Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR


ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
CAIRA DAN ELEKTROLIT

NAMA : LEDYAH CITRAH

NIM : P05120321023

Pembimbing Akademik

Widia Lestari, S.Kep.,M.Sc

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN 2022/2023
A. KONSEP DASAR KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
1. Definisi

Cairan dan elektrolit merupakan komponen yang sangat berpengaruh bagi


tubuh. Kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan dasar yang
dibutuhkan untuk metabolisme tubuh. Dalam pemenuhannya diatur oleh sistem
atau organ di dalam tubuh seperti ginjal, kulit, paru-paru, dan gasrointestinal
sedangkan dalam pengaturan keseimbangan cairan diatur oleh mekanisme rasa
haus, sistem hormonal yaitu ADH dan aldosteron (Hidayat, AA. 2012).
Cairan dalam elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit dapat mengubah kondisi tubuh. Cairan tubuh adalah air beserta unsur-
unsurnya yang diperlukan untuk kesehatan dan pertumbuhan sel (Evelyn, 2006).
Elektrolit adalah cairan yang merupakan kimia aktif terdiri dari cairan yang
mengandung muatan negatif (Fundamental of Nursing).
2. ETIOLOGI
Risiko ketidak seimbangan elektrolit dapat terjadi karena beberapa kondisi
klinis seperti gagal ginjal, anoreksia nervosa, diabetes mellitus, penyakit chron,
gastroenteritis, pankreatitis, cedera kepala, kanker, trauma multiple, luka bakar,
dan anemia sel sabit (Tim Pokja 5DKI DPP PPNI, 2016). Kehilangan air dan
elektrolit merupakan salah satu akibat dari diare. Mekanisme dasar penyebab
timbulnya diare adalah gangguan osmotik dan gangguan sekresi di dinding usus,
sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Penyakit
saluran pencernaan seperti gastroenteritis akan menyebabkan kehilangan cairan,
kalium, dan ion-ion klorida (Pranata, 2013)..
3. TANDA DAN GEJALA
a. Kelelahan
b. Kram otot dan kejang
c. Mual
d. Pusing
e. Pingsan
f. Lekas merah
g. Muntah
h. Mulut kering
i. Denyut jantung lambat
j. Kejang
k. Palpitasi
l. Tekanan darah naik turun
m. Kurangnya koordinasi
n. Sembelit
o. Kekakuan sendi
p. Suhu naik
q. Anoreksia
r. Berat badan naik
4. FISIOLOGI
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan
interstitial masuk kedalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membrane sel yang
merupakan membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan
komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan
dan elektrolit tubuh dengan beberapa cara yaitu:
a. Difusi
Merupakan proses di mana partikel yang terdapat di dalam cairan
bergerak dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi
keseimbangan. Cairan dan elektrolit di difusikan menembus membran sel.
Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran molekul, konsentarsi larutan dan
temperature.
b. Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melaui membrane
semipermiabel dan larutan yang berkosentrasi lebih rendah ke kosentrsi yang
lebih tinggi yang sifatnya menarik.
c. Transport aktif
Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke lebih tinggi karena
adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.
5. KLASIFIKASI
a. Cairan intraseluler
Merupakan cairan yang terdapat di dalam sel, 67% dari total air tubuh
manusia terdapat di dalam intrasel mengandung banyak ion kalium,
magnesium, dan fosfat.
b. Cairan ekstraseluler
Merupakan cairan yang terdapat diluar sel, 33% dari total air tubuh
manusia terdapat diluar sel. Cairan intravaskuler/plasma darah dan cairan
intertisial, mengandung banyak ion natrium, klorida, dan bikarbonat serta
terdapat berbagai nutrient.
6. PATHWAY

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

USIA AKTIVITAS IKLIM DIET STRES PENYAKIT

DIFUSI, FILTRASI, TRANSFORTASI AKTIF

KEHILANGAN VOLUME KELEBIHAN VOLUME KETIDAK SEIMBANGAN


CAIRAN CAIRAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

HIPOVOLEMIA HIPERVOLEMIA RESIKO RESIKO


KETIDAK KETIDAK
SEIMBANGAN SEIMBANGAN
RESIKO HIPOVOLEMIA CAIRAN ELEKTROLIT

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan elektrolit,
b. Darah lengkap,
c. pH
d. Berat jenis urin,
e. AGD (Analisa Gas darah)
8. PENATALAKSANAAN KLINIS
a. Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau pengobatan
penyakit dasar. Obat-obatan tersebut misalnya prednison yang dapat
mengurangi beratnya diare dan penyakit.
b. Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral
serta larutan elektrolit dapat diberikan untuk rehydrasi pasien.
c. Untuk diare sedang, akibat sumber non infeksius, obat-obatan tidak spesifik
seperti defenosiklat (lomotil) dan loperamit (imodium) juga diberikan untuk
menurunkan motilitas.
d. Preparat anti mikrobial diberikan bila preparat infeksius telah teridentifiksi
atau bila diare sangat berat.
e. Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan untuk hydrasi cepat, khususnya
untuk anak kecil dan lansia.

9. Manifestasi Klinis
Respon fisiologis dari perubahan mobilisasi yang mungkin muncul,
diantaranya :
a. Muskuloskeletal sepeeti kehilangan daya tahan, penurunan massa otot, atropi
abnormalnya sendi (kontraktur) dan gangguan metabolisme kalsium dan
b. Kardiovaskuler seperti hipotensi ortostatik, peningkatan beban kerja jantung,
dan pembentukan thrombus.
c. Pernafasan seperti atelektasis dan pneumonia hipostatik, dispnea setelah
beraktifitas.
d. Metabolisme dan nutrisi antara lain laju metabolic; metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit;
ketidakseimbangan kalsium; dan gangguan pencernaan (seperti konstipasi).
e. Eliminasi urin seperti stasis urin meningkatkan risiko infeksi saluran
perkemihan dan batu ginjal.
f. Integument seperti ulkus dekubitus adalah akibat iskhemia dan anoksia
jaringan.
g. Neurosensori: sensori deprivation

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Identitas
Mendapatkan data identitas pasien yang meliputi nama, jenis kelamin,
pendidikan, agama, pekerjaan, status perkawinan, suku, alamat, tanggal
massuk RS.

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
c. Riwayat Kesehatan Masalalu
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
e. Genogram
f. Riwayat kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
2) Eliminasi (BAB, BAK)
3) Personal Hygiene
4) Aktivitas
5) Istirahat dan tidur

3. Riwayat Psikososial dan Spiritual


a. Riwayat Psikologis
b. Riwayat Sosial
c. Riwayat Spiritual

4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum:
b. Tingkat kesadaran:
c. Ekspresi:
d. Penampilan:
e. Tanda-tanda vital
f. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
- Inspeksi: amati jumlah rambut, distribusi, tekstur, dan kebersihan.
- Palpasi: apakah terdappat lesi, dan nyeri tekan
2) Wajah
- Inspeksi :warna dan lesi
3) Mata
- Inspeksi :kelopak mata, konjungtiva, sclera, reaksi pupil, alis
4) Telinga
- Inspeksi: lihat struktur luar dan bagian dalam telinga.
5) Hidung
- Inspeksi :apakah pasien bernapas dengan cuping hidung, sinus, dan
adanya septum
6) Mulut
- Inspeksi : lihat warna bibir,gigi,eksudat pada paring, warna dan
pergerakan lidah
7) Leher
- Inspeksi: lihat kesimetrisan leher
- Palpasi: apakah ada pembesaran vena jugularis, deviasi trakea dan
tiroid
8) Dada dan paru-paru
- inspeksi :bentuk, irama, dan kedalaman
- Palpasi : hematum dan ekspansi thoraks
- Perkusi
- auskultasi
9) Jantung
- Palpasi
- auskultasi
10) Abdomen
- inspeksi :warna, dan kesimetrisan
- auskultasi :bunyi bising usus
- Perkusi: batas hepar dan lambung
- Palpasi : setiap kuadran
11) Ekstremitas
- Inspeksi :gaya berjalan
12) Genetalia
- Inspeksi :distribusi rambut pubis, bentuk, secret, dan lesi
13) Anus
- Inspeksi: scar, lesi, jamus, bengkak
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
b. Rongent
c. Therapy
d. Gizi

6. Analisa Data

No Data Senjang Etiologi Masalah


1 - -

2 - -
3 - -

7. Diagnosa Keperawatan
a. Hipovolemia
b. Hipervolemia
c. Resiko volemia

8. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Perencanaan Rasional


Tujuan/kriteria Rencana tindakan
hasil
1 Gejala dan Tanda Mayor Setelah - -
- Ortopnea dilakukan
- Dispneat intervensi
- Paroxysmal keperawatan ...x
nocturnal dyspnea ... jam
(PND) diharapkan
- Edema anasarka pasien mampu
atau edema perifer -
- Berat badan
meningkat dalam
waktu singkat
- Jugular Venous
Pressure (JVP) dan
cental Venous
Pressure (CVP)
meningkat
- Refleks
hepatojugular positif

Gejala dan Tanda Minor


- Dispensi vena
jugularis
- Terdengar suara
nafas tambahan
- Hepatomegali
- Kadar Hb/Ht
- Oliguria
- Intake lebih banyak
dari output (balans
cairan positif)
- Kongesti paru

Kekurangan Volume
Cairan (Hipovolemia)

Gejala dan Tanda Mayor


- Frekuensi nadi
meningkat
- Nadi teraba lemah.
- Tekanan nadi
menyempit
- Turgor kulit
menurun
- Membran mukosa
kering
- Volume urin
menurun Hematrokit
meningkat

Gejala dan Tanda Minor


- Merasa lemah
- Mengeluh haus
- Pengisian vena
menurun.
- Status mental
berubah
- Suhu tubuh
meningkat
- Konsentrasi urin
meningkat
- Berat badan turun
tiba-tiba
2 Kekurangan Volume Setelah - -
Cairan (Hipovolemia) dilakukan
intervensi
Gejala dan Tanda Mayor keperawatan ...x
- Frekuensi nadi ...jam
meningkat diharapkan
- Nadi teraba lemah. pasien mampu
- Tekanan nadi menunjukan
menyempit Ekspetasi :
- Turgor kulit -
menurun
- Membran mukosa
kering
- Volume urin
menurun Hematrokit
meningkat

Gejala dan Tanda Minor


- Merasa lemah
- Mengeluh haus
- Pengisian vena
menurun.
- Status mental
berubah
- Suhu tubuh
meningkat
- Konsentrasi urin
meningkat
- Berat badan turun
tiba-tiba
3 Resiko hipovolemia Setelah - -
dilakukan
intervensi
keperawatan ...x
... jam
diharapkan
pasien mampu
menunjukan
Ekspetasi :
meningkat
Kriteria hasil:
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017), Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik, Jakarta Selatan; Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019), Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil, Jakarta Selatan; Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Jakarta Selatan; Dewan Pengurus Pusat PPNI

Asmadi. 2008. Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai