Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM I

KEPERAWATAN KELUARGA

Dosen: Kurnia Rachmawati, Ns., MNSc

Disusun Oleh:
Kelompok 5

Adhitria Rahmatanridho P. 1610913310002


Ahnaf Ma'ruf Mahendra 1710913210001
Ainun 1710913320003
Ayu Wardalina 1710913220004
Bambang Maulana 1610913210005
Emelia Rahmawati 1710913220009
Fitri Rohaina 1710913120003
Maya aulia ahda 1610913320018
Mila Novaria Tryharnita 1710913320017
Rini Astuti 1710913320034
Yusrida Elisabeth S. 1710913220026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
PENGKAJIAN KELUARGA MODEL FRIEDMAN
KASUS A
1. DATA UMUM
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. J
b. Alamat dan nomor telepon lengkap : Kelurahan Suka Maju
c. Komposisi Keluarga:
Jenis Hubungan
No. Nama Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin dg KK
1. Tn. J Laki-laki Ayah SD Buruh
2. Ny. L/M Perempuan Ibu - -
3. Anak 1 Perempuan Anak ke 1 32 tahun SD -
4. Anak 2 Laki-laki Anak ke 2 30 tahun SD -
Tidak
5 Anak 3 Perempuan Anak ke 3 28 tahun SD
bekerja
6. Anak 4 Perempuan Anak ke 4 24 tahun SD -
7. Anak 5 Laki-laki Anak ke 5 22 tahun SD Serabutan
8. Anak 6 Laki-laki Anak ke 6 17 tahun SMK -
Cucu dari
9. Cucu 1 Laki-laki 4 tahun - -
anak 3 ke 1
Cucu dari
10. Cucu 2 Perempuan 3 tahun - -
anak 3 ke ke 2

d. Genogram:

Keterangan :

: Laki laki

: Perempuan
: Menikah

: Bercerai

: Tinggal serumah (Dalam lingkaran)

e. Tipe Keluarga
Tipe keluarga ini : Keluarga besar (extended family) karena ada
menantu yang ikut tinggal serta cucu yang mempunyai hubungan darah.

f. Suku
a) Latar belakang budaya keluarga atau anggota keluarga:
Tidak terkaji dalam kasus. Hanya saja keluarga Tn. J bersuku Jawa.
Bahasa sehari-hari yang digunakan di rumah: Tidak terkaji dalam kasus
Asal daerah/suku dari masing-masing anggota keluarga:
Keluarga Tn. J bersuku Jawa. Sebelum tinggal di Suka Maju, keluarga
ini tinggal di Desa Suka Makmur, karena alasan ekonomi keluarga
Tn. J pindah ke Suka Maju atas saran kerabat di Suka Makmur.
Tn. J telah tinggal di Suka Makmur sejak 2 tahun yang lalu. Anak Tn.
J dan Ny. M yang ke 1 (perempuan, 32 tahun), 2 (laki-laki, 30
tahun), dan 4 (perempuan, 24 tahun) telah menikah dan tidak
tinggal serumah dengan Tn. J.. Anak Tn. J yang pertama sangat jarang
pulang ke rumah karena tinggal di luar kota.
b) Hubungan social keluarga dari etnis yang sama atau tidak:
Hubungan social keluarga dari etnis tidak terkaji secara spesifik dalam
kasus. Hanya saja, keluarga Tn. J tinggal di perkampungan,
mayoritas tetangga bekerja sebagai pedagang, penjual makanan dan
pekerja swasta.
c) Aktivitas agama, social, budaya, rekreasi dan pendidikan keluarga
Hubungan dengan tetangga jarang dilakukan oleh Ny. M, ia hanya
berada di dalam rumah dan anggota keluarga lain sibuk bekerja.
Tetangga juga jarang berkunjung ke rumah Ny. M. Sejak kaki kiri Ny.
M diamputasi karena ulkus diabetikum Ny. M tidak pernah keluar
rumah dan hanya melihat ke luar jendela rumah.
Pendidikan terakhir Tn. J adalah lulus SD. Anak ke 6 masih duduk di
bangku SMK. Tn. J dan Ny. M mengatakan bahwa pendidikan anak
merupakan hal penting. Ny. M merasa sedih karena tidak dapat
menyekolahkan anak-anaknya, dari anak ke-1 sampai ke-5 sampai
selesai SMP dan sekarang kesulitan membayar sekolah anaknya yang
ke-6. Ny M dan cucu-cucunya menghabiskan waktu dengan menonton
TV dan mendengarkan radio di rumah dan jarang melakukan rekreasi
walaupun hanya sekedar ke taman kota. Aktivitas agama dan budaya
keluarga tidak terkaji secara spesifik dalam kasus.
d) Kebiasaan diet dan berpakaian tradisional atau modern:
Ny. M mengatakan dahulu dirinya sangat suka makan dan banyak jika
dengan sayur hijau seperti daun ubi sehingga dahulu Ny. M
memiliki tubuh yang gemuk. Kebiasaan berpakaian keluarga tidak
terkaji dalam kasus.
e) Dekorasi rumah apakah dipengaruhi budaya tertentu:
Dekorasi rumah tidak dipengaruhi budaya tertentu. Keluarga Tn. J
tinggal di rumah sewa permanen berukuran 4 m x 4 m. Rumah
Tn. J tidak memiliki kamar hanya ruangan yang diberi sekat antar
ruang. Terdapat satu sekat ruang tidur. Ruang keluarga dan dapur
menyatu. Penerangan di rumah Tn. J cukup dengan menggunakan
penerangan lampu listrik di malam hari. Ventilasi ruangan kurang
karena di dalam rumah hanya terdapat jendela di ruangan depan,
bagian yang lain tertutup tembok. Kebersihan ruangan kurang, barang-
barang berserakan di lantai dan tidak tertata rapi. Lantai terbuat dari
bahan semen tidak dilapisi keramik. Sumber air berasal dari air
sumur. Keluarga mempunyai tempat pembungan tinja berupa WC
angsa dengan septi tank di belakang rumah. Sampah dan limbah
keluarga dibuang dengan cara di bakar di belakang rumah.
f) Struktur kekuatan keluarga banyak dipengaruhi oleh budaya
tradisional atau modern:
Anak ke 1 (perempuan, 32 tahun), 2 (laki-laki, 30 tahun), dan 4
(perempuan, 24 tahun) telah menikah dan tidak tinggal serumah
dengan Tn. J. Anak Tn. J yang tidak tinggal serumah sering datang ke
rumah Tn. J.
Tn. J mengaku senang jika anak-anak dan keluarga nya
berkumpul di rumahnya. Hanya saja, anak Tn. J yang pertama sangat
jarang pulang ke rumah karena tinggal di luar kota. Tn. J terkadang
mengharapkan anak tersebut pulang.
g) Pelayanan dan praktek kesehatan yang biasa digunakan oleh
keluarga, apakah menggunakan pelayanan kesehatan tradisional
atau meyakini budaya kesehatan tradisional:
Rumah Tn. J berjarak 5 km dari Puskesmas Pembantu, dan 15 km dari
Puskesmas Induk. Ny. M menderita diabetes mellitus sejak tahun
2013. Ny. M mengatakan tidak tau pasti apakah ada keluarga lainnya
yang menderita diabetes mellitus, sehingga Ny. M tidak tahu pasti apa
yang menyebabkan dia terkena diabetes mellitus. Ny. M pernah
menjalani amputasi tungkai bawah sebelah kiri pada bulan November
2014. Kejadiaanya diawali pada saat Ny. M berjalan di pekarangan
rumah, kakinya menginjak paku, dan menimbulkan luka. Luka
tersebut tidak pernah di bawa ke pelayanan kesehatan karena Ny. M
menganggap luka itu kecil sehingga dapat sembuh sendiri. Namun
luka tersebut tak kunjung sembuh, justru bertambah parah, melebar
ke bagian atas tungkai, berbau tak sedap dan berwarna kehitaman.
Akhirnya Ny. M membawa ke rumah sakit dan akhirnya harus
menjalani amputasi tungkai bawah. Saat ini, Ny. M mengeluhkan
batuk produktif dan kadang batuk berdarah sejak 1 bulan yang lalu.
Sulit untuk mengeluarkan dahak, sering berkeringat jika batuk dan sulit
untuk beristirahat. Selama ini yang merawat Ny. M adalah anak-
anaknya, Ny. M tidak pernah ke fasilitas kesehatan setalah kakinya
diamputasi karena tidak ada keluarga yang membawanya. Tidak ada
kendaraan bermotor yang dapat digunakan ke fasilitas kesehatan.
Selain itu, Keluarga Ny. M tidak membawa ke fasilitas kesehatan
terdekat karena asuransi kesehatan (BPJS) Ny. M belum diaktifkan
sejak bulan Mei 2015. Ny. M mengatakan dirinya merasa sakit hati
dengan keadaannya yang sekarang yang sakit, tidak normal dan
semakin kurus.
Tn. J mengatakan bahwa dia dalam kondisi sehat. Kadang merasa
capek karena pekerjaan yang banyak di bengkel. Jika merasa sakit, Tn.
J mengatakan lebih senang pergi ke tukang pijat daripada ke
Puskesmas yang hanya diberi obat.

