Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN DIAGNOSIS SEHAT MENTAL


USIA LANSIA

OLEH :

DIAN AGUSTI TANJUNG

2041312054

KELOMPOK I

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSTAS ANDALAS
TAHUN 2021
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI KOMUNITAS
A. DATA DEMOGRAFI
 Pasien
Nama : Ny. J
Umur : 69 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku : Minang
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Padang
 Keluarga
1. Nama KK : Tn. B
2. Umur : 70 tahun
3. Alamat : Padang
4. Pekerjaan : Pensiunan
5. Pendidikan : D3
6. Anggota keluarga

N Nama Umur J Pekerjaan Status Pendidikan Riwayat KE


kesehatan
1 Tn. B 70 L Pensiunan Menikah D3 -
2 Ny. J 69 P IRT Menikah SD -
3 An. D 28 L PNS Belum D3 -
Menikah
Genogram

7. Tipe keluarga
Tipe keluarga Ny. J adalah tipe keluarga inti atau nuclear family yaitu
keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak (Friedman, 2010).
Tn. B sebagai kepala keluarga sekaligus suami dan Ny. J sebagai istri
dan dua orang anak.

8. Adat/ budaya terkait kesehatan


Ny. J dan keluarga merupakan penduduk asli minang. Tn. B bersuku
guci dan Ny. J bersuku tanjung. Budaya di dalam minangkabau
menganut sistem yang disebut dengan Matrilinear yaitu kesukuan anak
mengikuti suku ibunya sehingga anaknya juga memiliki suku tanjung.
Bahasa yang digunakan sehari-hari dalam keluarga adalah bahasa
minang. Dalam kehidupan sehari-hari keluarga Ny. J dan masyarakat
dengan suku minang sangat menyukai makanan bersantan, makanan
yang digoreng,. Biasanya jika ada keluarga yang sakit, keluarga
biasanya hanya dirawat dirumah dan membeli obat ke apotek atau
membawa keluarga yang sakit ke puskesmas.

9. Spiritual
Ny. J mengatakan bahwa semua anggota keluarganya beragama islam.
Ny. J mengatakan bahwa kegiatan ibadah sering dilakuan di rumah.
Ny. J mengatakan kadang-kadang shalat berjamaah ke mushola dekat
rumah dan ikut dalam wirid mingguan. Ny. J mengatakan bahwa
dirinya dan anggota keluarganya berkeyakinan bahwa segala sesuatu
sudah diatur oleh Allah SWT, termasuk apapun sakit yang dialami
keluarganya

10. Riwayat Rekreasi Keluarga


Ny. J mengatakan keluarga tidak memiliki jadwal khusus untuk
rekreasi. Keluarganya sesekali pergi makan bersama diluar atau keluar
kota untuk pulang kampung. Namun, saat pandemi ini Ny. J
membatasi diri dan keluarga untuk berpergian keluar kota dan saat ini
hanya menghabiskan waktu luang dengan menonton TV atau berkebun
dihalaman rumah bersama suaminya.

11. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Ny. J saat ini yaitu tahap VIII :
Keluarga lansia dan pensiunan. Tahap ini merupakan
perkembangan keluarga dengan usia lanjut yang mana dimulai dari
pensiun salah satu atau kedua pasangan berlanjut sampai
kehilangan salah satu pasangan (Friedman, 2010).
Tugas perkembangan keluarga adalah :
a) Mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan
b) Menyesuaikan terhadap penghasilan yang berkurang
c) Mempertahankan hubungan pernikahan
d) Menyesuaikan terhadap kehilangan pasangan
e) Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
f) Melanjutkan untuk merasionalisasi kehilangan keberadaan
anggota keluarga (peninjauan dan integrasi kehidupan)

b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tugas perkembangan keluarga Ny. J saat ini sudah terpenuhi
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
- Ny. J mengatakan sudah menderita rematik sejak 10 tahun
tahun yang lalu namun Ny. J mengatakan sampai saat ini tidak
ada keluhan yang muncul karena sering kontrol kesehatannya
ke puskesmas, dan mengikuti anjuran yang diberikan seperti
menjaga pola makan, minum obat, olahraga, dan cek rutin
kesehatan
- Ny. J mengatakan saat ini tidak ada anggota keluarganya yang
mengalami atau masalah kesehatan lain.

d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


Ny. J mengatakan tidak ada anggota keluarganya mempunyai
penyakit DM, jantung atau hipertensi.

12. Data lingkungan


a. Karakteristik rumah
1) Rumah keluarga Ny. J merupakan rumah milik sendiri. Tipe
rumah permanen dan terdiri dari 4 kamar tidur, 1 ruang tamu. 1
dapur dan 1 kamar mandi. Kondisi rumah Ny. J cukup bersih.
Ventilasi dan penerangan rumah cukup baik, cahaya matahari
dapat langsung masuk kerumah. Diluar rumah klien terdapat
teras dan halaman. Lantai rumah Ny. J adalah keramik,
penataan perabotan terlihat rapi.

2) Sumber air minum Ny. J sering mengkonsumsi air galon dan


untuk sumber air untuk mandi, mencuci baju ataupun piring
lainnya, dan mandi berasal dari PDAM. Kamar mandi dan WC
Ny. J digabung dalam satu kamar mandi. Dikamar mandi Ny. J
tersedia perlengkapan mandi untuk masing-masing anggota
keluarga seperti sikat gigi, sabun mandi cair, shampoo dan
digunakan bersama.
3) Limbah rumah Ny. J dialirkan ke dalam got. Sampah
dikumpulkan didapur dan tidak tertutup dan untuk pembuangan
sampah biasanya Ny. J akan membuangnya ke kotak sampah
umum.

4) Tingkat keamanan dirumah cukup baik, seperti tidak pernah


terjadi kebakaran.

b. Karakteristik tetangga dan komunitas


Ny. J tinggal di Jl Dr M Hatta No 6 RT 001 RW 004 Pauh Kota
Padang. Tipe lingkungan tempat tinggal keluarga adalah
perumahan dengan jarak antara satu rumah dengan rumah lainnya
berdekatan. Tipe komunitas tempat tinggal Ny. J adalah heterogen
yaitu penduduk disekitar lingkungan bersuku minang, jawa dan
batak. Fasilitas-fasilitas umum yang ada di dekat rumah Ny. J
adalah Mushalla dan Puskesmas.

c. Mobilitas geografis keluarga


Ny. J mengatakan sudah tinggal dilingkungan ini sudah hampir 30
tahun dan keluarga sudah beradaptasi dengan baik dengan
lingkungan setempat.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Ny. J biasanya duduk bersama sambil menonton TV, sering makan
siang dan malan hari bersama-sama. Hubungan keluarga Ny. J
beradaptasi baik dengan lingkungan sekitar dengan mengikuti
kegiatan sosial seperti gotong royong, arisan, wirid, membezuk
tetangga yang sakit dan takziah kematian.

13. Struktur keluarga


a. Struktur peran
Tn.Y adalah seorang kepala keluarga, seorang suami dan seorang
ayah dari anaknya yang berperan sebagai pencari nafkah dan
pemimpin keluarga, mendidik dan mengasuh anaknya . Ny. J
merupakan seorang istri dan seorang ibu yang memiliki peran
provider yaitu mengurus rumah tangga, menidik dan mengasuh
anak dan memelihara hubungan yang baik antara kelurga. An. D
berperan sebagai anak yang melakukan peranan psikososial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan
spiritual serta merupakan anak yang berbakti kepada orang tuanya.
Semua peran dijalani dengan baik oleh keluarga dan tidak ada yang
mengalami konflik dalam peran yang dijalaninya.
b. Pola komunikasi keluarga
Saat pengkajian komunikasi dengan keluarga Ny. J berjalan dengan
baik. Ny. J mengatakan komunikasi antara anggota keluarganya
berjalan dengan baik dan komunikasi antar keluarga bersifat
terbuka. Komunikasi dilakukan secara efektif dan berlangsung dua
arah. Bahasa komunikasi yang digunakan sehari-hari yaitu bahasa
minang. Ny. J mengatakan apabila ada masalah akan
mendiskusikan bersama anggota keluarganya

c. Struktur kekuatan keluarga


Tn. B selain menjadi kepala keluarga juga berperan sebagai
mediator yang mencari solusi saat keluarga mengalami masalah.
Ny. J memiliki peran pendorong dalam keluarga yaitu menyetujui
dan menerima konstribusi dari anggota keluarga jika mengalami
masalah. Kemudian An. D sebagai anak berperan sebagai pengikut
yang mendengar dan mengikuti dalam diskusi keluarga.

14. Fungsi keluarga


a. Fungsi afektif
Ny. J mengatakan keluarga saling menyayangi satu sama lain. Ny.
J mengatakan memiliki ikatakan kuat antar anggota keluarganya
Dalam keluarga Ny. J selalu saling membantu, menghormati dan
mendukung satu sama lain dan selalu menghargai adanya berbeda
pendapat.
b. Fungsi sosialisasi
Ny. J mengatakan dalam mendidik anak selalu mengendalikan
perilaku anaknya untuk selalu patuh dan disiplin terhadap kedua
orang tuanya. Ny. J juga mengatakan medidik anaknya selalu
sesuai dengan perkembangan usia sehingga anak-anaknya tumbuh
dengan baik dan mandiri. Keluarga Ny. J merupakan penduduk asli
minang dimana membesarkan anak sesuai dengan adat istiadat
orang minang. Ny. J menanam ajaran agama pada anak-anaknya
sejak dari kecil seperti wajib untuk sholat 5 waktu, wajib berpuasa
pada bulan Ramadhan, menghormati orang tua dan yang lebih tua.
Ny. J mengatakan tidak pernah menghukum anak dengan
membentak ataupun memukul anak-anak. Ny. J mengatakan
mengajarkan anak-anaknya untuk bersosialisasi dengan keluarga
besar dan masyarakat sekitarnya.

c. Fungsi ekonomi
Keluarga Ny. J merupakan keluarga dengan tergolong kelas sosial
menengah. Sumber penghasilan dari keluarga Ny. J berasal dari
gaji pensiunan PNS Tn. B dan Ny. J serta dibantu juga oleh kedua
anaknya yang sudah bekerja. Ny. J mengatakan keluarga tidak
menerima bantuan atau dana pengganti dari manapun. Ny. J dan
keluarga menganggap pendapatannya saat ini memadai untuk
memenuhi kebutuhannya sehari-hari seperti pangan, sandang dan
kesehatan untuk keluarganya.

d. Fungsi perawatan kesehatan


Ny. J mengatakan kesehatan adalah hal yang penting bagi keluarga.
Ny. J dan anggota keluarga lain akan saling mengingatkan untuk
menjaga kesehatan. Saat pengkajian keluarga Ny. J mengatakan
tidak ada keluhan terkait penyakit sebelumnya. Menurut Ny. J,
sakit adalah keadaan tidak mampu melakukan aktivitas, dan sehat
adalah keadaan mampu beraktivitas dan tidak merasakan keluhan
apapun seperti demam, sakit kepala, sesak nafas, batuk, dan lain-
lain.

15. Stress dan koping keluarga


a. Stressor jangka pendek dan panjang
Keluarga Ny. J mengatakan untuk saat ini takut keluarganya
tertular virus corona karena klien saat ini sudah lanjut usia
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Terhadap stress jangka pendek, keluarga mengusahakan agar tidak
muncul stressor penyebab masalah. Sedangkan terhadap stress
jangka panjang keluarga Ny. J mengupayakan pengobatan,
pencegahan, dan perawatan kesehatan terhadap keluarganya. Ny. J
juga mengatakan selalu berdiskuai dengan anak jika mengalami
masalah untuk dipecahkan bersama-sama.

c. Strategi koping
Keluarga menggunakan koping yang adaptif dalam keluarga yaitu
dengan bersikap terbuka terhadap semua masalah yang ada di
keluarga. Dalam hal penyelesaian masalah, keluarga
menyelesaikan dengan cara bermusyawarah dan berdiskusi
bersama anggota keluarga yang lainnya hingga mendapatkan
solusi.

d. Strategi adaptasi disfungsional


Tidak ada koping yang tidak sesuai terjadi pada keluarga

e. Harapan keluarga
Ny. J berharap keadaan lingkungannya semakin stabil. Dan kondisi
kesehatan ia dan keluarganya selalu baik. Ny. J berharap
kedepannya anaknya mendapatkan penghidupan yang layak. Selalu
sehat dan dijauhkan dari virus yang sedang mewabah.
B. PENGKAJIAN KLIEN
1. Fisik
Tanda-tanda vital
a. TD : 110/80 mmHg
b. Suhu : 36,7 C
c. Nadi : 92 x/menit
d. Pernapasan : 20x/menit
e. Tinggi Badan : 158 cm
f. Berat Badan : 47 kg

Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Bentuk kepala normochepal, simetris, rambut hitam beruban , tersebar
merata, tidak mudah rontok, lesi (-)
b. Mata
Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, simetris, pergerakan
mata normal, fungsi penglihatan terganggu. Klien memakai kacamata
c. Hidung
Polip (-), tidak ada sumbatan, simetris, fungsi penciuman baik
d. Telinga
Simetris, tidak ada sumbatan, fungsi pendengaran baik
e. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening
f. Dada :
- Inspeksi : Bentuk simetris, retraksi dinding dada (-)
penggunaan otot bantu nafas (-)
- Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan
- Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
g. Abdomen
- Inspeksi : tidak ada asites
- Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Ekstremitas : Tidak ada edema, nyeri (-),clubbing finger (-),
akral hangat
2. Status Mental
a. Penampilan :
Saat pengkajian cara berpakaian Ny. J rapi seperti biasanya
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
b. Pembicaraan :
Ny. J berbicara normal dan jelas, tidak ada gangguan, saat
berkomunikasi dan mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan apa
yang diharapkan.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
c. Aktivitas motorik :
Aktivitas motorik Ny. J tampak normal dan mampu untuk melakukan
aktivitas motorik yang sesuai usia lansia
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
d. Alam perasaan :
Pada alam perasaan Ny. J tampak normal
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
e. Afek :
Tidak ada masalah dan sesuai dengan keadaan yang sedang
berlangsung
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
f. Interaksi selama wawancara :
Selama berkomunikasi, kontak mata, klien sangat kooperatif dan
mampu menjawab pertanyaan dengan jelas dan tepat sesuai dengan
hal apa yang ditanyakan
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
g. Persepsi :
Tidak ada masalah pendengaran, penglihatan, pengecap, perabaan
h. Proses Pikir :
Klien tidak mengalami proses fikir yang tidak normal, berbicara jelas
dan tepat sasaran, tanpa bebelit, dan mempu menjawab semua
pertanyaan
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
i. Isi pikir :
Klien tidak mengalami proses fikir yang tidak normal, berpikiran
positif kedepan dan berharap akan terjadinya hal-hal baik.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
j. Tingkat kesadaran :
Tingkat kesadaran klien composmentis
Masalah kperawatan : tidak ada masalah
k. Memori :
Klien mengatakan terkadang sering lupa dimana meletakkan barang,
namun setelah berpikir beberapa saat klien mengingatnya, serta hal ini
tidak mengganggu aktifitas klien.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung :
Klien mampu berkonsentrasi dan bisa berhitung
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
m. Kemampuan penilaian :
Mampu untuk menilai mana yang baik, buruk, benar atau salag terkait
suatu tindakan
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
n. Daya tilik diri ;
Klien mengatakan bahwa tidak dalam kondisi sakit, jika sakit Ny. J
berobat ke puskesmas
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
3. Sumber Koping
a. Personal ability :
Biasanya Ny. J saat mengalami masalah mencoba untuk mengatasi
masalah tersebut secara sendiri, jika tidak terselesaikan maka Ny. J
akan membicarakannya dengan keluarganya
b. Support system :
Sistem pendukung keluarga/teman sebaya/masyarakat. Terdapat
dukungan dari keluarga pada Ny. J

c. Material asset :
Status social ekonomi keluarga
Berapa penghasilan keluarga dalam sebulan?
a) Sama atau lebih dari UMR

Apakah keluarga memiliki ansuransi?


a) Punya, BPJS

d. Positive believe :
Terdapat motivasi yang kuat pada keluarga Ny. J untuk mendapatkan
kesehatan yang optimal pada keluarganya.

4. Mekanisme Koping
a. Adaptif :
Bicara dengan orang lain √

Mampu menyelesaikan masalah √

Teknik Relaksasi √

Olahraga √

b. Maladaptive :
Tidak minum alcohol
Reaksi tidak lambat dan tidak berlebih
Tidak bekerja berlebihan atau menghindar
Tidak mencedari diri sendiri
5. Pengkajian Berdasarkan Perkembangan Usia Lansia
1. Mempunyai harga diri yang tinggi
Ny. J mengatakan dirinya sangat berharga
2. Merasa disayangi oleh keluarga
√ Ny. J mengatakan anak dan suaminya sangat menyayanginya dan
selalu memperhatikan kesehatannya
3. Menilai kehidupan berarti
Ny. J mengatakan hidupnya sangat berarti, dan bersyukur dengan
kehidupannya selama ini. Ny. J mengatakan melaksanakan sholat
wajib, sunat dan juga mengaji sehabis sholat sebagai bentuk rasa
syukur kepada Allah.
4. Memandang suatu hal secara keseluruhan (tuntutan dan makna hidup
Ny. J mengatakan sangat bersyukur atas kehidupan salama ini karena
diberikan anak dan suami yang sangat menyayanginya dan
memperhatikanya dan hidupnya sangat bermakna
5. Menerima datangnya orang lain
Ny. J mengatakan semua orang memilki keunikan masing-masing
begitupun dengan anak dan menantunya. Ny. J mengatakan selalu
mengikuti kegiatan sosial dilingkungannya
6. Menerima datangnya kematian
Ny. J mengatakan menerima datangnya kematian, karena hidup dan
mati Allah yang menentukan. Ny. J mengatakan sudah ikhlas dengan
datangnya kematian.
7. Memandang rendah/menghina/mencela orang lain
Ny. J mengatakan semua manusia itu sama dimata Allah hanya amal
ibadahnya yang membedakan.
8. Merasa kehidupan selama ini tidak berarti
Ny. J mengatakan kehidupannya sangat berarti.
9. Merasa kehilangan
Ny. J mengatakan tidak sedang mengalami kehilangan

