 8
10 dan bilangan ganjil terdiri dari 1 3 5 7 9.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

13. Kemampuan penilaian

4.81 √ Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan : klien dapat melakukan kemampuan penilaian


tanpa hambatan. Ketika diberi pertanyaan pilih makan dulu
atau mandi dulu, klien menjawab memilih makan dulu
daripada mandi karena supaya kenyang dan tidak gemetar
saat mandi. Tandanya klien dapat mengambil keputusan.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

14. Daya tilik diri


4.84 Mengingkari 4.83 Menyalahka
4.82 √ penyakit yang n hal-hal
Jelaskan : pada tahun 2019 klien sempat mengingkari
penyakit yang dideritanya , klien menyangkal bahwa dirinya
baik-baik saja dan tidak mengalami gangguan jiwa. Tetapi
saat ini klien menyadari dan mengakui dengan penyakit
yang dideritanya dan tidak menyalahkan orang lain, klien
selalu berdoa agar cepat sehat kembali dan rutin minum
obat.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

4.85 √ Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan : klien mengatakan makan 3x sehari pagi, siang


dan malam. Jumlahnya satu porsi dengan nasi, lauk, sayur.
Tidak ada pantangan saat makan, klien suka terhadap menu
yang dimasak oleh bibinya dan klien selalu
menghabiskannya. Cara makannya klien terkadang
memakai tangan atau sendok tergantung jenis makanannya,
jika sayur klien memakai sendok. Ketika mau makan klien
selalu mengambilnya sendiri ke dapur dan setelah selesai
makan langsung dicuci. Untuk minum frekuensinya tidak
menentu, klien minum setelah makan, ketika merasa haus
dan ketika akan minum obat.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

2. BAB/BAK

4.86 √ Bantuan minimal Bantuan Total

Jelaskan : klien mengatakan bab/bak lancar tidak ada


hambatan. Biasanya klien bab setiap subuh dan untuk bak
nya sering, tergantung berapa banyak minum. Klien pergi ke
wc berjalan kaki tidak menggunakan alat bantuan. Ketika
setelah bab maupun bak klien selalu menyiramnya dengan
air dan selalu mencuci tangan.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

3. Mandi

4.87 √ Bantual minimal Bantuan total

Jelaskan : klien mengatakan mandi 1x sehari, mandi secara


mandiri tanpa bantuan. Menyikat gigi 2x sehari ketika
mandi dan sebelum tidur, untuk keramas biasanya klien 3x
dalam seminggu, menggunting kuku seminggu sekali, klien
tidak terdapat kumis, terdapat jenggot tetapi tidak lebat.
Tubuh klien bersih tidak terdapat bau badan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

4. Berpakaian/berhias

4.88 √ Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan : klien mampu mengambil, memilih dan


mengenakan pakaian secara mandiri. Penampilan klien rapi
dan sesuai. Klien menggunakan koko,peci dan sarung ketika
ke masjid, dan untuk sehari-hari nya klien menggunakan
kaos serta celana trening/jeans. Klien mengganti pakaian 1x
sehari.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

5. Istirahat dan tidur

4.89 √ Tidur siang lama : 13.00 s/d 14.30

√ Tidur malam lama : 23.00 s/d 05.00

4.90 √ Kegiatan sebelum / sesudah tidur : klien mengatakan


kegiatan sebelum tidur klien membaca novel, menyikat gigi,
mencuci kaki dan berdoa. Kegiatan sesudah tidur klien
biasanya mencuci muka, menyikat gigi, wudhu untuk sholat,
sarapan, minum obat, dan klien jarang merapikan tempat
tidur

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

6. Penggunaan obat

4.91 √ Bantuan minimal Bantuan total

Jelaskan : klien dapat meminum obat secara mandiri. Klien


meminum obat setiap 2 hari sekali, jenis obat yang
dikonsumsi adalah haloperidol 1.5 mg tablet pagi setelah
makan, cepezet 100 mg tablet sebelum tidur, arkine 2 mg
kaplet pagi setelah makan dan vitamin c 100 mg pagi
setelah makan. Semua obat di minum melalui peroral.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

7. Pemeliharaan kesehatan

Perawatan lanjutan 4.92 √ Ya Tidak

Perawatan pendukung 4.93 √ Ya Tidak

Jelaskan : klien mengatakan saat ini masih rutin kontrol ke


RS Kartika setiap 2 bulan sekali. Sistem pendukung yang
dimiliki klien saat ini adalah bibi (istri dari pamannya)
karena tinggal serumah dengan klien.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

8. Kegiatan di dalam rumah

Mempersiapkan makanan Ya 4.94 √ Tidak

Menjaga kerapihan rumah Ya 4.95 √ Tidak

Mencuci pakaian Ya 4.96 √ Tidak

Pengaturan keuangan Ya 4.97 √ Tidak

Jelaskan : klien jarang melakukan kegiatan didalam rumah,


klien lebih senang berdiam dikamar. Untuk makan biasanya
disediakan oleh bibinya. Kegiatan lainnya seperti merapikan
tempat tidur, menyapu dan mencuci pakaian jarang
dilakukan. Untuk mencuci pakaian biasanya dilakukan oleh
bibinya atau pergi ke laundryan. Pengaturan keuangan masih
diatur oleh ibunya.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

9. Kegiatan di luar rumah

Belanja Ya 4.98 √ Tidak

Transportasi Ya 4.99 √ Tidak

Lain-lain 4.100 √ Ya Tidak

Jelaskan : klien mengatakan kegiatan yang dilakukan diluar


rumah seperti sholat dan pengajian di masjid setelah itu
klien pulang dan selebihnya berdiam dirumah. Dalam hal
tersebut klien melakukan perjalanan mandiri dengan jalan
kaki.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

VIII. Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah 4.101 Reaksi


lambat/berlebih
Teknik relaksasi 4.102 Bekerja
berlebihan
Aktifitas konstruktif 4.103 √ Menghindar
Olahraga Mencederai diri

4.105 Lainnya 4.104 √ Lainnya

Jelaskan : mekanisme koping yang dimiliki klien berupa


mekanisme maladaptif. klien terbiasa menyendiri dikamar,
menghindar dari orang lain, lebih senang memendam
perasaannya serta klien tampak tidak mendapat dukungan dari
kedua orang tuanya.

Masalah Keperawatan : koping individu tidak efektif


IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan

masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : klien


mengatakan merasa tidak mendapat support dari kedua
orang tuanya

masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik : klien


mengatakan tidak ada masalah dalam berhubungan
dengan lingkungan, hanya saja ketika mengobrol klien
kesulitan merangkai kalimatnya.

masalah dengan pendidikan, spesifik : klien mengatakan


tidak ada masalah dalam pendidikan, klien lulus SMK
pada tahun 2020, tidak ada niatan untuk melanjutkan ke
perkuliahan dan klien ingin bekerja.

masalah dengan pekerjaan, spesifik : klien mengatakan


tidak ada masalah dengan pekerjaan karena saat ini
belum bekerja.

masalah dengan perumahan, spesifik : klien mengatakan


tidak ada masalah dengan perumahan, klien tinggal
bersama paman dan bibinya.

masalah ekonomi, spesifik : klien mengatakan untuk


masalah ekonomi kurang paham karna pengaturan
ekonomi ada pada orangtuanya.

masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : klien


mengatakan tidak ada masalah dalam pelayanan
kesehatan, saat ini klien masih menjalani rutin kontrol ke
RS Kartika.

masalah lainnya, spesifik : klien mengatakan tidak ada


masalah lain.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

X. Pengetahuan Kurang Tentang

4.106 √ Penyakit Jiwa Sistem pendukung

4.107 √ Faktor presipitasi Penyakit fisik

Koping Obat-obatan
4.108 √
Lainnya :

Jelaskan : hasil wawancara dengan klien pada saat ditanya enam


item diatas seperti penyakit jiwa, faktor presipitasi, koping,
system pendukung, penyakit fisik dan obat-obatan. Klien tidak
mengetahui pada kolom penyakit jiwa, faktor presipitasi dan
koping. Pada kolom system pendukung klien menjawab yang
selalu mensupport atau yang selalu ada, pada kolom penyakit
fisik klien menjawab sakit badan, stress, dan narkoba. Pada
kolom obat-obat klien dapat menjawab obat yang
dikonsumsinya seperti haloperidol 1.5 mg tablet pagi setelah
makan, cepezet 100 mg tablet sebelum tidur, arkine 2 mg kaplet
pagi setelah makan dan vitamin c 100 mg pagi setelah makan.
Klien beropini kalau terlalu sering minum obat tidak baik tapi
kalau tidak minum obat tidak akan sembuh.

Masalah Keperawatan : koping individu tidak efektif

XI. Aspek Medik

Terapi Medik : Haloperidol 1.5 mg tablet 1x1/2

Cepezet 100 mg tablet 1x1/2

Arkine 2 mg kaplet 1x1/2

Vitamin C 100 mg 1x1

XII. Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan konsep diri harga diri rendah

2. Halusinasi penglihatan

3. Resiko perilaku kekerasan

4. Regimen teraupetik inefektif

5. Koping individu tidak efektif

XIII. Analisa data

Table 4.1 Tabel Analisa Data

No Analisa data Masalah


keperawatan
1. DS : Gangguan konsep
- Klien mengatakan merasa tidak diri Harga diri
berguna karena kurang mendapat rendah
kasih sayang semenjak kedua
orang tuanya bercerai.
- Klien mengatakan tidak ada yang
peduli lagi padanya
- Klien mengatakan menjadi
korban penolakan dilingkungan
saat usia 19 tahun karna
keadaannya seperti ini sehingga
dijauhi oleh teman-temannya.
- klien mengatakan ingin bekerja
sesuai jurusan yang diambil
waktu SMK yaitu perhotelan.
- klien mengatakan malu dengan
keadaan sekarang karena belum
bekerja sehingga berdiam terus
dirumah, merasa tidak berarti
belum bisa membahagiakan
bibinya yang telah merawatnya.
DO :
- kontak mata kurang saat
berinteraksi melihat ke atas atau
kebawah
- tidak berani menatap lawan
bicara
- postur tubuh menunduk
- tampak terlihat lesu
- tidak mampu memulai
pembicaraan
- penurunan produktifitas ditandai
dengan jarang melakukan
kegiatan
- lebih senang menyendiri didalam
kamar
- tampak mengungkapkan putus
asa
- terdapat riwayat pengalaman
masalalu tidak menyenangkan
2. DS : Halusinasi
- klien mengatakan sempat penglihatan ( R )
mengalami halusinasi
penglihatan, klien melihat
bayangan hitam berwujud tinggi
besar yang menyerupai bentuk
tubuh manusia, bayangan itu
sering muncul sekitar 10 kali
dalam sehari ketika klien sedang
melamun, bayangan hitam itu
tidak menyuruh apapun kepada
klien tetapi hanya menunjuk saja.
Ketika bayangan itu ada klien
selalu mengabaikannya dan hanya
sesekali melihatnya karna
penasaran. Saat ini klien sudah
tidak mengalami halusinasi lagi.
DO : -
3. DS : Klien mengatakan Klien Resiko perilaku
pernah menjadi pelaku aniaya fisik kekerasan
pada diri sendiri saat usia 19 tahun
dengan mencubit dan menjambak
rambut.
DO : -
4. DS : Regimen
- Klien mengatakan sempat teraupetik in
tidak meminum obat karena efektif
merasa lebih baik
DO :
5. DS : Koping individu
- klien mengatakan terbiasa tidak efektif
menyendiri dikamar,
menghindar dari orang lain serta
lebih senang memendam
perasaannya serta klien tampak
tidak mendapat dukungan dari
kedua orang tuanya.
DO :
- klien tidak mengetahui penyakit
jiwa, faktor presipitasi dan
koping
- kien tampak membutuhkan
dukungan dari kedua
orangtuanya.

5.1.2 Diagnosa Keperawatan

Gangguan konsep diri harga diri rendah kronis


5.1.3 Intervensi Keperawatan

Asuhan Keperawatanpada Tn.A Dengan Gangguan Konsep Diri Harga Diri Rendah Kronis
Nama : Tn.A No RM :
Umur : 20 Tahun
( Tabel 4.2 . Tabel Intervensi Keperawatan)

No Diagnosa Waktu Perencanaan


Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Keperawatan
1. Gangguan Jumat, TUM :
konsep diri 02 juli Klien dan keluarga
harga diri 2021 – mampu mengatasi
rendah kronis minggu harga diri rendah kronis
, 04 juli yang dialami klien
2021
TUK 1 SP 1
1. Klien dapat 1. Setelah 1x interaksi 1. Bina hubungan saling
membina hubungan klien menunjukan percaya dengan prinsip
saling percaya ekspresi wajah komunikasi teraupetik.
dengan perawat. bersahabat,  Ucapkan salam
menunjukkan rasa  Sapa klien dengan
senang, ada kontak ramah baik verbal
mata, mau berjabat maupun non verbal
tangan, mau  Perkenalkan diri
menyebutkan nama, denga sopan
mau menjawab salam,  Tanyakan nama
klien mau duduk lengkap dan nama
berhadapan dengan panggilan yang
perawat, mau disukai klien
mengutarakan masalah  Jelaskan tujuan
yang dihadapi. pertemuan
 Jujur dan menepati
janji
 Beri perhatian dan
perhatikan
kebutuhan dasar
klien

2. Kaji tanda gejala dan


2. Klien dapat 2. Setelah 2x interaksi penyebab harga diri
mengetahui dan klien dapat mengetahui rendah kronis pada klien
paham tanda gejala dan paham tanda gejala
serta penyebab serta penyebab harga
harga diri rendah diri rendah kronis yang
kronis yang dialami dialami
3. Jelaskan proses
3. Klien dapat 3. Setelah 2x interaksi terjadinya harga diri
mengetahui dan klien dapat mengetahui rendah kronis pada klien
paham proses dan paham proses
terjadinya harga terjadinya harga diri
diri rendah kronis rendah kronis yang
yang dialami dialami
4. Identifikasi aspek positif
4. Klien dapat 4. Setelah 2x interaksi dan kemampuan yang
mengidentifikasi klien menyebutkan dimiliki klien
aspek positif dan aspek positif dan
kemampuan yang kemampuan yang
dimiliki. dimiliki klien 5. Bantu klien menilai
5. Klien dapat menilai 5. Setelah 2x interaksi aspek positif dan
kemampuan yang klien menyebutkan kemampuan yang dapat
dimiliki untuk kemampuan yang dapat dilakukan
dilatih. dilatih.
6. Bantu klien memilih
6. Klien dapat 6. Setelah 2x interaksi aspek positif atau
memilih kegiatan klien dapat memilih kemampuan yang akan
yang sesuai kegiatan yang sesuai dilatih
kemampuan dengan kemampuan
7. Latih aspek positif atau
kemampuan yang dipilih
7. Setelah 2x interaksi
7. Klien dapat dengan memotivasi
klien melakukan
melakukan kegiatan positif
kegiatan sesuai jadwal
sesuai rencana yang
yang dibuat
dibuat 8. Berikan pujian untuk
setiap kegiatan yang
8. Setelah 2x interaksi
8. Klien dapat dilakukan dengan baik
klien dapat melakukan
melakukan kegiatan
kegiatan dengan baik
dengan baik 9. Fasilitasi klien bercerita
9. Setelah 2x interaksi
9. Klien dapat tentang keberhasilannya
klien dapat
mengungkapkan mengungkapkan
keberhasilan keberhasilan setelah
setelah melakukan melakukan kegiatan
kegiatan
10. Setelah 2x interaksi 10. Bantu klien membuat
klien dapat membuat jadwal latihan untuk
10. Klien dapat jadwal harian latihan membudayakan
membuat jadwal kegiatan
harian latihan
kegiatan 11. Setelah 2x interaksi 11. Bantu klien menilai
klien dapat manfaat latihan yang
11. Klien dapat mengetahui manfaat dilakukan.
mengetahui latihan yang telah
manfaat latihan dilakukan
yang telah
dilakukan
SP 2
12. Klien dapat 12. Setelah 2x interaksi Latih klien melakukan
melakukan klien melakukan kegiatan lain yang sesuai
kegiatan lain kegiatan lain sesuai dengan kemampuan
sesuai kemampuan kemampuan klien.

1. Keluarga mampu 1. Setelah 1 x pertemuan Keluarga


mengenali penyakit keluarga mampu a. Kaji masalah klien yang
yang diderita klien mengenal penyakit dirasakan keluarga
dan dapat merawat yang diderita klien, dalam merawat klien
klien Mengetahui cara b. Jelaskan proses
merawat klien dan terjadinya harga diri
dapat mempraktekkan rendah yang dialami
klien
c. Diskusikan cara
merawat harga diri
rendah dan memutuskan
cara merawat yang
sesuai dengan kondisi
klien
d. Latih keluarga merawat
harga diri rendah klien.
e. Libatkan seluruh
anggota keluarga
menciptakan suasana
lingkungan yang
nyaman :mengurangi
mengkritik,
memfasilitasi
keberhasilan dan
memberi pujian.
f. Jelaskan tanda dan
gejala harga diri rendah
kronik yang
memerlukan rujukan,
serta melakukan follow
up ke pelayanan
kesehatan secara teratur
g. Latih keluarga
mempraktekan cara
merawat klien dengan
masalah harga diri
rendah langsung pada
klien

5.1.4 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan

Asuhan Keperawatanpada Tn.A Dengan Gangguan Konsep Diri Harga Diri Rendah Kronis

Nama : Tn.A No RM :
Umur : 20 Tahun
( Tabel 4.3 . Tabel Implementasi dan Evaluasi Keperawatan)

No Waktu Implementasi Paraf Waktu Evaluasi Paraf


1. Jumat, SP 1 : Dini Jumat, S: Dini
02 juli 1. Membina hubungan saling percaya Safitri 02 juli - Klien mengatakan Safitri
2021 dengan prinsip komunikasi 2021 Namanya AMP
Pukul teraupetik. Pukul senang dipanggil A.
13.00 P : Assalamualaikum 13.45 - Klien mengatakan
WIB K : Waalaikumsalam WIB semalam tidak bisa
P : Perkenalkan nama saya Dini tidur.
Safitri mahasiswa dari Stikes - Klien dapat
Sukabumi. Biasa dipanggil menyebutkan
Dini. Kalau boleh tau dengan kemampuan dan aspek
siapa ini ? Suka dipanggil apa? positif yang
K : Nama saya AMP, suka dimilikinya
dipanggil A. - Klien dapat menilai
P : Baiklah Tn.A tujuan saya kemampuannya.
kemari yaitu seperti janji - Klien dapat memilih
kemarin yang kita sepakati, kegiatan yang akan
hari ini kita akan berbincang- dilatih.
bincang mengenai aspek - Klien mengatakan
positif dan kemampuan yang ingin melakukan
Tn.A miliki. kegiatan sesuai urutan
Sebelumnya bagaimana yaitu, merapihkan
perasaan hari ini? Apakah tempat tidur,
tidurnya nyenyak ? menyapu, mencuci
K : Perasaan hari ini merasa bosan, piring dan
dan semalam tidak bisa tidur. menggambar
Jadi membaca novel dan tidur - Klien mengatakan
jam 2 malam. paham dengan
P : Jangan dibiasakan tidur malam- penjelasan yang saya
malam ya. Bagus membaca berikan yaitu
novel tetapi jangan dibiasakan mencontohkan
sampai tengah malam begitu pelaksanaan kegiatan
ya. Nah sebelumnya kita - Klien mengatakan
sepakati dulu ya waktunya, senang
mau berapa lama? O:
K : 60 menit boleh teh, kebetulan - Hubungan saling
ada waktu luang juga. percaya terjalin
P : Baiklah waktunya kurang lebih dengan baik
60 menit. Tempatnya mau - Klien menjawab salam
dimana? - Klien tampak
K : Tempatnya disini saja di ruang kooperatif
tamu. - Klien mampu
P : Baik kalau begitu waktunya mengungkapkan apa
kurang lebih 60 menit, yang ia rasakan.
tempatnya di ruang tamu - Klien tampak paham
dengan topik berbincang- mengenai harga diri
bincang mengenai aspek rendah dan tanda
positif dan kemampuan yang harga diri rendah yang
Tn.A miliki. dialami
- Klien tampak mampu
2. Mengkaji tanda gejala dan melakukan kegiatan
penyebab harga diri rendah kronis pertama yaitu
pada klien merapihkan tempat
P : Sebelumnya, kemarin kan tidur
Tn.A bilang bahwa sering A : masalah teratasi
diam dikamar, merasa malu P : pertahankan SP 1 lanjut SP
karena belum bekerja, terus 2
mengungkapkan tidak ada
yang peduli. Kalau boleh saya
tahu apa yang menyebabkan
sehingga Tn.A merasa seperti
itu ?
K : Saya merasa orang tua saya
tidak peduli lagi dengan
keadaan saya, terutama ayah,
jarang sekali menanyakan kabar,
dan jarang menemui saya.
Ditambah orang tua saya
posisinya sudah bercerai. Dari
situ saya merasa tidak dapat
perhatian lagi dari mereka.
Sehingga saya disini dirumah
bibi dan paman. Dan saat ini
malu karena belum bekerja.

3. Menjelaskan proses terjadinya


harga diri rendah kronis pada klien
P : Nah yang Tn.A ungkapan itu,
Tn.A mengalami harga diri
rendah dimana orang tua Tn.A
kurang memberikan kasih
sayang, dukungannya tidak ada,
bahkan berkomunikasi pun
jarang sehingga Tn.A berpikiran
negative, merasa malu, merasa
tidak ada yang peduli yang
akhirnya sering diam dikamar.
Saya dapat merasakan yang
Tn.A rasakan, Tn.A yang sabar
ya, selalu doakan orangtua Tn.A
semoga selalu dalam keadaan
sehat walafiat, amin. Harus tetap
semangat ya Tn.A!
K : iya teh, Terimakasih.

1. Mengidentifikasi kemampuan dan


aspek positif yang dimiliki klien
P : Nah sebelumnya apa saja
kemampuan dan aspek positif
yang Tn.A miliki?
K : saya suka menggambar,
membaca novel di internet,
bikin ringkasan-ringkasan
dibuku tulis buat di web tapi
sekarang lagi tidak ada
inspirasi.
P : whoaaa hebat sekali Tn.A,
kalau untuk kegiatan lainnya
seperti merapihkan tempat
tidur, menyapu, mencuci piring
bagaimana?
K : Bisa, saya bisa merapihkan
tempat tidur, menyapu dan
mencuci piring. Tetapi jarang
dilakukan.
P : whoaaa bagus ternyata Tn.A
memiliki beberapa kemampuan
ya. saya buatkan dulu daftarnya
ya. Tadi Tn.A menyebutkan
menggambar, membaca novel,
membuat ringkasan-ringakasan
untuk di web, merapihkan
tempat tidur, menyapu dan
mencuci piring.

