Anda di halaman 1dari 9

1

Desak Putu Kristian Purnamiasih, Nani Nurhaeni, Siti Chodidjah


Aplikasi Model Adaptasi Roy Pada Anak Dengan Gangguan Keseimbangan Cairan

APLIKASI MODEL ADAPTASI ROY PADA ANAK


DENGAN GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN

Desak Putu Kristian Purnamiasih1, Nani Nurhaeni2, Siti Chodidjah3


1)
Akademi Keperawatan Ngesti Waluyo Parakan
2), 3)
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Korespondensi penulis: deskjazz@yahoo.co.id

Abstrak

Cairan berfungsi dalam penyerapan nutrisi, proses metabolisme, fungsi sel – sel tubuh,
dan organ tubuh. Gangguan keseimbangan cairan pada sistem gastrointestinal dapat
disebabkan oleh diare, muntah atau perdarahan. Aplikasi model adaptasi Roy bertujuan
untuk mendukung pasien mampu berespon secara adaptif terhadap gangguan
kesehatannya. Empat dari lima klien kelolaan yang mengalami gangguan keseimbangan
cairan mengalami keberhasilan adaptasi terhadap gangguan keseimbangan cairan
mereka. Sementara, satu klien kelolaan lainnya pada awalnya mengalami perbaikan
tetapi adanya penyakit penyerta lainnya menyebabkan klien tidak dapat beradaptasi.
Keberhasilan adaptasi individu dipengaruhi oleh usia klien, temperatur lingkungan,
stress, dan tingkat keparahan penyakit. Kemampuan perawat mengelola stimulus yang
mempengaruhi keseimbangan cairan akan meningkatkan kemampuan adaptasi klien
dalam menghadapi gangguan kesehatannya.

Kata Kunci: adaptasi; keseimbangan cairan; sistem gastrointestinal

PENDAHULUAN &Schwartz, 2009). Diare


Komponen utama dari tubuh menimbulkan dehidrasi pada anak
manusia adalah air, yang merupakan maupun kondisi asidosis metabolik
55%-60% dari berat badan pada (Silbernagl & Lang, 2006).
orang dewasa, 60%-65% pada anak, Penelitian yang dilakukan oleh
dan 75%-80% pada bayi. Cairan Begum, Hoque, Hussain, Hasan, dan
berfungsi dalam membantu Molla (2010) pada anak usia 1-44
penyerapan nutrisi dan metabolisme bulan yang mengalami diare akut
dalam tubuh, dan elektrolit sangat menunjukkan bahwa hipokalemia
penting untuk fungsi dari sel-sel dan dan hiponatremia adalah hasil
organ tubuh karena sifatnya sebagai abnormal yang banyak ditemukan.
ion tubuh (James, Nelson, & Anak-anak penderita gizi buruk
Ashwill, 2013). kelompok umur 6-24 bulan yang
Pada kondisi sakit, kehilangan mengalami diare dan muntah, pada
cairan tubuh manusia diakibatkan suatu penelitian ditemukan lebih
oleh: kehilangan cairan melalui banyak mengalami hiponatremia
saluran cerna (muntah, diare, (p=0,019) dan hipokalemia
perdarahan); kehilangan cairan (p=0,018) (Gangaraj, Das, &
melalui kulit (luka bakar, diaforesis), Madhulata, 2013).
serta kehilangan cairan karena fungsi Anak yang mengalami diare di
ginjal terganggu (Wong, ruang rawat infeksi anak di RSUPN
Hockenberry, Wilson, Winkelstein DR. Cipto Mangunkusumo pada

Jurnal Kesehatan, vol.6, 2017, pISSN 2301-783X


2
Desak Putu Kristian Purnamiasih, Nani Nurhaeni, Siti Chodidjah
Aplikasi Model Adaptasi Roy Pada Anak Dengan Gangguan Keseimbangan Cairan

umumnya disertai juga dengan sehingga menjalani perawatan di


penyakit lainnya. Asuhan rumah sakit. Asuhan keperawatan
keperawatan komprehensif diberikan dengan menggunakan
diperlukan karena gangguan aplikasi model adaptasi Roy. Proses
keseimbangan cairan, dan elektrolit asuhan keperawatan mulai dari
dipengaruhi oleh stimulus yang pengkajian, menentukan diagnosa
bersifat langsung maupun tidak keperawatan, menetapkan tujuan,
langsung sehingga mempengaruhi membuat intervensi keperawatan,
adaptasi seluruh fungsi organ tubuh dan evaluasi.
anak, adaptasi konsep diri, peran diri,
dan ketergantungan anak terhadap HASIL
keluarga maupun orang lain. Kasus 1, an. R, laki-laki, usia 10
Aplikasi model adaptasi Roy tahun, diagnosa medis epilepsi, dan
berfokus pada stimulus lingkungan, Tuberkulosis on OAT bulan ke-3.
dan respon bio-psiko-sosial terhadap Diagnosa keperawatan terkait cairan
stimulus, serta menekankan interaksi pada an. R adalah risiko kekurangan
antara individu, dan lingkungan volume cairan berhubungan dengan
(Christensen & Kenney, 2009). muntah dan peningkatan suhu tubuh.
Tugas perawat dalam mendukung Implementasi yang sudah
pasien untuk mampu berespon secara dilakukan adalah mengobservasi
adaptif terhadap kondisi gangguan tanda-tanda vital setiap 3 jam,
keseimbangan cairan adalah melalui memberikan minum air pada klien
proses asuhan keperawatan sedikit demi sedikit, menghitung
menggunakan aplikasi model intake, dan output cairan serta
adaptasi Roy. Kemampuan memberikan cairan parenteral KaEn
menganalisa respon, dan stimulus 1B. Evaluasi didapatkan bahwa
akan dapat menentukan intervensi diagnosa pada klien teratasi.
keperawatan yang tepat, sehingga Kasus 2, an. R, laki-laki, usia 4
tercapai kemampuan adaptasi yang bulan, diagnosa medis pasca
diinginkan. Hal ini yang menjadi laparatomi, ileostomi + kolostomi
latar belakang penggunaan model double barrel e.c invaginasi
adaptasi Roy dalam memberikan ileocolica, riwayat high output
asuhan keperawatan pada anak yang stoma. Diagnosa keperawatan terkait
mengalami gangguan keseimbangan cairan pada an.R adalah risiko
cairan di RSUPN DR. Cipto kekurangan volume cairan
Mangunkusumo. berhubungan dengan peningkatan
produksi stoma.
METODE Implementasi yang sudah
Metode penelitian ini adalah studi dilakukan adalah mengukur tanda-
kasus melalui pemberian asuhan tanda vital, dan tanda-tanda
keperawatan. Jumlah responden yang dehidrasi, meminta ibu klien untuk
dikelola berjumlah lima anak pada memberikan ASI, menimbang berat
kelompok usia bayi sampai dengan badan klien setiap hari, mengukur
remaja. Lima responden tersebut intake, dan output cairan. Klien juga
mengalami gangguan keseimbangan diberikan cairan parenteral KaEn 1B,
cairan karena diare, dan muntah ASI ditambah SF 8 x 60 ml. Evaluasi

Jurnal Kesehatan, vol.6, 2017, pISSN 2301-783X


3
Desak Putu Kristian Purnamiasih, Nani Nurhaeni, Siti Chodidjah
Aplikasi Model Adaptasi Roy Pada Anak Dengan Gangguan Keseimbangan Cairan

