Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PROFESI KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN RESIKO ANSIETAS


PADA AN. A

OLEH :

DIAN AGUSTI TANJUNG


2041312054

KELOMPOK I

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSTAS ANDALAS
TAHUN 2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. MASALAH UTAMA
Kecemasan atau ansietas
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Definisi
Cemas (ansietas) adalah sebuah emosi dan penglaman subjektif dri
seseorang. Pengertian lain cemas adalah suatu keadaan yang membuat
seseorng tidak nyaman dan terbagi dalam beberapa tingkatAn. Adi, cemas
berkaitan dengan persaan tiidak pasti dan tidak berdaya. (Kususmawati,
2010)
2. Penyebab
a. Faktor Predisposisi (pendukung)
Ketegangan dalam kehidupan dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
1) Peristiwa traumatik
2) Konflik emosional
3) Gangguan konsep diri
4) Frutasi
5) Gangguan fisik
6) Pola mekanisme koping keluarga
7) Riwayat gangguan kecemasan
8) Medikasi
b. Faktor Presipitasi
1) Ancaman terhadap integritas fisik
a) Sumber internal
b) Sumber eksternal
2) Ancaman terhadap harga diri
a) Sumber internal
b) Sumber eksternal
3. Jenis
a. Kcemasan Ringan
Kecemasan ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda
dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan
membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar,
menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, merasakan, dan
melindungi diri sediri.
b. Kecemasan Sedang
Kecemasan sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa
sesuatu yang benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau
agitasi.
c. Kecemasan Berat
Kecemasan berat yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,
memperlihatkan respon takut dan distress.
d. Panik
Individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena
kehilangan kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun
dengan perintah. (Prabowo, 2014)
4. Rentang Respon
a. Kecemasan Ringan
Menurut Videbeck (2008), respon dari kecemasan ringan adalah
sebagai berikut:
1) Respon fisik dari kecemasan ringan adalah:
a) Ketegangan otot ringan
b) Sadar akan lingkungan
c) Rileks atau sedikit gelisah
d) Penuh perhatian
e) Rajin
2) Respon kogniif dari kecemasan ringan adalah:
a) Lapang persepsi luas
b) Terlihat tenang, percaya diri
c) Perasaan gagal sedikit
d) Waspada dan memperhatikan banyak hal
e) Mempertimbangkan informasi
f) Tingkat pembelajaran optimal
3) Respon emosional dari kecemasan ringan adalah:
a) Perilaku otomatis
b) Sedikit tidak sadar
c) Aktivitas mandiri
d) Terstimulasi
e) Tenang
b. Kecemasan Sedang
Menurut Videbeck (2008), respon dari kecemasan sedang adalah
sebagai berikut:
1) Respon fisik dari kecemasan sedang adalah:
a) Ketegangan otot sedang
b) Tanda-tanda vital meningkat
c) Pupil dilatasi, mulai berkeringat
d) Sering mondar-mandir, memukul tangan
e) Suara berubah: bergetr, nada suara tinggi
f) Kewaspadaan dan ketegangan meningkat
g) Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri
punggung
2) Respon kognitif dari kecemasan sedang adalah:
a) Lapang persepsi menurun
b) Tidak perhatian secara selektif
c) Fokus terhadap stimulus meningkat
d) Rentang perhatian menurun
e) Penyelesaian masalah menurun
f) Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
3) Respon emosional dari kecemasan sedang adalah:
a) Tidak nyaman
b) Mudah tersinggung
c) Kepercayaan diri goyah
d) Tidak sabar
e) Gembira
c. Kecemasan Berat
Menurut Videbeck (2008), respon dari kecemasan berat adalah:
1) Respon fisik kecemasan berat adalah:
a) Ketegangan otot berat
b) Hiperventilasi
c) Kontak mata buruk
d) Pengeluaran keringat meningkat
e) Bicara cepat, nada suara tinggi
f) Tindakan tanpa tuuan dan serampangan
g) Rahang menegang, mngertakan gigi
h) Mondar-mandir, berteriak
i) Meremas tangan, gemetar
2) Respon kognitif kecemasan berat adalah:
a) Lapang persepsi terbatas
b) Proses berpikir terpecah-pecah
c) Sulit berpikir
d) Penyelesaian masalah buruk
e) Tidak mampu mempertimbangkan informasi
f) Hanya memperhatikan ancaman
g) Preokupasi dengan pikiran sendiri
h) Egosentris
3) Respon emosional kecemasan berat adalah:
a) Sangat cemas
b) Agitasi
c) Takut
d) Bingung
e) Merasa tidak adekuat
f) Menarik diri
g) Penyangkalan
h) Ingin beban
d. Panik
Menurut Videbeck (2008), respon dari panik adalah sebagai berikut:
1) Respon fisik dari panik adalah:
a) Fight, fight, atau freeze
b) Ketegangan otot sangat berat
c) Agitasi motorik kasar
d) Pupil dilatasi
e) Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
f) Tidak dapat tidur
g) Hormon stress dan neurotransmitter berkurang
h) Wajah menyeringai, mulut ternganga
2) Respon kognitif dari panik adalah:
a) Persepsi sangat sempit
b) Pikiran tidak logis, terganggu
c) Kepribadian kacau
d) Tidak dapat menyelesaikan masalah
e) Fokus pada pikiran sendiri
f) Tidak rasional
g) Sulit memahami stimulus eksternal
h) Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
3) Respon emosional dari panik adalah:
a) Merasa terbebani
b) Merasa tidak mampu, tidak berdaya
c) Lepas kendali
d) Mengamuk, putus asa
e) Marah, sangat takut
f) Mengharapkan hasil yang buruk
g) Kaget, takut, lelah