2. Membantu klien menilai aspek


positif dan kemampuan yang dapat
dilakukan
P : Nah dari beberapa aspek positif
dan kemampuan Tn.A miliki,
yang mana saja yang masih
dapat dikerjakan dirumah saat
ini?
K : menggambar, merapihkan
tempat tidur, menyapu dan
mencuci piring.
P : wah, bagus sekali ada 4
kemampuan dan kegiatan yang
Tn.A miliki
3. Membantu klien memilih aspek
positif atau kemampuan yang akan
dilatih.
P : Dari ke 4 kegiatan tersebut,
kira kira Tn. A mau
melaksanakan apa dulu?
K : yang pertama saya mau
merapikan tempat tidur, yang ke
dua menyapu, yang ke tiga
mencuci piring dan yang
terakhir menggambarr.
P : baiklah kalau begitu saya
urutkan lagi kegiatannya ya
1. Merapikan tempat tidur
2. Menyapu
3. Mencuci piring
4. Menggambar.
saya contohkan cara
pelaksanaan dari ke 4 kegiatan
yang telah dipilih Tn.A ya
1) Merapihkan tempat tidur. Hal
pertama yang harus dilakukan
pindahkan dulu bantal guling
dan selimutnya. Setelah itu
angkat seprai nya sambil di
kibaskan . Nah setelah itu kita
pasang kembali sepreinya dan
lipatkan setiap sisi sepreinya
kedalam kasur supaya rapih.
Jika ada sapu lidi boleh di
tepuk-tepuk supaya tidak ada
debu, setelah itu ambil bantal
dan gulingnya letakkan diatas
bagian kepala. Sekarang kita
lipat selimut setelah itu
letakan dibawah bagian kaki.
2) Menyapu, hal pertama yang
harus dilakukan kita siapkan
dulu alatnya seperti sapu dan
serokan. Setelah itu kita sapu-
sapu mulai dari kolong tempat
tidur, bagian belakang pintu.
Nih kan di kamar Tn.A ada
kasur lantai tergeletak kita
pindahkan dulu ke tempat
yang sudah bersih setelah itu
sapu seluruh area lantai
kamar. Debu atau kotorannya
sapukan ke serokannya biar
tidak kemana-mana.
Kemudian kotoran tersebut
dibuang ke tempat sampah.
Setelah beres jangan lupa cuci
tangan.
3) Mencuci piring, sebelum
melakukan cuci piring kita
pastikan dulu ada cuciannya
seperti gelas, piring kotor.
Nah kebetulan ada cuciannya
tadi bekas bibi masak ya.
setelah itu kita persiapkan
sabun dan spons nya, kita
pisahkan dulu sisa-sisa
makanannya dan buang pada
tempat sampah kemudian kita
basahi dulu pada cuciannya
setelah itu sabuni seluruh
peralatan yang kotor, kita
bilas satu persatu simpan di
rak dan lap kembali area
wastafel supaya kering.
4) menggambar, sebelumnya
saya sudah menyiapkan
peralatan untuk menggambar
sesuai yang Tn.A butuhkan
yaitu, ada sketchbook, pensil,
balpoin, penghapus, pensil
warna, penggaris dan serutan.
Nanti Tn.A bisa menggambar
apa yang ingin Tn.A
gambarkan.
Seperti itu apakah Tn.A paham
dengan penjelasannya?
K : iya paham
P : Bagus! Alhamdulillah ya Tn.A
paham

4. Melatih aspek positif atau


kemampuan yang dipilih dengan
memotivasi positif.
P : Baiklah kalau begitu tadi sudah
tercatat kegiatannya dan sudah
saya contohkan. Sekarang
kegiatan pertama dilakukan
oleh Tn.A yaitu merapikan
tempat tidur. Mari kita lihat
kamar Tn.A. Coba lihat sudah
rapihkah tempat tidurnya ?
K : Belum, berantakan.
P : Coba sekarang waktunya Tn.A
praktekkan apa yang sudah
saya ajarkan barusan.
K : iya saya lakukan sekarang.
(Tn.A mempraktekkan cara
merapikan tempat tidur)
P : wah, bagus sekali Tn.A dapat
merapihkan tempat tidurnya
dengan baik. Coba ingat-ingat
dan bedakan sebelum dan
sesudah dirapihkan?
K : iya kalau rapih lebih nyaman,
enak dilihatnya.
P : nah bagus kalo rapihkan lebih
nyaman ya untuk ditempati.
Bagaimana perasaan Tn.A
setelah merapihkan tempat tidr ?
K : senang semoga nanti terbiasa.
P : amin, Nah setelah Tn.A selesai
melakukan jangan lupa beri
tanda ceklis di jadwal kegiatan
harian ya.

8. Memberikan pujian untuk setiap


kegiatan yang dilakukan dengan
baik
P : alhamdulillah, Bagus ya Tn.A
telah melakukan kegiatan yang
pertama yaitu merapihkan
tempat tidur dengan baik dan
rapih.

9. Memfasilitasi klien bercerita


tentang keberhasilannya
P : Nah tadi Tn.A sudah berhasil
melakukan kegiatan pertama
dengan baik, coba Tn.A boleh
ceritakan bagaimana perasaan
setelah melakukan kegiatan
tadi?
K : Saya senang telah berhasil
merapihkan tempat tidur lebih
nyaman dilihatnya, lebih rapih.
P : Alhamdulillah, Bagus Tn.A!

10. Membantu klien membuat jadwal


latihan untuk membudayakan.
P : Setelah melakukan kegiatan
tadi jangan lupa di ceklis pada
kegiatan hariannya yang telah
kita buat. Disini ada kolom
kegiatan yang pertama
merapihkan tempat tidur,
nanti bisa diceklis pada kolom
yang sejajar dengan kegiatan
tersebut. Begitu pun dengan
kegiatan-kegiatan lain.
Bagaimana Tn.A dapat
dipahami ?
K : iya paham.
P : Bagus! Tn.A paham ya.

11. Membantu klien menilai manfaat


latihan yang dilakukan.
P : Setelah kita melakukan
kegiatan pertama merapihkan
tempat tidur, apa manfaat
yang Tn.A dapat ?
K : manfaatnya jadi terlihat rapih,
nyaman. Saya dapat
melakukan kegiatan dan
semoga nanti terbiasa.
P : Amin, nah betul apa yang
dikatakan Tn.A dengan
merapihkan tempat tidur
banyak sekali manfaatnya.
Lebih nyaman dilihatnya
kalau rapih, Tn.A tidak
merasakan bosan lagi karna
sudah ada kegiatan. Kalau
Tn.A seperti ini bisa
melakukan kegiatan nanti
bibi Tn.A juga ikut senang
karena Tn.A telah mencoba
melakukan kegiatan. Nanti
bisa bertahap melakukan
kegiatan lain dan dapat
meringankan pekerjaan bibi
dirumah. Dapat dimengerti
Tn.A ?
K : Iya, saya paham.
P : untuk kegiatan yang ke 2
Tn.A masih ingat ?
K : ingat, menyapu.
P : pinter Tn.A masih ingat. Mau
kapan Tn.A melakukan
kegiatan?
K : sekarang saja, jadi sekarang
melakukan 2 kegiatan. Dan
besok melakukan 2 kegiatan
lagi mencuci piring dan
menggambar.
P : baiklah kalau begitu sekarang
kita latih kegiatan yang ke 2
ya.
K : iya