didapatkan bahwa diagnosa yang adalah kekurangan volume cairan


muncul pada klien teratasi. berhubungan dengan muntah, dan
Kasus 3, an. A, laki-laki, usia 15 diare.
tahun, dengan diagnosa medis Implementasi yang sudah
tuberkulosis abdomen. Diagnosa dilakukan pada an. H adalah
keperawatan terkait cairan pada an.A mengukur tanda-tanda vital,
adalah kekurangan volume cairan mengobservasi tanda-tanda
berhubungan dengan kehilangan dehidrasi, mengukur intake dan
cairan dan elektrolit melalui diare, output cairan, memberikan renalit,
dan muntah. Implementasi yang memberi SF 90 cc setiap kali
sudah dilakukan pada an.A adalah pemberian, menimbang berat badan
mengukur tanda-tanda vital, setiap hari. Pada evaluasi didapatkan
menghitung intake dan output cairan, bahwa diagnosa keperawatan yang
menimbang berat badan. Tindakan muncul pada klien teratasi.
kolaborasi yang diberikan pada klien
adalah memberikan cairan parenteral Aplikasi Teori Keperawatan Pada
N5+Kcl (10), memberi peptamen dan Kasus Terpilih
F100 modifikasi. Evaluasi Konsep asuhan keperawatan
didapatkan bahwa diagnosa yang menggunakan aplikasi model
muncul pada klien tidak teratasi. adaptasi Roy akan digambarkan pada
Kasus 4, an. K, perempuan usia skema berikut:
1,5 tahun, dengan diagnosa medis
pneumonia komunitas, dan diare INPUT
akut. Diagnosa keperawatan terkait
cairan pada an. K adalah kekurangan kontrol PROSES
volume cairan berhubungan dengan Stimulus fokal, stimulus
kehilangan cairan, dan elektrolit kontekstual, stimulus Derajat dehidrasi
tubuh, serta intake cairan tidak residual
adekuat.
Implementasi yang sudah Mengelola stimulus
dilakukan adalah mengukur tanda- melalui manajemen cairan
tanda vital setiap 3 jam, mengkaji
tanda-tanda dehidrasi, mengukur
intake dan output cairan,
memberikan cairan intravena KaEn OUTPUT EFEKTOR
3B 35 ml/jam, memberi klien minum Mempengaruhi integritas
Evaluasi:
melalui NGT, menimbang berat  Perilaku adaptif fungsi fisiologis, konsep
badan klien setiap hari. Evaluasi  Perilaku diri, interdependensi,
inefektif fungsi peran
didapatkan bahwa diagnosa
keperawatan yang muncul pada klien
teratasi. Skema 1. Konsep Asuhan
Kasus 5, an. H, perempuan, usia Keperawatan Berdasarkan Roy
3 bulan, dengan diagnosa medis Adaptation Model
pneumonia komunitas, dan diare
akut. Diagnosa keperawatan terkait Kasus yang dipilih adalah an. K,
cairan yang muncul pada an. H perempuan usia 1,5 tahun, dengan

Jurnal Kesehatan, vol.6, 2017, pISSN 2301-783X


4
Desak Putu Kristian Purnamiasih, Nani Nurhaeni, Siti Chodidjah
Aplikasi Model Adaptasi Roy Pada Anak Dengan Gangguan Keseimbangan Cairan