5. Proses Terjadinya Masalah


a. Faktor Predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang
dapat menyebabkan timbulnya kecemasan. Ketegangan dalam
kehidupan tersebut dapat berupa:
1) Peristiwa traumatik, yang daapt memicu terjadinya kecemasan
berkitan dengan krisis yang dilami individu baik krisis yang
dialami individu baik krisis perkembangan maupun situasional
2) Konflik emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan
dengan baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan
dan kenyataan dapat menimbulkan kecemasan pada individu.
3) Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan
individu berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan
kecemasan.
4) Frusatasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk
mengambil keputusan yang berdampak terhadap ego.
5) Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan
ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi
konsep diri individu.
6) Pola mekanisme koping keluarga atau ola keluarga menangani
stress akan mempengaruhi individu dalam berespon terhadap
konfllik yang dialami karena pola mekanisme koping individu
banyak dipelajari dalam keluarga
7) Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi
respon individu dalam berespon terhadap konflik dan mengatasi
kecemasannya.
8) Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah
pengobatan yang mengandung benzodiazepin, karena
benzodiazepin dapat menekan neurotransmitter gamma amino
butyric acid (GABA) yang mengontrol aktivitas neuron di otak
yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.
b. Faktor Presipitasi
Stressor presipitas adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang
dapat mencetuskan timbulnya kecemasan. Stressor presipitasi
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:
1) Ancaman terhadap integritas fisik, meliputi:
a) Sumber internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis
sistem imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal
(misalnya: hamil)
b) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan
bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi,
tidak adekuatnya tempat tinggal.
2) Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internl dan eksternal
a) Sumber internal, kesulitan dalam hubungann interpersonal di
rumah dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru.
Berbagai ancaman terhadap integritas fisik jug dapat
mengancam harga diri.
b) Sumber eksternal, kehilangan orang yang dicintai, perceraian,
perubahan status pekrjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.
6. Tanda dan Gejala
Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami
ansietas, antara lain sebagai berikut:
1) Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung.
2) Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
3) Takut sendirian, takut pada keramaian, dan banyak orang
4) Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan
5) Gangguan konsntrasi dan daya ingat.
6) Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas,
gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan
sebagainya.
7. Akibat
Dapat berasal dari sumber internal dan eksternal dapat diklsifikasikan
dalam dua jenis:
1) Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan terjadi atau menurunkan kapasitas untuk
mlakukan aktivitas hidup sehari-hari. Pada ancaman ini stressor yang
berasal dari sumber eksternal adalah faktor-faktor yang dpat
menyebabkan gangguan fisik (misal: infeksi virus, polusi udara).
Sedangkan yang menjadi sumber internalnya adalah kegagalan
mekanisme fisiologi tubuh (misal: sistem jantung, sistem imun,
pengaturan suhu dan perubahan fisiologis selama kehamilan).
2) Ancaman terhadap sistem diri seseorag dapat membahayakan identitas,
harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang. Ancaman yang
berasal dari sumber eksternal yaitu kehilangan orang yang berarti
(meninggl, perceraian, pindah kerja), dan ancaman yang berasal dari
suber internal berupa gangguan interpersonal di rumah, tempat kerja
atau menerima peran baru.
8. Mekanisme Koping
Kemampuan individu menanggulangi kecemasan secara konstruksi
merupakan faktor utama yang membuat pasien berperilaku patologis atau
tidak. Mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan sedang, berat, dan
panik membutuhkan banyak energi. Menurut Suliswati (2005), mekanisme
koping yang dapat dilakukan ada dua jenis, yaitu:

a. Task Oriented Reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas.


Tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan koping ini dalah individu
mencoba menghadapi kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara
objektif ditujukan untuk mengatasi masalah, memulihkan konflik dan
memenuhi kebutuhan.
1) Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi
hambatan pemenuhan kebutuhan
2) Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun
psikologik untuk memindahkan seseorang dari sumber stress
3) Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang
mengoperasikan, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek
kebutuhan personal seseorang.
b. Ego Oriented Reaction atau reaksi berorientasi pada ego. Koping ini
tidak selalu sukses dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini
seringkali digunakan untuk melindungi diri, sehingga disebut
mekanisme pertahanan ego diri biasanya mekanisme ini tidak
membantu untuk mengatasi masalah secara realita. Untuk menili
penggunaan mekanisme pertahanan individu apakah adaptif atau tidak
adaptif, perlu dievalusi hal-hal berikut:
1) Perawat dapat mengenali secara akurat penggunaan mekanisme
pertahanan pasien
2) Tingkat penggunaan mekanisme pertahanan diri tersebut apa
pengaruhnya terhadap disorganisasi kepribadian
3) Pengaruh penggunaan mekanisme pertahanan terhadap
kemajuan kesehatan pasien
4) Alasan pasien menggunakan mekanisme pertahanan.

9. Penatalaksanaan
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahan
dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik,
yaitu mencakup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial atau
psikoreligius. Selengkapnya seperti pada uraian berikut:
a. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara:
1) Makan makanan yang bergizi dan seimbang
2) Tidur yang cukup
3) Cukup olahraga
4) Tidak merokok
5) Tidak minum minuman keras.
b. Terapi psikofarmaka
Merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-obatan
yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neurotransmitter (sinyal
penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi
psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic),
yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone
HCl, meprobamate, dan alprazolam.
c. Terapi somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala atau
akibat dari kecemasan yang berkepanjangan. Untuk menghilangkan
keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat dibrikan obat-obatan yang
ditujukan pada organ tubuh yangbersangkutan.
d. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain:
1) Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan
dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa
dan diberi keyakinan serta percaya diri.
2) Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi
bila dinilai bahwa ketidakmampuan mengatasi kecemasan.
3) Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudan memperbaiki
kembali (re- konstruksi) kepribadian yang telah mengalami
goncangan akibat stressor.
4) Psikoterapi kognitif, untuk memulihakn fungsu kognitif pasien,
yaitu kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan
daya ingat.
5) Psikoterapi psikodinamik, untuk menganalisa dan menguraikan
proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa
seseorang tidak mampu menghadapi stressor psikososial sehingga
mengalami kecemasan.
6) Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan,
agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor
keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.
e. Terapi psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya
dengan kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbaga problem
kehidupan yang merupakan stressor psikososial.

10. Pohon Masalah


Kerusakan Interaksi Sosial Effect

Gangguan suasana perasaan: Cemas Cor Problem

Koping individu inefektif Causa

11. Diagnosa Keperawatan


a. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan cemas
b. Gangguan alam perasaan: cemas berhubungan dengan koping individu
tidak efektif
12. Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi
Ansietas 1. Membina hubungan saling percaya dengan Klien :
perawat a. Bina hubungan saling percaya dengan Klien :
2. Klien dan keluarga mampu mengenal 1. Perkenalkan diri
ansietas 2. Buat kontrak asuhan dengan Klien
3. Klien dan keluarga mampu mengatasi 3. Jelaskan bahwa perawat akan membantu Klien
ansietasdengan teknik relaksasi 4. Jelaskan bahwa perawat akan menjaga kerahasiaan informasi
4. Klien dan keluarga mampu mengatasi tentang Klien
ansietas melalui distraksi 5. Dengarkan dengan penuh empati ungkapan perasaan Klien
5. Klien dan keluarga mampu mengatasi 6. Diskusikan dengan Klien tentang kecemasana/ansietasnya
ansietas melalui hipnotis lima jari b. Diskusikan dengan Klien keadaan saat ini :
6. Klien dan keluarga mampu mengatsi ansietas 1. Kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial, dan spiritual Klien
melalui kegiatas spiritual sebelum mengalami ansietas
7. Keluarga mampu mengambil keputusan 2. Hubungan antara kondisi saat ini dengan peristiwa ansietas
merawat klien dengan ansietas c. Penurunan kecemasan
8. Keluarga mampu memfaatkan fasilitas untk 1. Mendiskusikan ansietas, penyebab, proses terjadi, tanda dan
mencegah kekambuhan klien gejala, akibat ansietas
2. Melatih mengatasi ansietas dengan teknik relaksasi fisik
3. Melatih mengatasi ansietas distraksi
4. Melatih mengatasi ansietas dengan hipnotis lima jadi
5. Melatih mengatasi ansistas melalui kegiatan spiritual

Keluarga :
1. Mendiskusikan masalah kelurga dalam merawat klien ansietas
2. mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam merawat klien
3. menjelaskan pengertian, tanda gejala, dan proses terjadinya
ansietas
4. Mendiskusikan akibat yang mungkin terjadinya ansietas
5. Menjelaskan dan melatih keluarga klien ansietas cara relaksasi
nafas dalam, distraksi, hipnotis 5 jari dan spiritual
6. Menjelaskan lingkungan yang terapeutik untuk klien.
7. Mendiskusikan anggota keluarga yang dapat berperan dalam
merawat klien
8. Mendiskusikan setting lingkungan rumah yang mendukung
dalam perawatan klien
9. Melibatkan pasien dalam aktivitas keluarga
10. Melatih, memotivasi, membimbing dan memberikan pujian pada
klien ansietas
11. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk
memeriksakan kesehatan mencegah kekambuhan klien.
12. Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
tersedia dimasyarakat
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI KOMUNITAS

B. DATA DEMOGRAFI
Klien
Nama : An. A
Tgl Lahir : 26 September 2000
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Tanjung - minang
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Padang

Keluarga
Nama KK : Tn.A
Alamat : Padang
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMK
Anggota Keluarga :
Hubungan Gol.
Pendi Riwayat
No Nama Umur Jk Pekerjaan dengan Dara KET
dikan Kesehatan
Klien h
1 Tn. A 47 th L Wiraswasta Suami SMA A -
2 Ny. E 46 Th P IRT Istri SMA B -
3 An. A 20 Th L Mahasiswa Anak SMA B -
4 An. As 15 Th P Pelajar Anak SD B -
5 An.M 10 Th L Pelajar Anak TK B -
GENOGRAM

X X X X

KETERANGAN
= Laki – Laki = Klien

= Perempuan X = Meninggal

Klien adalah anak pertama dari tiga bersaudara, klien tinggal di rumah
bersama dengan orang tuanya. Klien mempunyai dua saudara. Pola
komunikasi dalam keluarga lancar dan baik, dalam berkomunikasi biasa
menggunakan bahasa minang.

1. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Klien adalah Nuclear Family atau keluarga inti yaitu terdiri
dari dua orang tua ayah dan ibu serta anak-anaknya.

2. Adat/Budaya terkait Kesehatan


Ny. E mengatakan menu makanan dalam keluarganya adalah makanan
tradisional minang, seperti goreng ikan, daging, ayam, goreng tahu tempe,
gulai sayur, dll. Menurut Ny. E jika ada anggota keluarga yang sakit maka
akan dibawa ke Puskesmas, praktek dokter swasta atau Rumah Sakit
terdekat. Biasanya jika ada anggota keluarga yang memiliki penyakit
biasanya memeriksakan kesehatannya ke Praktek Dokter Keluarga yang
bekerja sama dengan BPJS, sedangkan jika penyakit yang cukup berat
maka akan dibawa langsung ke rumah sakit seperti RSUD
3. Spiritual
Ny. E mengatakan bahwa seluruh anggota keluarga dan kerabat nya
beragama islam, dan sering melakukan ibadah sholat di mesjid karena
dekat dengan rumahnya, ibu Ny. E juga mengikuti wirid dengan tetangga
terdekat, tetapi seiring dengan wabah Covid- 19 yang sedang mewabah di
daerah tempat tinggal Ny. E dan anggota keluarga melaksanakan ibadah di
rumah.

