Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH: KEPERAWATAN KRITIS

SOP TINDAKAN MONITORING KESEIMBANGAN CAIRAN PADA


PASIEN SAKIT KRITIS ANAK

Oleh:

Eris Wibiana Herawati 195070201111003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan komponen penyusun utama tubuh manusia. 55%-60%
dari berat badan pada orang dewasa, 60%-65% pada anak, dan 75%-80%
pada bayi (Langer et al., 2020). Cairan berfungsi dalam membantu
penyerapan nutrisi dan metabolisme dalam tubuh, serta elektrolit sangat
penting sebagai fungsi dari sel-sel dan organ tubuh karena sifatnya sebagai
ion tubuh. Penurunan asupan cairan sangat bermasalah ketika anak muntah,
saat cuaca panas, dan ketika demam, takipnea, atau keduanya. Anak-anak
terutama bayi baru lahir dan usia tiga tahun sering mengalami
ketidakseimbangan air dan elektrolit (Langer et al., 2020).
Ventilasi mekanik adalah salah satu terapi yang paling umum di unit
perawatan intensif (ICU) untuk bayi, anak-anak, dan orang dewasa. Studi
menunjukkan bahwa hingga 64% dari anak-anak yang dirawat membutuhkan
ventilasi setidaknya selama 24 jam dengan biaya rumah sakit dan tingkat
kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak tanpa ventilasi
mekanis (Andriamuri dan Aridamurian, 2019). Terdapat beberapa strategi
untuk mengendalikannya seperti protokol sedasi dan penyapihan ventilasi
dengan menggunakan pernapasan spontan. Selain itu juga dapat dengan
memonitor keseimbangan cairan terkait dengan durasi ventilasi mekanis.
Parameter untuk menentukan derajat dehidrasi memerlukan pemantauan
tanda-tanda vital, penampilan klinis, produksi urine dan berat jenis, berat
badan, dan kadar elektrolit serum (Purnamiasih, Nurhaeni dan Chodidjah,
2017). Pengkajian terkait gangguan keseimbangan cairan meliputi intake, dan
rute pemenuhan cairan, turgor kulit, mukosa bibir, adanya edema atau tidak,
hasil pemeriksaan elektrolit, serta analisa gas darah. Cairan, dan elektrolit
sebagai mediator dari sistem regulator akan mempengaruhi fungsi ginjal
dalam mengatur keseimbangan cairan, dan asam basa. Ketidakseimbangan
kadar elektrolit berhubungan dengan peningkatan mortalitas dan morbiditas
pasien kritis. Oleh karena itu, terapi cairan intravena merupakan landasan
pengobatan perawatan kritis pediatrik dan penting untuk memonitoring
keseimbangan cairan.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui status keseimbangan cairan tubuh
2. Untuk menentukan tingkat dehidrasi pasien
3. Untuk memelihara rehidrasi parenteral
4. Untuk menentukan kebutuhan cairan pasien
1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui status keseimbangan cairan dan kebutuhan cairan
pasien
2. Memudahkan kontrol terhadap keseimbangan cairan elektrolit
3. Dapat menunjukkan efek pemberian diuretik atau terapan rehidrasi
BAB II

ISI

2.1 Definisi
Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah cairan
yang masuk dan keluar. Melalui mekanisme keseimbangan, tubuh berusaha
agar cairan setiap waktu berada dalam jumlah yang tetap/konstan.
2.2 Indikasi
 Turgor kulit buruk
 Edema
 Dispnea
 Infus intravena
2.3 Kontraindikasi
 Inflamasi dan infeksi pada lokasi pemasangan infus
 Terapi obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil
yang aliran darahnya lambat
 Overhidrasi
2.4 Tahap Persiapan
1. Persiapan Alat
 Gelas ukur
 Alat tulis
 Sarung tangan
2. Persiapan Lingkungan
 Memberikan privasi kepada klien (menutup pintu dan tirai)
 Membaca rekam medis pasien
 Memastikan pencahayaan cukup terang
3. Persiapan Diri
 Mencuci tangan
 Memakai sarung tangan bersih
 Memakai APD
2.5 Tahap Pelaksanaan Prosedur
1. Hitung intake cairan dalam 24 jam
 Intake oral (minum)
 Intake oral lain (misalnya dari makanan cair atau makanan melalui
NGT)
 Intake parenteral (misalnya cairan infus, transfuse, dan injeksi)
 Hitung cairan metabolisme
 Usia balita: 8 cc/kgBB/hari
 Usia 5-7 tahun: 8 – 8,5 cc/kgBB/hari
 Usia 7-11 tahun: 6 – 7 cc/kgBB/hari
 Usia 12-14 tahun: 5 – 6 cc/kgBB/hari
2. Hitung output cairan dalam 24 jam
 Output urine
Jika anak mengompol: 0,5 cc – 1 cc/kgBB/hari
 Output abnormal (misalnya diare, muntah, perdarahan, cairan
drainage luka, dan cairan dekompresi)
 IWL
IWL anak: (30 – usia) cc x kgBB/hari
Jika terjadi kenaikan suhu maka:
IWL anak: (15 cc x kgBB) + 200 x (suhu – 36,8)
Keterangan: 36,8 merupakan nilai konstanta
3. Hitung balance cairan
Input = Jumlah intake + air metabolisme
Output = Jumlah output + IWL
Balance cairan: Input = Output
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terapi intravena digunakan untuk mengobati berbagai kondisi penderita
disemua lingkungan perawatan di rumah sakit dan merupakan salah satu
terapi utama. Anak-anak terutama bayi baru lahir sangat rentan terhadap
ketidakseimbangan air dan elektrolit. Hal ini dikarenakan kandungan air
tubuh total yang lebih tinggi, tingkat metabolisme yang lebih tinggi dan
dengan demikian kebutuhan kalori, air dan elektrolit yang lebih tinggi,
kehilangan insensible yang relatif lebih tinggi karena rasio luas permukaan
terhadap massa tubuh yang lebih tinggi, produksi CO2 yang relatif lebih
tinggi dan oleh karena itu ventilasi menit yang lebih tinggi, kemungkinan
adanya mekanisme regulasi yang belum matang. Sehingga terapi cairan pada
anak-anak sangat penting dan harus dipertimbangkan dalam segala hal
sebagai pengobatan farmakologis dengan indikasi yang tepat, kontraindikasi
dan efek samping.
3.2 Saran
Sebagai calon tenaga kesehatan profesi keperawatan penting untuk
menambah pengetahuan dan melaksanakan praktik keperawatan sesuai
perkembangan teknologi. Monitoring pasien kritis anak akan sangat penting
bagi profesi perawat dalam mempertahankan kondisi pasien tetap stabil dan
tidak terjadi perburukan. Sehingga diharapkan laporan pendahuluan
praktikum ini dapat digunakan sebagai acuan dalam menghitung
keseimbangan cairan pada pasien kritis anak. Kritik dan saran yang
membangun akan sangat membantu kesempurnaan laporan pendahuluan
praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA

Andriamuri, P. L. and Aridamurian, D. L. (2019) ‘Profile of fluid balance in the


first 48 hours and duration of mechanical ventilation in pediatric intensive care
unit’, Journal of Physics: Conference Series, 1542(1), pp. 1–5. doi: 10.1088/1742-
6596/1542/1/012008.

Langer, T. et al. (2020) ‘Fluid therapy in mechanically ventilated critically ill


children: The sodium, chloride and water burden of fluid creep’, BMC Pediatrics,
20(1), pp. 1–9. doi: 10.1186/s12887-020-02322-3.

Purnamiasih, D. P. K., Nurhaeni, N. and Chodidjah, S. (2017) ‘Aplikasi Model


Adaptasi Roy Pada Anak dengan Gangguan Keseimbangan Cairan’, Jurnal
Kesehatan, 6, pp. 1–9.

Anda mungkin juga menyukai