2. Jumat, Sp 2 : Jumat, S:
02 juli Melatih klien melakukan kegiatan 02 juli - Klien mengatakan
2021 ke 2 sesuai dengan kemampuan 2021 senang setelah
Pukul klien. yaitu menyapu Pukul menyapu
13.50 P : Nah tadi Tn.A sudah 14.05 - Klien dapat
WIB merapihkan tempat tidur ya, WIB membedakan keadaan
kira-kira kalau sudah sebelum dan sesudah
merapihkan tempat tidur lantai di sapu
nya jadi kotor tidak? - Klien mengatakan
K : iya kotor karna ada debu-debu lebih nyaman ketika
dari tempat tidur. keadaan kamar bersih
P : nah kalau begitu sekarang Tn.A - Klien dapat mengingat
lakukan menyapu kamar kegiatan ke 3 dan 4
seperti yang sudah saya yaitu mencuci piring
jelaskan tadi. Apakah Tn.A dan menggambar
masih ingat? O:
K : masih ( klien dapat menyapu - Klien tampak
kamar dengar baik hingga ke menyapu dengan baik
bagian sela-sela yang kotor ) dan tenang
P : wah hebat sekali Tn.A dapat - Klien mampu
melakukannya dengan baik, membersihkan pada
kita rasakan ditelapak kaki kita area yang kotor
terasa ada yang menepel tidak? - Klien tampak senang
K : tidak ada karna sudah bersih. setelah melakukan
P : nah pinter Tn.A dapat kegiatan
membedakannya ya sebelum A : masalah teratasi
dan sesudah disapu. Sekarang P : pertahankan sp 1,2 lanjut
terlihat bersih ya. sp3
Bagaimana perasaan Tn.A
setelah menyapu ?
K : senang bisa melakukannya,
karena sebelumnya jarang dan
terasa lebih nyaman jadi
bersih.
P: alhamdulillah kalau begitu ya,
jangan lupa setelah selesai beri
tanda ceklis pada jadwal harian
yang sudah dibuat. Bagaimana
kalau besok kita latih lagi
kemampuan yang ke 3 dan ke
4. Apakah masih ingat ?
K : ingat, mencuci piring dan
menggambar.
P : bagus masih mengingatnya,
untuk besok mau jam berapa ?
berapa lama ?
K : seperti tadi saja setelah dzuhur
pukul 13.00, boleh 60 menit saja
teh soalnya proses menggambar
lumayan membutuhkan waktu.
P : baik kalau begitu besok pukul
13.00 waktunya sekitar 60 menit
tempatnya disini lagi ya dengan
topik melatih kegiatan ke 3 dan
ke 4. Kalau begitu hari ini
cukupkan sekian, saya pamit ya.
sampai jumpa besok.
Assalamualaikum
K : Waalaikumsalam
3. Sabtu , Melatih klien melakukan kegiatan Dini Sabtu , S : Dini
03 juli ke 3 sesuai dengan kemampuan Safitri 03 juli - Klien mengatakan Safitri
2021 klien yaitu mencuci piring 2021 senang dapat mencuci
Pukul P : Assalamualaikum Pukul piring dengan baik.
13.00 K : Waalaikumsalam 13.25 - Klien mengatakan
WIB P : Tn.A masih ingat dengan WIB supaya bisa bantu bibi
saya ? dirumah
K : ingat, teh Dini -
P : alhamdulillah masih O:
mengingatnya ya. seperti - Klien dapat
janji kemarin hari ini kita melaksanakan
akan latih mencuci piring dan kegiatan ketiga
menggambar. Hari ini mencuci piring dengan
bangun jam berapa Tn.A ? baik.
semalam tidurnya nyenyak ? - Klien tampak senang
K : alhamdulillah nyenyak, bangun dapat melakukan
jam 5 sholat, setelah itu tidur kegiatan tersebut.
lagi bangun jam 8 - Klien kooperatif dan
P : sudah minum obat ? sudah dapat memahami
mandi ? penjelasan yang saya
K : sudah tadi minum obat jam 9, berikan.
mandi jam 11. A : masalah teratasi
P : alhamdulillah, sebelumnya kita P : pertahankan sp 1,2,3 lanjut
sepakati dulu ya sesuai janji sp 4
kemarin hari ini melakukan
kegiatannya sekitar 60 menit,
25 menit untuk mencuci
piring dan menggambar 35
menit tempatnya disini ya di
rumah. Apakah Tn.A
bersedia ?
K : iya
P : sebelum melakukan kegiatan,
tadi pagi Tn.A sudah
melakukan kegiatan kemarin
yang telah diajarkan belum?
K : sudah, merapihkan tempat
tidur dan menyapu.
P : Coba kita lihat keadaan
kamarnya. Wah bagus rapih
dan bersih ya, jangan lupa
diberi tanda ceklis pada
kegiatan hariannya.
P : Tn.A masih ingat kegiatan
yang ketiga apa ?
K : ingat, mencuci piring.
P : mari kita ke dapur. mau saya
contohkan kembali atau
langsung mempraktekannya ?
K : boleh dicontohkan kembali
P : baiklah kalau begitu, caranya
yaitu siapkan dulu spons sama
sabunnya, setelah itu bersihkan
sisa-sisa makanan dan buang
ke tempat sampah, kemudian
basahi piringnya dengan air
dan sabuni, setelah itu bilas
dengan air mengalir dan
jangan lupa lap kembali area
wastafelnya. Seperti itu apakah
Tn.A paham ?
K : paham. saya praktekkan
sekarang ya ( klien
mempraktekan mencuci piring
dengan baik dan bersih )
P : wah Tn.A hebat ya hasil
cuciannya bersih tidak ada
sabun yang tersisa di piring
dan area wastafelnya di lap,
hebat!.
Bagaimana nih perasaannya
setelah mencuci piring ?
K : senang bisa mencuci piring
dan bisa buat bantu-bantu bibi
untuk meringankan
pekerjaannya.
P : bagus! nah betul sekalian Tn.A
membantu bibi juga ya selain
itu nanti Tn.A bisa terbiasa.
Setelah melakukan cuci piring
Tn.A jangan lupa ceklis pada
jadwal kegiatan harian yang
telah kita buat. Tn.A ceklis
pada kolom yang sejajar
dengan kolom mencuci piring.
Nah bagus seperti itu. Yuk kita
ke ruang tamu lagi untuk
melakukan kegiatan yang
terakhir. Sekarang waktu
menunjukan pukul 13. 20. Ada
waktu 5 menit lagi sebelum
melakukan kegiatan
selanjutnya. Tn.A boleh
istirahat dulu jika merasa cape.
Nanti kita mulai lagi pukul
13.25. Apakah Tn.A setuju ?
K : iya setuju.
Baik kalau begitu kita latih
kegiatan yang terakhir, apakah
Tn.A masih ingat ?
K : masih, menggambar
P : bagus dapat mengingatnya ya,
mari kita ke ruang tamu.
4. Sabtu , Sp 4 : Dini Sabtu , S : Dini
03 juli Melatih klien melakukan kegiatan Safitri 03 juli - Klien mengatakan Safitri
2021 ke 4 yaitu menggambar 2021 masih ingat kegiatan
Pukul P : Nah sekarang sudah pukul Pukul yang keempat yaitu
13.25 13.25 apakah Tn.A mau mulai 14.00 menggambar.
WIB sekarang? WIB - Klien mengatakan
K : iya sekarang senang dan merasa
P : Disini saya sudah menyiapkan puas setelah
semua alatnya sesuai dengan menggambar.
yang Tn.A butuhkan. Baik - Klien mengatakan
kalau begitu sambil memulai dulu pernah mengikuti
menggambar, kira kira Tn.A lomba menggambar di
mau menggambar apa? sekolah dan melalui
K : Liat nanti saja hasilnya teh online.
biar kejutan hehe O:
P : wah baiklah kalau begitu, - Klien tampak senang
semangat!. Untuk setelah menggambar.
menggambar sendiri - Klien dapat
biasanya membutuhkan menggambar dengan
berapa lama Tn.A ? Ada waktu cepat karena
kendala tidak seperti menggambar tokoh
kebingungan menggambar anime yang
apa gitu ? disukainya.
K : kalau untuk menggambar bisa - Klien dapat bercerita
sebentar bisa lama tergantung pengalamannya
kesulitan dari gambarnya, tentang mengikuti
yang sekarang saya gambar lomba di sekolah dan
adalah tokoh anime yang online.
lumayan gampang dan tidak - Klien tampak tenang
ada kendala. Kalau yang ketika menggambar
susah itu menggambar - Hasil gambar klien
pemandangan karna harus sangat bagus
detail dari gambar A : masalah teratasi
pegunungannya, sawah- P : pertahankan sp 1,2,3,4
sawahnya dan lain-lain
seperti itu teh.
P : oh jadi Tn.A cenderung lebih
ke tokoh-tokoh anime gitu ya.
hal pertama yang dilakukan
ketika menggambar apa?
K : biasanya saya buatkan dulu
garis melintang seperti bentuk
tambah, supaya lebih rapi dan
nanti membuat kerangkanya
mudah
P : oh seperti itu ya. Nah bakat
menggambar ini apakah
diajarkan dulu oleh kakak atau
emang Tn.A senang
menggambar sendiri ?
K : saya emang senang
menggambar teh, awalnya
iseng-iseng bikin gambar-
gambar dibuku tulis, dan
pernah waktu masih sekolah
mengikuti lomba ingin tau
sampai mana kemampuan
menggambar saya, Waktu itu
saya menggambar
pemandangan tapi menurutku
kurang bagus dan harus belajar
lagi, Dan pernah juga
mengikuti lomba online
dengan mengirimkannya lewat
online, waktu itu menggambar
tokoh-tokoh anime buat seru-
seruan saja hitung-hitung
mengasah kemampuan.
P : wah keren sekali Tn.A.
semoga nanti Tn.A bisa
menjadi seseorang ahli
menggambar ya, amin. Tidak
terasa sambil mengobrol
gambarnya sudah terlihat jelas
bentuknya, semangat Tn.A
K : amin, iya teh ini hampir
selesai tunggu ya.
(klien menggambar tokoh anime
favoritnya dengan sangat bagus,
rapih dan detail)
P : wah ini hasilnya? bagus sekali
Tn.A detail ya menyerupai
tokoh aslinya, hebat!. Cepat
juga ya Tn.A menggambar.
Coba Tn.A ceritakan tokoh apa
yang digambarkan barusan ?
K : jadi tokoh ini seorang pendekar
yang memiliki banyak kekuatan
dan ia sangat ditakuti oleh para
musuhnya.
P : oh begitu ya karakter dalam
tokoh tersebut. Nah Tn.A sudah
menyelesaikan gambarnya dan
hasilnya bagus. Hebat Tn.A!
P : bagaimana perasaan Tn.A
setelah menggambar tadi ?
K : perasaannya puas teh karna
saya bisa menuangkan
langsung gambarnya, biasanya
jarang karna harus membeli
kertas hvs dulu ke warung.
Terimakasih ya teh buku
gambarnya
P : alhamdulillah kalau begitu
Tn.A senang ya melakukan
kegiatannya. Iya sama-sama
nanti bisa dipenuhin buku
gambarnya dengan karya Tn.A
harus tetap semangat ya.
jangan lupa setelah melakukan
kegiatan beri tanda ceklis pada
kegiatan hariannya. Nah
seperti itu pinter Tn.A.
Sebelum mengakhiri kegiatan
ini saya mau tanya dulu nih,
Tn.A masih ingat tidak
kegiatan apa yang dilakukan
kemarin?
K : ingat teh, merapihkan tempat
tidur dan menyapu.
P : kalau hari ini apa yang telah
Tn.A lakukan?
K : mencuci piring dan
menggambar.
P : hebat Tn.A masih ingat, apa
yang Tn.A dapat setelah
melakukan kegiatan tersebut?
K : yang saya dapatkan, saya jadi
ada kegiatan, tidak diam terus
dikamar dan bisa membantu
bibi juga meringkan pekerjaan
rumah.
P : alhamdulillah kalau begitu,
terimakasih Tn.A sudah
bersedia melakukan
kegiatannya dengan baik,
jangan lupa obatnya di minum
ya, besok kita ketemu lagi,
besok akan mengobrol dengan
bibi Tn.A mengenai
bagaimana cara merawat Tn.A
dengan baik. Tadi sudah
sepakat dengan bibi klien
pukul 13.00. kalau begitu saya
pamit dulu ya
assalamualaikum.
K : waalaikumsalam

Minggu Keluarga : Dini Minggu S : Dini


04 juli 1. Mengkaji masalah klien yang Safitri 04 juli - Keluarga mengatakan Safitri
2021 dirasakan keluarga dalam merawat 2021 sempat merasa
Pukul klien Pukul kebingungan dalam
13.00 P : Assalamualaikum bu, 14.00 merawat klien karena
bertemu lagi dengan saya, lebih suka diam dikamar.
apakah masih ingat bu ? - Keluarga mengatakan
Ny.R : waalaikumsalam, masih ingat, semoga dengan klien
Dini ya yang kemarin dengan tinggal bersamanya, klien
Tn.A. merasakan dukungan yang
P : Betul sekali ibu, saya diberikannya.
perkenalkan lagi ya. nama - Keluarga mengatakan
saya Dini Safitri, saya paham tentang harga diri
mahasiswa dari Stikes rendah yang terjadi pada
Sukabumi, yang telah klien.
melakukan beberapa kegiatan - keluarga mengatakan
pada Tn.A. Kalau boleh tau sekarang lebih tahu dan
nama ibu siapa? Hubungan mengerti bagaimana cara
dengan klien sebagai apa? merawat klien dengan
Ny.R : nama saya R, saya bibinya harga diri rendah
Tn.A - keluarga mengatakan
P : Baiklah Ny.R tujuan saya paham jika klien sudah
kemari akan mengajak ibu melakukan aktifitas selalu
untuk berbincang-bincang diberi pujian
mengenai permasalahan yang - Keluarga mengatakan
sedang Tn.A hadapi ya bu. paham prinsip 8 benar
Waktunya mau berapa lama obat
bu ? tempatnya dimana ? O:
Ny.R : Boleh 60 menit an, disini saja - Keluarga tampak selalu
di ruang tamu memberikan dukungan
P : Baiklah kalau begitu kita pada klien.
sepakati waktunya kurang - Keluarga paham mengenai
lebih 60 menit, tempatnya di harga diri rendah yang
ruang tamu dengan topik terjadi pada klien
berbincang-bincang mengenai - Keluarga tampak
permasalah yang sedang Tn.A memerhatikan ketika
hadapi. Apakah ibu bersedia? perawat berbicara.
Ny.R : Iya bersedia - Keluarga dapat melakukan
P : nah ibu kan Tn.A sudah lama cara merawat klien harga
ya tinggal disini bersama ibu diri rendah dengan baik.
dan keluarga, apa yang ibu - Keluarga dapat
dirasakan selama merawat memberikan pujian pada
Tn.A ? klien terhadap aktiftas
Ny.R : ya awalnya saya bingung juga yang telah dilakukan.
ya harus gimana pada waktu - Keluarga sangat
itu, karena Tn.A tidak mau kooperatif,
tinggal bersama ibunya - Keluarga selalu
mungkin merasa tidak ada mendoakan klien supaya
dukungan ya dari ibu nya. Dan cepat sembuh.
pada akhirnya Tn.A dibawa - Keluarga paham mengenai
oleh suami saya (paman klien, prinsip 8 benar obat
adik ke 5 dari ibu klien) di A : masalah teratasi
urus disini sampai sekarang. P : intervensi dihentikan
Sempat merasa kesulitan karna
Tn.A diam terus dikamar,
kebanyakan tidur juga karena
pengaruh obat kali ya. Saya
merasa khawatir juga kalau
Tn.A diam terus dikamar takut
kenapa-kenapa. Terkadang
saya ajak klien untuk main di
ruang tamu dengan ke 2 anak
saya setidaknya klien keluar
kamar dan ada kegiatan. Kalau
adzan saya suruh Tn.A untuk
sholat, dan alhamdulilah kalau
untuk beribadah klien kadang
dirumah dan kadang ke masjid
karna tidak jauh dari rumah
setelah itu pulang. Saya
berharap Tn.A cepat sembuh,
saya kasihan juga seharusnya
klien mendapat dukungan dari
orang tuanya. Tapi saya
berharap dengan klien berada
di rumah ini setidaknya klien
mendapat dukungan dari
keluarga kami.
P : amin kita doakan saja ya bu
semoga Tn.A cepat pulih kembali.
Dan alhamdulillah keluarga ibu
bersedia memberikan dukungan
pada Tn.A.

2. Menjelaskan proses terjadinya


harga diri rendah yang dialami
klien
P : sebelumnya ibu tahu tidak
apa yang terjadi pada klien
sehingga klien lebih suka
menyendiri di kamar ?
Ny.R : mungkin klien merasa tidak
mendapat kasih sayang ya dari
kedua orang tuanya ya
P : nah ibu yang saat ini terjadi
pada klien itu adalah harga diri
rendah, ditandai dengan Tn.A
lebih senang menyendiri
dikamar, produktifitasnya
menurun, jarang beraktifitas ya
bu, selain itu tadi benar apa
yang dkatakan oleh ibu bahwa
Tn.A tidak mendapat
dukungan dari orang tuanya
sehingga klien merasa tidak
ada yang mensupport dirinya,
merasa tidak tidak ada yang
peduli yang menyebabkan
klien rendah diri. Dan dari
hasil berbincang-bincang
kemarin juga klien tidak berani
menatap lawan bicaranya,
kontak matanya kurang.
Seperti itu ibu, apakah ibu
paham mengenai yang terjadi
pada klien tersebut?
Ny.R : oh begitu ya, iya saya paham
apa yang terjadi saat ini pada
Tn.A
P : Alhamdulillah kalau ibu
paham.

3. Mendiskusikan cara merawat


harga diri rendah dan
memutuskan cara merawat yang
sesuai dengan kondisi klien
P : nah ibu tahu tidak kira-kira
kemampuan apa yang Tn.A
miliki saat ini?
Ny.R : klien sukanya menggambar,
karna waktu dulu masih
sekolah klien pernah
mengikuti lomba
menggambar.
P : Kalau untuk pekerjaan rumah
bu bagaimana klien suka
melakukannya?
Ny.R : jarang karna klien diam di
kamar terus.
P : Ya benar bu Tn.A
mengatakan hal yang sama
pada saya bahwa klien suka
menggambar dan untuk
pekerjaan rumah jarang
melakukan. Karna kemarin-
kemarin saya dan klien sudah
membicarakan dan
mempraktekkan mengenai
aspek positif dan kemampuan
yang di miliki Tn.A.
P : nah ibu untuk merawat Tn.A
yang mengalami harga diri
rendah bisa dilakukan dengan
melatih atau membimbing
klien dengan beberapa
aktivitas. Hasil dari kemarin
klien mempunyai 4 aktivitas
yaitu merapikan tempat tidur,
menyapu, mencuci piring dan
menggambar. Nah ibu bisa
mengingatkan Tn.A untuk
melakukan kegiatan tersebut
sesuai jadwal. Tolong ibu
bantu menyiapkan alat-
alatnya. Setelah selesai
dikerjaken oleh klien jangan
lupa ibu memberikan pujian
pada Tn.A supaya harga
dirinya meningkat karena telah
berhasil melakukan kegiatan
tersebut. Ajak pula untuk
memberikan tanda ceklis pada
jadwal kegiatan yang kemarin
telah klien dan saya buat.
Seperti itu ibu apakah dapat
dipahami?
Ny.R : iya paham, jadi setelah
melakukan kegiatan harus
diberikan pujian ya
P : alhamdulillah kalau ibu
paham, iya ibu seperti itu.

4. Melatih keluarga merawat harga


diri rendah klien.
P : nah sekarang saya akan
contohkan cara merawat
Tn.A dengan harga diri
rendah yaitu dengan
memberikan pujian pada
klien. Seperti yang tadi
kegiatan pertamanya yaitu
merapikan tempat tidur,
contohnya seperti ini. Tn.A
hari ini sudah merapihkan
tempat tidur belum? Kenapa
belum? Mari kita lihat
kamarnya, ohiya ternyata
masih berantakan ya. kalau
begitu mari kita rapihkan
tempat tidurnya. Caranya
pindahkan dulu bantal guling
dan selimut, setelah itu
angkat sepreinya dan
kibaskan, kemudian pasang
kembali sepreinya dan
lipatkan bagian sisi seprei
kedalam kasur, setelah itu
kita simpan bantal dan guling
diatas bagian kepala, lipat
dulu selimutnya setelah itu
simpan dibawah bagian kaki.
Coba Tn.A praktekkan. Wah
hebat sekali Tn.A dapat
melakukannya dengan baik,
rapih pula. Jangan lupa beri
tanda ceklis pada jadwal
kegiatannya. Nah pinter
sudah diberi tanda ceklis ya
pada kolom merapikan
tempat tidur. Hebat Tn.A
semakin terampil.
Jika klien telah melakukan
kegiatan menyapu beri pujian
contohnya seperti ini wah
hebat ya bersih sekali
menyapunya.
Jika klien telah melakukan
kegiatan mencuci piring bisa
seperti ini contohnya wah
hebat semakin terampil
mencuci piringnya.
Jika klien telah melakukan
kegiatan menggambar bisa
seperti ini bagus sekali hasil
gambarnya rapih.
Nah seperti itu ibu salah satu
contohnya cara merawat
klien dengan harga diri
rendah. Kuncinya setelah
klien selesai melakukan
kegiatannya jangan lupa
selalu diberi pujian supaya
meningkatkan harga dirinya
dan setelah itu bantu
ingatkan klien memberi tanda
ceklis pada jadwal kegiatan
klien. Bagaimana ibu dapat
dipahami?
Ny.R : iya paham
P : Coba ibu ulangi lagi apa yang
saya contohkan barusan.
Ny.R : Ny.R dapat melakukan
latihan cara merawat klien
yang sudah diajarkan
P : bagus ibu betul seperti itu.

5. Melibatkan seluruh anggota


keluarga menciptakan suasana
lingkungan yang nyaman
:mengurangi mengkritik,
memfasilitasi keberhasilan dan
memberi pujian
P : nah ibu dalam merawat Tn.A
ibu dapat melibatkan anggota
keluarga menciptakan suasana
lingkungan yang nyaman
seperti mengurangi
mengkritik karena dengan
begitu klien akan merasa tidak
dihargai oleh lingkungan
sekitar dan merasa disalahkan
hingga membuat klien tidak
percaya diri. jika klien
membutuhkan peralatan untuk
melakukan kegiatan ibu dan
keluarga bisa
memfasilitasinya, setelah itu
keluarga dapat memberikan
pujian atas keberhasilan klien
melakukan kegiatan dengan
memberikan motivasi positif
dapat meningkatkan harga diri
klien, klien merasa mendapat
support dari keluarga. Seperti
itu bu dapat dipahami ?
Ny.R : iya paham, inshaallah nanti
saya dan keluarga saya akan
melaksanakan seperti itu pada
klien.
P : Alhamdulillah kalau ibu
paham

