Anda di halaman 1dari 13

A.

Konsep Gangguan Psikososial (Ansietas)


1. Pengertian
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau
mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti
mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi. Tidak ada objek yang
tepat diidentifikasi sebagai stimulus ansietas (Comer, 1992).
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak di dukung oleh
situasi (Videbeck, 2008)
Ansietas merupakan suatu keadaan yang di tandai oleh rasa khawatir di
sertai dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan
dari susunan saraf autonomik (SSA) (Kaplan, 2013)
ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respons otonom (NANDA, 2012)
2. Tanda dan Gejala
Keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami
ansietas (Hawari, 2008), antara lain sebagai berikut: :
a.  Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung.
b.  Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
c.  Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.
d.  Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
e.   Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
f.   Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan sebagainya.
3. Tingkatan Ansietas
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek
membahayakan, yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang
dialami, dan seberapa baik individu melakukan koping terhadap ansietas. 
Menurut Peplau (dalam, Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan yang
dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik.
a. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu
individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah,
berpikir, bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri. 
Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut:

1) Respons fisik
    a) Ketegangan otot ringan
    b) Sadar akan lingkungan
    c) Rileks atau sedikit gelisah
    d) Penuh perhatian
    e) Rajin
2) Respon kognitif
a) Lapang persepsi luas
b) Terlihat tenang, percaya diri
    c) Perasaan gagal sedikit
    d) Waspada dan memperhatikan banyak hal
    e) Mempertimbangkan informasi
    f) Tingkat pembelajaran optimal
3) Respons emosional
    a) Perilaku otomatis
    b) Sedikit tidak sadar
c) Aktivitas menyendiri
  d) Terstimulasi 

  e) Tenang 

b. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu


yang benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi.
Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai
berikut:
1) Respon fisik :
a) Ketegangan otot sedang
    b) Tanda-tanda vital meningkat
c)  Pupil dilatasi, mulai berkeringat
    d)  Sering mondar-mandir, memukul tangan
    e)  Suara berubah: bergetar, nada suara tinggi
f)  Kewaspadaan dan ketegangan meningkat
   g)  Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
2) Respons kognitif
a) Lapang persepsi menurun
b) Tidak perhatian secara selektif
c) Fokus terhadap stimulus meningkat
d) Rentang perhatian menurun
e) Penyelesaian masalah menurun
f) Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
3) Respons emosional
    a) Tidak nyaman
    b) Mudah tersinggung
    c) Kepercayaan diri goyah
d) Tidak sabar
    e) Gembira

c. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,
memperlihatkan respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008),
respons dari ansietas berat adalah sebagai berikut:
1) Respons fisik
    a) Ketegangan otot berat
    b) Hiperventilasi
    c) Kontak mata buruk
    d) Pengeluaran keringat meningkat
    e) Bicara cepat, nada suara tinggi
f) Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
g) Rahang menegang, mengertakan gigi
h) Mondar-mandir, berteriak
i)  Meremas tangan, gemetar
2) Respons kognitif
    a) Lapang persepsi terbatas
    b) Proses berpikir terpecah-pecah
    c) Sulit berpikir
    d) Penyelesaian masalah buruk
e) Tidak mampu mempertimbangkan informasi
    f) Hanya memerhatikan ancaman
g) Preokupasi dengan pikiran sendiri
    h) Egosentris
3) Respons emosional
    a) Sangat cemas
    b) Agitasi
    c) Takut
    d) Bingung
    e) Merasa tidak adekuat
    f) Menarik diri
 g) Penyangkalan
   h) Ingin bebas
d. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena
hilangnya kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan
perintah. Menurut Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai
berikut:
1) Respons fisik
    a) Flight, fight, atau freeze
b) Ketegangan otot sangat berat
c) Agitasi motorik kasar
d) Pupil dilatasi
e) Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
    f) Tidak dapat tidur
    g) Hormon stress dan neurotransmiter berkurang
h) Wajah menyeringai, mulut ternganga
2) Respons kognitif
    a) Persepsi sangat sempit
b) Pikiran tidak logis, terganggu
c) Kepribadian kacau
d) Tidak dapat menyelesaikan masalah
e) Fokus pada pikiran sendiri
f) Tidak rasional
g) Sulit memahami stimulus eksternal
h) Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi
3) Respon emosional
     a) Merasa terbebani
b) Merasa tidak mampu, tidak berdaya
c) Lepas kendali
d) Mengamuk, putus asa
e) Marah, sangat takut
f) Mengharapkan hasil yang buruk
g) Kaget, takut
h) Lelah

