Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aprilia Putri Milenia

NRP : 22.01.015
TERAPI PSIKOSOSIAL

KASUS
(Dari Praktikum Institusi)

Identitas Klien dan Keluarga


a. Identitas Klien
1) Inisial : S
2) TTL : Palembang, 17 November 2012
3) Umur : 9 Tahun
4) Jenis Kelamin : Perempuan
5) Status : Pelajar
6) Agama : Islam
7) Pendidikan : SD
8) Hobi : Membaca dan Memasak
9) Cita-cita : Dokter Kandungan
10) Alamat : Pati
b. Identitas Keluarga
“S” merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Kedua orang tua klien telah bercerai sejak
tahun 2018. Semenjak kedua orang tua kandungnya bercerai, “S” ikut dengan bapaknya di
Pati. Adapun informasi identitas keluarga “S” adalah sebagai berikut :
No Nama Jenis Kelamin Hubungan
1 RM L Ayah Kandung
2 ST P Ibu Kandung
3 RK L Saudara Kandung
4 S P Klien
5 T P Ibu Tiri
6 NN P Ibu Tiri
7 HY P Ibu Tiri
8 SI P Ibu Tiri
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa “S” memiliki ibu tiri sebanyak 4 orang. Bapak dari
“S” menikah siri sebanyak 4 kali. Namun dari tabel diatas tidak diketahui pekerjaan dari
orang tua “S”, karena status klien “S” sekarang adalah anak terlantar.

LATAR BELAKANG MASALAH


S adalah seorang anak perempuan yang lahir di Sumatera. Bapak dan Ibu S berasal
dari Jawa Tengah yang merantau ke Sumatera. Sejak S berusia 6 tahun, orang tua S berpisah.
S ikut dengan bapaknya. Selama di perantauan bapaknya S sering menikah siri hingga 5 kali
dan pada akhirnya berpisah semua. Bapak S tinggal berdua dengan S.
Pada tahun 2020, Bapak S dan S pulang ke Jawa Tengah, mereka tinggal di sebuah
kontrakan. Karena kesulitan menjadi pekerjaan, Bapak S nekat mencuri motor pemilik
kontrakannya, dan tertangkap polisi hingga akhirnya di penjara 2 tahun. Sejak saat itu S
menjadi anak terlantar dan tidak memiliki identitas apapun. Oleh ibu kontrakannya, S dibawa
ke dinas sosial. Pekerja sosial di dinas sosial mencari tahu keluarga S yang berada di Jawa
Tengah. Setelah bertemu dengan keluarganya, S tidak diterima oleh keluarga besarnya. S
dianggap keluarga sebagai anak pencuri yang mencemarkan nama baik keluarga.
Kemudian pekerja sosial mencarikan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)
yang terdekat. Bersamaan dengan di terima di LKSA, pekerja sosial juga membuatkan akta
kelahiran untuk S sebagai anak terlantar dan dibuatkan kartu keluarga dengan dimasukkan ke
salah satu anggota keluarga pengurus LKSA. Kemudian dari LKSA mendaftarkan S ke
sekolah swasta agar S tetap mendapatkan pendidikan.
Selama di LKSA, S sering bertengkar dengan teman-temannya. S sering membuat
keributan di LKSA dan menyebabkan teman-temannya tidak mau mendekatinya. Sejak saat
itu S di bully teman-teman di LKSA sebagai anak pencuri dan anak pelacur. S sering
mengurung diri di kamar, sering berkata kotor, berperilaku kasar dan sering marah. Sejak saat
itu S menganggap bahwa dirinya adalah anak nakal dan tidak memiliki masa depan. Di sisi
lain S memiliki potensi atau kelebihan yang tidak diketahinya, S termasuk anak yang cerdas
dan mudah menangkap mata pelajaraan di sekolah. S adalah anak pemberani, tidak malu dan
pandai membaca puisi.
TIPE-TIPE PERUBAHAN PADA TERAPI PSIKOSOSIAL
1. Aspek Kognitif
Karena sering bertengkar dengan teman-teman di LKSA dan sering di bully, sehingga S
berpikir bahwa dirinya adalah anak nakal yang tidak memiliki masa depan. Pada awalnya
S merupakan anak pemberani dan tidak malu jika diminta maju ke depan. S belum
mengenal siapa dirinya, belum tahu cara menyelesaikan masalahnya, dan merasa rendah
diri.
Permasalahan tersebut berkenaan dengan aspek kognitif, sehingga perlu diterapi dengan
pemahaman bahwa S adalah anak yang sama dengan teman-temannya, anak yang
memiliki cita-cita, anak yang memiliki orang tua, anak yang pemberani dan pandai
membaca puisi.
2. Aspek Emotif
Pada kasus tersebut berkenaan dengan perubahan emotif S, karena S merasa rendah diri
dan memiliki citra diri yang buruk terhadap dirinya sendiri, sehingga S sering marah-
marah.
Pada perubahan yang dicapai dalam sebuah terapi psikososial yang berkenaan dengan
emotif pada klien S yaitu penerimaan yang baik dan perlakuan yang sama di
lingkungannya. Penerimaan buat S sangat berarti karena dengan penerimaan dapat
membuat S memahami dan menahan emosinya, sehingga mampu berpengaruh terhadap
perilaku S yang ditampilkan.
3. Aspek Perilaku
Kasus S berkenaan dengan tipe perubahan perilaku S yaitu sering mengurung diri di
kamar, sering berkata kotor, berperilaku kasar dan sering marah terhadap teman-
temannya.
4. Perubahan Penderitaan
Perubahan penderitaan yang dialami S yaitu merasa sedih karena tidak bisa bertemu
dengan orang tuanya, dan di bully oleh teman-temannya.
SUMBER-SUMBER PENYEMBUHAN
1. Relasi
Relasi pertolongan dapat membantu S dalam masalahnya. Sejak adanya praktikan, S
merasa ada teman baru sehingga S sering bercerita kepada praktikan. Itulah kenapa
pentingnya komunikasi dan relasi sehingga S mampu menguraikan isi hatinya dan
mampu melupakan sedihnya, walaupun untuk sementara.
2. Terapis
Seorang terapis diperlukan dalam penyembuhan kasus S, namun sayangnya di LKSA
belum ada pekerja sosial. Praktikan pada saat itu memberikan terapi katarsis agar S
menceritakan semua perasaannya yang masih dipendam, recreation group agar S dan
teman-temannya belajar kekompakan dan token ekonomi untuk mengurangi perilaku
negatif pada S.
3. Jejaring Pelayanan
Dalam pertolongan tentu pekerja sosial harus memilik jejaring untuk menolong S. Pada
saat itu pekerja sosial berjejaring dengan Disdukcapil untuk membuatkan identitas S,
LKSA yang bersedia menerima S dan SD yang bersedia kerjasama dengan LKSA.
4. Tempat dan Waktu
Tempat dan waktu sangat penting dalam terapi psikososial karena pemilihan tempat
untuk menolong S harus tempat yang mau menerima keberadaannya dan nyaman.
5. Sumber daya dan Lingkungan
Sumber daya dan lingkungan dalam kasus S yaitu guru di sekolahannya, pengasuh dan
teman-teman di sekolah maupun di LKSA.

Anda mungkin juga menyukai