1. PENGKAJIAN
A. Identitas
7) Interaksi Sosial
Subyektif: Perasaan isolasi/ penolakan karena penyakit
menular, perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/
perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran.
D. Pemeriksaan fisik
9) Rambut : Pada klien TBC biasanya rambutnya hitam serta kulit kepala klien
bersih, dan tidak rontok
10) Wajah : Biasanya tampak ekspresi wajah meringis karena nyeri dada yang
dirasakannya pada saat batuk
11) Mata : Biasanya terdapat lingkaran hitam pada kelopak mata karena kurang
tidur akibat nyeri, mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva
pucat,scleraikterik.pupil bulaT
12) Hidung : Biasanya tidak ada tanda-tanda radang, ada nafas cuping hidung.
13) Mulut :Biasanya bibir kering, lidah tidak kotor dan biasanya ada caries pada
gigi
14) Leher :Biasanya tidak ada adanya pembesaran kelenjer thyroid.
15) Dada/Thorak
1) Catat status nutrisi pasien dari penerimaan, catat turgor kulit, berat badandan
derajat kekurangannya berat badan, riwayat mual atau muntah, diare.
2). Pastikan pada diet biasa pasien yang disukai atau tidak disukai.
Rasional : membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan keinginan individu
dapat memperbaik masukan diet.
3). Selidiki anoreksia, mual dan muntah dan catat kemungkinan hubungan
dengan obat, awasi frekuensi, volume konsistensi feces.
6). Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein.
Rasional : Masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tidak perlu atau kebutuhan
energi dari makan makanan banyak dari menurunkan iritasi gaster.
6. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan sesak nafas dan batuk.
Rasional : rekomendasi yang umum untuk tidur 8 jam tiap malam nyatanya
tidak mempunyai fungsi dasar ilmiah individu yang dapat rileks dan istirahat
dengan mudah memerlukan sedikit tidur untuk merasa segar kembali dengan
bertambahnya usia, waktu tidur. Total secara umum menurun, khususnya
tidur tahap IV dan waktu tahap meningkat.
2). Tingkatkan relaksasi, berikan lingkungan yang gelap dan terang, berikan
kesempatan untuk memilih penggunaan bantal, linen dan selimut, berikan
ritual waktu tidur yang menyenangkan bila perlu pastikan ventilasi ruangan
baik, tutup pintu ruangan bila klien menginginkan.
b. Kriteria hasil : pasien mampu melakukan aktifitas secara mandiri dan tidak
kelelahan setelah beraktivitas.
1). Jelaskan aktivitas dan faktor yang meningkatkan kebutuhan oksigen seperti
merokok. suhu sangat ekstrim, berat badan kelebihan, stress.
2). Secara bertahap tingkatan aktivitas harian klien sesuai peningkatan toleransi.
Rasional : belajar tergantung pada emosi dari kesiapan fisik dan ditingkatkan
pada tahapan individu.
2). Berikan instruksi dan informasi tertulis pada pasien untuk rujukan
3). Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan alasan
pengobatan lama, dikaji potensial interaksi dengan obat atau subtansi lain.
pola hidup.
1). Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi ' melalui droplet
udara selama batuk, bersin, meludah, bicara, tertawa.
sahabat karib/teman.
Rasional : orang-orang yang terpejan ini perlu program terapi obat untuk
mencegah penyebaran/terjadinya infeksi.
3). Kaji tindakan kontrol infeksi sementara, missal: masker atau isolasi
4). Anjurkan pasien untuk batuk/bersin dan mengeluarkan pada tisu dan
menghindari meludah. Kaji pembuangan tisu sekali pakai dan teknik
mencuci tangan yang tepat, dorong untuk mengulangi demonstrasi.
Anonim, 2017, Asuhan Keperawatan Tb Paru, diakses tanggal 30 Oktober 2017 jam 09.03
dari http://akperpemprov.jatengprov.go.id/
Barbara, C.L., 2019, Perawatan Medikal Bedah (suatu pendekatan proses keperawatan),
Bandung.
Dewi, Kusma . 2018. Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Tuberkulosis Paru.
Diakses tanggal 30 Oktober 2012 jam 10.15 dari http://www.scribd.com
/doc/52033675/
Enykus. 2017 Keterampilan Dasar Dan Prosedur Perawatan Dasar, ed. 1. Semarang. Kilat
proses
NANDA-1 Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018 Edisi 11, Jakarta:EGC.
Price, S.A, 2018, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Jakarta : EGC
Robert. Priraharjo. 2017. Pengkajian Fisik Keperawatan, Cetakan II. Jakarta. EGC.
Smeltzer, C.S.2019. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Edisi 8.
Jakarta : EGC
Somantri dkk. 2019. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta: FKUI.
Pathway