Disusun Oleh :
Nama : Prima Adiningsih
Nim : 202111025
Laporan pendahuluan keperawatan ny. S dengan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit
di ruang Anggrek RSUD TUGUREJO
Prima Adiningsih
202111025
Mengetahui,
B. ETIOLOGI
Risiko ketidak seimbangan elektrolit dapat terjadi karena beberapa kondisi klinis
seperti gagal ginjal, anoreksia nervosa, diabetes mellitus, penyakit chron, gastroenteritis,
pankreatitis, cedera kepala, kanker, trauma multiple, luka bakar, dan anemia sel sabit (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI , 2016).
Kehilangan air dan elektrolit merupakan salah satu akibat dari direa. Mekanisme
dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik dan gangguan sekresi di dinding
usus, sehingga sekresi air dan el ektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Penyakit saluran
pencemaan seperti gastroenteritis akan menyebabkan kehilangan cairan, kalium, dan ion-ion
klorida (Pranata, 2013).
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial
masuk kedalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membrane sel yang merupakan
membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen
dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit
tubuh dengan beberapa cara yaitu:
a. Difusi
Merupakan proses di mana partikel yang terdapat di dalam cairan bergerak
dari konsentrasi tinggi ke kons entrasi rendah sampai terjadi
keseimbangan. Cairan dan elektrolit di difusikan menembus membran sel.
Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran molekul, konsentarsi larutan dan
temperature.
b. Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melaui membrane
semipermiabel dan larutan yang berkosentrasi lebih rendah ke kosentrsi yang
lebih tinggi yang sifatnya menarik.
c. Transport aktif
Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke lebih tinggi karena adanya daya
aktif dari tubuh seperti pompa jantung.
E. K LASIFIKASI
1) Cairan intraseluler
Merupakan cairan yang terdapat di dalam sel, 67% dari total air tubuh
manusia terdapat di dalam intra sel mengandung banyak ion kalium,
magnesium, dan fosfat.
2) Cairan ekstraseluler
Merupakan cairan yang terdapat diluar sel, 33% dari total air tubuh manusia
terdapat diluar sel. Cairan intravaskuler/plasma darah dan cairan intertisial,
mengandung banyak ion natrium, klorida, dan bikarbonat serta terdapat
berbagai nutrient.
G. FAKTOR YANG MEMPENGARUH
1. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan
anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia
dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan
gangguan fungsi ginjal atau jantung.
2. lklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan
kelembabanudaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan
elektrolit melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan
yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5L per hari.
3. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika
intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga
serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat
diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehi ngga hal ini akanmenyebabkan
edema.
4. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga
bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
5. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh Misalnya :
a.Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
b.Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses pasien dengan
penurunan tingkat kesadaran.
c.Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan
intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan elektrolit,
2. Darah lengkap,
3. Ph
4. Berat jenis urin,
5. AGD (Analisa Gas darah)
I. PENATALAKSANAAN KLINIS
a) Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau pengobatan
penyakit dasar. Obat-obatan tersebut misalnya prednison yang dapat mengurangi
beratnya diare dan penyakit.
b) Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral serta
larutan elektrolit dapat diberikan untuk rehydrasi pasien.
c) Untuk diare sedang, akibat sumber non infeksius, obat-obatan tidak spesifik seperti
defenosiklat (lomotil) dan loperamit (imodium) juga diberikan untuk menurunkan
motilitas.
d) Preparat anti mikrobial diberikan bila preparat infeksius telah teridentifiksi atau bila
diare sangat berat.
a) Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan untuk hydrasi cepat, khususnya untuk
anak kecil dan lansia.
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon klien terhadap mas
alah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual
maupun berlangsung potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi
respon klien individu, keluarga, dan komunitas terhadap situasiyang berkaitan dengan
kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016 ).
Jenis diagnosis keperawatan terdiri dari diagnosis aktual, diagnosis risiko, dan diagnosis
promosi kesehatan. Diagnosis aktual menggambarkan respon klien terhadap kondisi
kesehatan atau proses kehidupannya yang menyebabkan klien mengalami masalah
kesehatan. Diagnosis risiko menggambarkan respons klien terhadap kondisi kesehatan atau
proses kehidupannya yang dapat menyebabkan klien berisiko mengalami mas alah
kesehatan. Diagnosis promosi kesehatan menggambarkan keinginan dan motivasi Nien
untuk meningkatkan kondisi kesehatannya ke tingkat yang lebih baik dan optimal (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI , 2016 ).
a. Kuat/resiko defisit volume cairan
Definisi: kondisi dimana pasien mengalami resiko kekurangan cairan pada ekstraseluler dan
vaskuler.
Kemungkinan berhubungan dengan:
1) Kehilangan cairan secara berlebihan
2) Berkeringat secara berlebebihan
3) Menurunnya intake oral
4) Penggunaan deuretik
5) Pendarahan
Kemungkinan data yang di temu :
1) Hipotenis
2) Takhikardian
3) Pucat
4) Kelemahan
5) Konsentrasi urin pekat
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
1) Penyakit Addison
2) Koma
3) Ketoasis pada diabetic
4) Pendarahan gastrointestinal
5) Muntah, diare
6) Intake cairan tidak adekut
b. Volume cairan berlebih
Definisi : Kondisi dimana terjadi peningkatan retensi dan edema,
Kemungkinan berhubungan dengan :
1) Retensi garam air\
2) Efek dari pengobatan
3) Malnutrisi
Kemungkinan data yang di temukan:
1) Orthopnea
2) Oliguria
3) Edema
4) Distensi vena jugularis
5) Hipertermi
6) Distress pernapasan
7) Anasaran
8) Edema paru
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:
1) Obesitas
2) Hipothiroidism
3) Pengobatan dengan kortikosteroid
c. risiko ketidakseimbangan elektrolit
Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada pasien post laparotomy
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI , 2016 ).
F. INTERVENSI
Intervensi keperawatan
a. Aktual/resiko defisit volume cairan
Tujuan yang dilihat
1) mempertahankan keseimbangan cairan.
2) Menujukkan adanya keseimbangan cairan seperti output urine adekuat,
tekanan darah stabil, membran mukosa mulut output urine adekuat, tekanan
darah stabil, membrane mukosa mulut lembap, turgor kulit baik.
3) Secara verbal pasien mengatakan penyebab kekurangan cairan dapat terjadi
(tarwoto &wartanah)
Rencana tindakan (tarwoto &wartonah)
Intervensi Rasional
1. Ukuran dan catat setiap 4 1. Menentukan kehilangan dan
jam kebutuhan
a) Intake dan output cairan
b) Warna mutahan urin,dan
feses,
1) Berikan makanan 2. Maknesium kebutuhan maka
dan minum
2) Berikan pengobatan seperti 3. Menujukan kebutuhan
antidiare dan antimuntah pengertian usus dan mutah
3) Berikan dukungan verbal 4. Meningkatkan konsumsi
yang lebih
4) Lakukan kebersihan mulut 5. Meningkatkan nafsu makan
sebelum makan
5) Ubah posisi pasien setip 6. Meningkatkan sirkulasi
Jam
6) Berikan pendidikan 7. Meningkatkan informasi dan
kesehatan tetang : kerja sama
a) Tanda dan gejala
dehidrasi
b) Intake dan output cairan
c) Terapi
Intervensi Rasional
1) Ukur dan manitor. 1. Dasar pengkajian
a) Intake dan output cairan, kondiovasskuler dan
berat badan ,tensi,CVP respon terhadap
distensi vena, jugularis,dan penyakit
bunyi paru
2) Monitor rontgen paru 2. Mengetahui
adanyaedema
3) Kalaborasi dg dokter dalam 3. Kerjasama disiplin
pemberian cairan, obat dan efek ilmu perawatan
pengobatan
4) Hati-hati dalam memberikan cairan 4. Mengurangi kelebihan
cairan
5) Pada pasien yg bedrest: 5. Mengurangi endema
a) Ubah posisi setiap 2 jam
b) Latihan pasif dan aktif
Intervensi utama:
1. Pemantauan elektrolit
a. Identifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit
b. Monitor kadar elektrolit serum
c. Monitor mual, muntah, dan diare
d. Monitor kehilangan cairan, jika perlu
e. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
f. Dokumentasikan hasil pemantauan
g. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
h. Informasikan hasil pemantauan
Intervensi pendukung:
2. Manajemen elektrolit
a. Identifikasi tanda dan gejala ketidakseimbangan kadar elektrolit
b. Identifikasi penyebab ketidakseimbanagn elektrolit
c. Identifikasi kehilangan elekrolit melalui cairan
d. Monitor kadar eIektrolit
e. Berikan cairan, jika perlu
f. Berikan diet yang tepat
g. Anjurkan pasien dan keluarga untuk modifikasi diet, jika perlu
h. Pasang akses intravena, jika perlu
i. Jelaskan jenis, penyebab, dan penanganan ketidakseimbanagn elektroit
j. Kolaborasi pemberian supleman elektrolit
3. Resusitasi Cairan
a. Berikan oralit sesuai kebutuhan
b. Berikan infus RL/GEN-3B sesuai kebutuhan
c. Kolaborasi penentuan jenis dan jumlah cairan
G. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi yang dilakukan yaitu mengobservasi tanda-tanda vital, memantau intake dan
output, memantau masukan nutrisi, dan melakukan pendidikan kesehatan pada keluarga.
H. EVALUASI
S (Subjective) : Data berdasarkan keluhan yang disampaikan pasien setelah dilakukan
tindakan
O (Objektif) : data berdasarkan hasil pengukuran / observasi langsung kepada pasien setelah
dilakukan tindakan
A (Analysis) : Masalah keperawatan yang terjadi akibat perubahan status klien dalam data
subyektif dan obyektif
P (Planning) : Perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan atau
dimodifikasi
DAFTAR PUSTAKA
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2016). Definisi dan Indikator Diagnostik.
Indonesia Persatuan Perawat Indonesia Edition Jakarta Selatan.
Hidayat, AA (2012). Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Perawatan.
Jakarta:Salemba Medika
Aprisunadi, TIM POKJA DPP PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Edisi I.
Jakarta: DPP PPNI
Marta, Dwi R (2012). Laporan Pendahuluanpemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit.
Surakarta: Poltekkes Surakarta Diakses melalui https://www.scribd.com/doc/111421821/Lp-
Cairan-Dan-Elektrolit pada 24 Agustus 2022
Wilkinson,j,m,2015. Buku saku diagnose keperawatan bengan kriteria hasil (NOC) dan
intervensi (NIC) . EGC:Jakarta
Pranata, Andi Eka (2013). Manajemen Cairan dan Elektrolit. Makassar: Nuha Medika
Diakses melalui http://103.255.15.77/detail-opac?id=288904 pada 24 Agustus 2022