6. Menjelaskan tanda dan gejala


harga diri rendah kronik yang
memerlukan rujukan, serta
melakukan follow up ke
pelayanan kesehatan secara
teratur
P : nah ibu hal yang perlu
diperhatikan jika pada klien
tampak menampilkan
perilaku yang tidak sesuai
misalnya klien terus
menerus menyalahkan diri
sendiri, berfikiran negative
terhadap diri sendiri, tidak
mau minum obat atau
memperlihatkan perilaku
yang dapat membahayakan
diri. Ibu dapat segera
menghubungi pada kader
atau puskesmas setempat.
Nah sekarang Tn.A masih
control rutin ke RS.Kartika
ya bu, nah ibu
konsultasikan pada dokter
tersebut jika terjadi hal
yang tidak-tidak pada klien.
Tetapi alhamdulillah ya bu
Tn.A saat ini sangat
kooperatif semoga cepat
sehat kembali, amin. Oh iya
ibu selama dirumah jangan
lupa selalu ingatkan klien
minum obat. Ibu tau tidak
prinsip minum obat benar ?
Ny.R : Belum tahu
P : Baik, saya jelaskan ya bu. Jadi
prinsip benar minum obat itu ada
8. Yang pertama ada benar
nama, ibu dapat memastikan
pada label obat nama Tn.A, yang
ke 2 ada benar obat nah disini
klien menunjukan obat-obat
yang dikonsumsi yaitu ada
haloperidol untuk menenangkan
pikiran, obat cepezet ini dapat
membantu berfikir jernih, dapat
mengurangi perilaku agresif dan
keinginan untuk menyakiti diri
sendiri, selain itu dapat
mengurangi halusinasi
(mendengar atau melihat hal-hal
yang tidak nyata), obat arkine
untuk melemaskan badar agar
tidak kaku dan lebih rilex, dan
terakhir ada obat vitamin c untuk
meningkatkan imun dalam
tubuh. Selanjutnya ada benar
dosis yaitu pada label obat klien
sudah tertera pada obat
haloperidol 1.5 mg, cepezet 100
mg, arkine 2 mg, dan vitamin c
100 mg. selanjutnya ada benar
frekuensi pada label sudah
tertera yaitu setiap 2 hari sekali.
Selanjutnya benar cara yaitu
obat tersebut diminum dengan
air minum melalui mulut.
Selanjtnya benar kadaluwarsa
ibu bisa cek pada labelnya disitu
tertera kadaluwarsanya tanggal 1
januari 2022. Yang terakhir ada
benar dokumentasi yaitu setelah
diminum ingatkan kembali pada
Tn.A supaya menceklis pada
kegiatan harian karena telah
meminum obat. Seperti itu ibu
dapat dipahami ?
Ny.R : Alhamdulillah paham sekarang
jadi tau manfaat obat yang
dikonsumsi klien, dan saya
selalu mengingatkan klien untuk
minum obat.
P : Alhamdulillah kalau begitu,
selalu ingatkan minum obat ya
bu, ingatkan melakukan kegiatan
dan pantau terus perkembangan
klien serta hindari mengkriitik
klien ya bu dan selalu berikan
pujian atas keberhasilan klien.
Nah ibu bagaimana setelah kita
berbincang-bincang tadi mulai
dari mendiskusikan masalah
klien sampai
mempraktekkannya.
Ny.R : alhamdulillah sekarang jadi
tahu apa yang saat ini terjadi
sama Tn.A lebih paham juga
bagaimana cara merawatnya
karna tadi sudah dipraktekkan.
P : alhamdulillah ya bu kalau
seperti itu. Karena tadi kita telah
melatih ibu cara merawat klien.
Bagaimana kalau kita
mempraktekkannya langsung
pada Tn.A ?
Ny.R : iya boleh
P : mau kapan ibu, jam berapa ?
Ny.R : sekarang saja
P : baik kalau begitu sekarang
kita mempraktekannya langsung
pada Tn.A
7. Melatih keluarga mempraktekan
cara merawat klien dengan
masalah harga diri rendah
langsung pada klien
P : nah ibu sekarang sudah
bersama Tn.A, coba sekarang
ibu praktekkannya langsung
memberi pujian pada klien
yang telah melaksanakan
kegiatan.
Ny.R : Tn.A tadi sudah melakukan
kegiatan apa saja?
K : tadi pagi sudah mencuci
piring, menggambar,
menyapu dan merapihkan
tempat tidur.
Ny.R : Mana coba tadi hasil mencuci
piringnya, kita lihat ke dapur.
Wah bagus sudah mencuci
piring bersih tempatnya juga
langsung di lap ya, ih hebat.
Nah sekarang kan ada
kegiatan jangan lupa di ceklis
dijadwal kegiatan. Sekarang
mau lihat hasil gambarnya.
Wah bagus gambarnya
gambar tokoh superhero,
hebat ya.
Kita lihat kamarnya sudah
rapi dan bersih belum? Wah
alhamdulillah sudah bisa
merapihkan dan menyapu
lantainya. Nah besok-besok
juga harus gitu ya biar Tn. A
terbiasa.
P : Alhamdulillah ibu dapat
mempraktekkan langsung
dengan baik. Nah seperti itu
ibu jangan lupa juga selalu
ingatkan Tn.A untuk minum
obat secara teratur dengan
prinsip 8 benar obat tadi yang
sudah aya jelaskan.
Bagaimana bu perasaannya
setelah mempraktekkan
langsung pada klien?
Ny.R : alhamdulillah saya jadi tahu
mempraktekkan langsung
seperti apa, mudah-mudahan
dengan nanti terbiasa klien
bisa mandiri.
P : amin ya bu inshaallah Tn.A
sembuh, amin.nah ibu setelah
nanti saya sudah selesai
mengambil studi kasusnya
klien, jangan lupa ibu selalu
ingatkan klien untuk
berkegiatan ya bu selalu beri
pujian pada klien supaya
lebih meningkat harga diri
klien. Alhamdulillah karena
ibu juga sudah paham yang
tadi kita bicarakan. Mungkin
kegiatan hari ini cukup
sekian ya bu, jangan lupa ibu
selalu beri dukungan pada
klien ya, bantu ingatkan
melakukan kegiatan,
ingatkan untuk selalu minum
obat dengan 8 benar obat
terimakasih ya bu saya pamit
assalamualaikum
4.2 Pembahasan
Berdasarkan Asuhan Keperawatan pada Tn.A dengan gangguan

konsep diri harga diri rendah kronik yang dilaksanakan di tempat tinggal

klien yang beralamat di Kp. Cijangkar RT 01 / RW 09 Kelurahan

Nanggeleng Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi selama 5 hari dari

tanggal 30 Juni 2021 - 04 Juli 2021, penulis mencoba menerapkan

Asuhan keperawatan secara komprehensif yang meliputi bio-psiko-sosial

dan spiritual. Melalui proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,

diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan. Penulis

melakukan pendekatan proses keperawatan sebagai metode ilmiah dalam

melakukan proses terapeutik yang bertujuan untuk menyesuaikan masalah-

masalah keperawatan secara holistik dan unik.

4.2.1 Pengkajian
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode

wawancara dengan Tn.A, observasi langsung terhadap kemampuan

perilaku Tn.A serta dari keluarga yang berperan sebagai sumber

data yang mendukung dalam memberikan Asuhan Keperawatan

pada Tn.A.

Pengkajian yang dilakukan oleh penulis pada Tn.A tanggal

30 juni 2021 dan 01 juli 2021. Didapatkan data identitas bernama

Tn.A usia 20 tahun, berjenis kelamin laki-laki, pendidikan terakhir

SMK, beragama islam, beralamat di Kp. Cijangkar RT 01/ RW 09

Kelurahan Nanggeleng Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi.


Alasan masuk Tn.A menurut penuturan keluarga saat itu klien

menabrakan motor yang dikendarainya pada angkutan umum yang

sedang berhenti setelah pulang dari rumah ayahnya. Setelah

dirumah klien lebih senang menyendiri dikamar tidak mau keluar,

menjadi putus asa, sering berteriak merasa tidak berguna dan selalu

berbicara tidak ada yang peduli lagi pada dirinya karena tidak

mendapat kasih sayang dari orang tua nya semenjak bercerai.

Setelah kejadian tersebut klien dibawa ke RSUD R. Syamsudin,

SH oleh ibunya karena merasa khawatir dengan kondisi klien.

Faktor predisposisi pada Tn.A klien mengalami gangguan jiwa

pada tahun 2019, pengobatan sebelumnya berhasil tetapi klien

sempat tidak minum obat karena merasa lebih baik. Klien

mengatakan pernah menganiaya fisik pada diri sendiri dengan

mencubit dan menjambak saat usia 19 tahun. Klien juga

mengatakan mengalami penolakan dari lingkungan saat usia 19

karena keadaannya seperti ini sehingga dijauhi oleh teman-

temannya. Pada keluarga Tn.A tidak ada yang mengalami

gangguan jiwa. Dan pada pengalaman masalalu tidak

menyenangkan klien mengatakan saat kedua orangtua nya bercerai,

waktu sekolah dijauhi teman-temannya tanpa alasan padahal klien

selalu ada ketika teman-temannya butuh bantuan serta saat

perpisahan sekolah ibu ataupun ayah nya tidak menghadiri acara

tersebut.
Dari data tersebut ditemukan kesenjangan antara teori dengan

data yang ditemukan pada Tn.A. Faktor predisposisi pada harga

diri rendah kronis adalah faktor biologis, psikologis, sosial dan

kultural. Menurut Nurhalimah (2016), Faktor Biologi yaitu faktor

hereditas (keturunan) yaitu adanya riwayat anggota keluarga yang

mengalami gangguan jiwa, adanya riwayat penyakit kronis dan

trauma kepala. Pada kasus diatas keluarga klien mengatakan tidak

ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa seperti Tn.A.

Menurut Sutejo (2019), faktor psikologis, harga diri rendah

kronis berhubungan dengan pola asuh dan kemampuan individu

dalam menjalankan peran dan fungsi. Hal-hal lain yang

menyebabkan harga diri rendah kronis diantaranya adanya

penolakan dari orang tua. Hal ini sesuai dengan faktor psikologis

harga diri rendah yang berhubungan dengan pola asuh dan

penolakan orang tua. Karena orang tua klien tidak memberi

dukungan pada klien, tidak memberikan kasih sayang yang cukup

sehingga dalam data tersebut klien mengatakan tidak ada yang

peduli lagi pada dirinya. Karena sikap orang tua yang tidak peduli

merupakan aksi dari penolakan terhadap anak.

Menurut Nurhalimah (2016), Faktor Sosial dan Kultural yaitu

adanya penilaian negatif dari lingkungan terhadap klien, sosial

ekonomi rendah, pendidikan yang rendah dan adanya riwayat

penolakan lingkungan pada masa pertumbuhan dan perkembangan


anak. Pada kasus diatas klien pernah mengalami penolakan dari

lingkungan yang menyebabkan klien dijauhi oleh temannya. Hal

ini sesuai dengan faktor sosial dan kultural karena adanya penilaian

negative dari lingkungan serta adanya riwayat penolakan. Menurut

Direja (2011), faktor yang berhubungan dengan masalah harga diri

rendah dapat terjadi karena stimulus lingkungan dan putus obat.

Hal ini sesuai dengan faktor predisposisi yang dialami oleh Tn. A

akibat stimulus dari lingkungan dan putus obat. Karena didapatkan

data Tn.A sempat tidak meminum obat dengan alasan merasa lebih

baik.

Pada faktor pencetus Menurut Nurhalimah (2016) yang dapat

menimbulkan harga diri rendah adalah salah satunya ada Riwayat

trauma. Pada kasus diatas klien mempunya riwayat masalalu yang

tidak menyenangkan seperti perceraian yang terjadi pada orang

tuanya, dijauhi teman sekolah dan kedua orang tua tidak hadir saat

klien perpisahan di sekolah. Klien juga pernah melakukan

penganiayan fisik pada diri sendiri. Hal ini sesuai dengan faktor

pencetus yang ada pada diteori dan pada klien.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil tekanan darah 110/90

mmHg, nadi 63x/menit, respirasi 19x/menit, suhu 36,2°C , TB 160

dan BB 45. Tn.A mengatakan tidak ada keluhan fisik. Penulis

simpulkan bahwa pada Tn.A tidak ada masalah pada pemeriksaan


fisik karena ditandai dengan tanda-tanda vital klien dalam batas

normal dan tidak memiliki keluhan apapun.

Pada pengkajian psikososial didapatkan hasil, Tn.A

merupakan anak ke dua dari 3 bersaudara. Kedua orang tua klien

telah bercerai saat klien masih sekolah SMK. Saat ini klien tinggal

bersama paman dan istrinya serta kedua anaknya. Komunikasi

yang digunakan adalah komunikasi terbuka. Klien di rawat oleh

paman dan istrinya dengan baik. Dalam pengambilan keputusan

klien selalu dilibatkan dengan cara bermusyawarah.

Konsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar dari perilaku

individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi

lebih efektif yang terlihat dari kemampuan interpersonal,

kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan

konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan

sosial yang maladaptif (Dermawan dan Rusdi, 2013). Harga diri

rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya sendiri,

kehilangan kepercayaan diri, merasa tidak berharga, tidak berguna,

pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. Dari hasil pengkajian

klien mengatakan malu dengan keadaan sekarang karena belum

bekerja sehingga berdiam terus dirumah, belum bisa

membahagiakan bibinya yang sudah bersedia merawatnya, dan

merasa tidak berarti karena tidak mendapat kasih sayang dari orang

tua. Klien memiliki pengalaman masa lalu yang tidak


menyenangkan seperti dijauhi teman, orang tua tidak hadir saat

acara perpisahan sekolah dan perceraian yang terjadi pada orang

tuanya. Hal ini sesuai dengan yang ada pada teori dan pada data

Tn.A.

Pada pengkajian hubungan sosial didapatkan hasil, Tn.A

mengatakan orang terdekat saat ini adalah bibi (istri dari

pamannya). Dalam kegiatan kelompok/masyarakat, Tn.A

mengikuti kegiatan keagaamaan seperti pengajian setiap minggu

dimasjid. Tn.A mengatakan tidak ada hambatan dalam

berhubungan sosial. Tetapi klien merasa sedikit sulit jika diajak

mengobrol panjang lebar dan hanya bicara seperlunya saja, ketika

ditanya menjawab, jika tidak ditanya klien menjawab. Menurut

Achlis (2011 dalam Fauziah & Latipun, 2016) keberfungsian sosial

merupakan kemampuan individu melaksanakan tugas dan perannya

dalam berinteraksi dengan situasi sosial tertentu yang bertujuan

mewujudkan nilai diri untuk mencapai kebutuhan hidup. Hal ini

sesuai dengan data pada Tn.A karena klien mengikuti kegiatan

keagamaan.

Pada pengkajian spiritual didapatkan hasil, Tn.A beragama

islam dan percaya pada Allah SWT. Klien mengatakan bahwa yang

dialami sekarang merupakan takdir, klien sudah menerima

keadaanya seperti ini dan mengatakan yakin akan sembuh. Pada

kegiatan ibadah, Tn.A selalu melaksanakan sholat 5 waktu di


rumah dan terkadang di masjid, karena lokasinya tidak jauh dari

rumah. Setelah melaksanakan sholat, klien selalu mengaji dan

berdoa untuk kesembuhannya. Serta kegiatan lainnya klien

mengikuti pengajian setiap hari minggu di masjid. Dalam buku

Yosep (2016) yang dikemukakan oleh Mahoney,Young dan Martin

mengatakan bahwa kegiatan keagamaan/ibadah/sholat dapat

menurunkan gejala psikiatrik, dengan religiusitas mampu

mencegah dan melindungi dari penyakit kejiwaan, mengurangi

penderita meningkatkan proses adaptasi dan penyembuhan. Serta

menurut A.Carel dengan doa akan berpengaruh dalam perubahan

kejiwaan dan perubahan somatic. Ketentraman yang ditimbulkan

doa tersebut merupakan pertolongan yang besar pada pengobatan.

Menurut Haryanto, pada aspek psikologis shalat berjamaah

mempunyai dimensi psikologis tersendiri antara lain rasa

diperhatikan dan berarti, kebersamaan, tidak ada jarak personal,

pengalihan lingkungan (terapi lingkungan) dan interdependensi.

Hal ini sesuai dengan data yang didapat dimana klien selalu

mengikuti pengajian, shalat 5 waktu dirumah maupun dimasjid,

dan selalu berdoa akan kesembuhannya.

Pengkajian status mental pada Tn.A didapatkan penampilan

klien rapi, pakaian bersih, pakaian yang digunakan sesuai yaitu

mengenakan baju koko, celana bahan dan peci karna habis sholat

dzuhur, rambut sedikit gondrong, tidak terdapat kumis, terdapat


jenggot tetapi tidak lebat, kuku pendek, bersih tidak terdapat

kotoran. Pembicaraan lancar, intonasinya jelas, suaranya tidak

terlalu keras, perkataannya dapat dipahami, tetapi klien tidak dapat

memulai pembicaraan, jika ditanya klien menjawab jika tidak

ditanya klien diam. Aktifitas motorik klien duduk dengan postur

sedikit membungkuk, tampak terlihat lesu, saat ditanya klien

tampak grogi, kontak mata kurang, kadang melihat ke atas dan

kebawah, tidak menatap lawan bicara dan sedikit menunduk. Alam

perasaan klien mengatakan merasa sedih dan putus asa, klien

mengungkapkan bahwa orang tua nya seperti tidak peduli padanya,

jarang menanyakan kabar klien terutama ayahnya. Dan merasa

tidak mendapat kasih sayang dari orang tua. Afek klien selama

berinteraksi sesuai ditandai dengan saat klien mengungkapkan

perasaannya tampak sedih. Saat berinteraksi klien kooperatif, saat

ditanya klien selalu menjawab tetapi kontak mata kurang, tidak

berani menatap lawan bicara, melihat ke atas dan kebawah serta

sedikit menunduk. Persepsi klien mengatakan dulu sempat

mengalami halusinasi penglihatan, klien melihat bayangan hitam

berwujud tinggi besar yang menyerupai bentuk tubuh manusia,

bayangan itu sering muncul sekitar 10 kali dalam sehari ketika

klien sedang melamun, bayangan hitam itu tidak menyuruh apapun

kepada klien tetapi hanya menunjuk saja. Ketika bayangan itu ada

klien selalu mengabaikannya dan hanya sesekali melihatnya karna


penasaran. Saat ini klien sudah tidak mengalami halusinasi lagi.

Proses pikir klien cukup baik, pembicaraan klien sesuai dengan apa

yang ditanyakan oleh perawat dan pembicaraan klien sampai pada

tujuan pembicaraan. Isi pikir saat dikaji klien tidak menunjukan

sikap waham. Klien mengatakan hanya ingin sembuh supaya bisa

mencari pekerjaan. Kesadaran klien sadar penuh, dari hasil

observasi dan wawancara klien tidak terlihat bingung. Klien juga

tidak mengalami gangguan disorientasi. Klien mampu mengenal

waktu, tempat dan orang. klien tidak mengalami gangguan

memori. Klien dapat mengingat kejadian masa lalu. klien mampu

berkonsentrasi dan berhitung tanpa bantuan. Klien dapat

menyebutkan bilangan genap dan ganjil. klien dapat melakukan

kemampuan penilaian tanpa hambatan. Klien sempat mengingkari

penyakit yang dideritanya tetapi saat ini klien menyadari dan

mengakui dengan penyakit yang dideritanya dan tidak

menyalahkan orang lain, klien selalu berdoa agar cepat sehat

kembali dan rutin minum obat. Menurut Direja (2011), tanda gejala

klien harga diri rendah dapat dilihat dari pengkajian status mental

dalam berinteraksi pandangan mata selalu menunduk, malu dan

gelisah.

Pengkajian kebutuhan persiapan pulang Tn.A, makan

dengan bantuan minimal klien mengatakan makan 3x sehari pagi,

siang dan malam. Jumlahnya satu porsi dengan nasi, lauk, sayur.
Tidak ada pantangan saat makan, klien suka terhadap menu yang

dimasak oleh bibinya dan klien selalu menghabiskannya. Cara

makannya klien terkadang memakai tangan atau sendok tergantung

jenis makanannya, jika sayur klien memakai sendok. Ketika mau

makan klien selalu mengambilnya sendiri ke dapur dan setelah

selesai makan langsung dicuci. Untuk minum frekuensinya tidak

menentu, klien minum setelah makan, ketika merasa haus dan

ketika akan minum obat. BAK/BAB klien lancar tidak ada

hambatan. Biasanya klien bab setiap subuh dan untuk bak nya

sering, tergantung berapa banyak minum. Klien pergi ke wc

berjalan kaki tidak menggunakan alat bantuan. Ketika setelah bab

maupun bak klien selalu menyiramnya dengan air dan selalu

mencuci tangan. Mandi 1x sehari, mandi secara mandiri tanpa

bantuan. Menyikat gigi 2x sehari ketika mandi dan sebelum tidur,

untuk keramas biasanya klien 3x dalam seminggu, menggunting

kuku seminggu sekali, klien tidak terdapat kumis, terdapat jenggot

tetapi tidak lebat. Tubuh klien bersih tidak terdapat bau badan.

Berhias klien mampu mengambil, memilih dan mengenakan

pakaian secara mandiri. Penampilan klien rapi dan sesuai. Klien

menggunakan koko,peci dan sarung ketika ke masjid, dan untuk

sehari-hari nya klien menggunakan kaos serta celana trening/jeans.

Klien mengganti pakaian 1x sehari. Istirahat dan tidur, tidur siang

lama : 13.00 s/d 14.30, tidur malam lama : 23.00 s/d 05.00.
Kegiatan sebelum / sesudah tidur : klien mengatakan kegiatan

sebelum tidur klien membaca novel, menyikat gigi, mencuci kaki

dan berdoa. Kegiatan sesudah tidur klien biasanya mencuci muka,

menyikat gigi, wudhu untuk sholat, sarapan, minum obat, dan klien

jarang merapikan tempat tidur. Penggunaan obat klien dapat

meminum obat secara mandiri. Klien meminum obat setiap 2 hari

sekali, jenis obat yang dikonsumsi adalah haloperidol 1.5 mg tablet

pagi setelah makan, cepezet 100 mg tablet sebelum tidur, arkine 2

mg kaplet pagi setelah makan dan vitamin c 100 mg pagi setelah

makan. Semua obat di minum melalui peroral. Perawatan

kesehatan klien mengatakan saat ini masih rutin kontrol ke RS

Kartika setiap 2 bulan sekali. Sistem pendukung yang dimiliki

klien saat ini adalah bibi (istri dari pamannya) karena tinggal

serumah dengan klien. Kegiatan di dalam rumah klien jarang

melakukan kegiatan didalam rumah, klien lebih senang berdiam

dikamar. Untuk makan biasanya disediakan oleh bibinya. Kegiatan

lainnya seperti merapikan tempat tidur, menyapu dan mencuci

pakaian jarang dilakukan. Untuk mencuci pakaian biasanya

dilakukan oleh bibinya atau pergi ke laundryan. Pengaturan

keuangan masih diatur oleh ibunya. Kgiatan di luar rumah klien

mengatakan kegiatan yang dilakukan diluar rumah seperti sholat

dan pengajian di masjid dan setelah itu klien pulang dan selebihnya

berdiam dirumah. Dalam hal tersebut klien melakukan perjalanan


mandiri dengan jalan kaki. Mekanisme koping mekanisme koping

yang dimiliki klien berupa mekanisme koping adaptif dan

maladaptif. Untuk mekanisme koping adatptif biasanya klien

menggambar dan merangkai kalimat untuk web nya. Dan untuk

mekanisme koping maladaptifnya klien terbiasa menyendiri

dikamar, menghindar dari orang lain, lebih senang memendam

perasaannya serta klien tampak tidak mendapat dukungan dari

kedua orang tuanya.

Masalah psikososial dan lingkunga Tn.A mengatakan

masalah dengan dukungan kelompok klien mengatakan merasa

tidak mendapat support dari kedua orang tuanya, klien mengatakan

tidak ada masalah dalam berhubungan dengan lingkungan, hanya

saja ketika mengobrol klien kesulitan merangkai kalimatnya. Klien

mengatakan tidak ada masalah dalam pendidikan, klien lulus SMK

pada tahun 2020, tidak ada niatan untuk melanjutkan ke

perkuliahan dan klien ingin bekerja. Klien tidak ada masalah

dengan pekerjaannya karena belum bekerja. Klien mengatakan

tidak ada masalah dengan perumahan, klien tinggal bersama paman

dan bibinya. Untuk masalah ekonomi kurang paham karna

pengaturan ekonomi ada pada orangtuanya. Dan klien mengatakan

tidak ada masalah dalam pelayanan kesehatan, saat ini klien masih

menjalani rutin kontrol ke RS Kartika.


Menurut Caplan dalam buku Yosep (2016) lingkungan sosial

akan mempengaruhi individu, pengalaman seseorang dan adanya

perubahan sosial seperti perasaan dikucilkan, ditolak lingkungan

sosial, tidak dihargai akan menyebabkan stress dan menimbulkan

penyimpangan perilaku akibat harga diri rendah.

Pengkajian tentang pengetahuan Tn.A tidak mengetahu

penyakit jiwa, faktor presipitasi dan koping. Terapi Medik Tn.A

yaitu Haloperidol 1.5 mg tablet 1x1/2, Cepezet 100 mg tablet

1x1/2, Arkine 2 mg kaplet 1x1/2, Vitamin C 100 mg 1x1.

4.2.2 Diagnosa
Diagnosa yang muncul pada klien harga diri rendah dalam

buku Fajariyah (2012), yaitu harga diri rendah, koping individu

tidak efektif, Isolasi sosial, perubahan persepsi sensori : halusinasi

dan resiko tinggi perilaku kekerasan.

Berdasarkan pengkajian pada Tn.A terdapat diagnosa harga

diri rendah, halusinasi penglihatan, resiko perilaku kekerasan,

regimen teraupetik in efektif dan koping individu tidak efektif.

Secara garis besar ditemukan data subjektif dan objektif yang

menunjukkan karakteristik Tn.A dengan diagnosa harga diri rendah

yang ditandai dari data subjektif Tn.A mengatakan karena orangtua

nya bercerai sehingga membuat ia merasa tidak mendapat kasih

sayang dari orang tua, merasa tidak ada yang peduli lagi pada

dirinya, merasa tidak berharga yang menyebabkan klien lebih


senang menyendiri dikamar dan mengalami penurunan

produktifitas. Sedangkan data objektif yang didapatkan pada Tn.A

yaitu kontak mata kurang, tidak berani menatap lawan bicara,

terlihat lesu, postur menunduk, tidak mampu memulai

pembicaraan, lebih senang menyendiri didalam kamar,

mengungkapkan putus asa dan terdapat riwayat masalalu yang

tidak menyenangkan. Jadi diagnosa keperawatan pada Tn.A adalah

Harga diri rendah.

Berdasarkan diagnosa yang penulis lakukan pada Tn.A,

adanya kesenjangan antara konsep dasar teori dengan yang ada

pada klien.

4.2.3 Intervensi
pada tahap ini penulis menyusun intervensi keperawatan pada Tn.A

1. Membina hubungan saling percaya

2. Mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki

3. Menilai kemampuan yang dimiliki

4. Merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki

5. Melakukan kegiatan sesuai yang rencana dibuat

6. Melatih klien melakukan kegiatan lain sesuai dengan

kemampuan

7. Membantu keluarga mengenali penyakit yang diderita klien

dan dapat merawat klien


Berdasarkan intervensi yang penulis lakukan pada Tn.A,

tidak adanya kesenjangan antara konsep dasar teori dengan

pembahasan pada kasus, karena penulis mengacu pada teori

yang ada, dimana tahap-tahap perencanaan yang dilakukan

pada Tn.A sesuai dengan keadaan dan kondisi klien, serta

dalam perencanaan keperawatan penulis dapat menyusun

rencana tindakan keperawatan yang diambil dalam teori dan

format pengkajian keperawatan kesehatan jiwa.

4.2.4 Implementasi
Pada tahap ini penulis menyusun stategi pelaksanaan

implementasi keperawatan sesuai dengan intervensi yang sudah

penulis susun, yaitu pada SP 1 membina hubungan saling percaya,

mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimiliki,

menilai kemampuan yang dimiliki, merencanakan kegiatan sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki dan melakukan kegiatan sesuai

yang rencana dibuat.

SP 2 Melatih klien melakukan kegiatan lain sesuai dengan

kemampuan. SP 3 melatih klien melakukan kegiatan ke 3 dan SP 4

melatiah klien melakukan kegiatan ke 4 sesuai kemampuan.

Implementasi yang penulis lakukan pada Tn.A dengan

harga diri rendah antara lain : pada tanggal 02 juli 2021 13.00 Wib,

penulis melakukan stategi pelaksanaan 1 yaitu membina hubungan

saling percaya, mengidentifikasi mengidentifikasi aspek positif dan


kemampuan yang dimiliki, menilai kemampuan yang dimiliki,

merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

dan melakukan kegiatan sesuai yang rencana dibuat. Tn.A mampu

membina hubungan saling percaya ( klien dapat menunjukkan

ekspresi wajah bersahabat, mau menjawab salam, menyebutkan

nama, dapat berhadapan, ada kontak mata, dapat menceritakan

masalah yang dihadapi) dapat mengidentifikasi aspek positif dan

kemampuan yang dimiliki Tn.A mengatakan suka menggambar,

membaca novel di internet, membuat ringkasan-ringkasan dibuku

tulis buat di web, merapihkan tempat tidur, menyapu, mencuci

piring. Tn.A dapat menilai kemampuan yang dimiliki yaitu dari

beberapa kegiatan tersebut Tn.A memilih kegiatan yang dapat

dilakukan saat ini merapihkan kamar, menyapu, mencuci piring

dan menggambar. Tn.A paham dengan apa yang dicontohkan

perawat dalam melakukan kegiatan tersebut, Tn.A mampu

melaksanakan kegiatan dengan baik yaitu merapihkan tempat tidur.

Tn.A mampu menceklis kegiatan yang telah dilaksanakan pada

kegiatan harian.

Implementasi ke 2 tanggal 02 juli 2021 pukul 14.05 WIB

melaksanakan strategi pelaksanaan ke 2 yaitu melatih klien

melakukan kegiatan lain sesuai dengan kemampuan atau melatih

kegiatan ke 2 yaitu menyapu. Tn.A dapat melakukan kegiatan ke 2

dengan baik, klien menyapu sampai ke sela-sela yang kotor, klien


mampu membuang kotorannya ke dalam tempat sampah. Klien

mengatakan senang setelah melakukan kegiatan ke 2 dan klien

mampu menceklis kegiatan yang telah dilaksanakan pada jadwal

kegiatan harian.

Implementasi ke 3 tanggal 03 juli 2021 pukul 13.00 WIB

melaksanakan strategi pelaksanaan ke 3 yaitu klien melakukan

kegiatan mencuci piring. ( Mengevaluasi jadwal kegiatan harian

klien yang telah dilaksanakan kemarin yaitu merapihkan tempat

tidur dan menyapu ) Tn.A mampu mengingat kegiatan pada SP 1

dan SP 2 serta klien telah melakukan kegiatan tersebut pada pagi

hari. Tn.A mampu melaksanakan melakukan kegiatan ke 3

mencuci piring dengan baik dan hasilnya bersih. Klien mengatakan

senang setelah melaksanakan kegiatan tersebut dan klien mampu

menceklis kegiatan yang telah dilaksanakan pada jadwal kegiatan

harian.

Implementasi ke 4 tanggal 03 juli 2021 pukul 13.35 WIB

melaksanakan strategi pelaksanaan ke 4 yaitu klien melakukan

kegiatan menggambar. Tn.A mampu melaksanakan kegiatan

menggambar dengan tenang dan hasilnya sangat bagus. Klien

mengatakan merasa puas setelah menggambar karena gambar yang

diharapkan dapat tergambarkan dengan baik dan rapi. Klien

mampu menceklis kegiatan yang telah dilaksanakan pada jadwal

kegiatan harian.
Setelah melakukan 4 implementasi untuk klien, penulis

melakukan SP 1 dan 2 pada keluarga klien tanggal 04 juli 2021 jam

13.05 meliputi mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga

dalam merawat pasien, melaskan kepada keluarga tentang harga

diri rendah yang ada pada pasien, mendiskusikan dengan keluarga

kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji pasien atas

kemampuannya. menjelaskan cara-cara merawat pasien dengan

harga diri rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan

harga diri rendah, memberi kesempatan kepada keluarga untuk

mempraktikkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah

seperti yang telah perawat demonstrasikan sebelumnya, membantu

keluarga menyusun rencana kegiatan pasien dirumah termasuk

minum obat (discharge planning) dan melatih keluarga

mempraktekan cara merawat klien dengan masalah harga diri

rendah langsung pada klien. Keluarga Tn.A paham tentang harga

diri rendah yang dialami pada Tn.A, Keluarga mampu memahami

cara merawat klien harga diri rendah, keluarga dapat

mempraktekkan cara merawat klien harga diri rendah dengan baik,

keluarga mampu menyusun kegiatan klien yang akan dilaksanakan

termasuk mengingatkan untuk minum obat. Dan keluarga dapat

mempraktekkan langsung pada klien dengan harga diri rendah

dengan cara memberi pujian pada klien yang telah melaksanakan

kegiatan.
4.2.5 Evaluasi
Pada kasus Tn.A, evaluasi yang penulis dapatkan pada

pelaksanaan strategi 1 tanggal 02 juli 2021, Tn.A berhasil

melakukannya dengan baik ditandai dengan dapat membina

hubungan saling percaya, mampu mengidentifikasi kemampuan

dan aspek positif yang dimiliki, dapat menilai kemampuan yang

dimiliki, dapat memilih kegiatan yang akan dilatih yaitu

merapihkan tempat tidur, menyapu, mencuci piring dan

menggambar, dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang telah

dengan baik, dapat merapihkan tempat tidur dengan rapih dan klien

dapat memasukkan kegiatan tersebut dalam jadwal kegiatan harian

dan menceklis sesuai kegiatan yang telah dilakukan. Sehingga

didapatkan dianalisa masalah teratasi. Pada pelaksanaan strategi 2

tanggal 02 juli 2021, Tn.A berhasil melakukannya dengan baik

yaitu menyapu ditandai dengan klien dapat menyapu dengan baik,

membersihkan pada area-area yang tersembunyi, melakukannya

tampak tenang dan hasilnya sangat bersih. Klien juga dapat

mengisi dengan cara menceklis pada kegiatan jadwal harian.

Sehingga didapatkan dianalisa masalah teratasi. Pada pelaksanaan

strategi 3 tanggal 03 juli 2021, Tn.A berhasil melakukan kegiatan

mencuci piring dengan baik, ditandai dengan klien dapat

melakukannya dengan tenang, sesuai dengan yang dicontohkan,

hasil mencuci piring bersih tidak ada sabun yang tersisa dan area
wastafel di lap dengan baik. Klien dapat mengisi dengan cara

menceklis pada kegiatan jadwal harian. Sehingga didapatkan

dianalisa masalah teratasi. Pada pelaksanaan strategi 4 tanggal 03

juli 2021, Tn.A berhasil melakukan kegiatan menggambar dengan

baik, ditandai dengan klien dapat menggambar dengan sangat rapih

dan bagus menyerupai tokoh aslinya, klien tampak puas dengan

hasil gambarnya. Sehingga didapatkan dianalisa masalah teratasi.

Pada pelaksanaan strategi pada keluarga Tn.A tanggal 04 juli 2021,

keluarga Tn.A berhasil melakukan cara merawat klien dengan baik

yaitu dengan cara memberikan pujian terhadap klien setelah

melaksanakan kegiatan, dapat memahami penjelasan tentang harga

diri rendah yang dialami klien. Sehingga didapatkan dianalisa

masalah teratasi.

Berdasarkan evaluasi yang penulis lakukan pada Tn.A tidak

adanya kesenjangan antara konsep dasar teori dengan yang ada

pada klien, karena penulis mengacu pada teori yang ada.

Anda mungkin juga menyukai