ABSTRAK
Latar Belakang : Gastroenteritis merupakan masalah yang dapat mengakibatkan
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit mekanisme dasar yang menyebabkan
timbulnya diare yaitu gangguan osmotik yang terdapat pada makan atau zat yang tidak
dapat diserap sehingga menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, rongga usus yang
berlebihan akan merangsang ususuntuk mengeluarkan feses sehingga timbul diare. Meto
de : Desain yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus. Subjek
penelitian 2 pasien dengan gastroenteritis. Penelitian dilakukan di Ruang Rasyid Thalib Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang pada tanggal 20- 27 April 2022, Data dikumpulkan dengan
cara observasi, wawancara, pemeriksaan dan studi dokumentasi. Analisa data dengan
membandingkan antara teori dengan data yang ditemukan pada pasien. Hasil : Didapatkan hasil
responden mengalami Resiko Hipovolemia, sebelum dilakukan pemberian cairan oralit pada
pasien I frekuensi BAB 5x sehari dan pada pasien II frekuensi BAB 10x sehari , setelah
dilakukan pemberian cairan oralit selama 3 hari pada pasien I frekuensi BAB menjadi 3x sehari
dan pada pasien II frekuensi bab 7x sehari. Saran : Dapat digunakan sebagai implementasi
keperawatan dengan masalah resiko hipovolemia pada asuhan keperawatan anak dengan
gastroenteritis .
ABSTRACT
Background: Gastroenteritis is a problem that can lead to fluid and electrolyte balance disorders. The basic
mechanism that causes diarrhea is osmotic disturbances found in food or substances that cannot be
absorbed, causing osmotic pressure in the intestinal cavity to increase resulting in a shift of water and
electrolytes into the intestinal cavity. , excessive intestinal cavity will stimulate the intestine to expel feces,
causing diarrhea. Objective: To know the application of ORS fluids to the risk of hypovolemia in nursing care
of children with gastroenteritis. Method : The design used is descriptive analytic with a case study approach.
The study subjects were 2 patients with gastroenteritis. The research was conducted in the Rasyid Thalib
Room at Muhammadiyah Palembang Hospital on April 20-27 2022. Data was collected by observation,
interviews, examinations and documentation studies. Data analysis by comparing between theory and data
found on patients. Results: Respondents were found to be at risk for hypovolemia, before giving ORS fluids to
patient I, the frequency of defecation was 5x a day and in patient II, the frequency of defecation was 10x a
day, after giving ORS fluids for 3 days in patient I, the frequency of defecation was 3x a day and in patient II
chapter frequency 7x a day. Suggestion: Can be used as an implementation of nursing with the problem of
the risk of hypovolemia in nursing care of children with gastroenteritis
Keywords: Administration of ORS fluids, risk of hypovolemia, gastroenteritis.
Alma Diniarti 1, Septi Viantri Kurdaningsih 2, Nopianti 3
anak dengan diare adalah mencegah dan pada asuhan keperawatan anak dengan
mengatasi keadan dehidrasi. Pemberian gastroenteritis di Rumah Sakir
cairan pengganti (cairan rehidrasi) baik Muhammadiyah Palembang Tahun 2022.
yang di berikan secara oral (di minum) Pendekatan yang di gunakan adalah
maupun parenteral (melalui infus) telah pendekatan asuhan keperawatan yang
berhasil menurunkan angka kematian meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,
akibat dehidrasi pada ribuan anak yang perencanaan, pelaksanan dan evaluasi
menderita diare. pelakasanan penelitian stadi kasus ini
Oralit diberikan untuk mengganti dilakuakn di Ruang Rasyid Thalib Rumah
cairan dan elektrolit dalam tubuh yang Sakit Muhammadiyah Palembang. Waktu
terbuang saat diare. Walaupun air sangat pengambilan data melakuakan kegiatan di
penting untuk mencegah dehidrasi, air lapangan dari tanggal 20-27 april dan mei
minum tidak mengandung garam elektrolit 2022.
yang di perlukan untuk mempertahankan
Pengumpulan data dilakukan dengan
keseimbangan elektrolit dalam tubuh
melalui observasi dan wawancara kepada
sehingga lebih diutamakan oralit.
pasien. Analisa data dilakukan dengan
Campuran glukosa dan garam yang
membandingkan antara teori dan data yang
terkandung dalam oralit dapat diserap
ditemukan pada pasien.
dengan baik oleh usus penderita diare.
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan penelitian yang telah
Kasus 1
dilakukan Anisa (2019) tentang resiko
Pasien 1, An. “D” 1 tahun, beragama
hipovolemia dengan anak gastroenteritis
Islam, laki-laki, tinggal di Kota Palembang.
dengan cara pemberian cairan oralit di
Penanggung jawab Tn”A”, Ayah An “D”, 30
dapatkan rata-rata hipovolemia menurun
tahun, dan beragama Islam. Saat dilakukan
per hari dan di lakukan selama 3 hari
pengkajian didapatkan keluhan utama
menunjukkan bahwa terjadi penurunan
BAB cair. Ibu Pasien mengatakan anaknya
setalah di kakukan pemberian cairan oralit
deman sudah 3 hari, BAB cair 5x, mual dan
sesuai target yang ingin dicapai dan dapat
muntah. Hasil pengkajian terdapat BAB masih
disimpulkan bahwa pemberian cairan oralit
cair dan berlendir 5x kali pasien tampah lesu.
efektif penurunan hipovolemia.
Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda
METODE PENELITIAN
vital didapatkan BB 11 Kg , nadi 110x/m, RR
Jenis penetitian ini adalah deskriptif
30x/m dan suhu 38 ºC.
analitik dalam bentuk studi kasus untuk
Implementasi pada An.D dilakukan
mengekplorasi penerapan pemberian
selama 3 kali pertemuan dan setiap pertemuan
cairan oralit terhadap resiko hipovolemia
terdapat 2 sesi. Diawali dengan mengkaji
Alma Diniarti 1, Septi Viantri Kurdaningsih 2, Nopianti 3
Tabel 1.
SOP Pemberian oralit
Berdasarkan tabel diatas dapat di lihat bahwa oralit sebanyak 500cc sedangka pasien II
selama 3 hari pasien I yaitu Iminum cairan minum cairan oralit sebanyak 600cc.
Alma Diniarti 1, Septi Viantri Kurdaningsih
2
, Nopianti 3
PEMBAHASAN KESIMPULAN
Setelah di lakukan tindakan Setelah peneliti melakuakn tindakan
keperawatan didapatkan hasi pada pasien keperawatan. Pemberian cairan oralit pada
I hari pertama di berikan oralit sebanyak pasien I dan pasien II dengan resiko
100CC dan di hari ketika diberikan hipovolemia di Ruang Rasyid Thalib Rumah
sebanyak 200CC sedangkan pada pasien Sakit Muhammadiya Palembang selama 3 hari
II hari pertama di berikan sebanyak peneliti menyimpulkan :
200CC dan di hari ketiga di berikan 1. Pengkajian mendapatkan data bahwa Pada
sebanyak 200CC. pasien 1 dan pasien 2 dengan masalah
Cairan rehidrasi oral (oralit) adalah Resiko hipovolemia
campuran yang tepat dari air, garam dan 2. Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada
gula. Penanganan awal sangat penting pasien 1 dan pasien 2 dengan resiko
pada anak dengan diare adalah mencegah hipovolemia berhubungan dengan status
dan mengatasi keadan dehidrasi. cairan.
Berdasarkan penelitian yang telah 3. Intervensi keperawatan pada studi kasus ini
di lakukan Claudia (2021) tetang dapat berfokus utama diagnosa resiko
pengkajian hasil di dapatkan data kedua hipovolemia memiliki tujuan, setelah
pasien mengalami bab cairan, masalah dilakukan tindakan keperawatan selama 3
keperawtan dengan resiko hipovolemia hari di harapkan resiko hipovolemia dapat
pada dua pasien teratasi pada hati ke tiga teratasi dengan kriteria hasil berdasarkan
dengan hasil evaluasi baba 1x dengan SLKI meliputi: Kekuatan nadi( Meningkat),
konsistensi lembek, nafsu makan Turgor kulit (meningkat) , Outputurine (men
meningkat, suhu tubuh dalam batas ingkat), Pengisian vena (meningkat), Berat
normal, tidak ada muntah, oleh karena itu badan (membaik), Keluhan haus (menurun),
peneliti memberikan asuhan keperawatan Frekuensi nadi (membaik), Tekanan darah
pada pasien anak gastroenteritis akur (membaik), Tekanan nadi (membaik), Intake
dengan upaya pemberian rehidrasi cairan cairan (membaik),Suhu tubuh(membaik).
sehiggah pasien tidak jatuh dalam kondisi 4. Implementasi keperawatan data yang didapat
hipovolemia. dari hasil implementasi keperawatan pada
Berdasarkan asumsi peneliti pasien 1 dan pasien 2 yaitu resiko
bahwa pemberian cairan oralit dapat hipovolemia.
menurunkan gejagala resiko hipovolemia. 5. Evaluasi keperawatan pada pasien 1 dan
pasien 2 dimana frekunsi bab menurun ±5x
sehari menjadi 3x sehari.
Alma Diniarti 1, Septi Viantri Kurdaningsih
2
, Nopianti 3
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Tkriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Rusdin, M. A., Tahiruddin, T., & Mien, M. (2021). Perbedaan Efektivitas Terapi
Zikir dan Relaksasi Nafas dalam Terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan Pasien Pre Sectio Caesarea.