g. Agama
a) Apakah agama atau kepercayaan yang dianut oleh keluarga:
Agama yang dianut oleh seluruh anggota keluarga adalah Islam
b) Adakah perbedaan dalam keyakinan agama dan prakteknya:
Agama yang dianut oleh seluruh anggota keluarga adalah Islam, tidak
terkaji praktek keagamaannya.
c) Sejauh mana keaktifan keluarga dalam kegiatan keagamaan:
Tidak terkaji dalam kasus.
d) Apakah kegiatan keagamaan yang diikuti keluarga:
Tidak terkaji dalam kasus
e) Apakah agama dijadikan sebagai dasar keyakinan atau nilai yang
mempengaruhi kehidupan keluarga:
Tn. J mengatakan ia selalu berdoa agar anak dan cucunya selalu sehat
dan mempunyai masa depan yang lebih baik darinya

h. Status kelas sosial (berdasarkan pekerjaan, pendidikan dan pendapatan)


1) Bagaimana status ekonomi keluarga:
Tn. J berpenghasilan Rp. 1 juta perbulan. Ny. M mengatakan bahwa
pendidikan anak merupakan hal penting, Ny. M merasa sedih karena
tidak dapat menyekolahkan anak-anaknya, dari anak ke-1 sampai ke-5
sampai selesai SMP dan sekarang kesulitan membayar sekolah anaknya
yang ke-6 yang masih duduk di bangku SMK. Anak ke-3 telah bercerai
dan tidak bekerja.
2) Siapa pencari nafkah di keluarga:
Tn. J bekerja sebagai buruh Bengkel Las dengan penghasilan bulanan
berkisar Rp. 1 juta. Pendidikan terakhir Tn. J adalah lulus SD.
3) Siapa yang memberi bantuan untuk memenuhi kebutuhan, apakah
pendapatan adekuat:
Anak ke-5 Tn. J dan Ny. M bekerja serabutan (pendapatan tidak
diketahui dalam kasus)

4) Bagaimana keluarga mengatur keuangan (pengeluaran, tabungan):


Tidak terkaji dalam kasus

i. Rekreasi keluarga
1) Identifikasi tipe dan aktifitas keluarga dan berapa sering hal
tersebut dilakukan:
Keluarga Tn. J sangat jarang melakukan rekreasi walaupun sekedar ke
taman kota. Ny M dan cucu-cucunya menghabiskan waktu dengan
menonton TV dan mendengarkan radio di rumah.
2) Buat urutan aktivitas waktu luang keluarga termasuk masing-
masing anggota keluarga:
Urutan aktivitas waktu luang keluarga tidak terkaji secara spesifik
dalam kasus. Hanya saja, keluarga Tn. J sangat jarang melakukan
rekreasi walaupun sekedar ke taman kota. Ny M dan cucu-cucunya
menghabiskan waktu dengan menonton TV dan mendengarkan radio di
rumah. Tn. J mengaku senang jika anak-anak dan keluarga nya
berkumpul semua di rumahnya. Sejak kaki kiri Ny. M diamputasi
karena ulkus diabetikum Ny. M tidak pernah keluar rumah dan hanya
melihat ke luar jendela rumah, dan selama ini yang merawat Ny. M
adalah anak-anaknya. Anak ke 3 telah bercerai, tidak bekerja dan
sehari hari mengasuh 2 orang anaknya.
3) Gali perasaan anggota keluarga terhadap waktu luangnya dan
aktivitas rekreasi:
Ny. M merasa sungkan karena kondisinya yang sekarang akan
membebani suami dan anak-anaknya, dan lebih memilih waktu yang
tepat untuk menceritakan perasaanya. Anak Tn. J yang tidak tinggal
serumah sering datang ke rumah Tn. J. Tn. J mengaku senang jika
anak-anak dan keluarga nya berkumpul di rumahnya. Hanya saja, anak
Tn. J yang pertama sangat jarang pulang ke rumah karena tinggal di
luar kota. Perasaan anggota keluarga terhadap waktu luang dan
aktivitas rekreasi tidak terkaji dalam kasus secara spesifik.
2. TAHAP PERKEMBANGAN DAN SEJARAH KELUARGA
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini mencapai tahap yang ke-VI karena
dari data di dapat bahwa mereka memiliki 6 orang anak dan 2 orang cucu.
Tn. J dan Ny. L tinggal serumah dengan 3 orang anaknya yaitu anak ke 3
(perempuan, 28 tahun), 5 (laki-laki,22 tahun) dan 6 (laki-laki, 17 tahun)
serta 2 orang cucu (laki- laki,4 tahun dan perempuan, 3tahun). Anak ke 1
(perempuan, 32 tahun), 2 (laki-laki, 30 tahun), dan 4 (perempuan, 24
tahun) telah menikah dan tidak tinggal serumah dengan Tn. J. Anak ke 3
telah bercerai, tidak bekerja dan sehari-hari mengasuh 2 orang anaknya.
Anak ke 5 bekerja serabutan. Anak ke 6 masih duduk di bangku SMK.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa karena rata-rata usia mereka sudah
masuk tahap dewasa (pelepasan).
b) Tahap perkembangan yang belum terpenuhi
 Tidak dapat menyekolahkan anak-anaknya, dari anak ke-1 sampai
ke-5 sampai selesai SMP dan sekarang kesulitan membayar sekolah
anaknya yang ke-6.
 Tn. J mengaku senang jika anak-anak dan keluarga nya berkumpul
di rumahnya. Hanya saja, anak Tn. J yang pertama sangat jarang pulang
ke rumah karena tinggal di luar kota. Tn. J terkadang mengharapkan
anak tersebut pulang.
 Hubungan dengan tetangga jarang dilakukan oleh Ny. M, ia hanya
berada di dalam rumah dan anggota keluarga lain sibuk bekerja.
 Perekonomian yang rendah mengakibatkan sulitnya Ny. M untuk
berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan
c) Riwayat Keluarga Inti
 Tn. J bekerja sebagai buruh Bengkel Las dengan penghasilan
bulanan berkisar Rp. 1 juta. Pendidikan terakhir Tn. J adalah lulus
SD. Tn. J memiliki seorang istri, yaitu Ny. L. Mereka memiliki 6
orang anak dan 2 orang cucu. Keluarga Tn. J tinggal di rumah sewa
permanen berukuran 4 m x 4 m. Sebelum tinggal di Suka Maju,
keluarga ini tinggal di Desa Suka Makmur, karena alasan ekonomi
keluarga Tn. J pindah ke Suka Maju atas saran kerabat di Suka
Makmur. Tn. J telah tinggal di Suka Makmur sejak 2 tahun yang lalu.
Rumah Tn. J tidak memiliki kamar hanya ruangan yang diberi sekat
antar ruang. Tn. J berharap kondisi Ny. M membaik meskipun sudah
diamputasi.
 Anak ke-3 telah bercerai, tidak bekerja dan sehari-hari mengasuh 2
orang anaknya.

d) Riwayat Keluarga Sebelumnya


 Tn. J mengatakan bahwa dia dalam kondisi sehat. Kadang merasa
capek karena pekerjaan yang banyak di bengkel. Jika merasa sakit, Tn.
J mengatakan lebih senang pergi ke tukang pijat daripada ke
Puskesmas yang hanya diberi obat.
 Ny. M mengalami DM dan kaki nya di bagian tungkai bawah,
dan sekarang makin kurus dan batuk produktif dan kadang batuk
berdarah sejak 1 bulan yang lalu. Sulit untuk mengeluarkan
dahak, sering berkeringat jika batuk dan sulit untuk beristirahat.

3. LINGKUNGAN
a. Denah rumah

WC
Angs Septi Tank
a

: Pintu
: Jendela
Dapur
Ruang Tidur
4m

Ruang
Keluarg
a

4m
b. Keluarga Tn. J tinggal di rumah sewa permanen berukuran 4 m x 4 m, yang
tidak memiliki kamar hanya ruangan yang diberi sekat antar ruang.
Terdapat satu sekat ruang tidur. Ruang keluarga dan dapur menyatu.
c. Kondisi rumah:
 Kebersihan ruangan kurang, barang-barang berserakan di lantai
dan tidak tertata rapi.
 Penerangan di rumah Tn. J cukup dengan menggunakan
penerangan lampu listrik di malam hari.
 Ventilasi ruangan kurang karena di dalam rumah hanya terdapat
jendela di ruangan depan, bagian yang lain tertutup tembok.
 Lantai terbuat dari bahan semen tidak dilapisi keramik.
d. Dapur :
 Sumber air berasal dari air sumur.

 Sanitasi dan pendingin makanan (kulkas) (Tidak ada data pada kasus).
e. Kamar mandi:
 Keluarga mempunyai tempat pembungan tinja berupa WC angsa dengan
septi tank di belakang rumah.
 Sanitasi, keadaan air, sabun, handuk dan penggunaan handuk sendiri atau
bersama-sama (Tidak ada data pada kasus).
f. Apakah area tidur sesuai dengan usia, kebutuhan khusus individu, privacy,
dsb. (Tidak ada data pada kasus)
g. Data kebersihan dan sanitasi rumah
Sampah dan limbah keluarga dibuang dengan cara di bakar di belakang
rumah.
h. Kaji kepuasan masing-masing anggota keluarga terhadap pengaturan
rumah. (Tidak ada data pada kasus)

4. KARAKTERISTIK TETANGGA DAN KOMUNITAS RW


a. Karakteristik demografi : Keluarga Tn. J tinggal di perkampungan,
mayoritas tetangga bekerja sebagai pedagang, penjual makanan dan pekerja
swasta.
b. Interaksi: Hubungan dengan tetangga jarang dilakukan oleh Ny. M, ia
hanya berada di dalam rumah dan anggota keluarga lain sibuk bekerja.
Tetangga juga jarang berkunjung ke rumah Ny. M. Sejak kaki kiri Ny. M.
c. Karakteristik fisik : Jalan utama akses ke rumah Tn. J beraspal, mudah
dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun empat.
d. Fasilitas: Rumah Tn. J berjarak 5 km dari Puskesmas Pembantu, dan 15 km
dari Puskesmas Induk. Terdapat sekolah, pasar, dan toko di di daerah
perkampungan tersebut.
e. Mobilitas geografis keluarga: Keluarga Tn. J pernah pindah tempat
tinggal. Sebelum tinggal di Suka Maju, keluarga ini tinggal di Desa Suka
Makmur, karena alasan ekonomi keluarga Tn. J pindah ke Suka Maju atas
saran kerabat di Suka Makmur. Tn. J telah tinggal di Suka Makmur sejak 2
tahun yang lalu.
f. Sumber polusi : Sampah dan limbah keluarga dibuang dengan cara di bakar
di belakang rumah.

5. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi
 Komunikasi pada keluarga tersebut berfungsi dengan baik
 Ketika anggota keluarga menyampaikan keinginan, anggota keluarga
yang lain tidak menggali dan memberikan respon feedback
 Frekuensi kualitas komunikasi keluarga tersebut cukup baik
 Semua anggota keluarga baik saat menjadi pendengar dan jelas saat
berinteraksi
 Tidak terlalu sering terjadi emosi pada keluarga tersebut saat
penyampaian pesan tipe emosi anggota keluarga tersebut negative
 Faktor faktor yang mempengaruhi komunikasi keluarga tersebut adalah
latar belakang budaya keluarga dan status sosial ekonomi keluarga

b. Struktur kekuatan keluarga


 Pembuat keputusan pada keluarga tersebut adalah Tn. J
 Keputusan atau issue di keluaega tersebut kurang penting ketika Ny.M
sakit maka tidak langsung di putuskan untuk membawa ke fasilitas
kesehatanterdekat.
 Teknik pengambilan keputusan keluarga tersebut dengan kompromi
 Dalam keluarga tersebut Yang mempunyai Kekuatan mengatur adalah
kepala keluatga yaitu Tn. J

c. Struktur peran
 Anggota keluarga mempunyai peran masing masing Tn. J sebagai
kepala keluarga, ny. M sebagai ibu rumah tangga Dan anaknya masing
masing bersekolah
 Tidak ada konflik dalam peran
 Anggota keluarga konsisten dengan peran masing masing
 Anggota keluarga konsisten dengan peran nya masing masing
 Dalam keluarga tersebut yang melakukan peran nya adalah kepala
keluarga yang dapat dijadikan model dalam keluarga adalah ny. M
 Variabel yang mempengaruhi adalah sosial ekonomi

d. Nilai - nilai keluarga


Yang berperan mencari nafkah adalah Tn. J . Ada kesesuaian antara nilai
keluarga dan nilai subsistem keluarga, orientasi masa depan, dan nilai nilai
komunitas yang lebih luas. Nilai kesehatan dalam keluarga tersebut tidak
terlalu mementingkan kesehatannya.

6. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
 Pola kebutuhan respon keluarga; Anggota keluarga merasakan kebutuhan
individu lain dalam keluarga yang mana Ny. M merasa sedih karena
tidak dapat menyekolahkan anak-anaknya, dari anak ke-1 sampai ke-5
sampai selesai SMP dan sekarang kesulitan membayar sekolah anaknya
ke-6, orang tua mampu menggambarkan kebutuhan individu lain dari
anggota keluarga yang lain yaitu Tn. J dan Ny. M mengatakan bahwa
pendidikan anak merupakan hal yang penting, sensitif anggota keluarga
terhadap tindakan dan persoalan yang dihadapi oleh anggota keluarga
lain yaitu Ny M menjadi pemarah tetapi Tn. J memahami hal tersebut,
kebutuhan yang dipenuhi diakui oleh keluarga yaitu Tn. J dan Ny. M
mengatakan hanya dapat menyekolahkan anak 1-5 sampai selesai SMP.
 Keluarga kurang saling memperhatikan satu sama lain yang mana Tn. J
dan Ny. M tinggal serumah dengan 3 orang anaknya dan 2 orang
cucunya, anak ke 1 serta ke 2, dan ke 4 telah menikah dan tidak tinggal
serumah dengan Tn. J. Anak Tn. J yang pertama sangat jarang pulang ke
rumah karena tinggal di luar kota. Tn. J terkadang mengharapkan anak
tersebut pulang, ada menunjukkan kasih sayang anggota keluarga yang
satu dengan yang lain yaitu anak-anaknya merawat Ny. M
 Keterpisahan dan keterikatan; Keluarga kurang menanamkan perasaan
kebersamaan dengan anggota keluarga yang mana keluarga jarang
melakukan rekreasi tetapi Ny. M dan cucunya menghabiskan waktu
dengan menonton TV

b. Fungsi Sosialisasi
 Tidak terkaji bagaimana keluarga membesarkan anak dari keluarga
 Tidak terkaji bagaimana anak-anak dihargai dalam keluarga, keyakinan
kebudayaan yang dianut dalam membesarkan anak, bagaimana faktor
social mempengaruhi anak, bagaimana pola sosial mempengaruhi pola
pengasuhan anak. memberikan dukungan
 Tidak terkaji apakah keluarga merupakan risiko tinggi mendapat masalah
dalam membesarkan anak, faktor risiko yang menempatkan keluarga
masuk risiko tinggi keluarga, apakah lingkungan memberikan dukungan
dalam perkembangan anak.

c. Fungsi perawatan kesehatan, keyakinan-keyakinan, nilai-nilai,


dan perilaku keluarga
 Tidak terkaji nilai yang diberikan keluarga untuk kesehatan
 Tidak terkaji definisi dari keluarga tentang sehat sakit
 Persepsi keluarga terhadap kontrol yang mereka lakukan untuk menjaga
kesehatan yaitu kurang, yang mana Ny. M kakinya terluka akibat
menginjak paku dan tidak pernah dibawa kepelayanan kesehatan karena
Ny. M menanggap luka itu kecil sehingga dapat sembuh sendiri, setelah
itu Tn. J mengatakan jika merasa sakit. Tn. J lebih senang pergi ke
tukang pijit dari pada ke Puskesmas yang hanya diberi obat
 Tidak terkaji praktik diet keluarga
 Tidak terkaji kebiasaan tidur dan istirahat
 Tidak terkaji kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga
 Peran yang dilakukan keluarga dalam memperbaiki status kesehatannya
yaitu Tn. J mengatakan jika merasa sakit. Tn. J lebih senang pergi ke
tukang pijit dari pada ke Puskesmas yang hanya diberi obat dan Ny. M
kakinya terluka akibat menginjak paku dan tidak pernah dibawa
kepelayanan kesehatan karena Ny. M menanggap luka itu kecil sehingga
dapat sembuh sendiri
 Praktik lingkungan; hygiene keluarga Tn. J dan Ny. M kurang, barang-
barang berserakan di lantai dan tidak tertata rapi, sumber air berasal da ri
sumur. Keluarga mempuyai tempat pembuangan tinja berupa WC angsa
dengan septi tank di belakang rumah dan juga ventilasi ruangan kurang
karena di dalam rumah hanya terdapat jendela di ruangan depan, bagian
yang lain tertutup tembok.
 Tidak terkaji pencegahan secara medis
 Tidak terkaji praktik kesehatan gigi
 Riwayat kesehatan keluarga: Ny. M mengatakan tidak tau pasti apakah
ada keluarga lain yang menderita diabetes mellitus, sehingga Ny. M tidak
tahu pasti apa yang menyebabkan dia terkena diabetes mellitus
 Tidak terkaji pelayanan kesehatan yang diterima
 Perasaan dan persepsi menyangkut pelayanan perawatan kesehatan yaitu
Tn.J mengatakan jika merasa sakit. Tn. J lebih senang pergi ke
 Keluarga Ny. M tidak masuk asruransi kesehatan yang mana keluarga
Ny. M tidak membawa kefasilitas kesehatan terdekat karena asuransi
kesehatan (BPJS) Ny. M belum diaktifkan sejak bulan Mei 2015.
 Tidak terkaji logistik untuk mendapatkan perawatan

7. STRESS, KOPING DAN ADAPTASI KELUARGA


a. Ny. M mengatakan bahwa pendidikan itu sangat penting. Ia merasa sedih
karena tidak dapat menyekolahkan anak-anaknya, dari anak ke-1 sampai ke-
5 sampai selesai SMP dan sekarang kesulitan membayar sekolah anaknya
yang ke-6. Selama ini yang merawat Ny. M adalah anak-anaknya, Ny. M
tidak pernah ke fasilitas kesehatan setelah kakinya diamputasi karena tidak
ada keluarga yang membawanya. Tidak ada kendaraan bermotor yang dapat
digunakan ke fasilitas kesehatan. Selain itu, Keluarga Ny. M tidak membawa
ke fasilitas kesehatan terdekat karena asuransi kesehatan (BPJS) Ny. M
belum diaktifkan sejak bulan Mei 2015.
b. Tn. J mengatakan sejak istrinya menderita amputasi, beban hidup menjadi
bertambah, karena harus merawat istrinya. Tapi Tn. J dapat memahami hal
tersebut sebagai bagian dari tanggung jawabnya.
c. Anak Tn. J yang tidak tinggal serumah sering datang ke rumah Tn. J. Tn. J
mengaku senang jika anak-anak dan keluarga nya berkumpul di rumahnya.
Tn. J merasa bahwa istrinya menjadi lebih pemarah setelah di amputasi. Tn.
J berharap kondisi Ny. M membaik meskipun sudah diamputasi.
d. Tn. J mengatakan ia selalu berdoa agar anak dan cucunya selalu sehat dan
mempunyai masa depan yang lebih baik darinya.
e. Tn. J mengatakan bahwa dia dalam kondisi sehat. Kadang merasa capek
karena pekerjaan yang banyak di bengkel. Jika merasa sakit, Tn. J
mengatakan lebih senang pergi ke tukang pijat daripada ke Puskesmas yang
hanya diberi obat. Tn. J mengatakan sejak istrinya menderita amputasi,
beban hidup menjadi bertambah, karena harus merawat istrinya. Tapi Tn. J
dapat memahami hal tersebut sebagai bagian dari tanggung jawabnya. Tn. J
merasa bahwa istrinya menjadi lebih pemarah setelah di amputasi. Tn. J
berharap kondisi Ny. M membaik meskipun sudah diamputasi. Tn. J ingin
memberikan yang terbaik bagi keluarganya.

8. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

Komponen Ayah (Tn Ibu (Ny L) Anak 1 Anak 2


Keluhan J) Batuk Produktif Dan
umum Kadang Batuk
Berdarah Sejak 1
Bulan Yang Lalu. Sulit
Untuk Mengeluarkan
Dahak, Sering
Berkeringat Jika Batuk
Dan Sulit Untuk
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher dan
tenggrokan
Dada
Abdomen
Ekstremitas Kaki kiri
diamputasi
Kulit dan
kuku
BB, TB, IMT
Tanda vital
Pemeriksaan
lab
Data
tambahan

9. HARAPAN KELUARGA
Harapan keluarga kepada petugas kesehatan dan harapan keluarga pada
kesehatan keluarganya.
1) Harapan keluarga kepada petugas kesehatan yaitu agar bisa memperbaiki kondisi
Ny. M, karena Ny. M semakin hari keadaan fisiknya semakin kurus,
mengeluhkan batuk produktif dan kadang batuk berdarah sejak 1bulan yang lalu.
Sulit mengeluarkan dahak, sering berkeringat jika batuk dan sulit untuk
berinstirahat.
2) Harapan keluarga pada kesehatan keluarganya yaitu Tn. J berharap kondisi
Ny. M membaik meskipun sudah diamputasi dan Tn. J mengatakan ia selalu
berdoa agar anak dan cucunya selalu sehat dan mempunyai masa depan yang
lebih baik darinya.
PENEGAKKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

KASUS A

Diagnosis
No. Analisis Data
Keperawatan
1 DO :
Gangguan rasa nyaman pada
a) Ventilasi rumah yang kurang
Ny. M
b) Kebersihan ruangan yang kurang
DS :
a) Ny. M mengeluhkan batuk produktif dan
kadang batuk berdarah sejak 1 bulan yang
lalu. Sulit untuk mengeluarkan dahak,
sering berkeringat jika batuk dan sulit
untuk beristirahat.
b) Ny. M juga mengatakan dirinya merasa
sakit hati dengan keadaannya yang
sekarang yang sakit, tidak normal dan
semakin kurus.
c) Sedangkan dari Tn. J, iya merasa
bahwa istrinya menjadi lebih pemarah
setelah di amputasi.

2 DO : Ketidakefektifan
a) Saat Ny. M mengalami luka terinjak Manajemen Kesehatan
paku, ia tidak membawanya ke Keluarga pada Tn. J
pelayanan kesehatan, ia menganggap
luka itu kecil sehingga dapat sembuh sendiri.
Namun luka tersebut tak kunjung sembuh,
justru bertambah parah, melebar ke bagian
atas tungkai, berbau tak sedap dan berwarna
kehitaman. Akhirnya Ny. M membawa ke
rumah sakit dan akhirnya harus menjalani
amputasi tungkai bawah.
b) Selama ini yang merawat Ny. M adalah anak-
anaknya, Ny. M tidak pernah ke fasilitas
kesehatan setalah kakinya diamputasi karena
tidak ada keluarga yang membawanya.
c) Keluarga Ny. M tidak membawa ke fasilitas
kesehatan terdekat karena asuransi kesehatan
(BPJS) Ny. M belum diaktifkan sejak bulan
Mei 2015.
DS :
a) Ny. M mengatakan tidak tau pasti apakah ada
keluarga lainnya yang menderita diabetes
mellitus, sehingga Ny. M tidak tahu pasti apa
yang menyebabkan dia terkena diabetes
mellitus.
b) Jika merasa sakit, Tn. J mengatakan lebih
senang pergi ke tukang pijat daripada ke
Puskesmas yang hanya
diberi obat.

3 DO : - Diskontinuitas proses
keluarga
DS :
a) Sejak kaki kiri Ny. M diamputasi karena ulkus
diabetikum Ny. M tidak pernah keluar rumah
dan hanya melihat ke luar jendela rumah. Ny.
M, ia hanya berada di dalam rumah dan
anggota keluarga lain sibuk bekerja.
b) Tn. J mengatakan sejak istrinya menderita
amputasi, beban hidup menjadi bertambah,
karena harus
merawat istrinya
4 DO : - Harga Diri Rendah
DS : Situasional pada Ny.M
a) Ny.M mengatakan dirinya merasa sakit hati
dengan keadaanya yg sekarang yang sakit,
tidak normal dan semakin kurus.
b) Sejak kaki kiri Ny. M diamputasi karena ulkus
diabetikum Ny. M tidak pernah keluar rumah
dan hanya melihat ke luar jendela rumah.

5 DO : Hambatan Pemeliharaan
a) Ventilasi kurang Rumah pada Keluarga Tn.J
b) Kebersihan ruangan kurang, barang- barang
berserakan
c) Sampah dan limbah keluarga dibuang dengan
cara dibakar di belakang rumah
DS : -
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

1. Gangguan rasa nyaman pada Ny. M

Kriteria Bobot Skor Pembenaran


Sifat masalah: 1 3/3 x 1 = 1 Diperlukan tindakan segera
Wellness (3) untuk mengetahui penyakit
Aktual (3)
yang diderita Ny.M. Bila
Risiko (2)
Potensial (1) keadaan tidak ditangani
akan menghambat derajat
kesehatan pada Ny. M
Kemungkinan untuk diubah: 2 1/2 x 2 = 1 Peran Tn. J sangat penting
Mudah (2) untuk Ny. M untuk
Sebagian (1) mendukung, mendengarkan
Tidak dapat diubah (0) keluh kesah Ny. M, dan
bisa mengantar Ny. M ke
pelayanan Kesehatan
terdekat.
Kemungkinan untuk dicegah: 1 1/3 x 1 = Mengurangi resiko tertular
Tinggi (3) 0, 33 penyakit dari Ny.M, untuk
Cukup (2) mengurangi bebannya,
dibantu dengan terdapatnya
Rendah (1)
pelayanan kesehatan yang
dekat dari rumah sehingga
Ny. M dapat melakukan
deteksi dini mengenai
gejala yang dirasakannya.
Anak Ny. M dan Tn. J
bersama-sama membantu
untuk membuat kesehatan
Ny. M menjadi lebih baik
serta memperhatikan
keadaan rumah untuk
mendukung kesehatan
Ny.M
Menonjolnya masalah: 1 1/2 x 1 = 1
Ny. M merasa sulit untuk
Segera (2)
Tidap perlu diatasi segera (1) beristirahat karena
Tidak dirasakan (0) mengeluhkan batuk dan
sulit mengeluarkan dahak.
Keluarga juga tampak
kurang memperhatikan
keluhan-keluhan yang
dirasakan oleh Ny. M.

Total : 3,33

2. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga pada Tn. J

Kriteria Bobot Skor Pembenaran


Sifat masalah: 1 3/3 x 1 = 1 Bila keadaan
Wellness (3) penanganan
Aktual (3) kesehatan pada keluarga Tn.
J tidak ditangani dengan
Risiko (2)
tepat maka akan
Potensial (1) mempengaruhi derajat
kesehatan maupun
kesejahteraan keluarga itu
Kemungkinan untuk diubah: 2 1/ 2 x 2 = 1 sendiri.
Tersedianya puskesmas
Mudah (2) pembantu dan puskesmas
Sebagian (1) induk di desa yang didiami
Tidak dapat diubah (0) keluarga Tn. j, dan adanya
BPJS yang dimiliki walau
sudah tidak aktif namun
dapat diaktifkan lagi.
Kemungkinan untuk dicegah: 1 2/3 x 1 = Ny. M tidak tau apakah ada
Tinggi (3) 0,67 keluarga lainnya yang
Cukup (2) menderita diabetes mellitus,
Rendah (1) sehingga Ny. M tidak tahu
pasti apa yang
menyebabkan dia terkena
diabetes mellitus. Maka dari
itu kemungkinan untuk
dicegah cukup tinggi
dengan cara antisipasi dini
(skrinning) pada anggota
keluarga yang lain.
Menonjolnya masalah: 1 1/2 x 1 = 0,5 Persepsi keluarga dalam
Segera (2) menangani masalah tidak
Tidap perlu diatasi segera (1) perlu diatasi segera, seperti
Tidak dirasakan (0) pada kasus Ny. M yang
terinjak paku tidak langsung
membawa ke pelayanan
kesehatan namun dibiarkan
karena itu menurutnya
masalah kecil, namun
ternyata malah berkibat
fatal, saat Ny. M merasa
masalah tersebut tambah
parah baru ia membawa ke
rumah sakit.
Total : 3,17
3. Diskontinuitas Proses Keluarga

Kriteria Bobot Skor Pembenaran


Sifat masalah: 1 3/3 x 1 = 1 Terlihat pada kasus
Wellness (3) terjadinya perubahan peran
Aktual (3) pada Tn. J yang seharusnya
Risiko (2) bekerja, namun malah
Potensial (1) menjaga Istrinya yang
sedang sakit, kemudia anak
ke-5 usia 22 tahun
seharusnya mendapatkan
pendidikan namun
diharuskan bekerja
serabutan, dan anak ke 3
usia 28 th dirumah tidak
bekerja dan cerai dengan
suaminya.
Kemungkinan untuk diubah: 2 1/2 x 2 = 1 Dilihat dari pendidikan
Mudah (2) orang tua (Tn. J) lulusan
Sebagian (1) akhir Sd, sehingga
Tidak dapat diubah (0) kemungkinan dirubah sulit
kecuali melalui anak-
anaknya ada yang
pendidikan SMP, SMK, dan
ada yang bekerja /
berkeluarga kemungkinan
melalui bagian itu bisa di
rubah
Kemungkinan untuk dicegah: 1 2/3 x 1 = Mengurangi resiko tertular
Tinggi (3) 0,67 penyakit dari Ny.M, serta
Cukup (2) system keluarga yang baik
Rendah (1) untuk mengurangi
bebannya, dibantu dengan
terdapatnya pelayanan
kesehatan yang tidak jauh
dari tempat tinggal
keluarga, bias dimanfaatkan
tengaga kesehatan untuk
rutin memberikan penkes
dan pengawasan pada
keluarag Tn. J
Menonjolnya masalah: 1 2/ 2 x 1 = 1 Terlihat dari proses dalam
Segera (2) pemeliharaan kesehatan,
Tidap perlu diatasi segera (1) sosialisasi dan beban
Tidak dirasakan (0) keluarga makin berat
dikarenakan tidak kejelasan
terkait peran masing- masing
keluarga, sehingga perlu
diberikan pendidikan
kesehatan terkait peran
masinng-msing individu
dalam keluarga tersebut.

Total : 3,67

4. Harga Diri Rendah Situasional pada Ny.M

Kriteria Bobot Skor Pembenaran


Sifat masalah: 1 3/3 x 1 = 1 Sejak kaki kiri Ny. M
Wellness (3) diamputasi karena ulkus
Aktual (3) diabetikum Ny. M tidak
Risiko (2) pernah keluar rumah dan
hanya melihat ke luar
Potensial (1)
jendela rumah. Dan Ny. M
merasa sakit hati atas
kekurangan tubuhnya.
Kemungkinan untuk diubah: 2 1/ 2 x 2 = 1 Perlu adanya dukungan dari
Mudah (2) keluarga
Sebagian (1)
Tidak dapat diubah (0)
Kemungkinan untuk dicegah: 1 1/3 x 1 = 0,33 Tn. J memiliki kesibukan
Tinggi (3) yang padat sehingga sangat
Cukup (2) sulit untuk merawat
Rendah (1) istrinya. Padahal jika sang
suami bisa merawat istri
nya maka akan berkurang
sakit hati yang dirasakan
Ny. M
Menonjolnya masalah: 1 2/2 x 1 = 1 Ny. M merasa sungkan
Segera (2) karena kondisinya yang
Tidap perlu diatasi segera (1) sekarang akan membebani
Tidak dirasakan (0) suami dan anak-anaknya
dan lebih memilih waktu
yang tepat untuk
menceritakan perasaannya.
Total : 3,33

5. Hambatan Pemeliharaan Rumah

Kriteria Bobot Skor Pembenaran


Sifat masalah: 1 3/3 x 1 = 1 Diperlukan tindakan segera
Wellness (3) untuk mengatasi hal
Aktual (3) tersebut, karena bila tidak
Risiko (2) segera diatasi, maka akan
berdampak pada kesehatan
Potensial (1)
Kemungkinan untuk diubah: 2 2/2 x 2 = 2 Penyediaan sarana yang
Mudah (2) murah dan mudah didapat
Sebagian (1) oleh keluarga (misalnya
Tidak dapat diubah (0) seperti sapu dan pel).
Kemungkinan untuk dicegah: 1 3/3 x 1 = 1 Dapat dicegah karena
Tinggi (3) terdapat keluarga yang
Cukup (2) tinggal serumah sehingga
Rendah (1) banyak SDM yang tersedia
untuk membersihkan
rumah.
Menonjolnya masalah: 1 2/2 x 1 = 1 Lingkungan tidak bersih,
Segera (2) barang tidak tertata dengan
Tidap perlu diatasi segera (1) rapi akan menurunkan
Tidak dirasakan (0) tingkat kenyamanan,
sehingga diperlukan
tindakan segera untuk
mengatasi hal tersebut.
Total : 5

Diagnosa Prioritas Keperawatan Keluarga :

1. Hambatan Pemeliharaan Rumah


2. Diskontinuitas Proses Keluarga
3. Gangguan rasa nyaman pada Ny. M
4. Harga Diri Rendah Situasional pada Ny.M
5. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga pada Tn. J
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
KASUS A

Diagnosa
No. NOC NIC
Keperawatan
1. Hambatan Status Kesehatan Keluarga Bantuan Pemeliharaan
(2009) Rumah (7180)
Pemeliharaan
Setelah dilakukan tindakan Aktifitas-Aktifitas:
Rumah
keperawatan selama 1×24 jam , 1. Tentukan kebutuhan
diharapkan keluarga Tn. J pemeliharaan rumah
dapat meningkatkan pasien
kesejahteraan keluarga dengan
2. Sarankan perubahan
kriteria hasil :
struktural yang
1. Perumahan yang tepat
diperlukan untuk
2. Sumber finansial
membuat rumah lebih
3. Sumber daya perawatan
mudah di akses
kesehatan yang tepat
Di tingkatkan dari skala 2 3. Sediakan infromasi

(banyak terganggu) menjadi mengenai bagaimana

skala 4 (sedikit terganggu) membuat rumah aman


dan bersih
2. Dukunga keluarga selama Dukungan Emosional (5270)
Diskontinuitas
perawatan(2609)
1. Buat pernyataan yang
Proses Keluarga
Setelah dilakukan tindakan mendukung dan
Pada Ny.M
keperawatan selama 1x24 jam berempati.
diharapkan Ny. M mampu 2. Rangkul atau sentuh
meningkatkan pernafasan pasien dengan
dengan baik dengan kriteria dukungan
hasil : 3. Dengarkan atau dorong
1. Anggota keluarga ekspresi keyakinan dan
mengekspresikan perasaan
perasaan dan emosi 4. Temani pasien dan
sebagai kepedulian berikan pasien jaminan
kepada anggota keluarga keselamatan dan
yang sakit keamanan selama
2. Anggota keluarga periode cemas
memberikan sentuhan 5. Dorong pasien dalam
menghibur untuk mengekspresikan rasa
anggota keluarga yang cemas, marah atau
sakit sedih.
3. Bekerja sama dengan
anggota keluarga yang
sakit dalam menentukan
perawatan
Di tingkatkan dari skala 2
(jarang menunjukkan) menjadi
skala 4 (sering menunjukkan)
3. Status kenyaman: Fisik Pengaturan Posisi (0840)
Gangguan rasa
(2010) 1. Posisikan pasien sesuai
nyaman pada Ny.
Setelah dilakukan intervensi dengan kesejajaran tubuh
M
keperawatan selama 1x24 jam, yang tepat
diharapkan Ny.M dapat 2. Tempatkan pasien pada
meningkatkan rasa nyaman posisi terapeutik yang
dengan kriteria hasil: sudah dirancang
1. Kesejahteraan fisik (dari 3. Jangan menempatkan
skala 1 sanggat terganggu bagian tubuh yang
ke skala 4 sedikit terganggu) diamputasi pada posisi
2. Posisi yang nyaman (dari fleksi
skala 1 ke skala 5 tidak 4. Tinggikan kepala tempat
terganggu) tidur
3. Kepatenan jalan nafas (dari Manajemen Pengobatan
sala 1 sangat terganggu ke (2380)
skala 4 sedikit terganggu) 1. Tentukan obat apa yang
diperlukan dan kelola
menurut resep dan atau
protokol
2. Diskusikan masalah
keuangan yang berkaitan
dengan regimen obat
3. Monitor efektifitas cara
pemberian obat yang sesuai
4. Adaptasi terhadap Disabilitas Peningkatan Harga Diri
Harga Diri
(5400)
Fisik (1308)
Rendah 1. Bantu pasien untuk
Setelah dilakukan intervensi
Situasional pada menemukan penerimaan
keperawatan selama 2x24 jam,
Ny.M (00120) diri.
diharapkan Ny.M dapat
meningkatkan harga diri dengan 2. Dukung pasien untuk
kriteria hasil: terlibat dalam memberikan
1. Memodifikasi gaya hidup afirmasi positif melalui
untuk mengakomodasi pembicaraan pada diri
disabilitas (dari skala 1 tidak sendiri dan secara verbal
pernah dilakukan ke skala 4 terhadap diri setiap hari.
sering dilakukan) 3. Bantu mengatur tujuan
2. Memodifikasi tujuan karir yang realistik dalam rangka
untuk mengakomodasi mencapai harga diri yang
disabilitas (dari skala 1 tidak lebih tinggi.
pernah dilakukan ke skala 4 4. Bantu pasien untuk
sering dilakukan) menerima ketergantungan
3. Menggunakan strategi untuk terhadap orang lain, dengan
mengurangi stress yang tepat.
berhubungan dengan Peningkatan Sosialisasi
(5100)
disabilitas (dari skala 1 tidak
1. Anjurkan kegiatan sosial
pernah dilakukan ke skala 4
dan masyarakat.
sering dilakukan)
2. Anjurkan partisipasi dalam
kelompok dan/atau
kegiatan-kegiatan
reminiscence individu.
3. Anjurkan pasien untuk
mengubah lingkungan,
seperti pergi keluar untuk
jalan-jalan.

5. Kesiapan Caregiver untuk Pendidikan Kesehatan (5510)


Ketidakefektifan
Melakukan Perawatan di
Manajemen Rumah (2022)
1. Tentukan pengetahuan
Kesehatan
Dukungan Keluarga Selama kesehatan dan gaya hidup
Keluarga pada
Perawatan perilaku saat ini pada
Tn. J
Setelah dilakukan intervensi individu, keluarga, atau
keperawatan selama 2x kelompok sasaran.
kunjungan diharapkan keluarga 2. Bantu individu, keluarga,
Tn. J dapat meningkatkan dan masyarakat untuk
Domain VII
manajemen kesehatan keluarga memperjelas keyakinan dan
Kesehatan
dengan kriteria hasil : nilai-nilai kesehatan
Keluara
1. Keinginan untuk 3. Rumuskan tujuan dalam
mengambil peran pemberi program pendidikan
rawatan (dari skala 1 tidak kesehatan tersebut
adekuat menunjukkan 4. Libatkan individu, keluarga,
menjadi skala 3 cukup dan kelompok dalam
adekuat) perencanaan dan rencana
2. Pengetahuan tentang peran implementasi gaya hidup
pemberi rawatan (dari skala atau modifikasi perilaku
1 tidak adekuat kesehatan
menunjukkan menjadi 5. Ajarkan strategi yang dapat
skala 3 cukup adekuat) digunakan untuk menolak
3. Pengetahuan mengenai perilaku yang tidak sehat
aktivitas yang disarankan atau beresiko dari pada
(dari skala 1 tidak adekuat memberikan saran untuk
menunjukkan menjadi menghindari atau mengubah
skala 3 cukup adekuat) perilaku
4. Pengetahuan mengenai 6. Tekankan manfaat
perawaan tindak lanjut kesehatan positif yang
(dari skala 1 tidak adekuat langsung atau [manfaat]
menunjukkan menjadi jangka pendek yang bisa
skala 3 cukup adekuat) diterima oleh perilaku gaya
5. Sumber-sumber finansial hidup positif dari pada
untuk pemberian perawatan [menekankan pada] manfaat
(dari skala 1 tidak adekuat jangka panjang atau efek
menunjukkan menjadi negatif dari ketidakpatuhan
skala 3 cukup adekuat)
6. Menerima dukungan social Dukungan Pengambilan
untuk pemberian Keputusan (5250)
perawatan(dari skala 1 1. Tentukan apakah terdapat
tidak adekuat menunjukkan perbedaan antara pandangan
menjadi skala 3 cukup pasien dan pandangan
adekuat) penyedia perawatan
kesehatan mengenai kondisi
pasien
2. Informasikan pada pasien
mengenai pandangan-
pandangan atau solusi
alternative dengan cara yang
jelas dan mendukung
3. Berikan informasi sesuai
kebutuhan pasien

Anda mungkin juga menyukai