Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN CAIRAN PADA ANAK DENGAN SINDROMA NEFROTIK

FLUID MANAGEMENT IN CHILDREN WITH NEPHROTIC SYNDROME

Suryati
STIKes Garuda Putih Jambi
Email: suryatifrd@gmail.com

Abstrak : Insiden sindrom nefrotik di Indonesia dilaporkan 6 per 100.000 pada anak berusia kurang dari
14 tahun per tahun. Kelebihan volume cairan sering ditemukan pada anak dengan sindrom nefrotik, hal ini
terjadi karena hilangnya kadar protein dalam darah sehingga menyebabkan penurunan tekanan koloid
osmotic dalam darah, akibatnya timbul akumulasi cairan dalam rongga interstial. Manajemen cairan
ditujukan untuk keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi. Tujuan penelitian menggambarkan
tentang manajemen cairan pada anak sindrom nefrotik di RSUD Raden Mattaher Jambi. Penelitian ini
adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus. subyek penelitian ini adalah anak sindrom
nefrotik yang mengalami masalah kelebihan volume cairan. Pengumpulan data di lakukan dengan cara
wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Penelitian ini di lakukan pada tanggal 06 sampai 22 Agustus
2019 di ruang anak RSUD Raden Mattaher Jambi. Pengkajian pada klien 1 dan 2 didapatkan keluhan
utamanya yaitu sama-sama mengalami edema sehingga ditegakkan diagnosa kelebihan volume cairan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam berupa balance cairan 24 jam, asupan cairan
sesuai kebutuhan dan kolaborasi pemberian diuretic, masalah kelebihan volume cairan teratasi. Pada
asuhan keperawatan anak sindroma nefrotik dengan masalah kelebihan volume cairan dapat diatasi
dengan manajemen cairan.

Kata kunci : manajemen cairan, anak sindrom nefrotik

Abstract : The incidence of nephrotic syndrome in Indonesia, it is reported that 6 every 100,000 every year
in children aged less than 14 years. Excess fluid volume is often found in children with nephrotic syndrome,
this occurs due to loss of protein levels in the blood, causing a decrease in colloid osmotic pressure in the
blood, resulting in accumulation of fluid in the interstitial space. Fluid management is aimed at fluid balance
and preventing complications. The aim of this study is to describe fluid management in children with
nephrotic syndrome in RSUD Raden Mattaher Jambi. This research is descriptive analytic with a case study
approach. The subjects of this study were children with nephrotic syndrome who had problems with excess
fluid volume. Data collection was done by means of interviews, observations and documentation studies.
This research was held from 06 to 22 August 2019 in the pediatric room RSUD Raden Mattaher Jambi.
Assessment of clients 1 and 2 found that the main complaint was that they both had edema so that the
diagnosis of excess fluid volume was established. After nursing actions for 3x24 hours in a way 24-hour
fluid balance, fluid intake as needed and collaboration diuretics teraphy, the problem of excess fluid volume
is resolved. In the nursing care of children with nephrotic syndrome with fluid volume excess problems can
be overcome by fluid management.

Keywords: fluid management, children with nephrotic syndrome


PENDAHULUAN elektrolit,monitor cairan, monitor tanda-
Sindroma nefrotik adalah ganguan tanda vital, dan manajemen cairan.
klinis yang ditandai dengan peningkatan Tindakan yang paling penting dilakukan oleh
protein urine (proteinuria), edema, perawat adalah manajemen cairan. Aktivitas
penurunan albumin dalam darah manajemen cairan diantaranya
(hipoalbuminemia), dan kelebihan lipid mendokumentasikan catatan intake/output
dalam darah (hiperlipidemia). Sindrom yang akurat, memonitor makanan/cairan,
nefrotik dapat terjadi pada semua usia, serta memonitor berat badan, tanda-tanda
tetapi lebih banyak terjadi pada usia 1-2 vital dan hasil laboratoium. Tindakan
tahun dan 8 tahun. Pada anak anak yang kolaborasi adalah memberikan terapi
onsetnya dibawah usia 8 tahun, ratio anak diuretik (Gloria, 2013)
laki-laki dan perempuan bervariasi dari 2:1 Jika masalah manejemen cairan ini
hingga 3:2. (EL Bakkali L, 2011). tidak cepat diatasi maka akan menyebabkan
Insiden sindrom nefrotik pada anak hipervolemia yang dapat menyebabkan
dalam kepustakaan di Amerika Serikat dan gangguan sirkulasi cairan dalam tubuh yang
Inggris adalah 2-7 kasus baru per 100.000 berujung dengan gagal jantung dikarenakan
anak per tahun, dengan prevalensi berkisar meningkatnya fungsi kerja jantung yang
12-16 kasus per 100.000 anak. Di negara berlebih saat memompa darah keseluruh
berkembang insidensnya lebih tinggi. Di tubuh, serta menimbulkan edema (Marya,
Indonesia dilaporkan 6 per 100.000 per 2013)
tahun pada anak berusia kurang dari 14 Menurut hasil penelitian Elizabeth
tahun (Ilmu Kesehatan Anak, 2012). (2015) tentang sindrom nefrotik kasus baru
Gejala yang muncul pada anak pada anak usia 2 tahun adanya perbedaan
seringkali ditandai dengan edema yang yang signifikan, setelah diberikan tindakan
timbul terdapat di (bagian tubuh yang manajemen cairan selama 5 hari terdapat
bergantung bagian tubuh yang letaknya penurunan BB sebanyak 12 kg, dan potein
paling rendah) di samping terjadi di sekitar urin menjadi 150 mg.
mata dan tangan. Pada kedua bagian yang Berdasarkan latar belakang diatas
di sebutkan terakhir ini, gejala edema tidak peneliti tertarik melakukan penelitian
terlihat di antara pasien-pasien penyakit tentang penerapan menejemen cairan pada
jantung atau hati (Marya, 2013) anak dengan sindrom nefrotikdi ruang anak
Masalah keperawatan yang sering Rumah Sakit Umum Daerah Raden
muncul pada klien sindrom nefrotik adalah Mattaher Jambi.
resiko infeksi, gangguan citra tubuh, Tujuan penelitian ini untuk
penurunan curah jantung, kelebihan volume menggambarkan tentang penerapan
cairan, ketidakseimbangan nutrisi kurang manajemen cairan pada anak dengan
dari kebutuhan tubuh, resiko infeksi, sindrom nefrotik di RSUD Raden Mattaher
inteloransi aktivitas, gangguan citra tubuh Jambi.
dan hambatan mobilitas fisik. Masalah
keperawatan utama yang paling penting METODE PENELITIAN
yang harus di lakukan adalah kelebihan Jenis penelitian ini adalah deskriptif
volume cairan. Kelebihan volume cairan analitik dalam bentuk studi kasus. Subyek
adalah keadaan ketika seseorang individu penelitian yang digunakan dalam penelitian
mengalami atau berisiko mengalami ini adalah anak yang di diagnosa sindrom
kelebihan cairan intraseluler atau interstisiall nefrotik sebanyak 2 klien yang memiliki
(Nurarif, 2015) masalah keperawatan yang sama yaitu
Untuk mengatasi masalah mengalami kelebihan volume cairan.
kelebihan volume cairan tindakan Tempat penelitian ini dilakukan di Ruang
keperawatan yang dapat di berikan Anak Rumah Sakit RSUD Raden Mattaher
diantaranya manajemen asam basa, Provinsi Jambi pada 06 Agustus 2019 s/d 22
manajemen elektrolit, monitor Agustus 2019. Pengumpulan data di
lakukan dengan cara wawancara, observasi BB/TB 25 kg/ 125 cm, terjadinya
dan studi dokumentasi. peningkatan berat badan dari sebelum sakit
(Berat badan sebelum sakit 23 kg, saat sakit
HASIL 25 kg). Tanda-tanda vital klien 2, suhu 36,5
Penelitian dilakukan pada 2 klien °C, nadi 94x/menit dan frekuensi nafas
dengan jenis kelamin perempuan yaitu klien 22x/menit.
1 umur 18 bulan dan klien 2 umur 8 tahun. Hasil pemeriksaan labotatorium darah
Klien 1 saat dilakukan pengkajian : hasil HCT, PLT, RBC WBC klien 1 dan klien
merupakan hari ke-2 klien di rawat, 2 sama dalam batas normal. Hasil Ureum
sedangkan klien 2 sudah dirawat selama 3 pada klien 1 terjadi peningkatan, kadar
hari. ureum 45 mg/dl, sedangkan pada klien 2
Hasil pengkajian klien 1 masuk rumah kadar ureumnya 18 mg/dl dalam batas
sakit dengan alasan bengkak/sembab normal. Kolesrol darah pada klien 1 terjadi
(edema) di daerah mata dan kaki sulit untuk peningkatan 293 m/dl, sedangkan klien 2
berdiri. Sedangkan klien 2 masuk rumah dalam batas normal 200mg/dl. Pemeriksaan
sakit dengan alasan bengkak diseluruh urin hasil protein pada klien 1 adalah +1
badan terutama disekitar wajah. sedangkan klien 2 negativ. Warna urin klien
Riwayat penyakit dahulu, Klien 1 tidak 1 berwarna coklat sedangkan klien 2
ada. Sedangkan klien 2 pernah mengalami berwarna kuning muda.
sindrom nefrotik pada umur 7 tahun, dan Diagnosa keperawatan utama pada
pernah dirawat di RS. Riwayat penyakit klien 1 dan klien 2 adalah kelebihan volume
keluarga pada klien 1 tidak ada anggota cairan berhubungan dengan akumulasi
keluarga yang mengalami penyakit berat cairan. Kriteria hasil yang diharapkan dari
ataupun penyakit sindrom nefrotik, setelah dilakukan tindakan keperawatan
sedangkan klien 2 ayahnya pernah yaitu balance cairan negatif, edema
mengalami penyakit ginjal saat berusia 30 berkurang dan TTV dalam batas normal.
tahun. Intervensi keperawatan yang
Kebutuhan dasar saat sakit pada klien direncanakan pada klien 1 dan klien 2
1, kurang nafsu makan, klien hanya mampu adalah manajemen cairan yang meliputi
menghabiskan ¼ porsi, interval minum 6-8 beberapa aktivitas yaitu kaji intake dan
jam 360 cc dalam satu kali minum, frekuensi output, monitor tanda-tanda vital, timbang
BAB 2 hari/x, konsistensi setengah padat, berat badan, kaji lokasi dan luasnya edema,
frekuensi BAK 3-4x/hari, berwarna kuning observasi reaksi klien terhadp terapi yang
pekat. dberikan, dukung klien dan keluarga untuk
Hasil pemeriksaan fisik yang membantu dalam pemberian makan dan
dilakukan pada klien 1 diketahui bahwa nilai minum, berikan asupan cairan sesuai
tanda-tanda vital anak dalam rentang kebutuhan dan pemberian obat diuretik.
normal, keadaaan umum anak lemah dan Implementasi manajemen cairan pada
rewel, mata dan kaki klien tampak bengkak, klien 1 dan klien 2 sama-sama dilakukan 3
keadaan kulit tidak elastis adanya edema hari perawatan dan ditambah pemberian
pada mata dan ekstremitas, pitting edema obat diuretik forosemid 3x1 ampul (250 mg)
+3 detik, konjungtiva an anemis, BB/PB 10 serta infus RL 20 tetes/menit pada klien 1
kg/5 cm. Tanda-tanda vital klien 1, suhu 36,1 dan infus WIDA D5 + 1/4 NS 20 tetes/menit
°C, nadi 102x/menit dan frekuensi nafas pada klien 2. Pada klien 1 diberikan
25x/menit. tambahan terapi Cefotaxime 2x1 gr
Hasil pemeriksaan fisik yang sedangkan klien 2 Ampicilin 3x750 mg dan
dilakukan pada klien 2 diketahui bahwa nilai Gentamisin 2x80 mg.
tanda-tanda vital anak dalam rentang
normal, keadaan umum wajah tampak
bengkak, pitting edema +2 detik, adanya
edema pada wajah, konjungtiva ananemis,
Tabel 1. Hasil balance cairan anak pemeriksaan tanda-tanda vital pada hari ke-
dengan sindroma nefrotik 3 klien 1, suhu 36,1 °C, nadi 112x/menit dan
Balance Klien 1 Klien 2 frekuensi nafas 24x/menit. Sedangkan pada
cairan klien 2, suhu 36°C, nadi 96x/menit dan
Hari ke- Intake : Intake : frekuensi nafas 22x/menit.
1 Minum 720 Minum 810 m/24
ml/24 jam jam PEMBAHASAN
Infus RL 1440 Infus WIDA 1440
Berdasarkan hasil pengkajian pada
ml/24 jam ml/24 jam
Injeksi 8 ml Injeksi 11 ml klien 1 dan klien 2 didapatkan keluhan
utamanya yaitu klien sama-sama yaitu
Ouput : Ouput : bengkak (edema) di seluruh tubuh. Keluhan
Urine 910 Urine 1000 ml/24 utama klien 1 adalah ibu klien mengatakan
ml/24 jam jam mata dan kaki anaknya bengkak area mata
IWL 12,8 IWL 48 ml/24 jam dan kaki edema kurang lebih dari 3 hari
ml/24 jam BAB 1 x/hari (100 sebelum masuk RS, sedangkan klien 2
BAB 1 x/hari ml) adalah ibu klien mengatakan wajah anaknya
(100 ml) masih bengkak, namun sudah berkurang
sedikit edema kurang lebih 1 minggu
Hari ke- Intake : Intake :
2 Minum 650 Minum 700 ml/24
sebelum masuk RS, menurut peneliti
ml/24 jam jam berkurangnya edema pada klien 2 karena
Infus RL 1440 Infus WIDA 1440 lamanya waktu perawatan yang telah
ml/24 jam ml/24 jam dijalani oleh anak, sehingga
Injeksi 8 ml Injeksi 11 ml penatalaksanaan yang di dapat lebih
adekuat untuk mengurangi kelebihan
Ouput : Ouput : volume cairan dalam tubuh pasien.
Urine 1200 Urine 1.350 Hasil anamnesis keluhan utama
ml/24 jam ml/24 jam riwayat penyakit pada klien 1 dan klien 2
IWL 12,8 IWL 48 ml/24 jam
sesuai dalam teori Terri (2013) yaitu adanya
ml/24 jam BAB 2 x/hari (200
BAB 2 x/hari ml)
edema periorbital yang kemudian
(200 ml) berkembang menjadi edema umum. Pada
klien 1 edema terdapat pada mata dan kaki
Hari ke- Intake : Intake : klien sedangkan klien 2 edema terdapat
3 Minum 520 Minum 660 pada wajah.
ml/24 jam ml/24 jam Berat badan klien 2 bertambah 2 kg
Infus RL 1440 Infus WIDA dalam waktu 7 hari, pemeriksaan wajah
ml/24 jam 1440 ml/24 jam pada klien 1 edema pada mata dan klien 2
Injeksi 8 ml Injeksi 11 ml edema pada wajah dan pada pemeriksaan
ekstremitas terdapat edema pada klien 1
Ouput : Ouput :
Urine 1900 Urine 1.950
Maka hal ini sesuai menurut teori
ml/24 jam ml/24 jam Nurarif (2015) dan M.NURS (2009),
IWL 12,8 IWL 48 ml/24 manifestasi anak sidrom nefrotik yaitu terjadi
ml/24 jam jam edema dan berat badan bertambah.
BAB 1 x/hari BAB 2 x/hari (200 Pada pemeriksa fisik klien 1 dan klien
(100 ml) ml) 2 ditemukan penambahan berat badan , ada
mual, edema, kerewelan. Hal ini sesuai
dengan teori Terri (2013) tentang
Hasil evaluasi pada klien 1 dan klien 2 pemeriksaan fisik atau pengkajian pada
hari ke-3 masalah kelebihan volume cairan anak sindrom nefrotik yaitu penemuan
teratasi diperoleh hasil edema berkurang, tanda-tanda yang mungkin didapatkan
balance cairan negatif, tanda-tanda vital meliputi : penambahan berat badan, mual
normal, kebutuhan cairan adekuat. Hasil
atau muntah, edema (umum[anasarka]), pemberian diuretik selama 3 hari perawatan.
iritabilitas atau kerewelan. Hal ini sesuai dengan teori Nurarif (2015)
Menurut peneliti hasil pemeriksaan manajemen cairan bertujuan untuk
fisik klien 1 dan klien 2 tidak ditemukan meningkatkan keseimbangan cairan dan
kelemahan, keletihan, kulit tampak pencegahan komplikasi yang dihasilkan dari
meregang dan ketat, pucat, peningkatan tingkat cairan yang tidak normal. Adapun
kerja pernafasan. Hal ini tidak sesuai aktivitas yang di lakukan manajemen cairan
dengan teori Terri (2013) tentang adalah kaji intake dan output klien, monitor
pemeriksaan fisik atau pengkajian anak tanda-tanda vital klien, timbang berat badan
sindrom nefrotik terjadi peningkatan kerja klien, kaji lokasi dan luas edema, berikan
nafas. Hal ini mungkin sidrom nefrotik belum terapi IV dengan tepat, dukung klien dan
menimbulkan komplikasi pada sistem keluarga untuk membantu dalam pemberian
pernafasan, sebagaimana dielaskan makan dan minum.
menurut teori Wong (2009) bahwa salah Pemberian diuretik peneliti mengambil
satu komplikasi sindrom nefrotik bisa intervensi lain yaitu dari Kozier (2011),
menimbulkan terjadinya pnemonia. diuretik sangat membantu anak dengan
Menurut teori Nurarif (2015) yang sindrom nefrotik. Teori tersebut menunjukan
menjelaskan bahwa manifestasi sindrom bahwa pemberian Furosemid selama
nefrotik terjadi proteinuria (protein urin edema menyebabkan pengurangan
positif) dan peningkatan ureum dalam penumpukan cairan. Hal ini juga pernah
darah. Jadi pada klien 1 sesuai teori Nurarif diteliti oleh Elizabet (2015) efektif mengatasi
(2015) namun pada klien 2 tidak sesuai sindrom nefrotik pada anak yang
dengan teori karna lamanya perawatan mendapatkan diuretik, pemantauan
pada klien 2 dan kemungkinan kondisi terhadap respon terapi yang dinilai dari
penyakit klien sudah membaik. Hal ini diuresis yang meningkat, berkurangnya
termasuk kedalam penatalaksanaan edema, penurunan protein urine dan
farmakologis menurut teori Nurarif (2015) penurunan berat badan memiliki efek yang
pengobatan bertujuan mengurangi signifikan.
protenuria.
Berdasarkan hasil pemeriksaan KESIMPULAN
laboraturium klien 1 terjadi peningkatan Hasil evaluasi menunjukkan bahwa
kadar (ureum) biasanya karna infeksi pada bahwa penerapan manajemen cairan
ginjal maupun penyakit penyakit ginjal komprehensif dan didampingi pemberian
lainnya yang biasanya terjadi ketika diuretik pada anak Sindrom nefrotik yang
glumerulus tidak berfungsi dengan baik. Hal dilakukan selama 3 x 24 jam cukup efektif
ini sesuai dengan teori Carman (2014) untuk mengatasi kelebihan volume cairan
Sindrom nefrotik terjadi akibat peningkatan pada klien sindrom nefrotik, yang dibuktikan
permeabilitas membran dasar glumerulus, klien/orang tua klien Pada klien 1 tanggal 17
yang memungkinkan pengeluaran proten. Agustus 2019 diperoleh data subyektif Ibu
Pada klien 1 juga terjadi peningkatan klien mengatakan bengkak di mata dan kaki
pada (kolestrol darah) dicurigai dapat anaknya sudah mulai berkurang sedikit,
meningkatkan resiko penyakit jantung dan pitting edema <2 detik, kebutuhan cairan
hasil (protein urin) +1 karna disebabkan terpenuhi, balance cairan negatif: 448 ml,
gangguan pada ginjal. Sedangkan pada TTV dalam batas normal N: 112x/menit S:
klien 2 hasil lab dalam batas normal karna 36,3 C RR: 24x/menit. Sedangkan klien 2
lamanya perawatan di RS. Menurut tanggal 14 Agustus 2019 diperoleh data
pendapat peneliti sindrom nefrotik yang subyektif ibu klien mengatakan bengkak
terjadi pada klien 1 dan klien 2 disebabkan diwajah anaknya sudah berkurang dan urin
oleh faktor yang berbeda. berwarna kuning tapi tidak pekat lagi,
Rencana keperawatan yang peneliti kebutuhan cairan terpenuhi, balance cairan
lakukan adalah manajemen cairan dan
negatif: 87 ml, TTV dalam batas normal N: Mubin, D. D. (2016). Panduan Praktis Ilmu
95x/menit, S: 36C, RR: 22x/menit. Penyakit DALAM Diagnosa dan Terap.
Perawat diharapkan dapat Jakarta: Penerbit Buku Kedoteran
mengaplikasikan intervensi manjemen EGC.
cairan dengan baik untuk dapat mengatasi
masalah keperawatan kelebihan volume Nugroho, T. (2011). ASUHAN
cairan tubuh pada anak dengan sindroma KEPERAWATAN Maternitas, Anak,
nefrotik Bedah, Dan Penyakit Dalam.
Yogyakarta : Muha Medika.

DAFTAR PUSTAKA Nurarif , A. (2015). Aplikasi asuhan


keperawatan berdasarkan diagnosa
Elizabeth, r. (2015, agustus). sindrom
nefrotik kasus baru pada anak usia 2 medis NANDA. jogjakarta:
tahun. Fakultas Kedokteran, tamantirto,kasihan bantu, jogjakarta:
Uniersitas Lampung, vol 2. No 3. Mediaction.
Gloria, d. (2013). Nursing Interventions Sondheimer, J. (2013). Pediatri Diagnosis
Classification (NIC) Yogyakarta : Buku dan Terapi. Tanggerang Selatan:
Kedokteran : EGC. Karisma
Hidayat, A. A. (2013). Ilmu Kesehatan Anak
untuk pendidikan kebidanan. Jakarta: Susan Carman, T. (2013). Buku praktik
Keperawatan Pediatri.Jakarta : Buku
Salemba Medika.
Kedokteran EGC
Kozier, MN, RN, B. D. (2011). Buku ajar
Susan carman, T. (2016). Buku ajar
Fundamental keperawatan Konsep,
Proses, & Pratik Jakarta: Buku keperawatan pediatri. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC. Kedokteran EGC

Lowry, A. D. (2014). Buku Saku Pediatri dan Wong. (2009). Buku ajar keperawatan
Neonatologi. Jakarta: Buku peditrik jakara: Buku Kedokteran
Kedokteran EGC. EGC.

M.NURS, D. F. (2009). Asuhan


Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Sistem Perkemihan
.Jakarta: Salemba Medika.

Marya, R. (2013). Buku ajar patofisiologi


mekanisme teradinya penyakit.
Tanggerang selatan : Binarupa Aksara

Anda mungkin juga menyukai