Fakta Klinis
Disfungsi sistem imun
Anak yang mengalami sepsis dan disfungsi organ multipel yang tidak teratasi
dapat mengalami infeksi sekunder akibat bakteri, jamur, maupun virus
herpes.
Pada kondisi ini ditemukan peningkatan kadar IL-10 dan IL-6 disertai dengan
deaktivasi monosit. Autopsi pada pasien yang meninggal menunjukkan
adanya deplesi limfosit di kelenjar getah bening dan limpa. Anak dengan
limfopenia atau hipoprolaktinemia memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena
infeksi bakteri, jamur dan virus herpes (odds ratio >10).
Respon hemodinamik
Berbeda dengan syok septik pada dewasa yang disebabkan oleh paralisis
vasomotor, pada anak lebih sering dijumpai hipovolemia berat. Pemberian
cairan resusitasi secara agresif umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
Pada anak, kematian akibat sepsis lebih sering disebabkan oleh penurunan
curah jantung bukan penurunan resistensi vaskular sistemik seperti pada
pasien dewasa. Pada anak, upaya mempertahankan indeks jantung antara
3,3 sampai 6 L/menit/m 2 berkorelasi dengan menurunnya mortalitas.
Dari Penelitian Ceneviva menunjukkan bahwa pada syok septik anak yang
resisten terhadap cairan, 58% mengalami penurunan curah jantung dan
peningkatan resistensi vaskuler sistemik, sedangkan 22 % lainnya mengalami
penurunan curah jantung dan penurunan resistensi vaskuler sistemik. Syok
persisten dijumpai pada 33% kasus, sebagian besar dengan penurunan
fungsi jantung.
Pembagian usia
Tanda klinis SIRS dan disfungsi organ sangat dipengaruhi oleh perubahan
fisiologis yang terjadi dalam tubuh. Mengingat anak masih dalam proses
tumbuh kembang maka untuk penyusunan batasan sepsis pada anak
dilakukan berdasarkan kelompok usia tertentu sesuai yang tertera dalam
tabel.
Asuhan keperawatan kedaruratan pada anak melibatkan sejumlah tindakan
yang bertujuan untuk memberikan perawatan cepat dan tepat pada anak
yang mengalami kondisi darurat atau bahaya yang mengancam nyawa.
Berikut ini adalah langkah-langkah umum yang harus diambil dalam asuhan
keperawatan kedaruratan pada anak: