Anda di halaman 1dari 7

Analisa Sintesa Tindakan

Nama Pasien /Usia : Tn. L.S


No. RM : 39 93 90
Tanggal Masuk RS : 25-01-2022
Tanggal dan Jam Tindakan : 26-01-2022/08.40 Wita
Diagnosa Medis : CKD

No Kriteria Bobot

1 Diagnosa Keperawatan : Kelebihan volume cairan


Ada beberapa faktor yang muncul pada CKD diantaranya adalah tubula intestinal, penyakit peradangan, penyakit vaskuler
hipertensif, gangguan jaringan ikat, gangguan kongenital dan herediter, penyakit metabolik, nefropati toksik, nefropati
obsruktif
(Price & Wilson, 2016)

2 Data Subjektif :
- Klien mengatakan kedua kakinya bengkak
- Klien mengatakan sudah 1 kali melakukan cuci darah di Palu 28 November 2021 kemarin
- Klien mengatakn sebelum masuk Rs ia namun air putih kurang 200 ml tapi belum-belum juga BAK

3 Data Objektif :
- Tampak edema kedua kaki
- Klien Nampak gelisah
- TTV : TD : 140/101 mmhg
N : 83 x/m
P : 20 x/m
S : 36,1 ֯
- Ureum : 85 mg/dl
- Keratin : 15.52 mg/dl
- Therapy yang diberikan :
 IVFD RL 20 Tpm
 Aminoral 1 Tab 2x1
 A.Tolat 1 Tab 2x1
 Foroscemik ½ Tab

4 Langkah-langkah tindakan keperawatan yang dilakukan saat ini (bukan menurut teori)
- *Pantau respon nyeri pasien* tiap 3 jam
- *Pantau TTV*
- *Pantau keadaan umum pasien*

5 Dasar Pemikiran:
- Chronic Kidney Disease (CKD) adalah salah satu penyakit renal tahap akhir. CKD merupakan gangguan fungsi
renal yang progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan elektrolit yang menyebabkan uremia atau retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah
(Smeltzer dan Bare, 2010)
- Hypervolemia adalah gejala yang diakibatkan oleh kelebihan volume air dalam tubuh, yang kemungkinan dapat disebabkan
gangguan ginjal, sehingga tubuh tidak dapat mengatur penyimpanan air dalam tubuh. Pasien dengan gagal ginjal kronik
mengalami penurunan ekskresi natrium yang menyebabkan retensi air sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan edema.
Tubuh manusia terdiri dari 60% air. Pada pria dewasa 55-60% berat tubuh adalah air, pada perempuan dewasa air meliputi 50-
60% dari berat tubuhnya. Air penting bagi tubuh untuk membantu menjalankan setiap fungsinya dengan baik, namun
demikian juga jika kelebihan volume cairan akan sangat membahayakan. Kondisi tersebut dikenal dengan istilah
hypervolemia (Ernawati R Ismansyah, 2016).
6 Prinsip Tindakan :
 Fase Pra Interaksi
1. Mempersiapkan alat
2. Melakukan cuci tangan
 Fase Orientasi
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri, setelah itu menjelaskan tujuan diberikan
tindakan
3. Menjelaskan langkah prosedurnya
4. Menanyakan kesiapan pasien bersedia atau tidak
 Fase Kerja
1. Menghitung intake makanan dan minuman
2. Menghitung intake parenteral
3. Menentukan cairan metabolism
4. Menghitung output urin dan feses
5. Menghitung output abnormal (muntah, drain, perdarahan)
6. Menghitung balance cairan
7. Merapikan pasien dan alat
8. Cuci tangan
 Fase Teriminasi
1. Mengevaluasi tindakan
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan dengan pasien
4. Dokumentasi tindakan

7 Analisa Tindakan Keperawatan:


- Pada pasien CKD dapat menimbulkan komplikasi gangguan kesehatan lainnya, salah satunya adalah kondisi overload cairan
yang merupakan factor pemicu terjadinya gangguan kardiovaskuler bahkan kematian ( Caturvedy, 2014). Pasien yang
mmenjalani Hemodialisa rata-rata memiliki riwayat overload cairan. Komplikasi pasien CKD sehubungan dengan overload
dapat dicegah dengan pembatasan intake cairan yang efektif dan efisien. Pembatasan jumlah cairan pada pasien CKD
dilakukan dengan pemantauan intake output perharinya. Sehubungan dengan intake cairan pasien CKD bergantung pada
jumlah urine 24 jam. Manfaat balance cairan pada pasien CKD dapat mencegah resiko terjadinya edema paru, gagal jantung
dan gagal nafas (Ernawati R Ismansyah, 2016).
8 Bahaya yang dapat terjadi?
- Bahaya yang ditimbulkan apabila tidak dilakukan balance cairan pada pasien CKD, akan terjadinya komplikasi berupa gagal
jantung. Gagal jantung pada pasien CKD terjadi karena kelebihan cairan yang menyebabkan preload meningkat sehingga
beban jantung meningkat dan lama kelamaan akan terjadi gagal jantung ( Anggraini, 2016).
9 Hasil yang didapat:
S:
- Pasien mengatakan bengkak pada kedua kakinya
O:
- Klien Nampak gelisah
- TTV : TD : 140/101 mmhg
N : 83 x/m
P : 20 x/m
S : 36,1 ֯
- Ureum : 85 mg/dl
- Keratin : 15.52 mg/dl

A:
- Kelebihan volume cairan
P:
- Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Monitor intake dan output cairan
3. Kaji lokasi edema
4. Kolaborasi dengan dokter untuk tindakan hemodialisa
10 Evaluasi Diri:
- Balance cairan pada pasien CKD harus dilakukan monitoring secara ketat, apabila volume cairan tidak seimbang harus segera
dilakukan tindakan supaya tidak terjadi komplikasi organ lainnya.
- Tindakan yang dilakukan apabila sudah terjadi overload cairan pada pasien CKD adalah melakukan pembatasan cairan,
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian diuretic dan hemodialisa.
- Sepanjang ini masih kesulitan dalam menghitung output feses dan cairan

11 Daftar Pustaka :
Caturvedy, M (2014). Management of hypertension in CKD. Clinical quers : nefrology 3, 1-4
Ernawati R, Ismansyah (2016). Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Pembatasan Asupan
Cairan Pasien Hemodialisa. Mahakam Nursing Journal Vo.1. No. 2 2016: 7--79
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (1995). Patofisiologi Konsep Kllinis Proses-prosesPenyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal BedahBrunner & Suddarth. Edisi 8.
Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai