Anda di halaman 1dari 12

TERAPI JURNAL EKSPLORATIF: Sebagai Pendekatan Terapeutik Dalam

Pengobatan GAD dan BPD

Muhammad Nur Syarifullah

126303201009

Pengembangan Diri

PENDAHULUAN

Peneliti adalah seorang pengidap gangguan kecemasan umum (GAD) dan


gangguan kepribadian ambang (BPD) adalah dua kondisi psikologis yang dapat
sangat mempengaruhi kualitas hidup peneliti. GAD ditandai oleh kekhawatiran yang
berlebihan dan kronis, sedangkan BPD melibatkan perubahan suasana hati yang
intens, hubungan interpersonal yang bergejolak, dan rasa identitas yang tidak stabil.
Untuk membantu individu dengan kondisi ini, pendekatan terapeutik yang holistik dan
komprehensif diperlukan.

Salah satu pendekatan yang menarik perhatian dalam pengobatan GAD dan
BPD adalah jurnal eksploratif. Terapi jurnal eksploratif melibatkan penggunaan jurnal
atau tulisan sebagai alat untuk mengeksplorasi dan memahami diri sendiri secara lebih
dalam. Dalam terapi ini, individu didorong untuk menulis secara bebas san jujur
tentang pikiran, perasaan, pengalaman, dan refleksi pribadi yang muncul dalam diri
peneliti.

Tujuan utama dari terapi jurnal eksploratif adalah untuk meningkatkan


pemahaman diri dan mengidentifikasi pola pikir atau emosi yang mungkin
mempengaruhi kesejahteraan mental. Dalam konteks GAD dan BPD, terapi ini dapa
membantu individu menggali lebih dalam tentang kekhawatiran kronis, pola pikir
negatif, perubahan suasana hati yang tiba-tiba, dan tantangan dalam menjalin
hubungan interpersonal yang stabil.

Selain itu, terapi jurnal eksploratif juga dapat membantu individu


mengungkapkan emosi yang terpendam dan memperoleh wawasan baru tentang diri
mereka sendiri. Dengan menulis secara teratur, individu dapat mengatasi emosi yang
kuat, mengidentifikasi pola-pola yang tidak sehat, dan mengembangkan strategi
coping yang lebih efektif.
Namun, penting untuk dicatat bahwa terapi jurnal eksploratif bukanlah satu-
satunya bentuk pengobatan yang diperlukan untuk GAD dan BPD. Dalam kasus saya
terapi ini juga melibatkan tenaga profesional psikiater dan obat penenang selama 2
bulan terakhir. Dalam hal ini, peneliti ingin mengeksploratif lebih lanjut tentang terapi
jurnal eksploratif sebagai pendekatan terapeutik yang dapat meningkatkan
pemahaman diri dan kesejahteraan mental individu dengan GAD dan BPD. Peneliti
akan membahas prinsip-prinsip dasar-prinsip dasar terapi jurnal eksploratif, manfaat
yang mungkin diperoleh, dan bagaimana terapi ini dapat digunakan bersama dengan
pengobatan lainya.

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki efektivias dan manfaat


penggunaan terapi jurnal eksploratif sebagai pendekatan terapeutik dalam pengobatan
gangguan kecemasan umum (GAD) dan gangguan kepribadian ambang (BPD).
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh terapi jurnal
eksploratif terhadap pemahaman diri individu dengan GAD dan BPD, dengan
memperhatikan pola pikir, emosi, dan pengalaman yang muncul dalam konteks kedua
kondisi tersebut. Penelitian ini juga akan menganalisis pengalaman individu dalam
mengadopsi dan mempraktikan terapi jurnal eksploratif, termasuk tantangan, manfaat,
dan perubahan yang dialami sepanjang proses terapi.

METODE

Subject Penelitian

Penulis sipilih sebagai subject penelitian adalah saya, seorang individu yang
mengalami (GAD) gangguan kecemasan umum dan (BPD) gangguan kepribadian
ambang. Pengaman ini dimulai sudah sejak lama dimana saya mengalami hubungan
interpersonal yang buruk dan kecemasan sampai bekeringat disertai sensasi berbedar.
Ini sungguh mengagngu kehidupan sehari-hari saya. Pada suatu kesempatan saya
pergi ke psikiater dan melakukan test piskometri yang digunakan untuk mengukur
psikopatologi orang dewasa (MMPI). Setelah hasil testnya muncul saya didiagnosis
GAD dan BPD.

Desain
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian kualitatif dengan
analisis teks sebagai pendekatan. Subject penelitian dalam penelitian ini adalah
individu yang mengalami pengalaman ini dan masih dalam proses pengobatan.
Metode analisis teks digunakan ntuk menganalisis jurnal yang telah ditulis oleh
penulis dalam kasusnya.

Prosedur

Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa langkah yang akan dilakukan
secara sistematis. Pertama, kami akan melakukan pengumpulan data dengan pencarian
tulisan penulis yang relevan tentang teks-teks jurnal eksploratifnya selama proses
terapi jurnal eksploratif. Namun akan penulis batasi teks yang akan dianalisis
dikarenakan penulis masih belum memahami dirinya seutuhnya.

Teknik Analisis

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan denganmetode analisis teks yang
melibatkan teknik analisis content. Terdiri dari tiga ahap, yaitu reduksi teks, esensi
teks, dan deskriptif teks. Dalam tahap reduksi teks, data dikumpulkan dari sumber
yang relevan, kemudian dikodekan atau kategorisasikan sesuai dengan kriteria yang
telah ditemukan. Dalam tahap esensi teks, peneliti akan mengidentifikasi pola atau
tema yang muncul dari data yang telah direduksi. Dalam tahap deskripsi teks, peneliti
akan menghubungkan temuan dengan teori atau konsep yang relevan, serta melakukan
asnalisis lebih dalam terhadapa implikasi hasil temuan.

BENTUK JURNAL SAYA

TEKS

MENGENAL DIRI

1. Impulsif
2. Suka mendramatisir/ caper
3. Curigaan
4. Relasi kurang baik
5. Ragu-ragu
6. Egois
7. Kesal tanpa sebab
8. Lesu
9. Malas
Figur 1. Draft kepribadian

PHASES 1
Umar. 1-6 tahun
 Saya ingot dulu sewaktu kecil Saya sering di bohongi oleh teman-teman, mungkin
karena saya mudah percaya. Pada umur kurang lebih 5 tahun orang tua saya bercerai.
Saya Sempat tidak sekolah untuk satu Semester. Saya dititip kan dirumah nenek., Ibu
Saya menghilang entah kemana & ayah saya tetap bekerja jadi Sayo hidup dengan
пепек dan kakek.
Umur 7-12 tahun
 Setelah dalam peradilan dimenangkan oleh ayah, Saya dibawa dari Magetan ke Blitar.
Di Blitar Saya di pondokkan dikererakan ayah harus bekerja jauh. Belum sampai 2
tahun di pondok., ibu saya datang untuk membawa saya ke Magetan karena menek
Saya rindu & Ingin bertemu. Namun di kesempaton kedua terjadi konflik di rumah
karena ayah dan ibu bertemu lagi. Saya memin untuk di izinkan membawa saya lagi.
Saya membela Ibu Saya karema saya berhorap kasih sayang, karena serasa ditinggal
di Pondok.
 Pada yang kedua kalinya ini saya tidak keimbali Karena saya takut ayah marah. Jadi
saya mulai sekeloh di MI, namun hanya sebentar ± 1,5 tahun dikarenakan saya
mengalami verbal bullying. Lalu saya pindah sekolah. Selama saya hidup bersama
nenek, saya kehilangan sosok orang tua. Saya mulai tidak berhubungan dengan ayah,
lalu ketika ibu menikah lagi. Saya merasa ditelantarkan. Selama dalam masa sekolah
dasar saya jadi pribadi yang nakal. Namun pada akhir sekolah dasar saya memutuskan
untuk tinggal bersama ayah di Blitar. Karenakan perekonomian nenek & kakek
memang kelas menengah bawah.
PHASES 2
Umar 13-18 tahan
 Pada awal kepindahan ini, dikarenakan saya orang yong naka,l saya mulai dijauhi &
dikucikan. Mulai pada waktu itu saya adalah seorang ekstrovert menjadi introvert.
Disamping itu saya merasa tidak diterima dalam keluarga ibu tiri.. Ayah yang punya
karekter keras, sedikit membuart Saya tertekan..
 Apalagi kerabat yang menjelekkan & selalu mencari kesalahan. Saya, Hal tersebut
dilatarbelakangi Korena dia hidup dirumah ini & di anak emaskan. Namun setelah
kedatangan Saya,semua berubah. Saya menyim pan cukap dendam ke dia.

 Selama masa ini saya serinig difitnah, bahkan ibu tiri sendiri. Tidak ada yang special.
Semua berputar di situ-situ saja. Bahkan ketika saya diterima di PTN, saya dikira
berbohong. Namun saya pikir prasangka terseburt dapat dibenarkan karena terkadang
saya harus berbohong untuk mencapai tujuan saya.
Umur 19- tahun
 Pada tahun 2021 adalah masa terberof Saya di titnah temon, kehilangan cinta,
economi keluargo merosot & saya merasa kehilangan arah tujuan. Saya mengalami
depresi yang cukoup berat.
PHASES 3
Umur 1-6 tahun
 Dulu sayo pernah diteror fetangga kost ayah di Sidoarjo. Dia seralu menypong gu
sayo, mulai dari sepatu yang hilong sebeeth, Soot saya di Kost dio metempori batu di
koco jendela, bahken mencegpt saya kefika hendak puloing dari bermain. Balkan
setelah 10 tahun tidak bertemy & Saya melihat ia logi memburt Jon tung saya
berdebar.
 Entah mimpi atau bukan saya pernah mimpi disiram air mineral oleh ibu saya,
dikepala
 Saya dulu adalah seorang yang cengeng. Setiap kali ayah saya pergi meninggalken
saya di pondok, Saya selalu menangis.
Umar 7-12 tohun
 Pada waktu tinggal bersama kakek & nenek kami hidup dalim keterbatasan ekonomi.
Sering Saya menerima bullying dalam bentuk verbal.
 Menggambar adalah hobi saya, banyak yaug bilang bahua gambar saya cukaup
bagus.. Namun Suatu ketika guru Saya mengatakan bahwa saya hanya pandai dalam
hal tersbut dan bodoh untuk hal lain. Setelah itu saya mulai enggan untuk
menggambar lagi.
 Pand waktu SD, guru bhs inggris Saya cukup kejam & killer. Entah kenapa saya
selalu di incar. untuk dicari kesalahanya. Namun memang bhs Inggris saya cukup
buruk.
 Saya membenci ibu kandung Saya Saat ia menikah lagi, pernah pernah saat itu ketika
ia akan pergi kerumah suaminya mata kami saling bertemu, hanya sekilas mata kami
saling bertemu, saya melihat tatapan sinis darinya.
 Kehilangan figur orang tua membunt saya tidak tahu harus bagaimana bersikap
terhadap meeka. Ibu kandung yang hidup bersama suami barunya dan kehilangan
kontak terhadap ayah, karena saya takut dimarahi.
 Pada masa ini Juga, saya mulai apati terhadap keberadaan ibu saya & mulai
memberanikan diri untak menghubung; ayah kembali.

Umur 13-10
 Dimasa ini Saya niemutuskan untuk hidup bersama ayah yang punya kestabilan
ekonom. Karena saya menganggap ibu saya yang tidak peduli & Selama saya
bersekolah kakek & nenex lah yang membiayai saya. Pernah Suatu ketika Kakek saya
mengatakan bahwa saya harus mengingn't berope uang yang telah dikeluarkanya
untuk membiyai saya. Pengalaman tersebut cukup membuat saya sakit hati.
 Ibu tiri saya tidak menerima kedatangan Saya hal ini dibuktikan oleh Sikap dia yang
selalu mencari kesalahan Saya.
 Saya Sering mengalami fitnah oleh kreponakan ibu tiri saya. Dia tinggal bersama
kami.
 Setelah lulus MTS saya pernah minta untuk dapat ke pondak karena saya ingin ada
yang membimbing. Namun ditolak, hal tersebut membuat saya di SMA menjadi siswa
yang suka bolos.
 Pernah saat kenaikan kelas saya berbohong kepada orang tua saya bahwasanya saya
tidak naik kelas.
 Saya pacaran untuk mencari peganti peran pemberi afeksi orang tua.
Umur 19- Sekarong
 Teman saya memfitnah saya dan setelahnya saya tidak pernah ingin bertemu lagi.
 Ekonomi keluarga membuat saya agak berpikir dallam tentang bagaimana saya
berkuliah, karena ibu tiri di PHK. Saya berpikir jika saya tidak mendapatkan kasih
sayang setidaknya keuangan saya terjamin. Namun itu cukup mengguncang kehidpan
saya.
 Saya memutuskan untuk cuti kuliah karena stress dengan padatnya jam perkuliahan
dan ekonomi keluarga.
PHASES 4
Umar 13-18
 Ada sebuah moment saat awal saya pindah ke kediaman ayah. Saya tumbuh menjadi
anak yang sombong. Ketika di sekolah/lingkungan main saya bertingkah sok kuat dan
berani. Saya menantang orang yang lewat namun saya mengatakanya pada teman
saya. Saya pikir ini hanya menutupi sikap pengecut saya. Lalu pada suatu waktu,
ketika saya bermain dengan teman saya, saya mengatakan ketidak senangan saya
karena ada teman saya yang membully temanya, namun temanya hanya menerima
perlakuan tersebut. Lucunya orang yang saya curhati ini mengadu ke anak yang saya
curhati. Pada saat itulah semua rangkaian peristiwa yang mulai mengubah kepribadian
saya jadi introvert. Karna dia adalah ketua genk, dia mengumpulkan masa untuk
merundung saya. Saya pikir saat itu tidak sepenuhnya salah. Saya juga anak yang
nakal dan sombong.
 Saya SMA kelas 2 saya mendengar kakek jatuh sakit bahkan sampai rawat inap di
rumah sakit. Lalu saya memberanikan diri untuk motoran dari Blitar ke Magetan itu
adalah pengaduan pertama kali saya melakukan perjalanan jauh sendirian. Saya disana
selama 3 hari 2 malam, berada di samping kakek. Namun, tiba-tiba telepon berdering,
panggilan tersebut datang dari ayaj saya, dia menyuruh saya untuk pulang.
Saya tidak pamitan sebelumnya karena hubungan keluarga ibu dan ayah
memang tidak baik. jadi ketika disuruh ayah unntuk pulang. Ketika saya pamitan
pulang ada perkataan dari kakek yang membuat saya sakit hati. “enak ikut siapa le,
mbah atau bapak”. Saya tidak membalas komentar tersebut.
Lalu saya pulamg dan sesampainya dirumah saya dimarahi habis-habisan.
Saya tidak mencoba membela diri, hanya diam. Saya kira itu percuma untuk
menjelaskanya. Lalu motor saya di jabel, saya tidak bisa menggunakan motor lagi dan
karena saya seminggu tidak masuk sekolah saya dipanggil ke ruang BK.
Saat itu saya hidup di asrama sekolah jadi masalah dirumah tentang saya
yang dimarahi dan tidak boleh menggunakan motor saya pikir biasa. Namun 2 minggu
setelahnya saya mendengar kabar bahwa kakek telah meninggal. Ketika kabar tersebut
datang, saya bingung bereaksi seperti apa. Saya hanya bisa tertawa getir, saya sakit
hati dengan perkataan kakek, saya tidak bisa kesana karena motor saya dijabel dan
saya tidak bisa meninggalkan sekolah karena sudah alpha satu minggu.
Ini adalah hal paling menyedihkan di hidup saya. Saya merasa tidak berdaya
dan saya tidak menceritkan hal ini pada siapapun.

GAMBARAN UMUM

Tecatat saya menjalani terapi ini pada tanggal 2023/09/09 sampai 2023/11/15
dan sembilan kali pertemuan. Pada pertemuan 1-2 saya hanya disuruh meminum obat
dan di pertemuan ketiga saya mulai disuruh membuat jurnal tentang ‘MENGENAL
DIRI” yang dimulai dari tahap umur 1- sekarang dengan pengelompokkan batasan
umur-umur tertentu. Setiap phase dalam jurnal mewakili kelanjutan dari waktu terapi.
Dalam proses terapi, psikiater menyuruh saya untuk membaca kembali tulisan saya
dan diajak untuk merenung. Saya diajak untuk mencari akar masalah terhadap apa
yang telah saya alami. Beliau mengatakan bahwa kepribadian saya terbentuk karena
rentetan peristiwa yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Fungsi jurnal adalah
untuk mencari tahu sebab bagaimana bagan ‘mengenal diri” terbentuk.

NOTE

Disini kita fokus pada part of anxiety bagaimana saya punya sifat “mendramatisir”.
Karena sampai sekian terapi hanya bagian tersebutlah yang dapat di identifikasi.

HASIL DAN ANALISIS

REDUKSI

Broken home, ibu Kurang afeksi Selalu


menghilang dan ayah terabaikan Suka cari
Noughty membuat perhatian/
bekerja, melakukan
saya ingin mendram
kenakalan, tidak ada jadi pusat atisir
Confused perhatian
sosok pembimbing,

Figur 2. Tema-tema hasil penelitian.


Figur 2 menunjukkan hasil peneitian yang menggambarkan bagaimana
prosesmendramatisir atau sikap mencari perhatian terjadi. Terlihat beberapa
serangkaian peristiwa yang daialami subject yang mempengaruhi kondisi
psikologisnya sebelum perilaku untuk melakukan tindakan mendramatisir atau
mencari perhatian.

ESENSI

Minim Afeksi

Kehilangan sosok figur ibu atau ayah sedari kecil membuat saya mejadi anak
yang kesepian. Di umur saya yang terbilang masih kanak-kanak, kedua orang tua saya
memilih untuk bercerai. Saya hidup diasuh kakek dan nenek sedari kecil tanpa pernah
kedua orang tua ikut andil didalamnya.

“Pada umur kurang lebih 5 tahun orang tua saya bercerai. Saya Sempat tidak
sekolah untuk satu Semester. Saya dititip kan dirumah nenek., Ibu Saya menghilang
entah kemana & ayah saya tetap bekerja jadi Sayo hidup dengan пепек dan kakek”.
Sungguh malang sekali diri saya dimasa kecil. Lalu rentetan kejadian maupun
trauma yang membentuk saya jadi sampai seperti ini. Maka sifat mendramatisir atau
sikap mencari perhatian ini dapat diidentifikasi.
DESKRIPSI
Perilaku kecemasan tidak terjadi secara spontan, menurut Dr. Fatima dokter
psikiater bahwa “kebiasaan kecemasan terjadi secara bertahap, tidak terjadi bulanan,
melainkan terjadi tahunan, lebih dari 2-3 tahun dan jika tidak cepat ditangani akan
kian parah.”. Jadi bisa dibayangkan bahwa penyakit anxiety ini cukup kompleks
karena setiap kasus mempunyai jenis-jenis tersendiri dan penyebabnya sendiri. Dalam
dunia kesehatan WHO ICD-10 anxiety memiliki kode –f41, dan masih ada turunyan
lagi.
Lalu dalam kasus saya, salah satu bagan “mengenal diri” yaitu bagian
“mendramatisir/mencari perhatian”, jika saya tidak menjadi pusat perhatian atau
mendapat perhatian maka saya akan merasa sendiri dan khawatir sendirian. Maka saya
akan memulai kerusuhan untuk mendpatkanya agar saya tidak merasa sepi. Terdengar
cukup aneh namun itu yang terjadi.
MODEL TERAPI
Selama masa pengobatan penyakit behavior disorder ini saya hanya
meminum obat dan membuat jurnal tentang masa kecil hingga sekarang. Seperti yang
telah saya jelaskan secara singkat diatas bahwa journaling dilakukan setelah 2 sesi
pertemuan. Saya mengidentifikasi kenapa jaournaling dilakukan dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman diri, mengidentifikasi pola pikir atau emosi yang
mempengaruhi kesejahteraan mental, serta membantu mengatasi masalah atau
tantangan yang saya hadapi. Dengan menulis secara teratur, sya dapat menggali lebih
dalam tentang diri saya, mengungkapkan emosi yang terpendam, dan memperoleh
wawasan baru tentang diri saya. Saya menerapkan beberapa prinsip dalam
kepenulisan jurnaling ini, sebagai berikut.
1. Kejujuran: tulisan yang jujur dapat membantu psikiater untuk memahami diri
saya lebih dalam dan melihat berbagai situasi secara objectif. Karena saya datang
ingin sembuh maka saya harus melakukanya.
2. Bebas ekspresi: saya menulis tulisan dengan apa adanya, saya tidak khawatir
tentang tata bahasa, struktur, atau gaya kepenulisan. Saya hanya membiarkanya
mengalir.
3. Eksplor emosi: saya menuliskan ekspresi yang terpendam seperti benci, sedih,
malang, keterpurukan, segala yang terpendam saya tuliskan semua.
4. Refleksi dan analisis: ada moment ketika setelah psikiater saya membaca tulisan
saya, ia bertanya apakah saya sudah membaca ulang tulisan saya. Beliau menyuruh
saya untuk membaca kembali tulisan saya. Rasanaya aneh saat pertama kali saya
membaca dan menganalisis apa yang telah saya tulis. Segala emosi terasa campur
aduk, ada rasa penolakan pada diri sendiri bahwa benarkah ini yang sebenarnya
terjadi. Bahkan saya pernah terpikir “saya pikir untuk beberapa alasan sayalah
yang melakukan kesalahan dan bukan orang lain”. Beliau cukup kalem, beliau
tidak memaksa saya untuk terus mencermati apa yang telah saya tulis. Namun saat
sesi pertama itu saya sadar sikap “haus afeksi” ini adalah perilaku yang buruk. Lalu
beliau bertanya “apakah ada yang kamu sadari lagi?” saya menjawab “tidak” beliau
berkata “baiklah”. Terbesit dalam pikiran saya “ apakah hanya sebatas ini?”
maksud saya, ini bahkan tidak memakan berjam-jam konseling, ini bahkan belum
15 menit. Lalu saya disuruh untuk mengambil obat, dan terus seperti itu. Sampai
terakhir kali kami konseling.
5. Fleksibel: seperti yang telah di bahas diatas dalam bagian teks, saya membagi
waktu/phases konseling. Kami hanya membahas tentang bagian kurun waktu
tertentu dalam hidup saya dan disesuaikan dengan apa yang ingin saya lakukan
selanjutnya. Beliau memberi masukan dan saya hanya berkata “baiklah”.
PERUBAHAN SELAMA 2 BULAN TERAPI
Perubahan yang signifikan terjadi dalam otak saya, saya mulai bisa berpikir
rasional, dikarenakan saya dahulu adalah orang selalu impulsif dalam mengambil
keputusan dan itu seringkali membawa saya pada situasi yang buruk. Kecemasa tidak
jelas datangnya dari mana, jantung berdebar, keringat deras tanpa sebab sering kali
saya alami, namun sekarang itu telah berkurang banyak. Saya berpikir bahwa ini
adalah efek dari obat dan terapi kognitif yang dilakukan psikiater saya. Saya yang
sekarang menjadi orang yang lebih bisa tenang dalam situasi apapun, lebih bisa
berpikir rasional, mengenal diri saya sendiri lebih dalam, tidak menyalahkan orang
lain dan mulai melihat lebih kedalam. Hidup saya kembali berarti.
KESIMPULAN
Dalam tulisan ini, telah dibahas bagaiamana mekanisme kepribadian
terbentuk secara kompleks. Dimana ada rentetan peristiwa yang terjadi maupun
trauma yang terpendam hingga lahirnlah sebuah kepribadian. Lalu membahas secara
singkat bagaimana proses terapi seorang pengidap GAD dan BPD yaitu saya melalui
terapi kognitif journaling. Berangkat dari rasa penasaran hingga akhirnya
mendapatkan kebenaran. Lewat bimbingan profesional hidup saya menjadi lebih baik.
Saya harap bila diluar sana ada seseorang yang mengalami hal yang sama, untuk tidak
malu pergi ke psikiater.

DAFTAR PUSTAKA
Dokter psikiater RSUD NGUDI WALUYO WLINGI, Dr. Fatima, Sp, KJ.
Adam, K.(1999). The Healing Power of Writing: A Therapist’s Guide to using
Journaling with Client. Center for Journal Therapy.
Pennebaker, J.W. (2014). Writing to Heal: A Guided Journal for Recovering from
Trauma and Emotional Upheaval. New Harbinger Publications.
Butler, G., & Fennell, M (2016). Cognitive Behavioral Therapy for Anxiety Disorder:
Mastering Clinical Chalenges. The Guilford Press.
Tull, M. T. (2019). The Cognitive Behavioral Coping Skill Workbook for PTSD:
Overcome Fear and Anxiety and Reaclaim Your Life. New Harbinger
Publicaion
NOTE
Dari lubuk hati saya yang paling dalam, tolong maafkan atas egoism saya 1 tahun
yang lalu dan yang sekarang bpk Fauzan, dan terimakahis untuk kerendahan hatinya.

Anda mungkin juga menyukai