10. Masih ingin berbuat banyak, tetapi takut tidak mempunyai waktu
Ny. J mengatakan jika ada ingi sesuatu langsung memberitahu anak
dan suaminya dan selalu bersyukur atas apa yang telah dicapai selama
ini

C. ANALISA DATA

DATA Masalah Keperawatan


Data Subjektif : Kesiapan Peningkatan Perkembangan
Usia Lansia
- Ny. J mengatakan hidupnya sangat
berarti, dan bersyukur dengan
kehidupannya selama ini.
- Ny. J mengatakan melaksanakan
sholat wajib, sunat dan juga
mengaji sehabis sholat sebagai
bentuk rasa syukur kepada Allah.
- Ny. J mengatakan sangat bersyukur
atas kehidupan salama ini karena
diberikan anak dan suami yang
sangat menyayanginya dan
memperhatikanya dan hidupnya
sangat bermakna
- Ny. J mengatakan semua orang
memilki keunikan masing –masing
begitupun dengan anak dan
menantunya. Ny. J mengatakan
selalu mengikuti kegiatan
dilingkungannya

Data Objektif
- Ny. J tampak tenang
- Ny. J tampak tersenyum
- Ny. J memiliki rutinitas yang
teratur
- Ny. J sering berkomunikasi dengan
anak-anak

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA KELUARGA


Kesiapan peningkatan Perkembangan Usia Lanjut
E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
KELUARGA
No Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan
1 Kesiapan Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan ciri perilaku
peningkatan keperawatan maka klien perkembangan lansia
perkembangan mampu : yang normal dan
lanjut usia a. Menyebutkan menyimpang
karakteristik 2. Mendiskusikan cara
perkembangan yang dapat dilakukan
psikososial yang oleh lansia untuk
normal dan mencapai integritas diri
menyimpang yang utuh
b. Menjelaskan cara - Mendiskusikan
mencapai makna hidup lansia
perkembangan selama ini
psikososial yang - Melakukan
normal menceritakan
c. Melakukan tindakan kembali masa
untuk mencapai lalunya, terutama
perkembangan keberhasilannya
psikososial yang - Mendiskusikan
normal keberhasilan yang
telah dicapai lansia
- Mengikutik
kegiatan social di
lingkungannya
- Melakukan
kegiatan kelompok
3. Membimbing lansia
membuat rencana
kegiatan untuk
mencapai integritas diri
yang utuh
4. Memotivasi lansia
untuk menjalankan
rencana yang telah
dibuatnya
F. CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

NO Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf


1 Selasa, 02 Maret 1. Membina hubungan saling percaya Dian
dengan klien. S: Klien mengatakan sudah melakukan sebagian besar
2021
ciri perkembangan yang normal pada lansia
2. Menjelaskan ciri perilaku
O:
perkembangan lansia yang normal dan O: Klien mampu menyebutkan kembali perilaku
perkembangan lansia normal dan menyimpang
menyimpang
A:
A: Klien paham mengenai perilaku perkembangan
3. Membuat kontrak pertemuan berikutnya
lansia normal dan menyimpang

P:Intervensi dilanjutkan, mendiskusikan cara yang


dapat dilakukan lansia untuk mencapai integritas diri
yang utuh
2 Rabu, 03 Maret 1. Mempertahankan hubungan saling Dian
S: Klien mengatakan sudah mencapai beberapa
2021
2. Mendiskusikan cara yang dapat integritas diri yang utuh, dimana klien menjelaskan
kisah dimasa lalu
dilakukan oleh lansia untuk mencapai
integritas diri yang utuh O: Klien mampu menyebutkan makna hidup pada lansia,
menceritakan masa lalu dan keberhasilannya.
 Mendiskusikan makna hidup
lansia selama ini A: Klien memahami cara mencapai integritas diri yang
utuh
 Melakukan menceritakan
kembali masa lalunya, P: Intervensi dilanjutkan, membimbing lansia membuat
rencana mencapai integritas diri yang utuh
terutama keberhasilannya
 Mendiskusikan keberhasilan yang
telah dicapai lansia
 Mengikuti kegiatan sosial di
lingkungannya
 Melakukan kegiatan kelompok
3. Membuat kontrak untuk pertemuan
selanjutnya
3 Kamis, 04 Maret 1. Mempertahankan hubungan saling Dian
S: Klien mengatakan sudah memahami cara membuat
2021
2. Membimbing lansia membuat rencana untuk mencapai integritas diri yang utuh, klien
mangatakan keberhasilannya, klien mangatakan
rencana kegiatan untuk mencapai
keberhasilan dulu mampu merubah hidupnya.
integritas diri yang utuh O:
O: Klien menyebutkan keberhasilan apa saja yang
3. Memotivasi lansia untuk menjalankan diraihnya dimasa lalu
A:
rencana yang telah dibuatnya.
A: Mampu membuat rencana kegiatan dengan berkebun

P: Memotivasi klien untuk dapat menjalankan rencana


yang sudah dibuatnya

4 Jumat, 05 Maret 1. Mempertahankan hubungan saling S: Klien mengatakan sudah memahami cara membuat Dian
2021 rencana untuk mencapai integritas diri yang utuh, klien
mangatakan keberhasilannya, klien mangatakan
2. Membimbing lansia
membuat keberhasilan dulu mampu merubah hidupnya.
O:
rencana kegiatan untuk mencapai
O: Klien menyebutkan keberhasilan apa saja yang
integritas diri yang utuh diraihnya dimasa lalu
A:
3. Memotivasi lansia untuk menjalankan A: Mampu membuat rencana kegiatan dengan berkebun
rencana yang telah dibuatnya.
P: Kontrak berakhir, memotivasi klien untuk dapat
menjalankan rencana yang sudah dibuatnya
SATUAN ACARA PENYULUHAN

LANSIA SEHAT JIWA : TERHINDAR DARI SINDROM MASA


EMPTYNEST, MANDIRI DAN PRODUKTIF

Topik : Kesejahteraan Mental pada Seluruh Rentang Usia

Sub Pokok Bahasan : Pentingnya menjaga kesehatan jiwa pada lansia agar tetap
mandiri dan produktif

Sasaran : Ny. J

Hari/tanggal : Kamis, 5 Februari 2021

Tempat : Rumah Ny. J

Waktu : 30 menit

Nama Penyuluh : Dian Agusti Tanjung

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa adalah kondisi seorang individu dapat berkembang secara


fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan
mampu memberikan konstribusi untuk komunitasnya (UU RI nomor 18 tetang
kesehatan jiwa). Menurut Keliat (2015), kesehatan jiwa suatu kondisi mentak
sejahtera yang harmonis dan produktif dengan ciri menyadari sepenuhnya
kemampuan dirinya, mampu mengahadapi stres kehidupan dengan wajar, dan
dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang
ada pada dirinya dan merasa nyaman dengan orang lain.
Kesehatan jiwa mencakup disetiap perkembangan individu di mulai sejak
dalam kandungan kemudian ke tahap selanjutnya. Di mulai dari bayi (0-18
bulan), masa toddler (1.5 -3 tahun), masa anak-anak awal atau pra sekolah (2-6
tahun), usia sekolah (6-12 tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda (18-35
tahun), dewasa tengah (35-65 tahun), hingga dewasa akhir atau lansia (>65 tahun)
(Wong, D.L, 2009).
Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. Lansia
merupakan suatu proses alami yang diteentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa
hidup manusia yang terakhir. Dimasa ini seseorang mengalami kemunduran
mental, fisik dan sosial secara bertahap (Azizah dkk, 2016).

B. Tujuan
a) Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran mampu
memahami tentang pentingnya menjaga kesehatan jiwa pada lansia agar tetap
mandiri dan produktif.
b) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan sasaran
dapat :
1. Menjelaskan kembali pengertian lansia.
2. Menyebutkan kembali faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa
lansia.
3. Menyebutkan kembali masalah kesehatan jiwa yang sering muncul
pada lansia.
4. Menyebutkan hubungan masa emptynest dengan keadaan stres pada
lansia.
5. Menjelaskan cara menjaga kesehatan jiwa lansia agar tetap mandiri
dan produktif.

C. Materi Penyuluhan
Terlampir

D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media Penyuluhan
1. Power Point
2. Leaflet

F. Setting Tempat

: Pemateri
: Ny. J

G. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Kegiatan Pemateri Kegiatan Audien Waktu


1. Orientasi 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam 5 menit
2. Memperkenalkan 2. Memperhatikan
diri dan
3. Kontrak waktu mendengarkan
4. Menjelaskan 3. Memperhatikan
tujuan dan
mendengarkan
2. Kerja 1.Menjelaskan pengertian 1. Memperhatikan 20 Menit
dari lansia. dan mendengarkan
2.Menjelaskan faktor yang 2. Bertanya
mempengaruhi kesehatan
jiwa lansia.
3. Menjelaskan masalah
kesehatan jiwa yang sering
muncul pada lansia.
4.Menjelaskan hubungan
masa emptynest dengan
keadaan stres pada lansia.
5.Menjelaskan cara
menjaga kesehatan jiwa
lansia agar tetap mandiri
dan produktif.
3. Terminasi 1. Evaluasi dan validasi Menjawab salam 5 Menit
2. Salam penutup
H. Evaluasi
a) Evaluasi Struktur
i. Menyiapkan satuan acara penyuluhan tentang penanganan diare pada
anak
ii. Melakukan kontrak waktu kepada audien untuk dilakukan satuan acara
penyuluhan
iii. Menyiapkan tempat dan peralatan
iv. Setting tempat
b) Evaluasi Proses
i. Penyaji datang tepat waktu sesuai dengan kontrak waktu yang telah
disepakati.
ii. Audien memperhatikan materi yang disampaikan oleh penyaji
iii. Audien mengikuti pendidikan kesehatan dari awal sampai selesai
c) Evaluasi Hasil
i. Audien mampu menyebutkan pengetian lansia.
ii. Audien mampu menyebutkan faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa
lansia.
iii. Audien mampu menyebutkan masalah kesehatan jiwa yang sering
muncul pada lansia.
iv. Audien mampu menyebutkan hubungan masa emptynest dengan keadaan
stres pada lansia.
v. Audien mampu menjelaskan cara menjaga kesehatan jiwa lansia agar
tetap mandiri dan produktif.

I. Sumber

Azizah dkk. (2016). Teori dan Aplikasi Praktik Klinik- Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa Ed Pertama. Yogyakarta : Indomedia Pustaka

Fitriannie, Siti. 2016. Modul Kuliah Psikologi. Sumedang : Akper Pemkab


Sumedang.
Kementerian Kesehatan Direktorat Pomosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat: Menjaga Kesehatan Jiwa Kita. [online]. diakses pada 03
Maret 2021 http://promkes.kemkes.go.id/?p=7752
Lampiran Materi:
1. Pengertian Lansia

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam
mendefinisikan batasan penduduk usia lanjut menurut Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu
aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek social (BKKBN 1998 dalam Suhartini,
2006). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Suhartini (2006)
menggolongkan usia lanjut menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45-
59 tahun, usia lanjut (elderly) 60-74 tahun, usia lanjut tua (old) 75-90 tahun, dan
usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Sementara itu menurut Azizah, lanjut
usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan
suatu proses alami yang diteentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang
akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup
manusia yang terakhir. Dimasa ini seseorang mengalami kemunduran mental,
fisik dan sosial secara bertahap (Azizah dkk, 2016).

Secara biologis penduduk usia lanjut adalah penduduk yang


mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan
menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan
penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan adanya
perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan dan sistem organ. Secara
ekonomi, penduduk usia lanjut lebih dipandang sebagai beban dari pada sumber
daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi
memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa
kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negative sebagai beban
keluarga dan masyarakat.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Jiwa pada Lansia

a. Penurunan Kondisi Fisik

Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya


kondisi fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya
tenaga berkurang, energi menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok,
tulang makin rapuh, dsb.

b. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual

Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali
berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti : Gangguan jantung,
gangguan metabolisme, misal diabetes millitus, vaginitis, baru selesai
operasi : misalnya prostatektomi, kekurangan gizi, karena pencernaan kurang
sempurna atau nafsu makan sangat kurang, penggunaan obat-obat tertentu,
seperti antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer.

c. Perubahan Aspek Psikososial

Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami


penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses
belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga
menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara
fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat
bahwa lansia menjadi kurang cekatan.

d. Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan

Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan
ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan
hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena
pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan,
jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri.

e. Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat

Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan


sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada
lansia. Misalnya badannya menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang,
penglihatan kabur dan sebagainya sehingga sering menimbulkan
keterasingan.
3. Masalah Kesehatan Kejiwaan yang Sering Muncul pada Lansia

a.  Demensia

Demensia adalah suatu gangguan intelektual/daya ingat yang umumnya


progresif dan ireversibel. Biasanya ini sering terjadi pada orang yang berusia
> 65 tahun. Di Indonesia sering menganggap bahwa demensia ini merupakan
gejala yang normal pada setiap orang tua. Namun kenyataan bahwa suatu
anggapan atau persepsi yang salah bahwa setiap orang tua mengalami
gangguan atau penurunan daya ingat adalah suatu proses yang normal saja.
Anggapan ini harus dihilangkan dari pandangan masyarakat kita yang salah.

b. Depresi

Gangguan depresi merupakan hal yang terpenting dalam problem lansia.


Usia bukan merupakan faktor untuk menjadi depresi tetapi suatu keadaan
penyakit medis kronis dan masalah-masalah yang dihadapi lansia yang
membuat mereka depresi. Gejala depresi pada lansia dengan orang
dewasa muda berbeda dimana pada lansia terdapat keluhan somatik. Gejala
depresi pada lansia, yaitu: 

─ Kehilangan minat
─ Berkurangnya energi (mudah lelah)
─ Konsentrasi dan perhatian berkurang
─ Kurang percaya diri
─ Sering merasa bersalah
─ Pesimis
─ Ide bunuh diri
─ Gangguan pada tidur
─ Gangguan nafsu makan

c. Stress

Stres adalah gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat adanya


tekanan. Tekanan ini muncul dari kegagalan individu dalam memenuhi
kebutuhan atau keinginannya. Tekanan ini bisa berasal dari dalam diri, atau
dari luar. Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks
negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat
menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang
tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet
sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan
kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.

4. Hubungan Syndrome Emptynest dengan Stres pada Lansia

Istilah Empty Nest Syndrome, secara harfiah dapat diartikan sindrom


sarang kosong (empty = kosong, nest = sarang). Sindrom sarang kosong adalah
suatu istilah yang menggambarkan kondisi psikologi dan emosi yang dialami
wanita dalam suatu waktu karena ditinggalkan oleh anak-anaknya atau karena
anaknya menikah.

Sindrom sarang kosong mengacu pada merasa tekanan, kesedihan, dan


atau duka cita yang dialami oleh orang tua setelah anak-anaknya meninggalkan
rumah setelah dewasa atau berumah tangga. Hal ini dapat terjadi ketika anak-
anaknya pergi karena kuliah atau menikah. Setiap orang tidak ingin
mengalaminya. Tetapi hal ini mungkin saja terjadi. Semua orang pasti merasakan
kesedihan ketika kehilangan seseorang yang sangat mereka cintai dan hal ini juga
terjadi pada orang tua. Sindrom sarang kosong ini lebih banyak dirasakan oleh
wanita karena sebagian waktu mereka dihabiskan di rumah dan selalu
berinteraksi dengan anak-anak. Namun ini tidak berarti bahwa pria benar-benar
kebal terhadap sindrom sarang kosong. Pria dapat mengalami perasaan yang
sama dan merasakan kerugian mengenai keberangkatan anak-anak mereka.

Kondisi ini bisa lebih buruk jika bersamaan dengan menopause, pensiun
atau kematian pasangan . Sindroma sarang kosong adalah suatu keadaan yang
menimpa kaum ibu pada saat anaknya meninggalkan rumah karena belajar di
kota lain atau ke luar negeri. Juga dapat terjadi ketika anaknya menikah dan tidak
tinggal serumah lagi. Keadaan ini menyebabkan ada perasaan tidak diperlukan
lagi peranan sebagai ibu seperti waktu sebelumnya. Sindrom sarang kosong
mengacu pada kesedihan yang banyak terjadi pada orang tua ketika anak-anak
mereka tidak tinggal lagi bersama dalam satu rumah. Kondisi ini secara khas
terjadi pada wanita. Sindrom sarang kosong berbeda dengan kesedihan karena
kehilangan orang yang dicintai. Kesedihan pada sindrom sarang kosong sering
tidak dikenali, sebab seorang anak orang dewasa pindah dari rumah dilihat
sebagai peristiwa yang normal. Keadaan ini dianggap normal, bila berlangsung
hanya satu minggu setelah kepergian anaknya. Yang perlu mendapat perhatian
bila keadaan ini berlangsung lama sampai menimbulkan stress dan bahkan
sampai depresi.

5. Cara Menjaga Kesehatan Jiwa Lansia agar Tetap Mandiri dan Produktif
a. Mendekatkan diri pada Tuhan dengan banyak beribadah.
b. Dialogkan apa yang menjadi masalah dan perhatian dengan orang terdekat
agar selalu mendapat dukungan dan tidak merasa sendirian.
c. Jangan sungkan untuk meminta pertolongan fisik dan mental pada keluarga
atau tenaga kesehatan.
d. Berani membuat rencana kehidupan untuk mengasah perasaan dan
membangkitkan semangat hidup.
e. Peduli terhadap sesama agar kehidupan sosial lebih erat merasa dekat
dengan orang-orang di sekitar.
f. Jalin silaturahmi dengan keluarga jauh atau teman baik melalui telepon
atau bertemu langsung.
g. Membiasakan diri untuk aktif dan cukup istirahat.
h. Biasakan diri untuk mengonsumsi makanan sehat dan banyak minum air
mineral.
i. Lakukan hal yang membuat kita senang.
j. Bersantai dan milikilah waktu luang yang dapat dinikmati sendirian
atau bersama keluarga.
LEAFLET
DOKUMENTASI

Link Video Pendidikan Kesehatan Jiwa Sehat pada Lansia


https://drive.google.com/file/d/167xZYTzM3rQeI8DpZNIdUUGTOVjmS8PC/
view?usp=drivesdk

Anda mungkin juga menyukai