Anda di halaman 1dari 29

TUGAS KELOMPOK

ASUHAN KEPERAWATAN TAHAP VII “KELUARGA USIA PERTENGAHAN”

Tugas ini dibuat untuk memenuhi Mata Kuliah : Keperawatan Keluarga


Dosen Pengampu : Ns. Nur Rakhmawati, M.Kep

Disusun oleh :

KELOMPOK 7 (S18D)

1. Suci Farah Shahliantina ( S18207 )


2. Tiara Dwi Lestari ( S18208 )
3. Umi Nur Kasanah ( S18209 )
4. Viviana Putri Dewi ( S18210 )
5. Widyawati Proviana Warapsari ( S18211 )
6. Wiwik Kurniasih ( S18212 )
7. Yudhatama Dewangga Putra ( S18213 )
8. Zacky Chandra Afiari ( S18214 )

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. PENGKAJIAN
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn.J
2. Umur : 56 Tahun
3. Alamat : Gebang, Banjarsari
No. Telepon : 081229991742
Komposisi Keluarga :
No Nama Sex Hub Umur Pend. Pek. StatusKes
1 Tn.J Laki-laki Suami 56 Th SD Swasta Sehat
2 Ny.F Perempuan Istri 55 Th SD IRT Sehat
3 Tn.A Laki-laki Anak 29 Th SMA Swasta Sehat
4 Ny.D Perempuan Anak 25 Th SMA Swasta Sehat

Keterangan :
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Menikah
: Laki-laki hidup
: Perempuan hidup
: Keturunan/anak
: Tinggal serumah
: Pasien
4. Tipe Keluarga
- Jenis tipe keluarga : “Nuclear Family”
- Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut :ketidakmampuan keluarga mengenal
tahap perkembangan keluarga usia pertengahan

5. Suku
- Asal suku bangsa : Tn.J dan Ny.F berasal dari suku jawa. Mereka bisa
menerima kebiasaan mereka satu sama lain dan mempunyai kebiasaan yang
hampir sama jadi tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok untuk memicu
perselisihan.
- Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Di dalam keluarga tidak
memiliki kepercayaan apapun yang berhubungan dengan kesehatan

6. Agama
Keluarga memeluk agama islam dan aktif dalam kegiatan keagamaan di
lingkungan sekitar.Ny.F sering mengikuti pengajian ibu-ibu setiap satu minggu
sekali. Menurut Ny.F keluarganya selalu melaksanakan shalat dan puasa.

7. Status Sosek Keluarga


- Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn.J, Tn.A, dan Ny.D
- Penghasilan : Rp.2.000.000,00 – Rp 2.500.000,00/bulan
- Upaya lain : tidak ada
- Harta benda yang dimiliki (perabotan transportasi,dll) : Mobil 1 buah dan motor
3 buah.
- Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : kebutuhan setiap bulannya sekitar 2
juta,sudah termasuk untuk kebutuhan belanja bulanan membayar
listrik,makan sehari-hari

8. Aktivitas Rekreasi
Pada hari libur, biasanya keluarga Tn.J berkumpul di rumah untuk membersihkan
kebun kecil dibelakang rumah mereka dan menonton televisi bersama.Waktu luang
juga biasa digunakan Ny.F untuk berbincang dengan tetangga.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Tn. J dalam tahap keluarga dengan usia pertengahan

2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi


Menurut Ny.F, suaminya saat ini sedang menjalani masa pensiun. Tn.J bingung
dengan kegiatan apa yang akan ia lakukan setelah pensiun. Karena selama ini
sebagai pekerja swasta adalah satu-satunya kegiatan Tn.J. Saat ditanya bagaimana
perasaan Tn.J menjelang masa pensiun, Tn.J menjawab bahwa ia bingung dan
merasa sedih. Karena selama ini ia menjalani profesi sebagai pekerja swasta tetapi
sebentar lagi ia tidak akan menjalankan kegiatan tersebut lagi. Tn.J menjelaskan
bahwa pensiun adalah kejadian di mana seseorang harus berhenti dari
pekerjaannya, karena usia yang sudah lanjut dan harus diberhentikan ataupun atas
permintaan sendiri. Tn.J berkata bahwa pensiun bukanlah suatu masalah, akan
tetapi masa setelah pensiun yang merupakan suatu masalah, disamping tidak
memiliki kegiatan, penghasilan pun akan berkurang. Tn.J dan Ny.F mengatakan
bahwa mereka tidak mengetahui tahap perkembangan keluarga usia pertengahan.

3. Riwayat Keluarga Inti


Ny.J dan Ny.F saat ini hidup di lingkungan yang sama. Keluarga dikaruniai anak
setelah 1 tahun menikah yaitu Tn.A. Setelah itu Ny. F mengikuti keluarga
berencana dan baru mempunyai anak lagi setelah anak pertama berusia 4 tahun.
Saat ini kondisi Tn.J mengatakan nyeri pada sendi kanan dan kiri, agak kaku, nyeri
ketika berdiri terlalu lama, Tn.J mengatakan nyeri kadang datang ketika bangun
tidur dan saat berdiri lama, rasanya seperti ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 5,
nyeri di daerah lutut kanan dan kiri, nyeri yang dirasa hilang timbul. Tn.J juga
tampak sesekali memegangi kakinya. Tn.J sudah didiagnosis asam urat sejak 6
bulan yang lalu, saat berobat ke puskesmas. Saat ditanya mengenai asam urat, Ny.F
dapat menjelaskan dengan sederhana bahwa asam urat itu pegal-pegal dan kadang
nyeri di kaki dengan rasa kaku. Tn.J dan Ny. F tidak mengetahui penyebab dari
asam urat, selain itu Tn.J dan Ny.F tidak mengetahui tanda dan gejala asam urat
selain nyeri dan kaku pada kaki. Menurut Ny.F, keluhan Tn.J tidak terlalu
mengkhawatirkan karena Tn.J tidak terlihat sakit, dan tetap dapat menjalankan
aktivitas seperti biasa. Tn.J tidak mau berobat ke rumah sakit karena merasa bahwa
keluhan tersebut akan hilang dengan sendirinya.

C. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati oleh keluarga merupakan rumah milik sendiri, ukuran 9 x 6
m2. Menurut Ny.F, keluarganya belum mampu merenovasi rumah karena
keterbatasan biaya. Rumah terlihat berantakan. Jarak antara rumah Ny.F dengan
yang lainnya sangat dekat, hanya kurang dari satu meter. Kondisi ventilasi kurang
karena sehingga cahaya yang masuk sedikit dan pertukaran udara sangat kurang.
Tn.J sering merasa pengap dan sesak dengan kondisi rumah. Tetapi ia tidak
mengatakan dengan istrinya. Istrinya mengatakan bahwa ia tidak bisa melakukan
apa-apa karena ventilasi rumah sudah seperti itu saat mereka pertama kali tinggal.
Untuk mengubahnya tentu membutuhkan biaya. Ny.F mengatakan bahwa rumah
yang bersih adalah rumah yang di sapu setiap hari. Ny.F mengatakan rumahnya
sudah cukup bersih. Menurut Ny.F ini tidak menjadi masalah karena semua rumah
di sini juga mengalami hal yang sama.

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Lingkungan di mana keluarga Tn.J tinggal merupakan tempat hunian yang padat.
Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lainnya hanya kurang dari 1 meter.
Terdapat banyak rumah petak atau rumah kontrakan disekitar rumah Ny.F. Antar
tetangga sangat rukun, mereka terkadang menghabiskan waktu untuk mengobrol di
teras salah satu rumah. Jarak masjid hanya sekitar 50 meter dari rumah Ny.F.
Menurut Ny.F, sebelumnya terdapat klinik dokter akan tetapi sekarang sudah tidak
ada. Sehingga apabila ada anggota keluarga yang sakit, mereka pergi ke puskesmas
yang berjarak 500 meter. Kegiatan posyandu biasa diadakan di rumah RT. Untuk
fasilitas umum, lingkungan rumah Ny.F sangat strategis karena dekat dengan pasar
yang berjarak kurang lebih 1 km.

3. Mobilitas Geografis Keluarga


Sejak menikah, mereka sudah tinggal di lingkungan yang saat ini mereka tempati
dan tidak pernah pindah rumah.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
Menurut Tn.J hubungannya dengan keluarga dengan masyarakat sangat baik, Ny.F
selalu mengikuti pengajian tiap minggu.

5. Sistem Pendukung Keluarga


Dukungan dari keluarga besar sangat membantu keluarga Tn.J dan Ny.F Apabila
ada anggota keluarga yang sakit, maka anak dari Ny.F akan dating dan membantu
pekerjaan rumah.

D. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Tn.J dan Ny.F mengatakan di dalam keluarganya biasanya berkomunikasi biasa
dengan menggunakan bahasa jawa dan terkadang juga bahasa indonesia, tetapi
anaknya terbiasa dengan bahasa indonesia walaupun terkadang saat berkomunikasi
ada campuran bahasa jawa.

2. Struktur Kekuatan Keluarga


Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn.J, biasanya berdiskusi dengan istri,
untuk anaknya jarang ikut disertakan dikarenakan anak sudah memilik keluarga
dan tinggal beda rumah. Untuk hasil keputusan diskusi sebuah masalah biasanya
istri menyerahkan kepada Tn.J selaku kepala rumah tangga.

3. Struktur Peran
Dalam keluarga Tn.J sendiri sebagai kepala keluarga yang berkewajiban mencari
nafkah untuk keluarga dan istrinya yang bekerja sebagai ibu rumah tangga yang
bertugas untuk mengurus rumah serta menyiapkan keperluan suami dirumah.

4. Nilai dan Norma Budaya


Keluarga Tn.J merupakan keturunan jawa dan beragama islam, keluarga Tn.J
memiliki nilai-nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap orang
yang lebih tua, istri terhadap suami, dan anak terhadap orang tua. Keluarga Tn.J
mengajarkan anaknya agar patuh kepada orang tua
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afeksi
Tn.J dan Ny.F selalu berusaha saling memperlihatkan kasih sayang baik antara
mereka berdua untuk anak-anaknya. Tidak ada perbedaan antara anak pertama dan
kedua. Mereka selalu berusaha menerapkan komunikasi terbuka dalam segala hal
sehingga jarang jarang terjadi perselisihan antara Tn.J dan Ny.F.

2. Fungsi Sosialisasi
Dalam sosialisasi keluarga dengan lingkungan sekitar berjalan dengan baik. Begitu
juga dengan anak-anak mereka, diterapkan disiplin waktu ketika masih tinggal
serumah.

3. Fungsi Perawatan Keluarga


Dalam keluarga, Ny.F yang berperan melakukan perawatan pada anak- anak
mereka saat masih kecil dan Tn.J, Ny.F mengatakan bahwa ia selalu berusaha
menyiapkan sarapan untuk mereka keluarga, dengan membeli bahan di pasar.
Untuk semua anaknya, saat masa kehamilan ibu menjaga kehamilan dengan
kemampuan dan biaya seadanya, dan setelah lahir Ny.F membawa anak-anaknya
ke posyandu untuk imunisasi. Apabila ada anggota keluarga yang sakit, jika tidak
terlalu mengganggu maka tidak diberi obat. Apabila sudah merasa tidak enak
badan, salah satu keluarga membelikan obat di warung.

4. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe) dan 5 Tugas Kesehatan Keluarga


Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan, pada keluarga secara umum kondisi
kesehatan secara fisik, Ny.F tidak memiliki gangguan. Sedangkan Tn.J merasa
nyeri kadang datang ketika bangun tidur dan saat berdiri lama, rasanya seperti
ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 5, nyeri di daerah lutut kanan dan kiri, nyeri yang
dirasa hilang timbul. Tn.J juga tampak sesekali memegangi kakinya. Tn.A dan
Ny.D belum terkaji karena mereka tidak ada dirumah saat dilakukan pengkajian.
Dibawah ini akan dijabarkan hasil pemeriksaan fisik Tn.J.
No Prosedur Hasil Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Umum
Penampilan Umum Saat ini Tn.J berusia 56 tahun., TB 166 cm dan
BB 62 kg, cara berpakaian rapi, tubuh dan
pakaian terlihat bersih.
Status Mental Status emosi Tn.J normal, tingkat kecerdasan
rata-rata, orientasi baik, cara bicara normal dan
dapat dimengerti.
2 Pemeriksaan kulit, kuku dan rambut
Kulit Kulit terlihat bersih, pigmentasi kulit merata,
turgor kulit elastis, permukaan kulit tidak
kering, tekstrur kulit lembut, tidak terdapat lesi,
sensitivitas baik.
Rambut dan Kulit Kepala Rambut dan kulit kepala terlihat bersih, warna
rambut hitam, tebal, tekstur halus, jumlah
dan distribusi normal, tidak terdapat lesi
pada kulit kepala.
Kuku Kuku bersih, rata dan tidak terdapat kelainan.
3 Pemeriksaan kulit, kuku dan rambut
Kepala Kepala terlihat simetris, bentuk oval, tidak ada
lesi. Rambut berwarna hitam, testur halus, tebal,
tidak ada kutu dan ketombe.
Muka Wajah terlihat simetris, warna kulit sawo
matang.
Telinga Teling tidak ada kelainan, tidak ada lesi,
bengkak maupun nyeri tekan.
Mata Mata simetris, konjungtiva berwarna merah
muda, sklera berwarna putih.
Hidung dan Sinus Hidung terlihat simetris, tidak ada lesi maupun
cairan.
Mulut dan Tenggorokan Warna bibir merah muda, lembab, tidak terdapat
karies gigi, tidak ada gigi berlubang dan tidak
ada bau mulut.
Leher Leher terlihat simetris, tidak ada gangguan
fungsi dan kelainan anatomis.
4 Pemeriksaan Dada
Pernapasan Pernapasan normal, 18 kali per menit, Tn.J
tidak mengalami gangguan pernapasan.
Terdengar suara bronchial pada trakea,
bronkhovesikuler pada bronkus, vesikuler pada
paru-paru. Tidak terdengar suara atau bunyi
napas tambahan.
Kardiovaskuler Bunyi jantung normal, terdengar suara S1 dan
S2. Tidak terdengar suara murmur. TD 130/90
mmHg, nadi 88 kali per menit.
5 Pemeriksaan Abdomen
Bising usus terdengar jelas pada kuadran kanan atas, frekuensi 10 kali per
menit, turgor elastis.
6 Pemeriksaan Ekstremitas
Nyeri bagian sendi lutut namun tidak ada pembengkakan, pergerakan
terbatas, terlihat kaku, kekuatan otot : 5, 5, 5, 5

F. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor jangka pendek : Menurut Tn.J tidak merasakan stressor saat ini
2. Stressor jangka panjang : Tn.J mengatakan takut jika ada masalah dan tidak selesai
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah : Keluarga memiliki sumber
daya untuk berespon terhadap stressor yaitu:
- Sistem dukungan sosial keluarga kuat.
- Tempat tinggal yang memadai dengan sarana kesehatan yang tersedia
- Pola komunikasi yang baik dalam keluarga
4. Strategi koping yang digunakan : Strategi koping yang digunakan adalah
berdasarkan pengalaman masa lalu dan berpusat pada Ny.F untuk menangani
masalah kesehatan pada keluarga. Keluarga juga menggunakan sistem dukungan
sosialnya yaitu dari keluarga besar dalam membantu mereka saat membutuhkan
pertolongan.
5. Strategi adaptasi disfungsional : Keluarga terutama Ny.F secara sadar telah
melakukan adaptasi disfungsional yaitu apabila tidak memiliki biaya untuk
membeli sayuran, Ny.F masih dapat memetik sayur di kebun belakang rumah
mereka.

G. Harapan Keluarga
Keluarga Tn.J berharap apabila nanti ada masalah baik tentang keluarga atau
kesehatan, semua anggota keluarga bias saling membantu dan masalah cepat
terselesaikan dengan baik.

II. ANALISA DATA


No Data Masalah Etiologi
1 DS : Defisit pengetahuan Kurang terpaparnya
a. Tn.J mengatakan kakinya tentang asam urat informasi
terkadang nyeri dan terasa kaku
b. Tn.J mengatakan sangat suka
makan makanan yang ada
kacangnya seperti gado-gado
dan mlinjo.
c. Ny.F mengatakan keluarga tidak
melarang, bahkan keluarga tidak
tahu bahwa kacang dapat
menyebabkan tingginya kadar
asam urat.
d. Tn.J mengatakan bila keluhan
terasa biasanya dibelikan obat
warung.

DO :
a. Tn.J tampak selalu bertanya
mengenai asam urat
b. Tn.J tampak seperti bingung
c. Kadar asam urat : 13,1 mg/dl
2 DS : Koping tidak efektif Ketidakadekuatan
a. Ny.F mengatakan suaminya saat strategi koping
ini sedang menjalani masa
pensiun
b. Tn.J mengatakan bahwa ia
bingung dan merasa sedih.
Karena selama ini ia akan segera
pensiun dan belum terpikirkan
kegiatan apa yang akan
dilakukan.
c. Tn.J mengatakan bahwa setelah
pensiun yang merupakan
masalah yaitu tidak memiliki
kegiatan, penghasilan pun akan
berkurang.
d. Tn.J dan Ny.F mengatakan
bahwa mereka tidak mengetahui
tahap perkembangan pada
keluarga usia perkembangan.

DO :
a. Tn.J tampak bingung
b. Tn.J dan Ny.F tampak bertanya
mengenai tugas perkembangan
keluarga usia pertengahan

III. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Defisit pengetahuan tentang asam urat berhubungan dengan kurang terpapar informasi
dibuktikan dengan menanyakan masalah yang dihadapi, menunjukkan perilaku tidak
sesuai anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah.
No Kriteria Nilai Skor Rasional
1 Sifat Masalah (1) 3/3 x 1 = 1 Pasien mengalami gangguan
1) Gangguan kesehatan/Aktual (3) 3 kesehatan yaitu asam urat,
2) Ancaman kesehatan/Risiko (2) 2 yang di diagnosa 6 bulan
3) Tidak/bukan masalah/Potensial (1) 1 yang lalu.
2 Kemungkinan masalah dapat ½x2=1 Masalah dapat diubah
diubah/ diatasi (2) sebagian untuk tersedianya
1) Mudah (2) 2 teknologi, sumber daya
2) Sedang/sebagian (1) 1 keluarga, perawat, dan
3) Sulit (0) 0 masyarakat. Namun untuk
pengetahuan perlu dengan
perlahan sesuai berjalannya
waktu.
3 Potensi masalah dapat dicegah (1) 2/3 x 1 = Masalah berpotensi cukup
1) Tinggi (3) 2/3 3 untuk dicegah, dikarenakan
2) Cukup (2) 2 dilihat dari kepelikan
3) Rendah (1) 1 masalah yang berhubungan
dengan penyakit asam urat
selama 6 bulan, dan ia
hanya beli obat diwarung.
4 Menonjolnya masalah (1) ½x1=½ Masalah tersebut sudah
1) Dirasakan oleh keluarga dan perlu 2 dirasakan lama oleh
segera diatasi (2) keluarga, namun dianggap
2) Dirasakan oleh keluarga tetapi tidak 1 hanya penyakit yang
perlu segera diatasi (1) nantinya akan hilang
3) Tidak dirasakan oleh keluarga (0) 0 sendiri.
TOTAL SKOR 3,16

2. Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan strategi koping


(kehilangan pekerjaan) dibuktikan dengan mengungkapkan tidak mampu mengatasi
masalah, tidak mampu memenuhi peran yang diharapkan (usia pertengahan),
menggunakan mekanisme koping yang tidak sesuai.
No Kriteria Nilai Skor Rasional
1 Sifat Masalah (1) 1/3 x 1 = 1/3 Sifat masalah pada kasus
4) Gangguan kesehatan/Aktual (3) 3 ini termasuk ke dalam
5) Ancaman kesehatan/Risiko (2) 2 kategori bukan masalah
6) Tidak/bukan masalah/Potensial (1) 1 potensial, dikarenakan
masa krisis kehilangan
pekerjaan dan lemas.
2 Kemungkinan masalah dapat ½x2=1 Masalah kemungkinan bias
diubah/ diatasi (2) diatasi sebagian,
4) Mudah (2) 2 dikarenakan factor
5) Sedang/sebagian (1) 1 pertimbangan sumber daya
6) Sulit (0) 0 masyarakat, perawat, dan
keterampilan.
3 Potensi masalah dapat dicegah (1) 2/3 x 1 = 2/3 Masalah berpotensi cukup
4) Tinggi (3) 3 untuk dicegah, dikarenakan
5) Cukup (2) 2 kepelikan masalah yang
6) Rendah (1) 1 tidak berhubungan dengan
penyakit, namun dengan
kehilangan pekerjaan dan
masa pensiun.
4 Menonjolnya masalah (1) 2/2 x 1 =1 Pada kasus ini masalah
4) Dirasakan oleh keluarga dan perlu 2 dirasakan oleh keluarga dan
segera diatasi (2) segera perlu diatasi
5) Dirasakan oleh keluarga tetapi tidak 1 menurut pandangan dari
perlu segera diatasi (1) keluarga.
6) Tidak dirasakan oleh keluarga (0) 0
TOTAL SKOR 3

Prioritas Masalah :
1. Defisit pengetahuan tentang asam urat berhubungan dengan kurang terpapar
informasi dibuktikan dengan menanyakan masalah yang dihadapi, menunjukkan
perilaku tidak sesuai anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah
2. Koping tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan strategi koping
(kehilangan pekerjaan) dibuktikan dengan mengungkapkan tidak mampu
mengatasi masalah, tidak mampu memenuhi peran yang diharapkan (usia
pertengahan), menggunakan mekanisme koping yang tidak sesuai.

IV. INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx. Tujuan Evaluasi


Rencana Tindakan Rasional
Kep Umum Khusus Kriteria Standar
1 Setelah Setelah dilakukan Verbal Keluarga Edukasi Kesehatan
intervensi (I.12383)
dilakukan (ungkapan dapat
keperawatan
intervensi selama 3 x 24 klien) dan menjelaskan Observasi :
jam, maka 1. Identifikasi
keperawatan, Psikomotor pengetahuan Untuk
Tingkat kesiapan dan
tingkat Pengetahuan (tindakan dalam kemampuan mengetahui
(L.12111) menerima
pengetahuan yang mengatasi tingkat
membaik, dengan informasi
membaik kriteria hasil : dilakukan) masalah yang 2. Identifikasi pengetahuan
1. Perilaku sesuai faktor-faktor yang
terjadi pada dan kesiapan
anjuran (5) dapat
2. Perilaku sesuai keluarga serta meningkatkan dan pasien atau
dengan menurunkan
perilaku keluarga dalam
pengetahuan motivasi perilaku
(5) keluarga hidup bersih dan menerima
sehat
3. Pertanyaan tersebut edukasi.
tentang
meningkatkan Terapeutik :
masalah yang 1. Sediakan materi
dihadapi (5) dalam
dan media
4. Persepsi yang perkembangan pendidikan Untuk
keliru terhadap kesehatan
keluarga memberikan
masalah (5) 2. Jadwalkan
pendidikan informasi
kesehatan sesuai
mengenai
kesepakatan
3. Berikan pendidikan
kesempatan untuk
kesehatan pada
bertanya
keluarga
Edukasi :
tersebut.
1. Jelaskan faktor
risiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
2. Ajarkan perilaku Untuk berbagi
hidup bersih dan
pengetahuan,
sehat
3. Ajarkan strategi belajar bersama,
yang dapat
dan
digunakan untuk
meningkatkan memberikan
perilaku hidup
strategi yang
bersih dan sehat
baik untuk
kesehatan.