diagnosa medis pneumonia menilai turgor kulit, dan tingkat


komunitas dan diare akut. Pada kesadaran klien, mengukur intake
pengkajian perilaku model adaptasi dan output cairan setiap shift,
fisiologis terkait cairan didapatkan memberikan klien minum air melalui
data bahwa klien BAB cair dari pagi NGT, menganjurkan klien tetap
5x warna kuning dan ada lendir, diberikan ASI, menimbang berat
warna urin kuning pekat, hasil badan klien setiap hari, memantau
pemeriksaan urin lengkap: kuning pemberian cairan parenteral KaEN
agak keruh, klien gelisah, rewel. 3B, memantau hasil lab terkait
Turgor kulit sedang, mukosa bibir cairan. Evaluasi didapatkan bahwa
kering. Hasil pemeriksaan kekurangan volume cairan pada klien
laboratorium: natrium 140 mEq/L, teratasi.
kalium 3,4 mEq/L, klorida 99 Peran spesialis keperawatan
mEq/L, ca 7,6 mg/dl, fosfat anak sebagai care giver, client
inorganik 2,8 mg/dl. Pada pengkajian advocate, counsellor, Educator,
perilaku model adaptasi collaborator, dan change agent dapat
interdependensi, dan konsep diri dilaksanakan oleh residen selama
didapatkan data bahwa klien saat ini praktik residensi I, dan residensi II.
rewel, dan sangat tergantung Peran ini dilakukan melalui tindakan
sepenuhnya pada ibunya. memberikan asuhan keperawatan
Pada pengkajian stimulus model menggunakan aplikasi model
adaptasi fisiologis terkait cairan adaptasi Roy, memberikan
didapatkan data bahwa stimulus penjelasan pada saat orang tua
fokal: kehilangan cairan dan memutuskan bahwa anaknya akan
elektrolit tubuh, serta intake cairan dirawat di rumah walaupun kondisi
tidak adekuat. Stimulus kontekstual: anak belum baik. Tindakan lainnya
diare meningkatkan kehilangan adalah memberikan pendidikan
cairan, dan elektrolit, sedangkan kesehatan pada klien, dan keluarga,
sesak napas meningkatkan melakukan kerjasama dengan profesi
penggunaan cairan untuk kesehatan lainnya, memberikan
metabolisme tubuh. asuhan keperawatan berdasarkan
Pada pengkajian stimulus model evidence based practice (James,
adaptasi interdependensi didapatkan Nelson, & Ashwill, 2013).
data bahwa stimulus fokal: klien
merasa lelah, dan tidak bisa PEMBAHASAN
beraktivitas seperti biasanya. Pada Sumber yang paling umum dari
pengkajian stimulus model adaptasi peningkatan kehilangan cairan
konsep diri didapatkan data bahwa adalah saluran gastrointestinal dari
stimulus fokal: kelemahan tubuh. muntah, diare, atau keduanya
Diagnosa keperawatan terkait (misalnya, gastroenteritis). Sumber-
cairan yang muncul pada klien sumber lain adalah ginjal (misalnya,
adalah kekurangan volume cairan ketoasidosis diabetik), kulit
berhubungan dengan kehilangan (misalnya, keringat berlebihan, luka
cairan melalui diare. Tindakan bakar). Penurunan asupan cairan
keperawatan yang telah dilakukan, sangat bermasalah ketika anak
mengukur tanda – tanda vital, muntah, saat cuaca panas, dan ketika

Jurnal Kesehatan, vol.6, 2017, pISSN 2301-783X


5
Desak Putu Kristian Purnamiasih, Nani Nurhaeni, Siti Chodidjah
Aplikasi Model Adaptasi Roy Pada Anak Dengan Gangguan Keseimbangan Cairan

demam, takipnea, atau keduanya termasuk kelompok toddler,


(Potts, & Mandleco, 2012). Demam sedangkan dua klien lainnya
meningkatkan IWL sebanyak 12% termasuk kelompok anak usia
setiap 1°C kenaikan suhu tubuh sekolah, dan remaja. Perilaku yang
(Behrman, Kliegman, & Arvin, ditunjukkan dari hasil pengkajian
2000). Parameter untuk menentukan pada kelima klien kelolaan
derajat dehidrasi memerlukan menunjukkan perilaku yang berbeda
pemantauan tanda-tanda vital, sesuai dengan derajat dehidrasi, dan
penampilan klinis, produksi urine usia klien. Pada penelitian yang
dan berat jenis, berat badan, dan dilakukan oleh Whittemore, Jaser
kadar elektrolit serum. (James, dan Guo (2010) tentang pengkajian
Nelson, & Ashwill, 2013). pada anak dengan penyakit diabetes
Pengkajian pada kasus kelolaan mellitus tipe 1 menunjukkan bahwa
tentang gangguan keseimbangan karakteristik usia, status sosial
cairan sangat berkesinambungan ekonomi, penggunaan alat-alat
dengan menggunakan model adaptasi kesehatan, respon psikososial (gejala
Roy. Pengkajian tentang gangguan depresi dan respon kecemasan), dan
keseimbangan cairan meliputi intake, fungsi keluarga mempengaruh
dan rute pemenuhan cairan, turgor adaptasi. Para pasien yang menjalani
kulit, mukosa bibir, adanya pengobatan dalam waktu yang lama
edema/tidak, hasil pemeriksaan dapat mengalami gangguan fisik
elektrolit, analisa gas darah. Cairan, seperti kelelahan, gangguan
dan elektrolit sebagai mediator dari integritas kulit, gangguan cairan, dan
sistem regulator akan mempengaruhi elektrolit. Pengalaman dalam
fungsi ginjal dalam mengatur perubahan fisiologis dapat
keseimbangan cairan, dan asam basa. mempengaruhi fungsi peran pasien
Pengkajian tentang gangguan (interaksi sosial dengan teman
keseimbangan cairan menggunakan sebaya), dan saling ketergantungan
model adaptasi roy bersifat dengan keluarga (Bilal, Badr, & Al-
multifokal dengan dasar bahwa klien Atiyyat 2014).
dipandang sebagai individu, dan Diagnosa keperawatan
makhluk bio-psiko-sosio-spiritual. ditentukan berdasarkan penilaian
Kondisi bio-psiko-sosio-spiritual perilaku yang paling relevan dengan
mencakup banyak aspek sehingga stimulus/rangsangan (Tomey &
memerlukan tugas yang sangat Alligood, 2010). Diagnosa
banyak bagi perawat untuk keperawatan tentang gangguan
melakukan pengkajian. Pengetahuan keseimbangan cairan yang muncul
perawat tentang patofisiologi pada kasus kelolaan adalah diagnosa
penyakit, dan keterampilan dalam aktual, dan risiko. Diagnosa aktual
pengkajian sangat diperlukan dalam tentang gangguan keseimbangan
menggunakan model adaptasi Roy cairan adalah kekurangan volume
(Christensen & Kenney, 2009). cairan. Kekurangan volume cairan
Lima klien pada kasus kelolaan menurut Wilkinson dan Ahern
merupakan anak dalam berbagai (2009) adalah penurunan cairan
kelompok usia. Dua klien termasuk intravaskular, interstisial, atau
kelompok usia bayi, satu klien intrasel. Diagnosa ini merujuk pada

Jurnal Kesehatan, vol.6, 2017, pISSN 2301-783X


6
Desak Putu Kristian Purnamiasih, Nani Nurhaeni, Siti Chodidjah
Aplikasi Model Adaptasi Roy Pada Anak Dengan Gangguan Keseimbangan Cairan

dehidrasi yang merupakan adanya penyakit penyerta yaitu


kehilangan cairan saja. Diagnosa infeksi saluran pernapasan, infeksi
risiko tentang gangguan pada saluran pencernaan, kondisi
keseimbangan cairan adalah risiko pasca operasi, dan demam. Perilaku
kekurangan volume cairan. Risiko inefektif yang ditemukan pada lima
kekurangan volume cairan menurut klien kelolaan akibat adanya stimulus
Wilkinson dan Ahern (2009) adalah tersebut adalah rasa haus, mata
kondisi individu yang beresiko cekung, mukosa bibir kering,
mengalami dehidrasi vaskular, penurunan berat badan, mengeluh
selular, atau intraselular. badan terasa lemah, gelisah, dan
Dehidrasi isonatremia (tingkat rewel. Pada pemeriksaan tanda-tanda
sodium dari 138-145 mEq/L), adalah vital didapatkan sebagian besar
bentuk paling umum dari dehidrasi tanda-tanda vital klien dalam batas
pada anak yang disebabkan oleh normal.
muntah, diare, kehilangan cairan Perilaku inefektif juga
melalui pernapasan, sistem ditemukan pada 1 klien kelolaan
integumen, penurunan intake cairan yaitu hasil pemeriksaan laboratorium
per oral yang disertai peningkatan elektrolit, dan analisa gas darah,
aktivitas (James, Nelson, & Ashwill, walaupun pemeriksaan dilakukan
2013). Penelitian yang dilakukan pada hari sebelum pengkajian
oleh Begum, Hoque, Hussain, Hasan, dilakukan. Empat klien kelolaan
dan Molla (2010) pada anak usia 1- menunjukkan bahwa nilai
44 bulan yang mengalami diare akut laboratorium elektrolit masih dalam
menunjukkan bahwa hipokalemia rentang nilai normal, sesuai dengan
ditemukan pada 27 (30,1%) hasil penelitian Begum, Hoque,
responden, dan hiponatremia 13 Hussain, Hasan, dan Molla (2010),
(15,1%) responden. Rata-rata dan sumber yang menyebutkan
natrium yang ditemukan pada bahwa dehidrasi yang paling umum
penelitian tersebut adalah 135,3 dialami anak karena diare, dan
meq/l (105-148 meq/l), dan rata-rata muntah adalah dehidrasi isonatremia
kalium 3,9 meq/l (1,5-5,7 meq/l). (James, Nelson, & Ashwill, 2013).
Anak-anak penderita gizi buruk Tujuan yang dibuat oleh residen
kelompok umur 6-24 bulan yang pada 5 kasus kelolaan melibatkan
mengalami diare dan muntah, pada klien, dan keluarga mencakup
suatu penelitian ditemukan lebih perilaku yang hendak diubah menjadi
banyak mengalami hiponatremia adaptif, bentuk perilaku yang
(p=0,019) dan hipokalemia hendak diubah menjadi adaptif
(p=0,018) dibandingkan dengan dengan melihat usia perkembangan
kelompok gizi buruk yang hanya anak, serta pengetahuan keluarga.
mengalami muntah (Gangaraj, Das, Waktu untuk pencapaian tujuan
& Madhulata, 2013). dibuat dengan melibatkan klien, dan
Pada lima kasus kelolaan, keluarga dengan mempertimbangkan
stimulus fokal yang menyebabkan usia anak, penyakit penyerta, dan
kehilangan volume cairan adalah kondisi anak pada saat dilakukan
diare, muntah, dan intake yang tidak pengkajian. Waktu untuk pencapaian
adekuat. Stimulus kontekstual tujuan dibuat dengan melihat respon,

Jurnal Kesehatan, vol.6, 2017, pISSN 2301-783X


7
Desak Putu Kristian Purnamiasih, Nani Nurhaeni, Siti Chodidjah
Aplikasi Model Adaptasi Roy Pada Anak Dengan Gangguan Keseimbangan Cairan

dan kemauan keluarga sebagai faktor penggunaan rehidrasi oral terhadap


pendukung untuk kesembuhan klien kehilangan cairan dan elektrolit
(Tomey, & Alligood, 2010). (Munos, Walker, & Black, 2010).
Pencapaian tujuan memerlukan Intervensi ini merupakan tindakan
pemahaman yang baik dari klien untuk mengurangi stimulus, dengan
maupun keluarga. Melalui peran cara pemberian glukosa, dan natrium
perawat sebagai counsellor, dan untuk mempertahankan kondisi usus,
educator, pemberian informasi dan mengganti kehilangan cairan.
tentang kondisi klien pada keluarga Menghitung intake, dan output
menjadi bagian yang penting bagi cairan serta menimbang berat badan
perawat dalam menetapkan tujuan dilakukan untuk menyingkirkan
bersama klien, dan keluarga. stimulus, yaitu menghindari klien
Keputusan yang diambil keluarga, terjadi kekurangan atau kelebihan
dan klien dalam pencapaian tujuan cairan. Selama praktik, residen
memerlukan konseling yang baik menerapkan family centered care
dari perawat. dengan cara melibatkan keluarga
Intervensi yang dilakukan pada untuk bekerjasama menghitung
klien kelolaan menggunakan model intake, dan output cairan melalui
adaptasi Roy bertujuan untuk pencatatan di buku harian. Residen
mengelola stimulus, dengan cara juga memberitahu ibu klien untuk
menyingkirkan, meningkatkan, tetap berusaha memberikan ASI,
mengurangi, dan mengubah stimulus, terutama pada klien usia bayi,
sehingga individu dapat beradaptasi, walaupun klien mendapatkan susu
dan menunjukkan perilaku adaptif formula juga di RS. Ibu pada dua
(Christensen & Kenney, 2009). klien kelolaan memang beralasan
Intervensi yang diberikan pada klien tidak memberikan ASI, karena ASI
adalah untuk mencegah kejadian yang keluar sedikit, tetapi residen
terulang kembali. tetap memotivasi ibu klien untuk
Intervensi terkait cairan yang memompa ASI. Menurut penelitian,
diberikan pada klien kelolaan adalah risiko kematian bayi akibat diare
memberikan cairan rehidrasi enteral, lebih tinggi pada bayi yang tidak
dan parenteral, menghitung intake, mendapatkan ASI eksklusif
dan output cairan, menganjurkan ibu dibandingkan dengan bayi yang
untuk tetap memberikan ASI, mendapatkan ASI eksklusif
mengajarkan pemberian cairan oral (Lamberti, Walker, Noiman, Victora,
melalui NGT dengan feeding tube, & Black, 2011). Bayi usia 9-11 bulan
memberikan syrup Zinc, dan yang tidak disusui, kejadian infeksi
menimbang berat badan klien setiap rotavirus jauh lebih tinggi (82%)
hari. dibandingkan dengan bayi dalam
Pemberian cairan rehidrasi kelompok usia 0-5 bulan (57%) (Dey
enteral berdasarkan bukti penelitian, et al., 2013).
dapat mengurangi kematian akibat Pemberian intervensi
diare hingga 93%, karena co keperawatan pada kasus kelolaan
transport glukosa dan natrium di menggunakan model adaptasi Roy
seluruh lapisan epitel di usus halus secara umum mampu dikelola
mendukung efek perlindungan dari dengan baik karena stimulus yang

Jurnal Kesehatan, vol.6, 2017, pISSN 2301-783X


8
Desak Putu Kristian Purnamiasih, Nani Nurhaeni, Siti Chodidjah
Aplikasi Model Adaptasi Roy Pada Anak Dengan Gangguan Keseimbangan Cairan

menimbulkan perilaku inefektif sudah ditujukan untuk mengelola


sudah diketahui pada saat semua stimulus yang dihadapi klien.
pengkajian. Pengelolaan stimulus Evaluasi menunjukkan bahwa
dengan memberikan intervensi tidak semua klien mencapai perilaku
berdasarkan evidence based practice adaptif. Ketika perilaku adaptif tidak
meningkatkan adaptasi klien tercapai maka intervensi yang
terhadap gangguan keseimbangan dilakukan terkait gangguan
cairan. Hambatan dalam aplikasi keseimbangan cairan adalah
model adaptasi Roy dalam intervensi memberikan intervensi yaitu
keperawatan secara umum adalah pemberian cairan parenteral dengan
memerlukan pertimbangan berbagai tetesan cepat menuju vena central.
aspek untuk menentukan intervensi Pemberian cairan oral tidak
yang tepat. Intervensi yang tepat dilakukan karena kondisi klien tidak
memerlukan pengkajian yang lama, memungkinkan untuk diberikan.
dan mendalam untuk mengetahui Ketika loading cairan tidak mampu
stimulus yang mempengaruhi mengatasi kondisi syok hipovolemia,
perilaku inefektif. maka klien diberikan transfusi PRC.
Evaluasi pada 5 kasus kelolan Kondisi syok mempengaruhi
tentang diagnosa keperawatan sirkulasi, dan tanda-tanda vital klien,
kekurangan volume cairan mencapai untuk mempertahankan tanda-tanda
perilaku yang adaptif pada 4 klien vital klien yang mengalami
kelolaan, sedangkan 1 klien penurunan, dilakukan pemberian
meninggal karena syok hipovolemia. dopamin, dan dobutamin.
Waktu pencapaian perilaku adaptif
pada 4 klien kelolaan berbeda-beda KESIMPULAN
karena usia, penyakit penyerta, serta Aplikasi model adaptasi Roy
keterlibatan keluarga sebagai faktor dalam menangani masalah cairan
pendukung. Intervensi yang pada anak berorientasi pada tujuan,
diberikan residen untuk mengelola pendekatan pemecahan masalah yang
stimulus, melalui intervensi mandiri menuntun dalam penetapan
bersama keluarga, dan kolaborasi keperawatan yang komprehensif.
dengan profesi lain. Pengelolaan Melalui penerapan model adaptasi
gangguan keseimbangan cairan tidak Roy dalam memberikan asuhan
memerlukan waktu lama pada empat keperawatan, menjadi mediator
klien kelolaan, karena intervensi dalam pencapaian peran sebagai
yang diberikan merupakan aplikasi perawat spesialis anak.
dari evidence based practice. Aplikasi model adaptasi Roy
Evaluasi pada 1 klien kelolaan perlu lebih banyak digunakan dalam
menunjukkan perilaku inefektif penelitian keperawatan anak.
karena syok hipovolemia. Syok Penerapan asuhan keperawatan
hipovolemia merupakan efek dari komprehensif yang dikombinasikan
stimulus fokal, kontekstual, dan dengan penerapan evidence based
residual yang berlangsung sangat practice akan meningkatkan mutu
lama, sehingga untuk mengelola asuhan keperawatan.
stimulus tersebut cukup sulit,
walaupun intervensi yang diberikan

Jurnal Kesehatan, vol.6, 2017, pISSN 2301-783X


9
Desak Putu Kristian Purnamiasih, Nani Nurhaeni, Siti Chodidjah
Aplikasi Model Adaptasi Roy Pada Anak Dengan Gangguan Keseimbangan Cairan

DAFTAR PUSTAKA Lamberti, L.M., Walker, C.L.F.,


Begum, J.A., Hoque, M.M., Hussain, Noiman, A., Victora, C., &
M., Hasan, M.N.A., & Molla, Black, R.E. (2011).
M.H. (2010). Impact of Breastfeeding and the risk for
electrolyte disturbances in diarrhea morbidity and
outcome of acute diarrhoea in mortality.
children. DS(Child) H J, 26 (1), http://www.biomedcentral.com/1
36-40. 471-2458/11/S3/S15.
Behrman, R.E., Kliegman, R.M., & Munos, M.K., Walker, C.L.F., &
Arvin, A.M. (2000). Ilmu Black, R.F. (2010). The effect of
kesehatan anak. (A. Samik oral rehydration solution and
Wahab, penerjemah). Jakarta: recommended home fluids on
EGC. diarrhoea mortality.
Bilal, S.H., Badr, B.S.H., & Al- International Journal of
Atiyyat, N.M.H. (2014). The Epidemiology, 39, i75–i87.
relationship between pain Potts, N.L., & Mandleco, B.L.
experience and Roy adaptation (2012). Pediatric nursing:
model: Application of Caring for children and their
theoretical framework. Middle families. (3rd ed.).
East Journal of Nursing, 8(1). Canada:Delmar.
Christensen, P.J., & Kenney, J.W. Silbernagl, S., & Lang, F. (2013).
(2009). Proses keperawatan: Teks dan atlas berwarna:
Aplikasi model konseptual ( Patofisiologi. Jakarta:EGC.
Yuyun Yuningsih, Yasmin Asih, Tomey, A. M. & Alligood, M. R.
Penerjemah). Jakarta:EGC. (2010). Nursing theorist and
Dey, S.K., Chisti, M.J., Das, S.K., their work. (seventh ed).
Shaha, C.K., Ferdous, F., Missouri:Mosby Elsevier.
Farzana, F.D., ...Salam, M.A. Whittemore, R., Jaser, S., Guo., J., &
(2013). Characteristics of Grey, M. (2010). A conceptual
diarrheal illnesses in non-breast model of childhood adaptation to
fed infants attending a large type 1 diabetes. Nurs Outlook,
urban diarrheal disease hospital 58(5), 242-251.
in Bangladesh. www.plosone.org Wilkinson, J.M., & Ahern, N.R.
Gangaraj, S., Das, G., & Madhulata, (2009). Buku saku diagnosis
S. (2013). Electrolytes and blood keperawatan (Esty
sugar changes in severely acute Wahyuningsih, Penerjemah).
malnourished children and its Jakarta:EGC.
association with diarrhoea and Wong, L. D., Hockenberry, M.,
vomiting. International Journal Willson, D., Winkelstein, M., &
of Pharmaceutical Science Schwartz, P. (2009). Buku ajar
Invention, 2(5), 33-36. keperawatan pediatrik (Agus
James, S. R., Nelson, K. A., & Sutarna, Eni Juniarti & H.Y
Ashwill, J. W. (2013). Nursing Kuncara, Penerjemah).
care of children. Fourth Edition. Jakarta:EGC.
Missouri:Elsevier.

Jurnal Kesehatan, vol.6, 2017, pISSN 2301-783X

Anda mungkin juga menyukai