Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas Praktik Profesi Keperawatan Dasar
Dosen Pengampu : Maria Wisnu Kanita, S.Kep., Ns., M.Kep
Disusun oleh :
A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan BAB cair ± 10 kali
B. Diagnosis Medis
Gastroenteritis Akut (GEA)
C. Diagnosis Keperawatan
Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif dibuktikan dengan
frekuensi nadi meningkat, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering,
hematokrit meningkat, suhu tubuh meningkat
DO :
1. Turgor kulit agak kurang (2 detik)
2. Membrane mukosa kering
3. Pasien tampak pucat
4. Hasil tanda-tanda vital
TD : 125/75 mmHg
N : 108 x/menit
S : 37,80C
RR : 18 x/menit
5. Hematokrit : 47%
E. Dasar Pemikiran
Diare adalah pengeluaran feses yang konsistensinya lembek sampai cair
dengan frekuensi pengeluaran feses sebanyak 3 kali atau lebih dalam sehari.
Diare terjadi karena adanya agen pathogen yang menginfeksi usus diantaranya
oleh virus, bakteri, dan parasit yang merupakan salah satu dari penyebab utama
di masyarakat. Bakteri yang biasa ditemukan adalah Salmonella, Escherichia
coli, Shigella, dan Campylobacter (Adhiningsih, Athiyyah and Juniastuti,
2019). Gejala diare antara lain demam, sakit perut, penurunan nafsu makan,
rasa lelah dan penurunan berat badan. Diare dapat menyebabkan kehilangan
cairan dan elektrolit secara mendadak, sehingga dapat terjadi berbagai macam
komplikasi yaitu dehidrasi, renjatan hipovolemik, kerusakan organ bahkan
sampai koma (Safari and Riyanti, 2021).
Secara normal, tubuh bisa mempertahankan diri dari ketidak seimbangan
cairan dan elektrolit. Namun, ada kalanya tubuh tidak bisa mengatasinya.
Ketika tubuh mengalami kehilangan cairan dalam jumlah yang banyak secara
terus menerus seperti pada diare maka tubuh sudah tidak bisa mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Elektrolit yang pertama
terpengaruh ialah natrium dan klorida karena keduanya merupakan elektrolit
ekstrasel dalam tubuh (Safari and Riyanti, 2021). Kadar elektrolit serum dan
keseimbangan asam/basa biasanya normal pada pasien yang mengalami
dehidrasi ringan, kadar elektrolit yang normal pada penderita diare juga dapat
disebabkan oleh cepatnya penanaganan dengan pemberian cairan infus dan
pemberian oralit, oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti natrium
klorida, Kalium klorida dan trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat.
Sedangkan pada kadar elektrolit yang rendah dapat disebabkan karena
banyaknya elektrolit yang terbuang bersama dengan feses atau cairan yang
keluar dari tubuh, pada pasien diare tanda dan gejala diare yang termanifestasi
itu berbeda bergantung pada patogen yang menginfeksi. Umumnya, pasien
akan mengalami buang air besar cair. Muntah dan demam dapat terjadi
sebelum atau selama diare berlangsung, atau bahkan tidak muncul sama sekali.
Manifestasi selanjutnya bergantung pada jumlah cairan dan elektrolit yang
hilang dari tubuh. Dehidrasi diklasifikasikan menjadi berat jika volume cairan
yang hilang lebih dari 10% cairan tubuh total (Prosiding, 2018).
G. Analisis Tindakan
1. Dasar pemberian tindakan
Kadar elektrolit yang normal pada penderita diare juga dapat di
disebabkan oleh cepatnya penanaganan dengan pemberian cairan infus yang
terdapat kandungan seperti natrium klorida, Kalium klorida dan trisodium
sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat. Oleh karena itu, pemberian infus untuk
mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare dan
terbukti baik pada usus penderita diare. Kadar elektrolit yang rendah dapat
disebabkan karena banyaknya elektrolit yang terbuang bersama dengan
feses atau cairan yang keluar dari tubuh, pada pasien diare tanda dan gejala
diare yang termanifestasi itu berbeda bergantung pada patogen yang
menginfeksi.
K. Evaluasi Diri
Berdasarkan tindakan yang telah di lakukan pada Ny.P dengan masalah
hipovolemia, penanganan yang di lakukan adalah berupa manajemen
hipovolemia, dimana terdapat tindakan untuk pengganti cairan yang diberikan
adalah infuse RL sebanyak 500 ml sesuai advis dokter.
L. Daftar Pustaka / Referensi
Adhiningsih, Y. R., Athiyyah, A. F. and Juniastuti, J. (2019) ‘Acute Diarrhea in
Children Under-5 Years at Tanah Kali Kedinding Primary Health Care
Surabaya’, Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIKA), 1(2), pp. 96–101. doi:
10.36590/jika.v1i2.31.
Prosiding (2018) ‘Kapita Selekta dalam Praktik Disiplin Ilmu Kedokteran’,
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, (September), pp. 1–
238.
Safari, W. F. and Riyanti, A. (2021) ‘Analisis kadar elektrolit (natrium, kalium,
klorida) darah pada pasien diare di rumah sakit’, Kesehatan Tambusai,
2(DESEMBER), pp. 105–110.
Mengetahui
Mahasiswa praktikan Pembimbing Klinik/CI
(……………………………………) (……………………………………)