4. Riwayat Rekreasi Keluarga


Sebelum adanya wabah Virus Covid-19 ini, keluarga Ny. E sering
berekreasi ke tempat wisata yang terdekat yang ada di Padang dan
bersantai bersama keluarga, sedangkan didalam keadaan sekarang, bentuk
rekreasi keluarga Ny. E hanya menonton televisi bersama di ruang tengah
rumah, sambil bercerita dan bergurau.

C. Riwayat dan tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Ny. E saat ini berada pada tahap Keluarga
dengan anak dewasa dan anak remaja dengan tugas perkembangan :
a. Pada keluarga dengan anak remaja
 Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
 Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
 Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-anak

b. Pada keluarga dengan melepaskan anak usia dewasa muda.


 Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Membantu orang tua suami/isteri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
 Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
 Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Sejauh ini, tidak ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi, tugas
perkembangan keluarga Ny. E sudah terpenuhi secara keseluruhan.

3. Riwayat kesehatan keluarga inti


Tn. A sekarang dalam keadaan tidak ada keluhan namun Tn. A pernah
mengalami tensi tinggi dengan TD 150/90 mmHg.
Ny. E mengatakan jika pernikahannya karena saling suka karena sudah
berteman dari sejak SMA dan memutuskan menikah pada bulan Mei tahun
1992, Ny. E memiliki Riwayat hipertensi dan minum obat secara teratur.
An. A saat ini tidak pernah mengalami Tekanan Darah tinggi, An. A tidak
pernah di rawat di RS sebelumnya
An.As tidak pernah mengalami TD tinggi, dan tidak pernah di rawat di RS
sebelumnya dan tidak ada keluhan kesehatan
An.M tidak pernah mengalami TD tinggi, dan tidak pernah di rawat di RS
sebelumnya dan tidak ada keluhan kesehatan

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


Ny. E mengatakan bahwa almarhum ayah dan ibu Ny. E memiliki riwayat
penyakit hipertensi dan rutin selalu dalam menjalani pengobatan.

D. Data Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Rumah Ny. E merupakan jenis rumah permanen dengan alas keramik,
rumah Ny. E berada di perkotaan, Ny. E mengatakan bahwa rumah yang
ia tempati saat ini adalah milik orang tua nya, Rumah Ny. E terdiri satu
lantai yang terdapat ruang tamu, ruang keluarga, 5 kamar tidur dengan
masing-masing kamar memiliki kamar mandi, dan 2 ruang makan dan
dapur. Setiap kamar memiliki ventilasi, dan jendela. Diruang tamu juga
terdapat jendela dan ventilasi dan Pencahayaan yang baik, lantai rumah di
lapisi keramik, dan rumah Ny. E termasuk kriteria rumah sehat.

Ny. E mengatakan sumber air di rumah merupakan air sumur. Didapur


terdapat peralatan masak dan berlantaikan keramik. Penataan dapur rapi
dan bersih, terdapat wastafel untuk mencuci piring. Di kamar mandi
terdapat WC dan bak mandi. Sanitasi air di kamar mandi mencukupi dan
bersih. Dikamar mandi tersedia perlengkapan mandi untuk masing-
masing anggota keluarga seperti sikat gigi, sabun, sampo, dan lainnya.
Ny. E mengatakan puas dengan keadaan rumah dan fasilitas yang terdapat
di rumah tersebut.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas


Ny. E dan keluarga tinggal di Pauh, Kota Padang. Tipe lingkungan tempat
tinggal keluarga Ny. E adalah perumahan warga dengan jarak antara satu
rumah dengan yang lainnya tidak terlalu berdekatan dan tidak terlalu
padat. Rumah Ny. E banyak dikelilingi oleh taman bunga. Ny. E
mengatakan sumber air di perumahan rumahnya menggunakan air sumur,
Pembuangan limbah rumah tangga keluarga Ny. E adalah dikumpulkan ke
bak sampah setiap hari di depan gang rumah Ny. E. Untuk pembuangan
sampah Ny. E mengumpulkannya lalu dibuang ke tempat pembuangan
sampah.

Tipe komunitas tempat tinggal Ny. E adalah homogen. Penduduk di


lingkungan rumah Ny. E merupakan penduduk asli dan ada juga
pendatang. Karakteristik komunitas tempat tinggal Ny. E adalah kelas
menengah keatas. Lingkungan disekitar rumah merupakan lingkungan
yang padat penduduk, jarak satu rumah ke rumah yang lain ada yang
berjarak 4-5 meter. Fasilitas-fasilitas umum yang tersedia di komunitas di
area Sago ini adalah warung keperluan rumah tangga, mini market,
Masjid, mushalla. Pelayanan kesehatan yang berada di komunitas adalah
posyandu, Puskesmas Pembantu. Jarak rumah Ny. E dengan posyandu ±1
km dan jarak rumah Ny. E. Ny. E mengatakan lebih sering menggunakan
jasa pelayanan kesehatan dipraktik dokter di Pasar Baru. Tempat ibadah
atau mesjid dan musholla juga tersedia di lingkungan keluarga Ny. E. Di
dekat tempat tinggal Ny. E ada akses transportasi umum, baik itu angkot,
ojek,dll. Rumah Ny. E tidak jauh dari jalan lintas/ jalan raya. Ny. E
mengatakan jarang menggunakan transportasi umum karena telah
memiliki kendaraan pribadi yaitu motor dan mobil.

3. Mobilitas geografis keluarga


Ny. E mengatakan keluarga telah tinggal di lingkungan tersebut sejak
beliau kecil. Setelah menikah Ny. E tinggal dirumah orang tuanya

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Ny. E mengatakan mempunyai hubungan baik dengan siapapun yang ada
di komunitasnya. Ny. E dan keluarga akan bersedia membantu jika ada
kegiatan masyarakat di komunitasnya. Ny. E mengatakan anggota
keluarga jika ingin membeli keperluan rumah tangga selalu belanja di
pasar atau kedai kecil yang ada dikomunitas. Ny. E mengatakan menerima
jika ada yang melakukan kunjungan ke rumah seperti dari pihak
puskesmas maupun kunjungan lainnya. Ny. E mengatakan senang jika ada
transportasi umum seperti ojek dan angkot yang ada di komunitasnya. Hal
tersebut mempermudah akses anggota keluarga jika ingin ke tempat
tertentu. Walapun keluarga jarang menggunakan transportasi umum
tersebut.

E. Struktur Keluarga
1. Struktur peran
Tn. A berperan sebagai kepala keluarga bagi istri dan anak-anaknya, Tn. A
berperan sebagai pencari nafkah anggota keluarganya dan pemimpin
keluarga. Tn. A merupakan pengambil keputusan tertinggi dalam
keluarganya. Tn. A bekerja sebagai wiraswasta dan kadang juga ikut
membantu kerja saudaranya di rumah makan. Ny. E berperan sebagai istri
dan ibu dari anak-anaknya.
Ny. E mengatakan tidak ada masalah dengan peran-peran tersebut. Mereka
saling membantu dalam menjalankan tugas yang biasa dilakukan di rumah.
Ny. E mengatakan masing-masing anggota keluarga menjalankan
perannya dengan baik. Ny. E mengatakan saling membantu dalam
menjalankan peran jika anggota keluarga membutuhkan bantuan anggota
keluarga lain.
An. A, An.As, An.M berperan sebagai anak dan dalam keseharian
semenjak covid ini sering di rumah dan belajar secara daring

2. Pola komunikasi keluarga


Pola interaksi antar anggota pada keluarga Ny. E menggunakan proses
komunikasi fungsional, anggota keluarga dapat menyatakan maksud
pembicaraan dengan tegas dan jelas, jika ada anak-anaknya yang
melakukan kesalahan Ny. E juga selalu berkomunikasi dengan baik
dengan anak-anaknya saat anak-anak jauh dan saat berkumpul dirumah.
Jika anak-anaknya jauh dari Ny. E selalu menjalin komunikasi untuk
menanyakan kabar dan kegiatan anak-anaknya melalui telepon.

3. Struktur kekuatan keluarga


a. Dari Segi Finansial
Ny. E mengatakan rumah yang ditempatinya sekarang adalah milik
orang tuanya dan semua sekarang anggaran rumah tangga diatur oleh
Ny. E sendiri.
b. Dari Segi Pengambilan Keputusan
Ny. E mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga dengan cara
musyawarah. Keputusan diambil dengan cara kesepakatan oleh semua
anggota keluarga. Ny. E mengatakan jika ada masalah kekeluargaan
yang tidak bisa diselesaikan dengan keluarga inti saja maka keluarga
melibatkan ninik mamak sebagai orang yang dituakan dan dihormati.
Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa dasar-dasar
kekuasan yang dipegang oleh keluarga Ny. E adalah kekuasaan
legitimasi dimana berkenaan dengan keyakinan dan persepsi anggota
keluarga
F. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Ny. E memiliki pelekatan yang kuat antar anggota keluarga. Ny. E
mengatakan berhubungan komunikasi yang baik dengan semua
keluarganya serta dengan keluarga dari pihak suami. Keluarga Ny. E
saling mendukung untuk kemandirian dalam masyarakat. Dalam keluarga
Ny. E semua anggota keluarga saling mendukung dan membantu dalam
hal pemenuhan kebutuhan keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi
Banyak tantangan dan masalah yang di hadapi saat harus menjadi peran
seorang Ibu, istri. Ny. E mengatakan sebaik mungkin menjalin hubungan
social dengan tetangga dan lingkungan sosial nya.
3. Fungsi Reproduksi
Ny. E sudah menikah ±30 tahun yang lalu dan sudah mempunyai tiga
orang anak, Ny. E mengatakan bahwa ia telah hampir memasuki usia
lansia dan sudah mulai menopause, namun sejauh ini tidak ada gangguan
kesehatan pada sistem reproduksinya
4. Fungsi Ekonomi
Pendanaan ekonomi dari keluarga Ny. E bersumber dari Ny. E sebagai
pensiunan PNS dan juga dibantu oleh suaminya.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
Ny. E mengatakan jika ada keluarga yang menderita penyakit biasanya
memeriksakan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat seperti klinik
dokter, puskesmas dan sebagainya, sedangkan jika penyakit yang diderita
lumayan parah, keluarga Ny. E akan memeriksakan kesehatan di Rumah
Sakit terdekat.

G. Stres dan Koping Keluarga


1. Stresor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek pada An. A saat ini adalah cemas akan terkena
pengumpulan tugas yang dilakukan secara pengiriman tugas pada masa
pendemi sekarang ini, yang dikirim melalui pos setiap ada pengumpulan
tugas. An. A setiap pengiriman tugas selalu cemas
Jangka Panjang : An. A tidak mempunyai stressor jangka panjang
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor
An. A mencoba melakukan aktivitas hanya menonton tv, dan main HP,
namun masih cemas dengan memikirkan tugasnya
3. Strategi Koping yang Digunakan
Strategi koping yang digunakan An. A adalah Fungsional yaitu dengan
membicarakan langsung pada saudaranya dan berbagi cerita saat
menghadapi masalah sehingga dapat sedikit mengurangi beban pikiran An.
A
4. Stategi adaptasi disfungsional
Keluarga selalu menggunakan pendekatan adaptif dan edukatif jika
anaknya mengalami keterlambatan ataupun tidak sesuai target yang
diharapkan. Tidak ada koping yang tidak sesuai terjadi pada keluarga.
5. Harapan keluarga
An. A berharap pendemi ini selesai dan Kembali normal seperti biasa
perkuliahan

H. PENGKAJIAN KLIEN
1. Fisik
Tanda-tanda vital
 Suhu : 36,8 ºC
 Tekanan darah : 130/80 mmHg
 Nadi : 82 x/m
 Pernapasan : 22 x/m
 Tinggi badan : 168 cm
 Berat badan : 60 Kg

Pemeriksaan Fisik
 Kepala
Bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan, tidak ada lesi
 Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan baik
 Hidung
Penciuman baik, tidak ada sinusitis, tidak ada polip
 Telinga
Pendengaran baik, tidak ada serumen,
 Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan KGB
 Dada
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada lecet atau lesi, tidak ada retraksi
dinding dada, tidak ada penggunaan otot bantu nafas
Palpasi : Tidak dilakukan
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : bunyi nafas normal,
 Abdomen
Tidak ada bekas luka, tidak ada nyeri tekan
 Ekstremitas
Tidak ada edema, Tidak ada nyeri, Akral teraba hangat
2. Status Mental
1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian seperti biasanya √
Jelaskan: An. A tampak berpakaian rapi dan sesuai
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren Apatis

Lambat Membisu Tidak mampu memulai pembicaraan

Jelaskan: Berbicara dengan An. A berjalan normal dan jelas, tidak ada
gangguan, saat berkomunikasi dan mampu menjawab
pertanyaan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
3. Aktivitas Motorik
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Jelaskan: Aktivitas motorik An. A tampak normal dan mampu untuk
melakukan aktivitas motorik yang sesuai.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

4. Alam Perasaan
Sedih Ketakutan Putus Asa Khawatir

Gembira berlebihan
Jelaskan: An. A khawatir akan perkuliahan yang dijalani sekarang ini,
ditambah lagi sistim pengiriman tugas sekarang ini
dilakukan secara melalui pos
Masalah Keperawatan : Ansietas

5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan : Afek An. A tampak normal dan tidak ada masalah dan
sesuai dengan keadaanyang sedang berlangsung.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

6. Interaksi Selama Wawancara


Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung
Kontak mata Defensif Curiga
Jelaskan: Selama berkomunikasi, An. A sangat kooperatif dan mampu
menjawab pertanyaan dengan jelas dan tepat sesuai dengan
hal apa yang ditanyakan
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

7. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecap Penghidu
Jelaskan : Tidak ada kesalahan persepsi tentang sesuatu yang tidak ada
objeknya.
Persepsi An. A sesuai dengan keadaan yang sedang dijalani nya
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

8. Proses Pikir
Sikumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of idea Blocking Pengulangan pembicaraan
Jelaskan: An. A tidak mengalami proses fikir yang tidak normal, An.
A berbicara jelas dan tepat sasaran, tanpa berbelit.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistic Sisip pikir Siar pikir Kontrol pikir
Jelaskan: An. A tidak mengalami gangguan isi pikir
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

10. Tingkat Kesadaran


Bingung Sedasi Stupor
Disorientasi
Waktu Tempat Orang
Jelaskan : Tingkat kesadaran klien composmentis, An. A mampu
memusatkan perhatiannya, klien mengatahui terkait
waktu, tempat dan orang dengan benar.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Konfabulasi
Jelaskan: Tidak ada gangguan pada daya ingat An. A baik jangka
pendek maupun jangka panjang. An. A mampu mengingat
kejadian yang terjadi dua hari yang lalu dan juga kejadian
yang cukup berarti baginya
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


Mudah beralih Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan: An. A mampu untuk berkonsentrasi dan berhitung, tidak ada
kelainan dalam konsentrasi dan berhitung.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

13. Kemampuan Penilaian


Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan : mampu untuk menilai mana yang baik, buruk, benar atau
salah terkait suatu tindakan.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

14. Daya Tilik Diri


Meningkari pewnyakit yang diderita Menyalahkan hal diluar diri
Jelaskan: An. A mengatakan bahwa tidak dalam kondisi sakit, jika ia
sakit, ia akan pergi berobat ke puskesmas atau ke Rumah
Sakit. Klien mengatakan memiliki kemampuan positif dirinya
seperti bisa melakukan perawatan diri secara sendiri.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

3. Sumber Koping
a. Personal ability
An. A akan menyelesaikan masalahnya sendiri. Dilakukan dengan cara
berbicara atau mengobrol dengan teman atau orang terdekat. An. A
juga akan bernyanyi dengan keras untuk meluapkan masalah yang
diterimanya.
b. Support system
Sistem pendukung keluarga/teman sebaya/ masyarakat. An. A
mengatakan bahwa support sistem nya adalah orang-orang yang berada
disekitarnya seperti Orangtua, anak dan saudara nya serta teman-teman
terdekat nya, saat dirundung masalah An. A akan bercerita dan
meminta pendapat dari orang-orang terdekatnya.
c. Material aset
Status sosial ekonomi keluarga
Berapa penghasilan keluarga dalam sebulan?
a) Kurang dari UMR
b) Sama atau lebih dari UMR
Apakah keluarga memiliki ansuransi?
a) BPJS
b) Askeskin
c) Jamsostek
d) Tidak punya
e) Lainnya

d. Positive believe
Nilai atau norma keluarga sangat kuat, Keluarga An. A selalu berfikir
positif saat terkena musibah dan cobaan, Keluarga An. A memiliki
keyakinan yang kuat dan keinginan yang besar untuk hidup sehat.

4. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
√Bicara dengan orang lain Minum alkohol
√Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
√Teknik relaksasi Bekerja berlebihan

√Aktivitas konstruktif Menghindar
Olahraga Mencederai diri
Lainnya........................... Lainnya........................

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA KELUARGA


1. Ansietas
5. HARS (Hamilton Rating Scale for Anxiety)
Skor : 0 = tidak ada
1 = ringan
2 = sedang
3 = berat
4 = berat sekali
Total Skor : kurang dari 14 = tidak ada kecemasan

14 – 20 = kecemasan ringan

21 – 27 = kecemasan sedang

28 – 41 = kecemasan berat

42 – 56 = kecemasan berat sekali


No Pertanyaan 0 1 2 3 4
1 Perasaan Ansietas
- Cemas √
- Firasat Buruk √
- Takut Akan Pikiran Sendiri √
- Mudah Tersinggung √
2 Ketegangan
- Merasa Tegang √
- Lesu √
- Tak Bisa Istirahat Tenang √
- Mudah Terkejut √
- Mudah Menangis √
- Gemetar √
- Gelisah √
3 Ketakutan
- Pada Gelap √
- Pada Orang Asing √
- Ditinggal Sendiri √
- Pada Binatang Besar √
- Pada Keramaian Lalu Lintas √
- Pada Kerumunan Orang Banyak √
4 Gangguan Tidur
- Sukar Masuk Tidur √
- Terbangun Malam Hari √
- Tidak Nyenyak √
- Bangun dengan Lesu √
- Banyak Mimpi-Mimpi √
- Mimpi Buruk √
- Mimpi Menakutkan √
5 Gangguan Kecerdasan
- Sukar Konsentrasi √
- Daya Ingat Buruk √
6 Perasaan Depresi
- Hilangnya Minat √
- Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi √
- Sedih √
- Bangun Dini Hari √
- Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang Hari √
7 Gejala Somatik (Otot)
- Sakit dan Nyeri di Otot-Otot √
- Kaku √
- Kedutan Otot √
- Gigi Gemerutuk √
- Suara Tidak Stabil √
8 Gejala Somatik (Sensorik)
- Tinitus √
- Penglihatan Kabur √
- Muka Merah atau Pucat √
- Merasa Lemah √
- Perasaan ditusuk-Tusuk √
9 Gejala Kardiovaskuler
- Takhikardia √
- Berdebar √
- Nyeri di Dada √
- Denyut Nadi Mengeras √
- Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau √
Pingsan
- Detak Jantung Menghilang (Berhenti √
Sekejap)
10 Gejala Respiratori
- Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada √
- Perasaan Tercekik √
- Sering Menarik Napas √
- Napas Pendek/Sesak √
11 Gejala Gastrointestinal
- Sulit Menelan √
- Perut Melilit √
- Gangguan Pencernaan √
- Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan √
- Perasaan Terbakar di Perut √
- Rasa Penuh atau Kembung √
- Mual √
- Muntah √
- Buang Air Besar Lembek √
- Kehilangan Berat Badan √
- Sukar Buang Air Besar (Konstipasi) √
12 Gejala Urogenital
- Sering Buang Air Kecil √
- Tidak Dapat Menahan Air Seni √
- Amenorrhoe √
- Menorrhagia √
- Menjadi Dingin (Frigid) √
- Ejakulasi Praecocks √
- Ereksi Hilang √
- Impotensi √
13 Gejala Otonom
- Mulut Kering √
- Muka Merah √
- Mudah Berkeringat √
- Pusing, Sakit Kepala √
- Bulu-Bulu Berdiri √
14 Tingkah Laku Pada Wawancara
- Gelisah √
- Tidak Tenang √
- Jari Gemetar √
- Kerut Kening √
- Muka Tegang √
- Tonus Otot Meningkat √
- Napas Pendek dan Cepat √
- Muka Merah √
TOTAL SKOR 20 Kecemasan
Ringan

J. ANALISA DATA
Data Masalah
Keperawatan
DS : Ansietas Ringan
 An.A mengatakan cemas dengan pengumpulan tugas
pada masa penedemi sekarang ini
 An.A mengatakan cemas dan takut jika tugas yang
dikirimkan tidak sampai dengan tepat waktu
 Keluarga mengatakan An.A sering gelisah jika tugasnya
belum terkonfirmasi sudah diterima
 An.A merasa cemas jika tugas yang dikirimkan tercecer
 An.A mengatakan sering gelisah apabila terpikir akan
tugasnya
 An. A mengatakan mudah gelisah dan terkejut
 An. A mengatakan sering terbangun di malam hari dan
tidur tidak nyenyak, serta sulit berkonsentrasi dan sering
lupa akan hal-hal kecil (seperti lupa meletakkan kunci
motor)
DO :
 TD : 130/80mmHg, N: 82 x/I, RR : 22 x/i
 Berbicara agak lambat
 Tampak gelisah/khawatir
 An. A tampak mudah terkejut
K. RENCANA TINDAKAN KEPERAWARAN KESEHATAN JIWA KELUARGA
Diagnosa Tujuan Intervensi
Ansietas Ringan Setelah dilakukan intervensi keperawatan maka : a) Mendiskusikan ansietas, penyebab, proses terjadi, tanda
1. Pasien mampu mengenal ansietas dan gejala, akibat dan Melatih teknik relaksasi nafas
2. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik dalam
relaksasi b) Melatih mengatasi ansietas dengan cara distraksi
3. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui distra c) Melatih mengatasi ansietas melalui hipnotis lima jari
ksi d) Melatih mengatasi ansietas melalui kegiatan spiritual
4. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui hipnot
is lima jari
5. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui kegiat
an spiritual
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/Tanggal Diagnosa
Implementasi Evaluasi Paraf
keperawatan
Selasa / 09 Ansietas 1. Membina hubungan saling percaya S : DIAN
ringan
Maret 2021 menggunakan komunikasi terapeutik  An. A mengatakan bersedia menjadi pasien kelolaan
2. Melakukan orientasi meliputi : perawat
memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan  An. A mengatakan telah mengetahui penyebab,
dan kontrak waktu dan tempat. definisi, dan tanda gejala dari ansietas yang
3. Melakukan pengkajian keperawatan pada dialaminya.
klien  An. A mengatakan bersedia untuk berlatih cara
4. Mendiskusikan apa yang sedang dirasakan mengurangi kecemasan dengan perawat
oleh klien O:
5. Menjelaskan pengertian Ansietas  An. A mampu menyebutkan kembali definisi,
6. Menjelaskan tanda dan gejala ansietas penyebab, tanda gejala dan akibat dari ansietas
7. Menjelaskan proses terjadinya ansietas kembali tata cara dalam melakukan teknik nafas
8. Menjelaskan akibat dari ansietas dalam.
a. Memberikan reinforcement positif

A:
 Klien belum mengetahui bagaimana mengatasi
kecemasan klien
P:
 Menjelaskan cara mengatasi kecemasan pada An. A
 Melakukan SP 1 (teknik relaksasi) dan SP 2 (teknik
distraksi) untuk mengatasi kecemasan yang dialami
klien. Pertemuan selanjutnya Rabu, 10 Maret 2021,
pukul 16:00 WIB di rumah An. A
Rabu / 10 Ansietas S: DIAN
ringan
Maret 2021 1. Menjelaskan tindakan yang dapat  An. A mengatakan paham cara mengatasi ansietas
menurunkan kecemasan klien, SP 1-SP 4 yaitu dengan metode relaksasi dan distraksi
Ansietas  An. A mengatakan kadang-kadang masih merasakan
2. mengevaluasi SP 1 teknik relaksasi dan SP 2 cemas
dengan teknik distraksi O:
3. Memberikan reinforcement positif pada  An. A tampak paham tentang cara mengatasi ansietas
klien. dengan relaksasi napas dalam dan distraksi dengan
memilih metode distraksi menonton TV, berolahraga
A:
 An. A mampu mengatasi ansietas melalui napas
dalam dan distraksi
P:
Intervensi dilanjutkan dengan melakukan SP 3 ansietas
yaitu dengan teknik hipnotis 5 jari
Kamis/ 11 Ansietas 1. Menjelaskan tindakan yang dapat menurunkan S : DIAN
ringan
Maret 2021 kecemasan klien, SP 1-SP 4 Ansietas  An. A mengatakan paham cara mengatasi ansietas
2. Mengajarkan SP 1 teknik relaksasi dan SP 2 yaitu dengan metode relaksasi dan distraksi
dengan teknik distraksi  An. A mengatakan kadang-kadang masih merasakan
3. Meminta klien untuk mengulangi kembali tata cemas
cara SP1 dan SP 2 ansietas. O:
4. Memberikan reinforcement positif pada klien.  An. A tampak paham tentang cara mengatasi ansietas
dengan relaksasi napas dalam dan distraksi dengan
memilih metode distraksi menonton TV, memasak
atau bermain bersama cucu
A:
 An. A mampu mengatasi ansietas melalui napas
dalam dan distraksi
P:
Intervensi dilanjutkan dengan melakukan SP 3 dan 4
ansietas yaitu dengan teknik hipnotis 5 jari dan spiritual
Jum’at/ 22 Ansietas 1. Membina hubungan saling percaya S: DIAN
ringan
Januari 2021 2. Melakukan evaluasi validasi  An. A mengatakan tidak cemas lagi
3. Mendiskusikan tentang SP 1 dan SP 2  An. A mengatakan paham cara ketiga dan keempat
ansietas pada pertemuan sebelumnya untuk mengatasi ansietas yaitu dengan metode
4. Memberikan reinforcement positif hipnotis 5 jari dan spiritual
5. Melaksanakan SP 3 Ansietas yaitu melatih  An. A mengatakan cemasnya sudah jauh berkurang
klien mengatasi ansietas dengan cara hipnotis O :
5 jari dan SP 4 Ansietas yaitu cara spiritual  An. A tampak paham tentang cara ketiga dan keempat
6. Meminta klien untuk mengulangi kembali untuk mengatasi ansietas yaitu dengan teknik hipnotis
tata cara SP3 dan SP 4 ansietas 5 jari dan piritual yaitu berwudhu dan berdoa
7. Memberikan reinforcement positif A:
 An. A mampu mengatasi ansietas melalui teknik
hipnotis 5 jari dan spiritual
P:
Intervensi dihentikan karena kontrak keluarga berakhir
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai