Disusun Oleh:
PETRA TURANGGA BAYU
2308009
2. Etiologi
1) Peristiwa traumatik
2) Konflik emosional
4) Frutasi
5) Gangguan fisik
8) Medikasi
b. Faktor Presipitasi
a) Sumber internal
b) Sumber eksternal
a) Sumber internal
b) Sumber eksternal
3. Jenis
1) Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan
membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar,
menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, merasakan, dan melindungi
diri sediri.
2) Kecemasan Sedang
3) Kecemasan Berat
Kecemasan berat yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,
memperlihatkan respon takut dan distress.
4) Panik
4. Rentang Respon
d) Penuh perhatian
e) Rajin
e) Mempertimbangkan informasi
a) Perilaku otomatis
c) Aktivitas mandiri
d) Terstimulasi
e) Tenang
b. Kecemasan Sedang
a) Tidak nyaman
b) Mudah tersinggung
d) Tidak sabar
e) Gembira
c. Kecemasan Berat
b) Hiperventilasi
h) Mondar-mandir, berteriak
c) Sulit berpikir
h) Egosentris
a) Sangat cemas
b) Agitasi
c) Takut
d) Bingung
f) Menarik diri
g) Penyangkalan
h) Ingin beban
d. Panik
d) Pupil dilatasi
c) Kepribadian kacau
f) Tidak rasional
a) Merasa terbebani
a. Faktor Predisposisi
b. Faktor Presipitasi
7. Akibat
Dapat berasal dari sumber internal dan eksternal dapat diklsifikasikan dalam
dua jenis:
8. Mekanisme Koping
a. Task Oriented Reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas. Tujuan
yang ingin dicapai dengan melakukan koping ini dalah individu mencoba
menghadapi kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara objektif
ditujukan untuk mengatasi masalah, memulihkan konflik dan memenuhi
kebutuhan.
b. Ego Oriented Reaction atau reaksi berorientasi pada ego. Koping ini tidak
selalu sukses dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini seringkali
digunakan untuk melindungi diri, sehingga disebut mekanisme pertahanan
ego diri biasanya mekanisme ini tidak membantu untuk mengatasi masalah
secara realita. Untuk menili penggunaan mekanisme pertahanan individu
apakah adaptif atau tidak adaptif, perlu dievalusi hal-hal berikut:
9. Penatalaksanaan
- Cukup olahraga
- Tidak merokok
b) Terapi psikofarmaka
c) Terapi somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala atau
akibat dari kecemasan yang berkepanjangan. Untuk menghilangkan
keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat dibrikan obat-obatan yang
ditujukan pada organ tubuh yangbersangkutan.
d) Psikoterapi
e) Terapi psikoreligius
a) Perilaku
Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis dan
perilaku yang secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme
koping sebagai upaya untuk melawan ansietas.
b) Faktor predisposisi
c) Faktor presipitasi
d) Sumber koping
e) Mekanisme koping
2. Pemeriksaan Fisik
Biasanya pasien mengalami ketegangan otot, tanda-tanda vital meningkat, mulai
berkeringat, sering mondar-mandir, memukul tangan, suara berubah: bergetar, nada
suara tinggi, kewaspadaan dan ketegangan menigkat, sering berkemih, sakit kepala,
pola tidur berubah, dan mengalami nyeri pada punggungnya.
3. Pemeriksaan Penunjang
Umumnya tidak diperlukan pemeriksaan penunjang untuk dapat menegakkan
diagnosis gangguan cemas menyeluruh. Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk
menyingkirkan diagnosis banding seperti gangguan medis umum dan gangguan
mental akibat penggunaan obat. Pemeriksaan penunjang yang mungkin dibutuhkan
pada pasien gangguan cemas menyeluruh adalah EKG atau tes fungsi tiroid pada
pasien yang mengeluh berdebar-debar. Pemeriksaan tes kimia dan intoksikasi obat
dilakukan pada pasien yang dicurigai mengalami gejala tersebut akibat penggunaan
obat-obat tertentu.
Fitria,Nita.2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP & SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat
bagi Program S1 Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Prabowo, E. (2014). Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.