B. Proses Keperawatan pada Klien dengan Ansietas


1. Pengkajian pada Klien dengan Ansietas
Batasan karakteristik gangguan psikososial ansietas menurut NANDA
(2009) adalah sebagai berikut:
a. Perilaku; menunjukkan kurangnya produktivitas, perubahan terhadap
pandangan hidup, wajah tegang, perilaku berpindah-pindah, gelisah,
insomnia, kurangnya kontak mata, waspada, perilaku yang tidak menentu
dan sedih.
b. Afektif; memperlihatkan ketakutan, merasa tersiksa, merasa tertekan,
merasa tidak berdaya, hanya fokus terhadap diri sendiri, peningkatan rasa
cemas, cepat tersinggung, dan terlihat lesu.
c. Psikologikal; menunjukkan ketengangan ringan, tremor, keringat
berlebih, peningkatan tegangan darah, goyah, dan suara terdengan
gemetar.
d. Simpatetik; menunjukkan anoreksia, peningkatan denyut jantung, diare,
mulut kering, frekwensi nafas meningkat, vasokontriksi superfisial, adn
kelemahan
e. Parasimpatetik; menunjukkan nyeri abdomen, peningkatan tekanan
darah, gangguan pola tidur, pingsan, mual, perubahan pola kemih.
f. Kognitif; menunjukkan gejala psikologi, blocking, bingung, penurunan
persepsi, sulit untuk konsentrasi, berkurangnya kemampuan untuk
belajar dan menyelesaikan masalah, merasa ketakutan yang tidak
spesifik, cepat lupa, dan berkurangnya perhatian terhadap suatu hal.

Apabila individu sudah mengalami koping individu yang tidak efektif maka
tanda dan gejala yang dijumpai adalah:
a. Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau meminta
bantuan
b. Penggunaan mekanisme pertahanan yang tidak sesuai
c. Ketidakmampuan memenuhi peran yang diharapkan
d. Rasa khawatir kronis
e. Mengungkapkan tentang kesulitan dengan stress kehidupan
f. Ketidakmampuan menyelesaikan masalah
g. Perubahan dalam interaksi sosial
h. Perilaku destruktif
i. Sering sakit
j. Berbohong atau memanipulasi
k. Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar
l. Tidak mampu asertif
m. Perubahan dalam pola komunikasi

Tanda dan Gejala


Subyektif :
a. Tidak nafsu makan
b. Diare/konstipasi
c. Gelisah
d. Berkeringat
e. Tangan gemetar
f. Sakit kepala dan sulit tidur
g. Lelah
h. Sulit berfikir
i. Mudah lupa
j. Merasa tidak berharga
k. Perasaan tidak aman
l. Merasa tidak bahagia
m. Sedih dan sering menangis
n. Sulit menikmati kegiatan harian
o. Kehilangan minat gairah

Obyektif :
a. nadi dan tekanan darah naik
b. tidak mampu menerima informasi dari luar
c. berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
d. Ketakutan atas sesuatu yang tidak spesifik/jelas
e. Pekerjaan sehati-hari terganggu
b. 2.6Tidak mampu melakukan kegiatan harian
a. Gerakan meremas tangan
b. Bicara berlebihan dan cepat

2. Diagnosa
Ansietas

3. Tindakan Keperawatan untuk klien


a. Tujuan klien mampu :
1) mengenal ansietas
2) mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
3) mengatasi ansietas melalui distraksi
4) mengatasi ansietas melalui hipnotis lima jari
5) mengatasi ansietas melalui kegiatan spiritual
b. Tindakan keperawatan pada klien ansietas
1) Mendiskusikan ansietas, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala,
akibat
2) Melatih teknik relaksasi fisik
3) Melatih mengatasi ansietas dengan distraksi
4) Melatih mengatasi ansietas melalui hipnotis lima jari
5) Melatih mengatasi ansietas melalui kegiatan spiritual
c. Tindakan keperawatan pada keluarga klien ansietas
1) Tujuan keluarga mampu :
a) mengenal masalah ansietas pasien dan masalah merawat pasien
ansietas
b) mengambil keputusan merawat klien dengan ansietas
c) merawat klien dengan ketidakberdayaan
d) menciptakan lingkungan yang nyaman dengan ansietas
e) memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk follow-up
dan mencegah kekambuhan klien dengan ketidakberdayaan
2) Tindakan keperawatan pada keluarga ansietas
a) Mendiskusikan masalah keluarga dalam merawat klien ansietas.
b) Mendiskusikan masalah yang dihadapi dalam merawat klien,
menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya
ansietas
c) Mendiskusikan akibat yang mungkin terjadi pada klien ansietas
d) Menjelaskan dan melatih keluarga klien ansietas cara: relaksasi fisik,
distraksi, hipnotis lima jari dan spiritual
e) Menjelaskan lingkungan yang terapeutik untuk klien.
f) Mendiskusikan anggota keluarga yang dapat berperan dalam merawat
klien, mendiskusikan setting lingkungan rumah yang mendukung
dalam perawatan klien, melibatkan pasien dalam aktivitas keluarga
g) Melatih, memotivasi, membimbing dan memberikan pujian pada
klien ansietas
h) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk follow-
up dan mencegah kekambuhan klien.
i)  Menjelaskan cara memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia
dimasyarakat, follow up, menjelaskan kemungkinan pasien relaps dan
mencegah kekambuhan, mengidentifikasi tanda-tanda relaps dan
rujukan
4. Evaluasi
a. Berkurangnya ancaman terhadap integritas fisik dan sistem diri
b. Respon fisiologis, perilaku, kognitif dan afektif dalam batas normal
c. Sumber koping adekuat
d. Individu mengenali ansietasnya
e. Menggunakan koping adaptif
f. Keluarga memahami dan membantu perawatan pasien

5. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Klien Ansietas


(Pertemuan I)
a. Fase Orientasi:
1. Salam
2. Evaluasi perasaan/masalah/keluhan utama
3. Validasi kemampuan klien
4. Kontrak waktu dan tempat
5. Topik/ tindakan yang akan dilakukan
6. Tujuan pertemuan
b. Fase Kerja :
1. Mengidentifikasi penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, akibat
ansietas
2. Menjelaskan cara mengontrol cemas dengan teknik relaksasi fisik
(nafas dalam) dan distraksi
3. Melatih klien cara mengontrol cemas dengan teknik relaksasi fisik
Dan distraksi
4.Melatih klien memasukkan kegiatan relaksasi fisik dan distraksi
Dalam kegiatan harian klien
c. Fase Terminasi:
1) Evaluasi perasaan (subjektif)
2) Evaluasi kemampuan klien (objektif)
3) Rencana latihan klien
Latihan nafas dalam dan distraksi 2x/sehari
4) Menyepakati Rencana Pertemuan berikutnya (pertemuan kedua)
Latihan hipnotis 5 jari dan spiritual
6. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Klien Ansietas
(Pertemuan II)
Fase orientasi
a. Salam
b. Evaluasi perasaan/masalah yang dirasakan
c. Kontrak waktu dan tempat
d. Evaluasi tanda dan gejala ansietas
e. Validasi kemampuan klien dalam melakukan latihan relaksasi fisik
(nafas dalam) dan distraksi
f. Topik/tindakan yang akan dilakukan
g. Tujuan pertemuan

Fase kerja
a. Menjelaskan cara mengatasi ansietas dengan hipnotis lima jari dan
kegiatan spiritual
b. Melatih klien mengatasi ansietas melalui hipnotis lima jari dan
kegiatan spiritual
c. Melatih klien memasukkan kegiatan hipnotis 5 jari dan kegiatan
spiritual kedalam kegiatan harian klien

Fase terminasi
a. Evaluasi perasaan (subjektif)
b. Validasi kemampuan klien (objektif)
c. Rencana latihan klien
Latihan nafas dalam dan distraksi 2x/sehari
Latihan hipnotis 5 jari dan spiritual 2x/sehari
d. Rencana tindakan keperawatan lanjutan (ketiga)
Latihan mengatasi cemas dengan latihan relaksasi fisik nafas dalam
dan distraksi, hipnotis 5 jari dan spiritual
DAFTAR PUSTAKA

Hawari, D.(2008). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.

Videbeck, S.J. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Wilkinson, Judith. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai