Oleh:
Nama : Ita Susilowati
NIM: 200106077
1.1 GEA
Gastroentritis (GEA) merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau
tidak seperti biasanya. Perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan volume,
keenceran, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah, seperti lebih dari 3 kali/ hari dan
pada neonatus lebih dari 4 kali/ hari. (A.Aziz Hidayat, 2008).
Selain itu menurut Sudoyo Aru Gastroenteritis atau diare adalah buang air besar (defikasi)
dengan tinja berbentuk cair/setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak
dari pada biasanya lebih dari 200gram atau 200 ml/24 jam. Penularan diare karena infeksi
melalui makan atau minum yang terkontaminasi pathogen yang berasal atau hewan atau
muntahan penderita dan juga melalui udara atau melalui aktivitas seksual kontak oral atau
general atau melalui aktivitas seksual kontak oral atau genetal atau aral-anal.(Sudoyo Aru,dll
2009).
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang
memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh.
Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh.
Cairan dan Elektrolit penting untuk fungsi tubuh dan untuk mempertahankan homeostatis.
Cairan membentuk sekitar 60% berat badan pada pria dewasa, 50% pada wanita dewasa dan
70% pada bayi (McCance et al.2010). Persentase cairan tubuh bervariasi bergantung pada
faktor usia, lemak dalam tubuh dan jenis kelamin. Wanita memiliki cairan tubuh lebih sedikit
dibandingkan pria karena wanita memiliki lemak tubuh lebih banyak dan pria mempunyai
massa otot lebih banyak (McCance et al.2010). Cairan tubuh adalah larutan yang tersusun
dari air dan zat terlarut seperti elektrolit (natrium, kalium, dan klorida) gas (oksigen dan
karbon dioksida), nutrient, enzim dan hormon. Elektrolit adalah senyawa kimia yang terpisah
dari air untuk membentuk partikel bermuatan yang disebut ion.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok yaitu: cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler.
Cairan intraseluler adalah cairan yang berada didalam sel diseluruh tubuh, sedangkan cairan
ekstraseluler adalah cairan yang berada diluar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu cairan
intravaskuler (plasma), Cairan interstitial dan cairan transeluler.
Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan didalam system vaskuler, cairan interstitial
adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan transeluler adalah cairan sekresi
khusus seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler dan sekresi saluran cerna.
2. Anatomi Fisiologi
Sistem pencernaan terbagi atas organ utama dan organ aksesoris atau tambahan. Organ
utama sistem pencernaan terdiri atas rongga mulut yang didalamnya terdapat palatum, pipi
dan bibir, lidah gigi, kelenjar ludah, faring,esofagus (kerongkongan), lambung (gaster),
duodenum (usus halus),jejenunum, ileum, kolon yang terdiri atas kolon asenden (naik),
transversum (horizontal) dan desenden (menurun) dan rektum. Sedangkan organaksesorisnya
terdiri atas kelenjar kelenjar ludah (glandula saliva), dimana terdapat kelenjar parotis,
kelenjar sublingualis dan kelenjar submandibularis. Organ aksesoris lain yaitu hati atau
hepar dan pancreas.
a. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan berpengaruh pada
luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah
mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering
terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah
memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh melalui keringat. Sedangkan seseorang yang
beraktifitas di lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5L per hari.
c. Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan. Ketika intake nutrisi tidak adekuat maka
tubuh akan membakar protein lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan protein
akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan
sehingga hal ini akan menyebabkan edema.
d. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan glycogen otot.
Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan
dapat meningkatkan volume darah.
e. Kondisi sakit
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan
intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
2.2. Macam macam gangguan yang mungkin terjadi pada pemenuhan kebutuhan
cairan
a. Dehidrasi
Dehidrasi adalah kehilangan air dari tubuh atau jaringan atau keadaan yang merupakan akibat
kehilangan air yang abnormal. Menurut Guyton, dehidrasi adalah hilangnya cairan dari
semua pangkalan cairan tubuh. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dehidrasi
merupakan keadaan kehilangan cairan tubuh.
Pada dehidrasi, haluaran air lebih besar dibanding asupan air. Dehidrasi dapat disebabkan
oleh kehilangan natrium atau larutan elektrolit lainnya seperti kalium. Penyebab eksternal
dehidrasi meliputi pajanan sinar matahari berlebihan, anoreksia atau bulimia menyebabkan
dehidrasi. Penurunan asupan cairan, demam, pengisapan gastrointestinal, obat tertentu dan
hemoragi juga dapat menyebabkan dehidrasi. Gangguan tertentu seperti disfungsi elektrolit
dan penyakit Addison juga dapat menyebabkan dehidrasi.
b. Hipovolemi
Terjadi karena kekurangan pemasukan air atau pengeluaran berlebihan. Penyebab: Muntah,
diare berlebihan, demam.
c. Hipervolemi
Terjadi saat air natrium dipertahankan dalam proporsi isotonic sindrom ruang ke tiga berefek
kekurangan volume cairan ekstrasel. Disebabkan karena infeksi trauma.
3. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama : Tn. D
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : Sarjana Teknik
Pekerjaan : Engineer
Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Belum nikah
Golongan Darah :O
Alamat : Linggapura
No. CM : 00-28-XX-XX
Diagnosa Medis : GEA
Tanggal Masuk : 24 Januari 2020
Tanggal Pengkajian : 26 Januari 2020
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien datang mengatakan BAB cair, Dada bagian kanan terasa nyeri, Demam
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh BAB cair sejak 4 hari yang lalu
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit tersebut.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada yang menderita penyakit tersebut.
c. Masalah Keperawatan
Diagnosa 1:
Tujuan
Pasien kekurangan volume cairan akan teratasi di buktikan oleh adanya keseimbangan
cairan.
Kriteria hasil
Frekuensi pasien dalam batas normal dan nyeri perut tidak ada
Intervensi dan Rasional
1. Mengkaji status dehidrasi : mata, tugor kulit dan membran mukosa.
2. Mengkaji pemasukan dan pengeluaran cairan
3. Pemeriksaan laboratorium sesuai program : elektrolit, Hb, Ph, dan albumin.
4. Observasi dan catat frekuensi defekasi, karakteristik dan jumlah
5. Mendorong diet tinggi serat dalam batasan diet, dengan masukan cairan sedang sesuai
diet yang dibuat.
Diagnosa 2:
Tujuan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi.
Kriteria Hasil
Intake makanan per oral dihabiskan
Intake minuman cukup
Intervensi dan Rasional
1. Mengkaji intake makanan dan minuman
2. Memonitor intake dan out put makanan dan minuman
3. Memberikan makanan tinggi kalori dan protein
4. Melakukan kebersihan mulut setiap habis makan
5. Membatasi masukan lemak sesuai indikasi
6. Mengkolaborasi dengan ahli gizi
7. Memonitor Berat Badan
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/444956496/Laporan-Pendahuluan-GEA-docx
https://id.scribd.com/document/397967054/Lita-Kresti-Novaliana-Bab-II
https://id.scribd.com/document/456356250/anatomi-gea-doc
https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2921/142500132.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/1253/1/KTI.%20Muliadi.pdf
https://id.scribd.com/document/456267584/43275-kebutuhan-cairan-WAHYU