2 Setelah Setelah dilakukan Verbal Keluarga Promosi Koping


intervensi (I.09312)
dilakukan (ungkapan dapat
keperawatan
intervensi selama 3 x 24 klien) dan menjelaskan Observasi :
jam, maka Status 1. Identifikasi
keperawatan, Psikomotor pengetahuan Untuk
Koping kemampuan yang
status (L.09086) (tindakan dalam dimiliki mengetahui
membaik, dengan 2. Identifikasi
koping yang mengatasi kemampuan dan
kriteria hasil : dampak situasi
membaik 1. Kemampuan dilakukan) masalah yang terhadap peran situasi terkini
memenuhi dan hubungan
terjadi pada pada keluarga
peran sesuai
usia (5) keluarga serta Terapeutik : pasien.
2. Perilaku 1. Diskusikan
perilaku
koping adaptif perubahan peran
(5) keluarga yang dialami Untuk
3. Verbalisasi 2. Gunakan
tersebut mengetahui
kemampuan pendekatan yang
mengatasi meningkatkan tenang dan perubahan
masalah (5) meyakinkan
dalam peran dan
3. Motivasi untuk
perkembangan menentukan memotivasi
harapan yang
keluarga mengenai
realistis
harapan
keluarga ke
Edukasi :
1. Anjurkan depan.
mengungkapkan
perasaan dan
persepsi
2. Ajarkan cara
memecahkan
masalah secara Untuk
konstruktif
mengajarkan
3. Latih penggunaan
teknik relaksasi cara
4. Latih
menyelesaikan
keterampilan
sosial masalah dan
mengungkapkan
perasaan.

V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

IMPLEMENTASI
DIAGNOSA KEPERAWATAN HARI/TANGGAL
NO KEPERAWATAN KELUARGA
1. Defisit pengetahuan tentang asam Implementasi Jumat, 01 Oktober 2021
TUK 1
urat berhubungan dengan kurang
• Mengidentifikasi kesiapan dan
terpapar informasi dibuktikan kemampuan menerima
informasi
dengan menanyakan masalah
• Mengidentifikasi faktor-faktor
yang dihadapi, menunjukkan yang dapat meningkatkan dan
perilaku tidak sesuai anjuran, menurunkan motivasi perilaku
hidup bersih dan sehat
menunjukkan persepsi yang keliru • Menjadwalkan pendidikan
terhadap masalah kesehatan sesuai kesepakatan

TUK 2

• Menyediakan materi dan


media pendidikan kesehatan
• Memberikan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
• Memberikan kesempatan
untuk bertanya

TUK 3

• Menjelaskan faktor risiko yang


dapat mempengaruhi
kesehatan
• Mengajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
• Mengajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat
2. Koping tidak efektif berhubungan Implementasi Sabtu, 02 Oktober 2021
dengan ketidakadekuatan strategi TUK 1
koping (kehilangan pekerjaan) • Mengidentifikasi kemampuan
dibuktikan dengan yang dimiliki
mengungkapkan tidak mampu • Mengidentifikasi dampak
mengatasi masalah, tidak mampu
memenuhi peran yang diharapkan situasi terhadap peran dan
(usia pertengahan), menggunakan hubungan
mekanisme koping yang tidak
sesuai. TUK 2
• Mendiskusikan perubahan
peran yang dialami
• Memotivasi untuk menentukan
harapan yang realistis

TUK 3

• Menganjurkan
mengungkapkan perasaan dan
persepsi
• Mengajarkan cara
memecahkan masalah secara
konstruktif
• Melatih penggunaan teknik
relaksasi
• Melatih keterampilan sosial
DOKUMENTASI
LAMPIRAN JURNAL

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN


KELUARGA USIA PERTENGAHAN

Sonia Aisyah Paramitha1 Nurul Devi Ardiani2


1 Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
saniia.paramitha@gmail.com
2
Dosen Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
mama.ayla.zahra@gmail.com

ABSTRAK

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara abnormal
dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu
atau beberapa factor resiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam
mempertahankan tekanan darah secara normal. Pasien dengan hipertensi perlu diberikan
stimulus, salah satunya dengan pemberian teknik relaksasi otot progresif atau Progressive
Muscule Relaxation (PMR). Teknik relaksasi dapat menghambat respon stress saraf
simpatis, otot otot pembuluh darah arteri dan vena. Relaksasi otot - otot dalam tubuh
berpengaruh terhadap penurunan kadar norepineprin dalam tubuh Tujuan studi kasus ini
adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada tahap perkembangan
keluarga usia pertengahan yang mengalami masalah hipertensi. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek yang digunakan
pada kasus ini adalah 1 Keluarga pada tahap perkembangan keluarga usia pertengahan yang
mengalami masalah hipertesi. Hasil studi menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan
keperawatan pada tahap perkembangan keluarga usia pertengahan dengan masalah
hipertensi yang dilakukan tindakan keperawatan teknik relaksasi otot progresif atau
Progressive Muscule Relaxation (PMR) selama 3 hari dengan waktu 15 menit didapatkan
hasil terjadi penurunan tekanan darah. Rekomendasi tindakan teknik relaksasi otot
progresif atau Progressive Muscule Relaxation (PMR) efektif dilakukan pada pasien yang
mengalami hipertensi untuk menurunkan tekanan darah.
Kata kunci: Asuhan keperawatan keluarga, tahap perkembangan keluarga usia
pertengahan.
D3 Nursing Study program
STIKes Kusuma Husada Surakarta
2019

FAMILY NURSING CARE IN THE DEVELOPMENT STAGE OF MIDDLE- AGED FAMILY

Sonia Aisyah Paramitha1 Nurul Devi Ardiani2


1 Student of D3 Nursing Study Program of STIKes Kusuma Husada Surakarta
saniia.paramitha@gmail.com
2
Lecturer of D3 Nursing Study Program of STIKes Kusuma Husada Surakarta
mama.ayla.zahra@gmail.com

ABSTRACT

Hypertension is a condition where there is an abnormally and continuously increasing


blood pressure on several blood pressure checks that are caused by one or several risk
factors that are not running properly in maintaining blood pressure normally. Hypertensive
patients need stimulus, one of which is by providing Progressive Muscle Relaxation
(PMR). Relaxation techniques can inhibit the stress response of sympathetic nerves,
muscles of arteries and veins. Relaxation of the muscles in the body affects the decrease in
norepinephrine levels in the body. The purpose of this case study was to find out the
description of nursing care at the development stage of middle-aged families who
experience hypertension problems. This type of research was descriptive with a case study
approach. The subject was one family at the development stage of middle age families who
experience hypertension problems. The result of the study showed the management of
nursing care at the development stage of middle-aged families with hypertension problems
carried out by Progressive Muscle Relaxation (PMR) in 3 days for 15 minutes obtained a
reduction in blood pressure and stress levels. Recommendations: Progressive Muscle
Relaxation (PMR) is effective in patients with hypertension.

Keywords: Progressive Muscle Relaxation (PMR), Reduced Blood Pressure, Reduced


Stress Levels, Hypertension.
PENDAHULUAN Pada tahap perkembangan keluarga usia
Keluarga merupakan bagian terpenting pertengahan sendiri memiliki tugas
anggota keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan antara lain menyediakan
gaya hidup atau mengubah gaya hidup lingkungan yang meningkatkan kesehatan,
anggotanya yang berorientasi pada mempertahankan hubungan-hubungan yang
kesehatan. Keluarga dapat menimbulkan, memuaskan dan penuh arti dengan para
mencegah, mengabaikan atau memperbaiki orang tua lansia (teman sebaya dan anak-
masalah kesehatan pada kelompoknya anak) dan memperkokoh hubungan
sendiri. Keluarga mempunyai peran utama perkawinan (Friedman, 2017).
dalam memelihara kesehatan anggota Adapun masalah kesehatan yang biasa
keluarganya dan bukan individu sendiri yang terjadi pada tahap perkembangan keluarga
mengusahakan tercapainya kesehatan orang tua usia pertengahan yaitu kebutuhan
yang diinginkan. Masalah kesehatan dalam promosi kesehatan, istirahat yang tidak
keluarga saling berkaitan, keluarga cukup, kegiatan waktu luang dan tidur yang
merupakan perantara yang efektif dan kurang, nutrisi yang tidak baik, olahraga
efisien untuk mengupayakan kesehatan yang tidak teratur, berat badan harus ideal,
(Friedman, Browden & Jones, 2010). nosmooking, pemeriksaan berkala, stress dan
Perkembangan keluarga adalah proses masalah hubungan perkawinan, komunikasi
pertumbuhan yang terjadi pada sistem dengan anak- anak dan teman sebaya,
keluarga meliputi perubahan pola interaksi masalah ketergantungan perawatan diri.
dan hubungan antara anggotanya sepanjang Penyakit yang biasa terjadi pada keluarga
waktu. Perkembangan ini terbagi menjadi usia pertengahan seperti Diabetes Mellitus,
beberapa tahap atau kurun waktu tertentu. gastritis, PPOK, artithis, stroke dan
Tahap perkembangan keluarga meliputi: no hipertensi (Friedman, 2017).
children, child- bearing family (keluarga Hipertensi terjadi jika tekanan darah
kelahiran anak pertama 2,5 tahun), family lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi adalah
with preschool children (keluarga anak usia suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
pra sekolah 2,5 – 5 tahun), family with tekanan darah secara abnormal dan terus
school children (keluarga dengan anak menerus pada beberapa kali pemeriksaan
sekolah 6 – 13 tahun), family with teenagers tekanan darah yang disebabkan satu atau
(keluarga dengan anak remaja 13 – 19/20 beberapa faktor resiko yang tidak berjalan
tahun), family as launching center (keluarga sebagaimana mestinya dalam
melepas anak usia dewasa muda), middle- mempertahankan tekanan darah secara
anged family (keluarga orang tua usia normal (Majid, Abdul, 2017).
pertengahan) dan aging family (keluarga Berdasarkan data World Health
masa pensiun dan lansia) (Harmoko, 2013). Organization (WHO) tahun 2017
menunjukan satu milyar orang di dunia Penatalaksanaan untuk penyakit
menderita hipertensi, 2/3 diantaranya berada hipertensi dapat digolongkan menjadi dua.
dinegara yang berkembang yang Pertama, penatalaksanaan Farmakologis
berpenghasilan rendah sampai sedang. adalah dengan memilih obat golongan
Pravalensi hipertesi akan terus meningkat antihipertensi yang tepat serta perlu
tajam dan dipredikasi pada tahun 2025 memperhatikan hal- hal penting seperti
sebanyak 29% orang dewasa di seluruh indikasi, dosis awal dan urutan pemberian
dunia terkena hipertensi. obat golongan antihipertensi agar efektif
Hipertensi telah (Dwipayana, 2015).
mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang
setiap tahun, dimana 1,5 juta kematian Terapi farmakologis membutuhkan
terjadi di Asia Tenggara yang 1/3 waktu yang lama serta memberikan efek
populasinya menderita hipertensi samping terhadap tubuh, kondisi ini dapat
sehingga dapat membutuhkan biaya yang mahal, waktu
menyebabkan peningkatan beban biaya yang panjang serta dapat meningkatkan
kesehatan (WHO, 2017). Pravelensi di kebosanan sehingga berakibat incompliance
Amerika sebesar 35%, dikawasan Eropa terhadap terapi (Setyaningrum, Niken &
sebesar 41% dan Australia sebesar 31,8%. Badi’ah, 2018). Kedua, penatalaksanaan non
Prevalensi hipertensi pada kawasan Asia farmakologis salah satunya teknik relaksasi
Tenggara adalah sebesar 37%, Thailand otot progresif merubah gaya hidup yang
sebesar 34,2%, Brunei terdiri dari menghentikan kebiasaan
Darusalam 34,4% Singapura 34,6% merokok, menurunkan berat badan berlebih,
dan Malaysia 38% (Estiningsih, 2015). Data latihan fisik, menurunkan asupan garam dan
Riskesdas tahun 2013, melaporkan meningkatkan konsumsi buah dan sayur
prevalensi hipertensi diindonesia pada serta menurunkan asupan lemak
penduduk umur 18 tahun keatas sebesar (Dwipayana, 2015).
25,8%. Dari 15 juta penderita hipertensi , Berdasarkan hasil penelitian Rahmawati,
50% hipertensi belum terkendali (Riskesdas dkk (2018), teknik relaksasi dapat
,2013). Di Jawa Tengah jumlah penduduk menghambat respon stress saraf simpatis,
berisiko Hipertensi pada tahun 2016 otot-otot pembuluh darah arteri dan vena.
tercatat sebanyak Salah satu teknik relaksasi sebagai upaya
5.292.052 atau 20,16 persen. Dari hasil menurunkan tekanan darah adalah dengan
pengukuran tekanan darah, sebanyak terapi relaksasi otot progresif atau
611.358 orang atau 11,55 persen dinyatakan Progressive Muscle Relaxation (PMR).
hipertensi/tekanan darah tinggi. Berdasarkan Progressive Muscle Relaxation (PMR)
jenis kelamin, persentase hipertensi pada merupakan salah satu bentuk terapi relaksasi
kelompok perempuan sebesar 11,85 persen, dengan gerakan mengencangkan dan
lebih tinggi disbanding pada kelompok Lak merelaksasikan otot-otot satu bagian tubuh
laki yaitu 11,16 persen (Dinkes, 2016) pada satu waktu untuk
mendapatkan kontrol atas kecemasan yang pemeriksaan fisik serta studi dokumentasi
merangsang pikiran dan ketegangan otot. Subjek yang digunakan pada kasus ini
Teknik relaksasi dapat menghambat adalah satu Keluarga pada tahap
respon stress saraf simpatis , otot otot perkembangan keluarga usia pertengahan
pembuluh darah arteri dan vena. Relaksasi yang mengalami masalah hipertesi. Tempat
otot - otot dalam tubuh berpengaruh terhadap dan waktu pelaksanaan studi kasus ini
penurunan kadar norepineprin dalam tubuh berada di wilayah kerja puskesmas
(Shinde, dkk, 2013). Salah satu teknik Gondangrejo Karanganyar dengan
relaksasi sebagai upaya menurunkan pengambilan kasus asuhan keperawatan
tekanan darah adalah dengan terapi relaksasi keluarga dimulai sejak 19 - 23 februari 2019
otot progresif atau Progressive Muscule dengan jumlah 4 kali kunjungan.
Relaxation (PMR) (Badi’ah, 2018).
Progressive Muscule Relaxation (PMR) HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan dengan mengontraksikan dan Hasil pengkajian didapatkan Tipe
merelaksasikan sekelompok otot secara keluarga Tn S adalah Nuclear Family yaitu
berurutan yaitu otot tangan, lengan atas, dalam satu keluarga terdiri dari ayah ibu dan
lengan bawah, dahi, wajah, rahang, leher, anak, Tahap perkembangan keluarga Tn S
dada, bahu, punggung atas, perut dan betis. saat ini adalah keluarga usia pertengahan.
Kotraksi otot dilakukan 5 – 10 detik dan Klien sering mengeluh pusing dan sakit di
relaksasi kurang lebih 20 – 30 detik. Poin bagian tengkuk dikarenakan hipertensi, klien
penting dari latihan ini adalah melakukannya rutin memeriksakan tekanan darah ke
secara teratur tiap 3 hari minimal 15 menit pelayanan kesehatan. Klien menderita
(Fadli, 2016). hipertensi sejak 5 tahun yang lalu. tugas
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis perkembangan keluarga sudah terpenuhi,
tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah Ny.U mengatakan penyakitnya tidak sembuh
yang berjudul “Asuhan Keperawatan sembuh ketika tekanan darah naik dan
Keluarga Pada Tahap Perkembangan penyebab dari tekanan darah naik karena
keluarga Usia Pertengahan” Ny.U kecapekan saat bekerja.
Data tekanan darah 160/80 mmHg, nadi
METODE PENELITIAN 88x/menit , respirasi 22x/menit . Klien dan
Studi kasus ini adalah studi yang keluarga belum mengerti cara menurunkan
mengeksplorasikan asuhan keperawatan tekanan darah yang di alami klien.
pada tahap perkembangan keluarga usia Data subyektif Ny. U mengatakan
pertengahan yang mengalami masalah penyakitnya tidak sembuh sembuh ketika
hipertensi data di kumpulkan dengan cara tekanan darah naik dan penyebab dari
wawancara, observasi, tekanan darah naik karena Ny U kecapekan
saat bekerja. Klien dan keluarga mengatakan
belum
mengerti cara menurunkan tekanan darah menegangkan otot seluruh tubuh yang
yang di alami klien. Data obyektifnya bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri
tekanan darah 160/80 mmHg, nadi pada pasien Hipertensi.
88x/menit , respirasi 22x/menit. Berdasarkan Berdasarkan intervensi yang telah
data tersebut didapatkan data subyektif dan direncanakan tersebut, pada tanggal 22
obyektif yang sesuai dengan batasan Februari 2019 pukul 16.45 WIB memonitor
karakteristik dari diagnosa keperawatan tekanan darah, nadi, dan stautus pernafasan
keluarga yaitu ketidakefektifan koping Ny U, didapatkan data: TD 150/80mmHg,
keluarga (0074). Diagnosa keperawatan N 82x/menit, RR 24x/menit, S 36°C, pukul
prioritas yang ditegakan adalah kurang 16.50 WIB yaitu mengajarkan penggunaan
efektifnya koping keluarga dengan skoring 3 teknik non farmakologis yaitu relaksasi
1/3 otot progresif, Ny. U melakukan dengan
Sifat masalah: resiko/ancaman cara menegangkan
kesehatan dengan skoring 2, Kemungkinan otot seluruh tubuh yang bertujuan untuk
masalah dapat diubah sebagian dengan mengurangi rasa nyeri pada pasien
skoring 1, Kemungkinan masalah dapat Hipertensi.
dicegah: cukup degan skoring 2,
Evaluasi hasil penulisan sudah
Menonjolnya masalah masalah dirasakan
dengan teori yang ada yaitu sesuai
dan harus segera ditangani dengan skoring 2
S.O.A.P (Subyektif, Obyektif, Assesment,
Berdasarkan focus diagnosa
Planning). Evaluasi dilakukan setiap hari
keperawatan yang akan dibahas yaitu kurang
selama 3 hari. Berdasarkan evaluasi hasil
efektifnya koping keluarga, maka penulis
pada studi kasus tentang kurang efektifnya
menyusun rencana keperawatan berdasarkan
koping keluarga keluarga
(Nursing International Classification 2018)
menunjukkan perbaikan penurunan tekanan
berupa ajarkan terknik relaksasi otot
darah S: klien mengatakan sudah
progresif, peningkatan keterlibatan keluarga,
mengetahui dan mampu mempraktikan
dukungan emosional.
cara mengurangi tingkat stress dengan
Berdasarkan intervensi yang telah
teknik relaksasi otot progresif serta klien
direncanakan tersebut, pada tanggal 21
sudah tidak pusing. O: klien tampak lebih
Februari 2019 pukul 16.30 WIB memonitor
rileks, sebelum dan sesudah dilakukan
tekanan darah, nadi, dan status pernafasan
tindakan relaksasi otot progresif terdapat
Ny. U, didapatkan data: TD 160/70 mmHg,
penurunan tanda-tanda vital dengan
N 82x/menit, RR 24x/menit, S 36°C, pukul
pemeriksaan akhir TD : 130/70 mmHg,
16.45 WIB yaitu mengajarkan penggunaan
Nadi : 82x/menit, RR
teknik non farmakologis yaitu relaksasi otot
: 24x/menit, Suhu : 36°C. A: Keluarga dan
progresif, Ny. U melakukan dengan cara
klien mampu mencapai
5 fungsi kesehatan keluarga. P: Anjurkan
kembali klien untuk
Melakukan teknik relaksasi otot progresif. DAFTAR PUSTAKA
Ali. H. Zaidin. 2010. Pengantar
KESIMPULAN DAN SARAN Keperawatan Keluarga.
Pengelolaan pada pasien hipertensi dalam Jakarta : EGC. Dilihat 12
keperawatan keluarga pada tahap Desember
perkembangan keluarga usia pertengahan 2018.https://books.google.
dengan masalah kurang efektifnya koping co.id/books?id=hy27ENex
keluarga dengan dilakukan tindakan Ah8C&printsee=
keperawatan teknik relaksasi otot progresif Frontcover&dq=pengantar
5-10 menit selama 3 hari. Didapatkan hasil +keperawatan+keluarga&h
terjadi penurunan tekanan darah awalnya l=id&sa=X&q=pengantar
160/70 mmHg menjadi 130/80 mmHg. %20keperawatan%20kelua
rga&f=false
Saran Dinkes Provinsi Jawa Tengah. Profil
Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan Kabupaten
Diharapkan perawat mampu Pangkep: Dinas Kesehatan
meningkatkan pengelolaan asuhan Pangkep, 2013
keperawatan keluarga sehingga menjadi
perawat professional dan terampil dalam Friedman, Marilyn M, Bowden,
melakukan asuhan keperawatan sesuai kode Vicky R, Hidayat. (2010).
etik keperawatan. Buku Ajar Keperawatan
Bagi institusi pelayanan Kesehatan Keluarga: Riset, Teori dan
(Puskesmas) praktik edisi 5 Ahli Bahasa
Diharapakan dapat memberikan
Achir Yani S, Hamid.
pelayanan kepada pasien dengan lebih
optimal dan mempertahankan hubungan Jakarta. EGC
kerjasama baik antar tim kesehatan maupun Fadli, .(2016). Buku Ajar Keperawatan
klien sehingga dapat meningkatkan mutu
Keluarga
pelayanan asuhan keperawatan yang optimal
Bagi Keluarga Harmoko. (2010). Asuhan
Diharapkan dapat sebagai sumber Keperawatan Keluarga .
referensi dalam meningkatkan ilmu
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
pengetahuan tentang penanganan stress pada
penderita hipertensi. Yogyakarta: Nuha Medika
Nursalam. 2016. Metodelogi
Penelitian ilmu Keperawatan
Jakarta : Salemba Medika
Niken Setyaningrum, Badi’ah (2018),
Efektivitas progressive muscle
relaxation dengan zikir
terhadap penurunan tekanan
darah dan penurunan tingkat
stress pada penderita
hipertensi. Yogyakarta
Riasmini, Ni Made, dkk. 2017.
Panduan Asuhan Keperawatan
Individu

Anda mungkin juga menyukai