OLEH :
2041312054
KELOMPOK I
7. Tipe keluarga
Tipe keluarga Ny. J adalah tipe keluarga inti atau nuclear family yaitu
keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak (Friedman, 2010).
Tn. B sebagai kepala keluarga sekaligus suami dan Ny. J sebagai istri
dan dua orang anak.
9. Spiritual
Ny. J mengatakan bahwa semua anggota keluarganya beragama islam.
Ny. J mengatakan bahwa kegiatan ibadah sering dilakuan di rumah.
Ny. J mengatakan kadang-kadang shalat berjamaah ke mushola dekat
rumah dan ikut dalam wirid mingguan. Ny. J mengatakan bahwa
dirinya dan anggota keluarganya berkeyakinan bahwa segala sesuatu
sudah diatur oleh Allah SWT, termasuk apapun sakit yang dialami
keluarganya
c. Fungsi ekonomi
Keluarga Ny. J merupakan keluarga dengan tergolong kelas sosial
menengah. Sumber penghasilan dari keluarga Ny. J berasal dari
gaji pensiunan PNS Tn. B dan Ny. J serta dibantu juga oleh kedua
anaknya yang sudah bekerja. Ny. J mengatakan keluarga tidak
menerima bantuan atau dana pengganti dari manapun. Ny. J dan
keluarga menganggap pendapatannya saat ini memadai untuk
memenuhi kebutuhannya sehari-hari seperti pangan, sandang dan
kesehatan untuk keluarganya.
c. Strategi koping
Keluarga menggunakan koping yang adaptif dalam keluarga yaitu
dengan bersikap terbuka terhadap semua masalah yang ada di
keluarga. Dalam hal penyelesaian masalah, keluarga
menyelesaikan dengan cara bermusyawarah dan berdiskusi
bersama anggota keluarga yang lainnya hingga mendapatkan
solusi.
e. Harapan keluarga
Ny. J berharap keadaan lingkungannya semakin stabil. Dan kondisi
kesehatan ia dan keluarganya selalu baik. Ny. J berharap
kedepannya anaknya mendapatkan penghidupan yang layak. Selalu
sehat dan dijauhkan dari virus yang sedang mewabah.
B. PENGKAJIAN KLIEN
1. Fisik
Tanda-tanda vital
a. TD : 110/80 mmHg
b. Suhu : 36,7 C
c. Nadi : 92 x/menit
d. Pernapasan : 20x/menit
e. Tinggi Badan : 158 cm
f. Berat Badan : 47 kg
Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Bentuk kepala normochepal, simetris, rambut hitam beruban , tersebar
merata, tidak mudah rontok, lesi (-)
b. Mata
Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, simetris, pergerakan
mata normal, fungsi penglihatan terganggu. Klien memakai kacamata
c. Hidung
Polip (-), tidak ada sumbatan, simetris, fungsi penciuman baik
d. Telinga
Simetris, tidak ada sumbatan, fungsi pendengaran baik
e. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening
f. Dada :
- Inspeksi : Bentuk simetris, retraksi dinding dada (-)
penggunaan otot bantu nafas (-)
- Palpasi : tidak dilakukan pemeriksaan
- Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
g. Abdomen
- Inspeksi : tidak ada asites
- Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
- Ekstremitas : Tidak ada edema, nyeri (-),clubbing finger (-),
akral hangat
2. Status Mental
a. Penampilan :
Saat pengkajian cara berpakaian Ny. J rapi seperti biasanya
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
b. Pembicaraan :
Ny. J berbicara normal dan jelas, tidak ada gangguan, saat
berkomunikasi dan mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan apa
yang diharapkan.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
c. Aktivitas motorik :
Aktivitas motorik Ny. J tampak normal dan mampu untuk melakukan
aktivitas motorik yang sesuai usia lansia
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
d. Alam perasaan :
Pada alam perasaan Ny. J tampak normal
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
e. Afek :
Tidak ada masalah dan sesuai dengan keadaan yang sedang
berlangsung
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
f. Interaksi selama wawancara :
Selama berkomunikasi, kontak mata, klien sangat kooperatif dan
mampu menjawab pertanyaan dengan jelas dan tepat sesuai dengan
hal apa yang ditanyakan
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
g. Persepsi :
Tidak ada masalah pendengaran, penglihatan, pengecap, perabaan
h. Proses Pikir :
Klien tidak mengalami proses fikir yang tidak normal, berbicara jelas
dan tepat sasaran, tanpa bebelit, dan mempu menjawab semua
pertanyaan
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
i. Isi pikir :
Klien tidak mengalami proses fikir yang tidak normal, berpikiran
positif kedepan dan berharap akan terjadinya hal-hal baik.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
j. Tingkat kesadaran :
Tingkat kesadaran klien composmentis
Masalah kperawatan : tidak ada masalah
k. Memori :
Klien mengatakan terkadang sering lupa dimana meletakkan barang,
namun setelah berpikir beberapa saat klien mengingatnya, serta hal ini
tidak mengganggu aktifitas klien.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung :
Klien mampu berkonsentrasi dan bisa berhitung
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
m. Kemampuan penilaian :
Mampu untuk menilai mana yang baik, buruk, benar atau salag terkait
suatu tindakan
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
n. Daya tilik diri ;
Klien mengatakan bahwa tidak dalam kondisi sakit, jika sakit Ny. J
berobat ke puskesmas
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
3. Sumber Koping
a. Personal ability :
Biasanya Ny. J saat mengalami masalah mencoba untuk mengatasi
masalah tersebut secara sendiri, jika tidak terselesaikan maka Ny. J
akan membicarakannya dengan keluarganya
b. Support system :
Sistem pendukung keluarga/teman sebaya/masyarakat. Terdapat
dukungan dari keluarga pada Ny. J
c. Material asset :
Status social ekonomi keluarga
Berapa penghasilan keluarga dalam sebulan?
a) Sama atau lebih dari UMR
d. Positive believe :
Terdapat motivasi yang kuat pada keluarga Ny. J untuk mendapatkan
kesehatan yang optimal pada keluarganya.
4. Mekanisme Koping
a. Adaptif :
Bicara dengan orang lain √
Teknik Relaksasi √
Olahraga √
b. Maladaptive :
Tidak minum alcohol
Reaksi tidak lambat dan tidak berlebih
Tidak bekerja berlebihan atau menghindar
Tidak mencedari diri sendiri
5. Pengkajian Berdasarkan Perkembangan Usia Lansia
1. Mempunyai harga diri yang tinggi
Ny. J mengatakan dirinya sangat berharga
2. Merasa disayangi oleh keluarga
√ Ny. J mengatakan anak dan suaminya sangat menyayanginya dan
selalu memperhatikan kesehatannya
3. Menilai kehidupan berarti
Ny. J mengatakan hidupnya sangat berarti, dan bersyukur dengan
kehidupannya selama ini. Ny. J mengatakan melaksanakan sholat
wajib, sunat dan juga mengaji sehabis sholat sebagai bentuk rasa
syukur kepada Allah.
4. Memandang suatu hal secara keseluruhan (tuntutan dan makna hidup
Ny. J mengatakan sangat bersyukur atas kehidupan salama ini karena
diberikan anak dan suami yang sangat menyayanginya dan
memperhatikanya dan hidupnya sangat bermakna
5. Menerima datangnya orang lain
Ny. J mengatakan semua orang memilki keunikan masing-masing
begitupun dengan anak dan menantunya. Ny. J mengatakan selalu
mengikuti kegiatan sosial dilingkungannya
6. Menerima datangnya kematian
Ny. J mengatakan menerima datangnya kematian, karena hidup dan
mati Allah yang menentukan. Ny. J mengatakan sudah ikhlas dengan
datangnya kematian.
7. Memandang rendah/menghina/mencela orang lain
Ny. J mengatakan semua manusia itu sama dimata Allah hanya amal
ibadahnya yang membedakan.
8. Merasa kehidupan selama ini tidak berarti
Ny. J mengatakan kehidupannya sangat berarti.
9. Merasa kehilangan
Ny. J mengatakan tidak sedang mengalami kehilangan
10. Masih ingin berbuat banyak, tetapi takut tidak mempunyai waktu
Ny. J mengatakan jika ada ingi sesuatu langsung memberitahu anak
dan suaminya dan selalu bersyukur atas apa yang telah dicapai selama
ini
C. ANALISA DATA
Data Objektif
- Ny. J tampak tenang
- Ny. J tampak tersenyum
- Ny. J memiliki rutinitas yang
teratur
- Ny. J sering berkomunikasi dengan
anak-anak
4 Jumat, 05 Maret 1. Mempertahankan hubungan saling S: Klien mengatakan sudah memahami cara membuat Dian
2021 rencana untuk mencapai integritas diri yang utuh, klien
mangatakan keberhasilannya, klien mangatakan
2. Membimbing lansia
membuat keberhasilan dulu mampu merubah hidupnya.
O:
rencana kegiatan untuk mencapai
O: Klien menyebutkan keberhasilan apa saja yang
integritas diri yang utuh diraihnya dimasa lalu
A:
3. Memotivasi lansia untuk menjalankan A: Mampu membuat rencana kegiatan dengan berkebun
rencana yang telah dibuatnya.
P: Kontrak berakhir, memotivasi klien untuk dapat
menjalankan rencana yang sudah dibuatnya
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Sub Pokok Bahasan : Pentingnya menjaga kesehatan jiwa pada lansia agar tetap
mandiri dan produktif
Sasaran : Ny. J
Waktu : 30 menit
A. Latar Belakang
B. Tujuan
a) Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran mampu
memahami tentang pentingnya menjaga kesehatan jiwa pada lansia agar tetap
mandiri dan produktif.
b) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan sasaran
dapat :
1. Menjelaskan kembali pengertian lansia.
2. Menyebutkan kembali faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa
lansia.
3. Menyebutkan kembali masalah kesehatan jiwa yang sering muncul
pada lansia.
4. Menyebutkan hubungan masa emptynest dengan keadaan stres pada
lansia.
5. Menjelaskan cara menjaga kesehatan jiwa lansia agar tetap mandiri
dan produktif.
C. Materi Penyuluhan
Terlampir
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media Penyuluhan
1. Power Point
2. Leaflet
F. Setting Tempat
: Pemateri
: Ny. J
G. Kegiatan Penyuluhan
I. Sumber
Azizah dkk. (2016). Teori dan Aplikasi Praktik Klinik- Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa Ed Pertama. Yogyakarta : Indomedia Pustaka
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam
mendefinisikan batasan penduduk usia lanjut menurut Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu
aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek social (BKKBN 1998 dalam Suhartini,
2006). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Suhartini (2006)
menggolongkan usia lanjut menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45-
59 tahun, usia lanjut (elderly) 60-74 tahun, usia lanjut tua (old) 75-90 tahun, dan
usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun. Sementara itu menurut Azizah, lanjut
usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan
suatu proses alami yang diteentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang
akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup
manusia yang terakhir. Dimasa ini seseorang mengalami kemunduran mental,
fisik dan sosial secara bertahap (Azizah dkk, 2016).
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali
berhubungan dengan berbagai gangguan fisik seperti : Gangguan jantung,
gangguan metabolisme, misal diabetes millitus, vaginitis, baru selesai
operasi : misalnya prostatektomi, kekurangan gizi, karena pencernaan kurang
sempurna atau nafsu makan sangat kurang, penggunaan obat-obat tertentu,
seperti antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer.
Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan
ideal pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan
hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena
pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan,
jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri.
a. Demensia
b. Depresi
─ Kehilangan minat
─ Berkurangnya energi (mudah lelah)
─ Konsentrasi dan perhatian berkurang
─ Kurang percaya diri
─ Sering merasa bersalah
─ Pesimis
─ Ide bunuh diri
─ Gangguan pada tidur
─ Gangguan nafsu makan
c. Stress
Kondisi ini bisa lebih buruk jika bersamaan dengan menopause, pensiun
atau kematian pasangan . Sindroma sarang kosong adalah suatu keadaan yang
menimpa kaum ibu pada saat anaknya meninggalkan rumah karena belajar di
kota lain atau ke luar negeri. Juga dapat terjadi ketika anaknya menikah dan tidak
tinggal serumah lagi. Keadaan ini menyebabkan ada perasaan tidak diperlukan
lagi peranan sebagai ibu seperti waktu sebelumnya. Sindrom sarang kosong
mengacu pada kesedihan yang banyak terjadi pada orang tua ketika anak-anak
mereka tidak tinggal lagi bersama dalam satu rumah. Kondisi ini secara khas
terjadi pada wanita. Sindrom sarang kosong berbeda dengan kesedihan karena
kehilangan orang yang dicintai. Kesedihan pada sindrom sarang kosong sering
tidak dikenali, sebab seorang anak orang dewasa pindah dari rumah dilihat
sebagai peristiwa yang normal. Keadaan ini dianggap normal, bila berlangsung
hanya satu minggu setelah kepergian anaknya. Yang perlu mendapat perhatian
bila keadaan ini berlangsung lama sampai menimbulkan stress dan bahkan
sampai depresi.
5. Cara Menjaga Kesehatan Jiwa Lansia agar Tetap Mandiri dan Produktif
a. Mendekatkan diri pada Tuhan dengan banyak beribadah.
b. Dialogkan apa yang menjadi masalah dan perhatian dengan orang terdekat
agar selalu mendapat dukungan dan tidak merasa sendirian.
c. Jangan sungkan untuk meminta pertolongan fisik dan mental pada keluarga
atau tenaga kesehatan.
d. Berani membuat rencana kehidupan untuk mengasah perasaan dan
membangkitkan semangat hidup.
e. Peduli terhadap sesama agar kehidupan sosial lebih erat merasa dekat
dengan orang-orang di sekitar.
f. Jalin silaturahmi dengan keluarga jauh atau teman baik melalui telepon
atau bertemu langsung.
g. Membiasakan diri untuk aktif dan cukup istirahat.
h. Biasakan diri untuk mengonsumsi makanan sehat dan banyak minum air
mineral.
i. Lakukan hal yang membuat kita senang.
j. Bersantai dan milikilah waktu luang yang dapat dinikmati sendirian
atau bersama keluarga.
LEAFLET
DOKUMENTASI