Anda di halaman 1dari 4

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA

LAPORAN ANALISA SINTESA KEPERAWATAN


KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN KRITIS

Nama Mahasiswa : Ulfa Muntaha


NPM : 204291517020
Tanggal : 02/04/2021
Ruangan : UGD PKM SINDANGRESMI
Nama Pasien : Tn. J
Umur : 48 tahun
Medical Record :
Diagnosa Medis : Batu uretra distal dextra

1. Data Masalah Keperawatan :


Tn. Y Klien datang ke puskesmas Sindangresmi 2 April 2021 dengan keluhan nyeri pinggang
kanan dan nyeri saat berkemih menjalar sampai ke genitalia. Skala nyeri 4-5. Riwayat
hematuria dan disuria. Dari hasil USG terlihat ada batu pada ginjal sebelah kanan. Hasil BNO
IVP terlihat batu ureter distal dextra. Hasil pemeriksaan : TD : 110/70 mmHg, N : 80x/menit,
S : 36 0 C dan RR : 12x/menit. Klien di rujuk RS
2. Masalah Keperawatan Utama :
Nyeri akut
3. Rasional Masalah Keperawatan :
Mengkaji skala nyeri
4. Tindakan Keperawatan yang Dilakukan :
Diagnostik ;
a. Kaji intensitas, lokasi, frekuensi dan penyebaran nyeri Rasional:
Peningkatan nyeri adalah indikasi dari obstruksi, bila nyeri hilang kemungkinan batu
sedang bergerak
b. Observasi abdominal pain Rasional : Kemungkinan ada komplikasi lain
c. Kaji tanda keringat dingin,tidak dapat beristirahat, dan ekspresi wajah Rasional :
Mengobservasi tanda-tanda shock
d. Tingkatkan pemasukan sampai 2500 ml/hari sesuai toleransi Rasional
: menurunkan iritasi dengan mempertahankan aliran cairan konstan ke mukosa kandung
kemih.
e. Berikan tindakan kenyamanan
(sentuhan terapeutik, pengubahan posisi, pijatan punggung ) dan aktivitas terapeutik.
Dorong penggunaan teknik relaksasi, termasuk latihan napas dalam, visualisasi, pedoman
imajinasi. Rasional : menurunkan tegangan otot, memfokuskan kembali perhatian, dan
dapat meningkatkan kemampuan koping
f. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi Rasional:
analgetik memblok lintasan nyeri sehingga mengurangi nyeri
Treatment :
a. Awasi pemasukan dan pengeluaran cairan dan karakteristik urine Rasional:
hasil pengawasan memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi
b. Tingkatkan pemasukan sampai 2500 ml/hari sesuai toleransi Rasional:
Hidrasi yang cukup meningkatkan pengenceran kemih dan membantu mendorong
lewatnya batu.
c. Observasi perubahan status mental Rasional:
akumulasi uremik dan ketidakseimbangan elektrolit dapat mempengaruhi sistem saraf pusat
d. Periksa urine Rasional:
membantu mengidentifikasi tipe batu dan pilihan terapi
e. Awasi pemeriksaan laboratorium untuk elektrolit, BUN, dan kreatinin Rasional:
indikasi disfungsi ginjal/komplikasi
f. Kolaborasi pemberian acstazolamid/alupurinol, dan antibiotik Rasional:
alupurinol untuk meningkatkan pH urine, antibiotil untuk mengatasi infeksi.
5. Prinsip Tindakan :
a. Kaji tingkat kecemasan klien Rasional:
Mengetahui tingkat kecemasan klien menentukan terapi
b. Motivasi klien untuk mengungkapkan kecemasan yang dirasakan. Rasional:
Perawat mengetahui apa yang diraskan klien
c. .Mengajarkan dan melatih teknik relaksasi napas dalam untuk mengurangi kecemasan.
Rasional : Teknik relaksasi napas dalam meningkatkan vasodilatasi dan sirkulasi sehingga
membuat tubuh rileks
d. Jawab setiap pertanyaan klien dengan penuh perhatian dan berikan informasi yang benar
Rasional : Informasi yang tepat mengurangi kecemasan klien.
6. Rasional Tindakan :
- Mengobservasi karakteristik urine dan berkemih
- Memotivasi klien untuk minum 2,5 Liter air per hari
- Mengobservasi tingkat kesadaran klien
- Kolaborasi pemberian antibiotik ceftriaxone 1x 2 gr
7. Evaluasi :
Diagnostik :
terbentuknya batu saluran kemih bisa terjadi karena air kemih jenuh dengan garam-garam
yang dapat membentuk batu atau karena air kemih kekurangan penghambat pembentuka batu
yang normal (Sja’bani, 2006). Sekitar 80% batu terdiri dari kalsium, sisanya mengandung
berbagai bahan, termasuk asam urat, sistin dan mineral struvit (Sja’bani, 2006). Batu struvit
(campuran dari magnesium, amonium dan fosfat) juga disebut batu infeksi karena batu ini
hanya terbentuk di dalam air kemih yang terinfeksi (Muslim, 2007). Ukuran batu bervariasi,
mulai dari yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sampai yang sebesar 2,5 sentimeter
atau lebih. Batuyang besar disebut kalkulus staghorn. Batu ini bisa mengisi hampir
keseluruhan pelvis renalis dan kalises renalis
Treatment :
Terapi terpenting dalam pembentukan batu saluran kemih adalah pengenceran air kemih. Air
kemih akan encer apabila dalam waktu 24 jam jumlah air kemih antara 2-2,5 liter. Hal ini
dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan aktivitas fisik. Untuk mendapatkan jumlah air kemih
tersebut, disarankan untuk minum antara 2-3 liter air per hari. Pengenceran kemih dilakukan
tanpa mengubah komposisi air kemih sehingga ditekankan untuk memilih minuman dengan
pertimbangan jumlah kalorinya sebagai berikut (Nurlina, 2008):
1. Jumlah yang diminum 2,5-3 liter perhari dengan air kemih 2,5 liter perhari
2. Air yang diminum haus terdistribusi sepanjang hari, minum 2 cangkit setiap 2 jam dan
minum sebelum tidur dan seduah buang air kecil.
3. Jenis minuman yang sesuai yaitu fruit tea, herba tea, dan air mineral bergaram rendah
4. Minuman yang kurang sesuai yaitu kopi, teh pahit, dan jus buah yang pekat
5. Minuman yang tidak sesuai yaitu minuman yang beralcohol, cola, dan lemon .
8. Bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut ( jika ada ) :
Batu kandung kemih dapat menyebabkan komplikasi serius bila tidak segera ditangani.
Beberapa komplikasi yang bisa terjadi adalah: Tersumbatnya aliran urine akibat batu kandung
kemih tersangkut di saluran kencing (uretra) Infeksi saluran kemih.
9. Tindakan Keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
tersebut :
a. Monitor tanda-tanda vital Rasional:
Penurunan TD dan peningkatan nadi menunjukkan kehilangan volume cairan
b. Pantau tingkat kesadaran klien Rasional:
Efek anestesi dan kondisi fisik mempengaruhi tingkat kesadaran
c. Berikan lingkungan yang aman pada klien, pasang handrail, jauhkan dari benda-benda
berbahaya. Rasional : Mencegah resiko jatuh dan cedera pada klien
10. Evaluasi Diri :
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan kejadian batu saluran kemih
paling banyak pada laki-laki dan proporsi batu saluran kemih meningkat seiring
bertambahnya usia, dengan kebanyakan kelompok usia 46-55 tahun dengan lokasi tersering
di daerah ginjal. Bagi tenaga medis di bidang kesehatan agar dapat melakukan edukasi
terhadap masyarakat tentang pencegahan penyakit batu saluran kemih terutama pada laki
laki dengan faktor resiko pekerjaan maupun usia. Bagi pasien di harapkan agar selalu
menjaga pola hidup dengan mengkonsumsi air yang cukup sehingga mengurangi resiko
terjadinya batu saluran kemih, pasien batu saluran kemih hendaknya melakukan
pemeriksaan secara teratur untuk mencegah terjadinya komplikasi dan pasien dengan faktor
resiko pekerjaan yaitu pasien dengan banyak melakukan aktifitas duduk dalam bekerja.

Anda mungkin juga menyukai