Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM I

KEPERAWATAN KELUARGA

Dosen: Kurnia Rachmawati, Ns., MNSc

Disusun Oleh:
Kelompok 5

Adhitria Rahmatanridho P 1610913310002


Ahnaf Ma'ruf Mahendra 1710913210001
Ainun 1710913320003
Ayu Wardalina 1710913220004
Bambang Maulana 1610913210005
Emelia Rahmawati 1710913220009
Fitri Rohaina 1710913120003
Maya aulia ahda 1610913320018
Mila Novaria Tryharnita 1710913320017
Rini Astuti 1710913320034
Yusrida Elisabeth S. 1710913220026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
PENGKAJIAN KELUARGA MODEL FRIEDMAN
KASUS A
1. DATA UMUM
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. J b. Alamat dan nomor telepon lengkap :
Kelurahan Suka Maju
c. Komposisi Keluarga:
Jenis Hubungan
No. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin dg KK
1. Tn. J Laki-laki Ayah SD Buruh
2. Ny. L/M Perempuan Ibu - -
3. Anak 1 Perempuan Anak ke 1 32 tahun SD -
4. Anak 2 Laki-laki Anak ke 2 30 tahun SD -
Tidak
5 Anak 3 Perempuan Anak ke 3 28 tahun SD
bekerja
6. Anak 4 Perempuan Anak ke 4 24 tahun SD -
7. Anak 5 Laki-laki Anak ke 5 22 tahun SD Serabutan
8. Anak 6 Laki-laki Anak ke 6 17 tahun SMK -
Cucu dari
9. Cucu 1 Laki-laki 4 tahun - -
anak 3 ke 1
Cucu dari
10. Cucu 2 Perempuan 3 tahun - -
anak 3 ke ke 2

d. Genogram:

Keterangan :

: Laki laki

: Perempuan
: Menikah

: Bercerai

: Tinggal serumah (Dalam lingkaran)

e. Tipe Keluarga
Tipe keluarga ini : Keluarga besar (extended family) karena ada menantu
yang ikut tinggal serta cucu yang mempunyai hubungan darah.

f. Suku
▪ Latar belakang budaya keluarga atau anggota keluarga:
Tidak terkaji dalam kasus. Hanya saja keluarga Tn. J bersuku Jawa.
▪ Bahasa sehari-hari yang digunakan di rumah:
Tidak terkaji dalam kasus
▪ Asal daerah/suku dari masing-masing anggota keluarga:
Keluarga Tn. J bersuku Jawa. Sebelum tinggal di Suka Maju, keluarga ini
tinggal di Desa Suka Makmur, karena alasan ekonomi keluarga Tn. J pindah
ke Suka Maju atas saran kerabat di Suka Makmur. Tn. J telah tinggal di Suka
Makmur sejak 2 tahun yang lalu. Anak Tn. J dan Ny. M yang ke 1
(perempuan, 32 tahun), 2 (laki-laki, 30 tahun), dan 4
(perempuan, 24 tahun) telah menikah dan tidak tinggal serumah dengan Tn.
J.. Anak Tn. J yang pertama sangat jarang pulang ke rumah karena tinggal
di luar kota.
▪ Hubungan social keluarga dari etnis yang sama atau tidak:
Hubungan social keluarga dari etnis tidak terkaji secara spesifik dalam
kasus. Hanya saja, keluarga Tn. J tinggal di perkampungan, mayoritas
tetangga bekerja sebagai pedagang, penjual makanan dan pekerja swasta. ▪
Aktivitas agama, social, budaya, rekreasi dan pendidikan keluarga
Hubungan dengan tetangga jarang dilakukan oleh Ny. M, ia hanya berada di
dalam rumah dan anggota keluarga lain sibuk bekerja. Tetangga juga jarang
berkunjung ke rumah Ny. M. Sejak kaki kiri Ny. M diamputasi karena ulkus
diabetikum Ny. M tidak pernah keluar rumah dan hanya melihat ke luar
jendela rumah. Pendidikan terakhir Tn. J adalah lulus SD. Anak ke 6 masih
duduk di bangku SMK. Tn. J dan Ny. M mengatakan bahwa pendidikan
anak merupakan hal penting. Ny. M merasa sedih karena tidak dapat
menyekolahkan anak-anaknya, dari anak ke-1 sampai ke-5 sampai selesai
SMP dan sekarang kesulitan membayar sekolah anaknya yang ke-6. Ny M
dan cucu-cucunya menghabiskan waktu dengan menonton TV dan
mendengarkan radio di rumah dan jarang melakukan rekreasi walaupun
hanya sekedar ke taman kota. Aktivitas agama dan budaya keluarga tidak
terkaji secara spesifik dalam kasus.
▪ Kebiasaan diet dan berpakaian tradisional atau modern:
Ny. M mengatakan dahulu dirinya sangat suka makan dan banyak jika
dengan sayur hijau seperti daun ubi sehingga dahulu Ny. M memiliki tubuh
yang gemuk. Kebiasaan berpakaian keluarga tidak terkaji dalam kasus.
▪ Dekorasi rumah apakah dipengaruhi budaya tertentu:
Dekorasi rumah tidak dipengaruhi budaya tertentu. Keluarga Tn. J tinggal
di rumah sewa permanen berukuran 4 m x 4 m. Rumah Tn. J tidak memiliki
kamar hanya ruangan yang diberi sekat antar ruang. Terdapat satu sekat
ruang tidur. Ruang keluarga dan dapur menyatu. Penerangan di rumah Tn. J
cukup dengan menggunakan penerangan lampu listrik di malam hari.
Ventilasi ruangan kurang karena di dalam rumah hanya terdapat jendela di
ruangan depan, bagian yang lain tertutup tembok. Kebersihan ruangan
kurang, barang-barang berserakan di lantai dan tidak tertata rapi. Lantai
terbuat dari bahan semen tidak dilapisi keramik. Sumber air berasal dari air
sumur. Keluarga mempunyai tempat pembungan tinja berupa WC angsa
dengan septi tank di belakang rumah. Sampah dan limbah keluarga dibuang
dengan cara di bakar di belakang rumah.
▪ Struktur kekuatan keluarga banyak dipengaruhi oleh budaya tradisional atau
modern:
Anak ke 1 (perempuan, 32 tahun), 2 (laki-laki, 30 tahun), dan 4 (perempuan,
24 tahun) telah menikah dan tidak tinggal serumah dengan Tn. J. Anak Tn.
J yang tidak tinggal serumah sering datang ke rumah Tn. J. Tn. J mengaku
senang jika anak-anak dan keluarga nya berkumpul di rumahnya. Hanya
saja, anak Tn. J yang pertama sangat jarang pulang ke rumah karena tinggal
di luar kota. Tn. J terkadang mengharapkan anak tersebut pulang.
▪ Pelayanan dan praktek kesehatan yang biasa digunakan oleh keluarga,
apakah menggunakan pelayanan kesehatan tradisional atau meyakini budaya
kesehatan tradisional:
Rumah Tn. J berjarak 5 km dari Puskesmas Pembantu, dan 15 km dari
Puskesmas Induk. Ny. M menderita diabetes mellitus sejak tahun 2013. Ny.
M mengatakan tidak tau pasti apakah ada keluarga lainnya yang menderita
diabetes mellitus, sehingga Ny. M tidak tahu pasti apa yang menyebabkan
dia terkena diabetes mellitus. Ny. M pernah menjalani amputasi tungkai
bawah sebelah kiri pada bulan November 2014. Kejadiaanya diawali pada
saat Ny. M berjalan di pekarangan rumah, kakinya menginjak paku, dan
menimbulkan luka. Luka tersebut tidak pernah di bawa ke pelayanan
kesehatan karena Ny. M menganggap luka itu kecil sehingga dapat sembuh
sendiri. Namun luka tersebut tak kunjung sembuh, justru bertambah parah,
melebar ke bagian atas tungkai, berbau tak sedap dan berwarna kehitaman.
Akhirnya Ny. M membawa ke rumah sakit dan akhirnya harus menjalani
amputasi tungkai bawah. Saat ini, Ny. M mengeluhkan batuk produktif dan
kadang batuk berdarah sejak 1 bulan yang lalu. Sulit untuk mengeluarkan
dahak, sering berkeringat jika batuk dan sulit untuk beristirahat.
Selama ini yang merawat Ny. M adalah anak-anaknya, Ny. M tidak pernah
ke fasilitas kesehatan setalah kakinya diamputasi karena tidak ada keluarga
yang membawanya. Tidak ada kendaraan bermotor yang dapat digunakan
ke fasilitas kesehatan. Selain itu, Keluarga Ny. M tidak membawa ke
fasilitas kesehatan terdekat karena asuransi kesehatan (BPJS) Ny. M belum
diaktifkan sejak bulan Mei 2015. Ny. M mengatakan dirinya merasa sakit
hati dengan keadaannya yang sekarang yang sakit, tidak normal dan semakin
kurus. Tn. J mengatakan bahwa dia dalam kondisi sehat. Kadang merasa
capek karena pekerjaan yang banyak di bengkel. Jika merasa sakit, Tn. J
mengatakan lebih senang pergi ke tukang pijat daripada ke Puskesmas yang
hanya diberi obat.

g. Agama
▪ Apakah agama atau kepercayaan yang dianut oleh keluarga:
Agama yang dianut oleh seluruh anggota keluarga adalah Islam ▪
Adakah perbedaan dalam keyakinan agama dan prakteknya:
Agama yang dianut oleh seluruh anggota keluarga adalah Islam, tidak terkaji
praktek keagamaannya
▪ Sejauh mana keaktifan keluarga dalam kegiatan keagamaan:
Tidak terkaji dalam kasus
▪ Apakah kegiatan keagamaan yang diikuti keluarga:
Tidak terkaji dalam kasus
▪ Apakah agama dijadikan sebagai dasar keyakinan atau nilai yang
mempengaruhi kehidupan keluarga:
Tn. J mengatakan ia selalu berdoa agar anak dan cucunya selalu sehat dan
mempunyai masa depan yang lebih baik darinya

h. Status kelas sosial (berdasarkan pekerjaan, pendidikan dan pendapatan) ▪


Bagaimana status ekonomi keluarga:
Tn. J berpenghasilan Rp. 1 juta perbulan. Ny. M mengatakan bahwa
pendidikan anak merupakan hal penting, Ny. M merasa sedih karena tidak
dapat menyekolahkan anak-anaknya, dari anak ke-1 sampai ke-5 sampai
selesai SMP dan sekarang kesulitan membayar sekolah anaknya yang ke-6
yang masih duduk di bangku SMK. Anak ke-3 telah bercerai dan tidak
bekerja.
▪ Siapa pencari nafkah di keluarga:
Tn. J bekerja sebagai buruh Bengkel Las dengan penghasilan bulanan
berkisar Rp. 1 juta. Pendidikan terakhir Tn. J adalah lulus SD.
▪ Siapa yang memberi bantuan untuk memenuhi kebutuhan, apakah
pendapatan adekuat:
Anak ke-5 Tn. J dan Ny. M bekerja serabutan (pendapatan tidak diketahui
dalam kasus)
▪ Bagaimana keluarga mengatur keuangan (pengeluaran, tabungan):
Tidak terkaji dalam kasus

i. Rekreasi keluarga
▪ Identifikasi tipe dan aktifitas keluarga dan berapa sering hal tersebut
dilakukan:
Keluarga Tn. J sangat jarang melakukan rekreasi walaupun sekedar ke
taman kota. Ny M dan cucu-cucunya menghabiskan waktu dengan
menonton TV dan mendengarkan radio di rumah.
▪ Buat urutan aktivitas waktu luang keluarga termasuk masing-masing
anggota keluarga
Urutan aktivitas waktu luang keluarga tidak terkaji secara spesifik dalam
kasus. Hanya saja, keluarga Tn. J sangat jarang melakukan rekreasi
walaupun sekedar ke taman kota. Ny M dan cucu-cucunya menghabiskan
waktu dengan menonton TV dan mendengarkan radio di rumah. Tn. J
mengaku senang jika anak-anak dan keluarga nya berkumpul semua di
rumahnya. Sejak kaki kiri Ny. M diamputasi karena ulkus diabetikum Ny.
M tidak pernah keluar rumah dan hanya melihat ke luar jendela rumah, dan
selama ini yang merawat Ny. M adalah anak-anaknya. Anak ke 3 telah
bercerai, tidak bekerja dan sehari hari mengasuh 2 orang anaknya.
▪ Gali perasaan anggota keluarga terhadap waktu luangnya dan aktivitas
rekreasi:
Ny. M merasa sungkan karena kondisinya yang sekarang akan membebani
suami dan anak-anaknya, dan lebih memilih waktu yang tepat untuk
menceritakan perasaanya. Anak Tn. J yang tidak tinggal serumah sering
datang ke rumah Tn. J. Tn. J mengaku senang jika anak-anak dan keluarga
nya berkumpul di rumahnya. Hanya saja, anak Tn. J yang pertama sangat
jarang pulang ke rumah karena tinggal di luar kota. Perasaan anggota
keluarga terhadap waktu luang dan aktivitas rekreasi tidak terkaji dalam
kasus secara spesifik.

2. TAHAP PERKEMBANGAN DAN SEJARAH KELUARGA


a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Mereka memiliki 6 orang anak dan 2 orang cucu. Tn. J dan Ny. L tinggal
serumah dengan 3 orang anaknya yaitu anak ke 3 (perempuan, 28 tahun), 5
(laki-laki,22 tahun) dan 6 (laki-laki, 17 tahun) serta 2 orang cucu (lakilaki,4
tahun dan perempuan, 3tahun). Anak ke 1 (perempuan, 32 tahun), 2 (laki-
laki, 30 tahun), dan 4 (perempuan, 24 tahun) telah menikah dan tidak tinggal
serumah dengan Tn. J. Anak ke 3 telah bercerai, tidak bekerja dan sehari-
hari mengasuh 2 orang anaknya. Anak ke 5 bekerja serabutan.
Anak ke 6 masih duduk di bangku SMK.

b) Tahap perkembangan yang belum terpenuhi


• Tidak dapat menyekolahkan anak-anaknya, dari anak ke-1 sampai ke-5
sampai selesai SMP dan sekarang kesulitan membayar sekolah anaknya yang
ke-6.
• Tn. J mengaku senang jika anak-anak dan keluarga nya berkumpul di
rumahnya. Hanya saja, anak Tn. J yang pertama sangat jarang pulang ke
rumah karena tinggal di luar kota. Tn. J terkadang mengharapkan anak
tersebut pulang.
• Hubungan dengan tetangga jarang dilakukan oleh Ny. M, ia hanya berada di
dalam rumah dan anggota keluarga lain sibuk bekerja.
• Perekonomian yang rendah mengakibatkan sulitnya Ny. M untuk berobat ke
fasilitas pelayanan kesehatan

c) Riwayat Keluarga Inti


• Tn. J bekerja sebagai buruh Bengkel Las dengan penghasilan bulanan
berkisar Rp. 1 juta. Pendidikan terakhir Tn. J adalah lulus SD. Tn. J memiliki
seorang istri, yaitu Ny. L. Mereka memiliki 6 orang anak dan 2 orang cucu.
Keluarga Tn. J tinggal di rumah sewa permanen berukuran 4 m x 4 m.
Sebelum tinggal di Suka Maju, keluarga ini tinggal di Desa Suka Makmur,
karena alasan ekonomi keluarga Tn. J pindah ke Suka Maju atas saran
kerabat di Suka Makmur. Tn. J telah tinggal di Suka Makmur sejak 2 tahun
yang lalu. Rumah Tn. J tidak memiliki kamar hanya ruangan yang diberi
sekat antar ruang. Tn. J berharap kondisi Ny. M membaik meskipun sudah
diamputasi. Tn. J ingin memberikan yang terbaik bagi keluarganya, tapi
karena factor ekonomi yang terbatas, Tn. J hanya bisa pasrah. Tn. J
mengatakan ia selalu berdoa agar anak dan cucunya selalu sehat dan
mempunyai masa depan yang lebih baik darinya.
• Anak ke-3 telah bercerai, tidak bekerja dan sehari-hari mengasuh 2 orang
anaknya.
• Ny. M menderita diabetes mellitus sejak tahun 2013. Ny. M mengatakan
tidak tau pasti apakah ada keluarga lainnya yang menderita diabetes mellitus,
sehingga Ny. M tidak tahu pasti apa yang menyebabkan dia terkena diabetes
mellitus. Ny. M pernah menjalani amputasi tungkai bawah sebelah kiri pada
bulan November 2014.

d) Riwayat Keluarga Sebelumnya


• Tn. J mengatakan bahwa dia dalam kondisi sehat. Kadang merasa capek
karena pekerjaan yang banyak di bengkel. Jika merasa sakit, Tn. J
mengatakan lebih senang pergi ke tukang pijat daripada ke Puskesmas yang
hanya diberi obat.
• Ny. M mengalami DM dan kaki nya di bagian tungkai bawah, dan sekarang
makin kurus dan batuk produktif dan kadang batuk berdarah sejak 1 bulan
yang lalu. Sulit untuk mengeluarkan dahak, sering berkeringat jika batuk dan
sulit untuk beristirahat. Kejadiaanya diawali pada saat Ny. M berjalan di
pekarangan rumah, kakinya menginjak paku, dan menimbulkan luka.
Namun luka tersebut tak kunjung sembuh, justru bertambah parah, melebar
ke bagian atas tungkai, berbau tak sedap dan berwarna kehitaman. Akhirnya
Ny. M membawa ke rumah sakit dan akhirnya harus menjalani amputasi
tungkai bawah. Ny. M mengatakan dahulu dirinya sangat suka makan dan
banyak jika dengan sayur hijau seperti daun ubi sehingga dahulu Ny. M
memiliki tubuh yang gemuk. Selama ini yang merawat Ny. M adalah anak-
anaknya, Ny. M tidak pernah ke fasilitas kesehatan setalah kakinya
diamputasi karena tidak ada keluarga yang membawanya.BPJS belu
diaktifkan karna masalah ekonomi.

3. LINGKUNGAN
a. Denah rumah

WC
Angsa Septi Tank

: Pintu
: Jendela
Dapur
Ruang Tidur

Ruang
Keluarga

4m
b. Keluarga Tn. J tinggal di rumah sewa permanen berukuran 4 m x 4 m, yang
tidak memiliki kamar hanya ruangan yang diberi sekat antar ruang. Terdapat
satu sekat ruang tidur. Ruang keluarga dan dapur menyatu.
c. Kondisi rumah:
• Kebersihan ruangan kurang, barang-barang berserakan di lantai dan tidak
tertata rapi.
• Penerangan di rumah Tn. J cukup dengan menggunakan penerangan
lampu listrik di malam hari.
• Ventilasi ruangan kurang karena di dalam rumah hanya terdapat jendela
di ruangan depan, bagian yang lain tertutup tembok.
• Lantai terbuat dari bahan semen tidak dilapisi keramik.
d. Dapur :
• Sumber air berasal dari air sumur.
• Sanitasi dan pendingin makanan (kulkas) (Tidak ada data pada kasus).
e. Kamar mandi:
• Keluarga mempunyai tempat pembungan tinja berupa WC angsa dengan
septi tank di belakang rumah.
• Sanitasi, keadaan air, sabun, handuk dan penggunaan handuk sendiri atau
bersama-sama (Tidak ada data pada kasus).
f. Apakah area tidur sesuai dengan usia, kebutuhan khusus individu, privacy,
dsb. (Tidak ada data pada kasus)
g. • Data kebersihan dan sanitasi rumah (Tidak ada pada kasus).
• Sampah dan limbah keluarga dibuang dengan cara di bakar di belakang
rumah.
h. Kaji kepuasan masing-masing anggota keluarga terhadap pengaturan rumah.
(Tidak ada data pada kasus)

4. KARAKTERISTIK TETANGGA DAN KOMUNITAS RW


a. Karakteristik demografi : Keluarga Tn. J tinggal di perkampungan,
mayoritas tetangga bekerja sebagai pedagang, penjual makanan dan pekerja
swasta.
b. Interaksi: Hubungan dengan tetangga jarang dilakukan oleh Ny. M, ia hanya
berada di dalam rumah dan anggota keluarga lain sibuk bekerja. Tetangga
juga jarang berkunjung ke rumah Ny. M. Sejak kaki kiri Ny. M diamputasi
karena ulkus diabetikum Ny. M tidak pernah keluar rumah dan hanya melihat
ke luar jendela rumah.
c. Karakteristik fisik : Jalan utama akses ke rumah Tn. J beraspal, mudah
dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun empat.
d. Fasilitas: Rumah Tn. J berjarak 5 km dari Puskesmas Pembantu, dan 15 km
dari Puskesmas Induk. Terdapat sekolah, pasar, dan toko di di daerah
perkampungan tersebut.
e. Mobilitas geografis keluarga: Keluarga Tn. J pernah pindah tempat tinggal.
Sebelum tinggal di Suka Maju, keluarga ini tinggal di Desa Suka Makmur,
karena alasan ekonomi keluarga Tn. J pindah ke Suka Maju atas saran kerabat
di Suka Makmur. Tn. J telah tinggal di Suka Makmur sejak 2 tahun yang lalu.
f. Sumber polusi : Sampah dan limbah keluarga dibuang dengan cara di bakar
di belakang rumah.

5. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi
1) Komunikasi pada keluarga tersebut berfungsi dengan baik
2) Ketika anggota keluarga menyampaikan keinginan, anggota keluarga
yang lain tidak menggali dan memberikan respon feedback
3) Frekuensi kualitas komunikasi keluarga tersebut cukup baik
4) Semua anggota keluarga baik saat menjadi pendengar dan jelas saat
berinteraksi
5) Tidak terlalu sering terjadi emosi pada keluarga tersebut saat
penyampaian pesan tipe emosi anggota keluarga tersebut negative
6) Faktor faktor yang mempengaruhi komunikasi keluarga tersebut adalah
latar belakang budaya keluarga dan status sosial ekonomi keluarga

b. Struktur kekuatan keluarga


1) Pembuat keputusan pada keluarga tersebut adalah Tn. J
2) Keputusan atau issue di keluaega tersebut kurang penting ketika Ny.M
sakit maka tidak langsung di putuskan untuk membawa ke fasilitas
kesehatan terdekat
3) Teknik pengambilan keputusan keluarga tersebut dengan kompromi
4) Dalam keluarga tersebut Yang mempunyai Kekuatan mengatur adalah
kepala keluatga yaitu Tn. J

c. Struktur peran
1) Anggota keluarga mempunyai peran masing masing Tn. J sebagai kepala
keluarga, ny. M sebagai ibu rumah tangga Dan anaknya masing masing
bersekolah
2) Tidak ada konflik dalam peran
3) Anggota keluarga konsisten dengan peran masing masing
4) Anggota keluarga konsisten dengan peran nya masing masing
5) Dalam keluarga tersebut yang melakukan peran nya adalah kepala
keluarga yang dapat dijadikan model dalam keluarga adalah ny. M 6)
Variabel yang mempengaruhi adalah sosial ekonomi

d. Nilai - nilai keluarga


Yang berperan mencari nafkah adalah Tn. J . Ada kesesuaian antara nilai
keluarga dan nilai subsistem keluarga, orientasi masa depan, dan nilai nilai
komunitas yang lebih luas. Nilai kesehatan dalam keluarga tersebut tidak
terlalu mementingkan kesehatannya.

6. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
• Pola kebutuhan respon keluarga; Anggota keluarga merasakan kebutuhan
individu lain dalam keluarga yang mana Ny. M merasa sedih karena tidak
dapat menyekolahkan anak-anaknya, dari anak ke-1 sampai ke-5 sampai
selesai SMP dan sekarang kesulitan membayar sekolah anaknya ke-6,
orang tua mampu menggambarkan kebutuhan individu lain dari anggota
keluarga yang lain yaitu Tn. J dan Ny. M mengatakan bahwa pendidikan
anak merupakan hal yang penting, sensitif anggota keluarga terhadap
tindakan dan persoalan yang dihadapi oleh anggota keluarga
lain yaitu Ny M menjadi pemarah tetapi Tn. J memahami hal tersebut,
kebutuhan yang dipenuhi diakui oleh keluarga yaitu Tn. J dan Ny. M
mengatakan hanya dapat menyekolahkan anak 1-5 sampai selesai SMP.
• Keluarga kurang saling memperhatikan satu sama lain yang mana Tn. J
dan Ny. M tinggal serumah dengan 3 orang anaknya dan 2 orang cucunya,
anak ke 1 serta ke 2, dan ke 4 telah menikah dan tidak tinggal serumah
dengan Tn. J. Anak Tn. J yang pertama sangat jarang pulang ke rumah
karena tinggal di luar kota. Tn. J terkadang mengharapkan anak tersebut
pulang, ada menunjukkan kasih sayang anggota keluarga yang satu dengan
yang lain yaitu anak-anaknya merawat Ny. M
• Keterpisahan dan keterikatan; Keluarga kurang menanamkan perasaan
kebersamaan dengan anggota keluarga yang mana keluarga jarang
melakukan rekreasi tetapi Ny. M dan cucunya menghabiskan waktu
dengan menonton TV

b. Fungsi Sosialisasi
• Tidak terkaji bagaimana keluarga membesarkan anak dari keluarga
• Tidak terkaji bagaimana anak-anak dihargai dalam keluarga, keyakinan
kebudayaan yang dianut dalam membesarkan anak, bagaimana faktor
social mempengaruhi anak, bagaimana pola sosial mempengaruhi pola
pengasuhan anak. memberikan dukungan
• Tidak terkaji apakah keluarga merupakan risiko tinggi mendapat masalah
dalam membesarkan anak, faktor risiko yang menempatkan keluarga
masuk risiko tinggi keluarga, apakah lingkungan memberikan dukungan
dalam perkembangan anak.

c. Fungsi perawatan kesehatan, keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku


keluarga
• Tidak terkaji nilai yang diberikan keluarga untuk kesehatan
• Tidak terkaji definisi dari keluarga tentang sehat sakit
• Persepsi keluarga terhadap kontrol yang mereka lakukan untuk menjaga
kesehatan yaitu kurang, yang mana Ny. M kakinya terluka akibat
menginjak paku dan tidak pernah dibawa kepelayanan kesehatan karena
Ny. M menanggap luka itu kecil sehingga dapat sembuh sendiri, setelah
itu Tn. J mengatakan jika merasa sakit. Tn. J lebih senang pergi ke tukang
pijit dari pada ke Puskesmas yang hanya diberi obat
• Tidak terkaji praktik diet keluarga
• Tidak terkaji kebiasaan tidur dan istirahat
• Tidak terkaji kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga
• Peran yang dilakukan keluarga dalam memperbaiki status kesehatannya
yaitu Tn. J mengatakan jika merasa sakit. Tn. J lebih senang pergi ke
tukang pijit dari pada ke Puskesmas yang hanya diberi obat dan Ny. M
kakinya terluka akibat menginjak paku dan tidak pernah dibawa
kepelayanan kesehatan karena Ny. M menanggap luka itu kecil sehingga
dapat sembuh sendiri
• Praktik lingkungan; hygiene keluarga Tn. J dan Ny. M kurang,
barangbarang berserakan di lantai dan tidak tertata rapi, sumber air berasal
dari sumur. Keluarga mempuyai tempat pembuangan tinja berupa WC
angsa dengan septi tank di belakang rumah dan juga ventilasi ruangan
kurang karena di dalam rumah hanya terdapat jendela di ruangan depan,
bagian yang lain tertutup tembok.
• Tidak terkaji pencegahan secara medis
• Tidak terkaji praktik kesehatan gigi
• Riwayat kesehatan keluarga: Ny. M mengatakan tidak tau pasti apakah ada
keluarga lain yang menderita diabetes mellitus, sehingga Ny. M tidak tahu
pasti apa yang menyebabkan dia terkena diabetes mellitus
• Tidak terkaji pelayanan kesehatan yang diterima
• Perasaan dan persepsi menyangkut pelayanan perawatan kesehatan yaitu
Tn.J mengatakan jika merasa sakit. Tn. J lebih senang pergi ke tukang pijit
dari pada ke Puskesmas yang hanya diberi obat.
• Keluarga Ny. M tidak masuk asruransi kesehatan yang mana keluarga Ny.
M tidak membawa kefasilitas kesehatan terdekat karena asuransi
kesehatan (BPJS) Ny. M belum diaktifkan sejak bulan Mei 2015.
• Tidak terkaji logistik untuk mendapatkan perawatan

7. STRESS, KOPING DAN ADAPTASI KELUARGA


a. Ny. M mengatakan bahwa pendidikan itu sangat penting. Ia merasa sedih
karena tidak dapat menyekolahkan anak-anaknya, dari anak ke-1 sampai ke5
sampai selesai SMP dan sekarang kesulitan membayar sekolah anaknya yang
ke-6. Selama ini yang merawat Ny. M adalah anak-anaknya, Ny. M tidak
pernah ke fasilitas kesehatan setelah kakinya diamputasi karena tidak ada
keluarga yang membawanya. Tidak ada kendaraan bermotor yang dapat
digunakan ke fasilitas kesehatan. Selain itu, Keluarga Ny. M tidak membawa
ke fasilitas kesehatan terdekat karena asuransi kesehatan (BPJS) Ny. M
belum diaktifkan sejak bulan Mei 2015.
b. Tn. J mengatakan sejak istrinya menderita amputasi, beban hidup menjadi
bertambah, karena harus merawat istrinya. Tapi Tn. J dapat memahami hal
tersebut sebagai bagian dari tanggung jawabnya.
c. Anak Tn. J yang tidak tinggal serumah sering datang ke rumah Tn. J. Tn. J
mengaku senang jika anak-anak dan keluarga nya berkumpul di rumahnya.
Tn. J merasa bahwa istrinya menjadi lebih pemarah setelah di amputasi. Tn. J
berharap kondisi Ny. M membaik meskipun sudah diamputasi.
d. Tn. J mengatakan ia selalu berdoa agar anak dan cucunya selalu sehat dan
mempunyai masa depan yang lebih baik darinya.
e. Tn. J mengatakan bahwa dia dalam kondisi sehat. Kadang merasa capek
karena pekerjaan yang banyak di bengkel. Jika merasa sakit, Tn. J
mengatakan lebih senang pergi ke tukang pijat daripada ke Puskesmas yang
hanya diberi obat. Tn. J mengatakan sejak istrinya menderita amputasi, beban
hidup menjadi bertambah, karena harus merawat istrinya. Tapi Tn. J dapat
memahami hal tersebut sebagai bagian dari tanggung jawabnya. Tn. J merasa
bahwa istrinya menjadi lebih pemarah setelah di amputasi. Tn. J berharap
kondisi Ny. M membaik meskipun sudah diamputasi. Tn. J ingin memberikan
yang terbaik bagi keluarganya.

8. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE


Komponen Ayah (Tn J) Ibu (Ny L) Anak 1 Anak 2
Keluhan Ny. L
umum mengeluhkan
batuk
produktif dan
kadang batuk
berdahak
sejak 1 bulan
lalu. Sulit
untuk
mengeluarkan
dahak, sering
berkeringat
jika batuk dan
sulit untuk
beristirahat
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher dan
tenggrokan
Dada
Abdomen
Ekstremitas Kaki kiri
diamputasi
Kulit dan
kuku
BB, TB, IMT
Tanda vital
Pemeriksaan
lab
Data
tambahan

9. HARAPAN KELUARGA
Harapan keluarga kepada petugas kesehatan dan harapan keluarga pada
kesehatan keluarganya.
1) Harapan keluarga kepada petugas kesehatan yaitu agar bisa memperbaiki
kondisi Ny. M, karena Ny. M semakin hari keadaan fisiknya semakin kurus,
mengeluhkan batuk produktif dan kadang batuk berdarah sejak 1bulan yang
lalu. Sulit mengeluarkan dahak, sering berkeringat jika batuk dan sulit untuk
berinstirahat.
2) Harapan keluarga pada kesehatan keluarganya yaitu Tn. J berharap kondisi
Ny. M membaik meskipun sudah diamputasi dan Tn. J mengatakan ia selalu
berdoa agar anak dan cucunya selalu sehat dan mempunyai masa depan yang
lebih baik darinya.

Anda mungkin juga menyukai