LT adalah seorang gadis perempuan yang sudah 2 tahun tinggal di pusat rehabilitasi sentra
handayani Jakarta sebagai salah satu seorang penerima manfaat ( Pm). Latar belakang LT bisa
masuk ke sentra handayani ialah karna krisis yang dialaminya, yaitu sebuah kekerasan yang
dilakukan oleh keluarga namborunya seperti menendang perutnya, menjambaknya, hingga
memukul ia dengan menggunakan benda. LT merupakan anak yatim piatu dan merupakan anak
tunggal. Oleh sebab itulah namborunya memilih untuk mengadopsi LT dirumahnya akan tetapi
tidak memperlakukannya LT seperti manusia. Hingga saat ini LT masih memilki rasa trauma
dan mental yang jatuh diakibatkan pengalaman yang didapatkannya di rumah namborunya.
I. Informasi Umum
Nama : LT
Usia : 16 tahun
Jenis Kelamin :Perempuan
Status :Pelajar
Relasi lain :-
Konstelasi keluarga : Tinggal di balai Handayani dan jauh dari keluarga
Sibling Position : Anak tunggal
Agama/Warga : Kristen
Tempat Tinggal : Sentra Handayani
Pekerjaan/Sebagai :-/Sebagai salah satu PM (Penerima Manfaat) di
Handayani
Riwayat Perkenalan :
Ko bertemu dengan Ki pada tanggal 30 Agustus 2021 di ruang minat bakat
Ko hadir diruang minat bakat sebagai penyaji materi mengenai bimbingan
sosial
5. Kemudahan
6. Kesulitan
II. Pembukaan
Mata cipit
2. Mental
Sangat sulit menjalin interaksi dengan orang yang baru dikenal
3. Sosial
Menjalin relasi yang baik dengan pekerja sosial dan seluruh PPKS
yang ada di Balai anak Handayani
4. Spritual
Ki merupakan anak tunggal yang sudah ditinggalkan oleh ayah dan ibunya. Ketika ayah
dan ibunya telah tiada, ia tinggal dirumah namborunya yang merupakan kakak dari
ayahnya. Namun ketika selama ia tinggal disana ia selalu mendapatkan kekerasan dari
keluarga tersebut hingga akhirnya ia menghubungi kakak tirinya untuk menjemput ia
dari sana. Tindakan yang dilakukan kakak tirinya mengenai hal tersbeut ialah
menghubungi organisasi PBB ( PERSEKUTUAN BATAK BESATU) dalam
menangani kasus adiknya tersebut. Hingga kini jalan solusinya ialah membuat Ki
berada disentra handayani yang merupakan tempat teaman bagi ki. Hampir 1 tahun
lebih Ki berada di sentra handayani namun belum ada yang mengunjungi nya sampai
saat ini.
IV. Treatment Plan (Perjumpaan 1 dan 2)
Melihat diagnose awal maka tujuan konseling yang hendak dicapai supaya Ki tidak takut
dan cemas dengan keadaan yang sedang ia hadapi dengan ini Ko merencanakan untuk
melakukan :
Menerapkan sikap empati, tulus hati dan keterampilan konselor pastoral
mendengarkan, memperjelas, memusatkan.
Menerapkan fungsi konselor pastoral untuk menopang dan mengarahkan.
V. Treatment (Perjumpaan 3, 4, 5)
Ko melakukan pendampingan terhadap ki sebanyak lima kali pertemuan dan satu kali
dalam seminggu di asrama. Selama proses konseling, Ki akhirnya mampu:
Dengan melakukan konseling pastoral kepada Ki, Ko merasa sangat perlu lagi
membekali diri dengan membaca buku-buku tentang konseling pastoral, sehingga
lebih mampu untuk melakukan konseling pastoral yang lebih baik lagi.
Verbatim Kasus
Pertemuan 1
Ko1 : Haloo Selamat pagi dek, perkenalkan nama kakak, kak Nova, nama kamu LT Kan?
( sambil tersenyum dan salam)
Ki1 : Hallo juga kk, Eh iya kak, namaku LT, kakak dari mana tau namaku?
Ko 2 : Kakak tau dari peksos nya kamu, ibu tuti kan?
Ki2 : Ohh iya kak,, ibu Tuti adalah peksos saya. Ngomong-ngomong Kakak mahasiwa dari
medan yang tinggal di wisma kenanga kan?
Ki4 : Hehehe, kalau dibilang enak, ya enak sih kak jika dibandingkan harus tinggal dirumah
namboru lagi.
Ko5 : ohhh kamu dulunya tinggal dirumah namboru? Emang mengapa dengan rumah namboru
dk?
Ki5 : Ya pernahkah kak sebelum aku kesini, aku tinggal dirumah namboru sudah tahun
semenjak mamak dan bapak meninggal.
Ko6 : Turut berduka ya dk, kakak baru tau kalau orang tua kamu sudah meninggal, emang
kalau boleh kakak tau situasi apa yang kamu rasakan dirumah namboru?
Ki6 : iya kak maksih ya kk. Mamak dengan bapak udah pergi ninggalin aku sendirian semenjak
5 tahun yang lalu kak, dari situlah namboru adeknya bapak memilih untuk mengajak aku tinggal
dirumahnya. Awalnya seminggu sampai dua minggu namboru masih baik bersama dengan anak-
anaknya sama ku. Tapi ntah mengapa lewat dari satu bulan aku sudah merasakan bahwa banyak
sekali perubahan sikap kepada keluarga namboru terhadap aku kak.
Ko7 : jika boleh kakak tau perubahan gimana sih yang adek maksud?
Ki7 : perubahannya itu lebih suka marah marah, terus kalau misalnya aku pecahkan suatu
barang milik mereka mau sampai dipukul terus kalau aku nangis keras semakin kuat pukulan
yang kudapatkan
Ko8 : apakah waktu kamu dipukul kamu tidak memberitahukan kepada orang lain dk agar
kamu dapat dibantu
Ki8 : Bagaimana bisa kak aku mengadu pada orang lain sedangkan akau dikurung dirumah jika
mereka pergi, komusikasipun sama orang terdekat aku tidak memilki hp. Apalagi rasa takutku
yang begitu besar kalau mereka mengetahui aku mengadu pasti akan menghukumku lebih kasar
lagi
Ki 9 : iya sangat sulit kk, terkadang pingin nangis tapi kalau mau nangis percuma gak bakalan bisa
membantu aku pada saat itu, malah makin nambah masalah.
Ki9 : Jadi kamu mulai putus sekolah sejak umur berapa. ?
Ko11 : Ohh… berarti sekarang kelas 2 SMA ya, kalau misalnya masih sekolah?
Ko12 : Okelah dek, sepertinya kita harus mengakhiri perbincangan kita hari ini, karna jam sudah
menunjukan kamu harus kurve dulu, bisakah kita melanjutkannyan besok adik?
Ki12 : Ohh iya kak aku harus kurve dulu, oke kk sampai ketemu besok ya kk
Ko14 : Hallo dek LT? kita berjumpa lagi ( sambil tersenyum dan salaman)
Ko14 : Bolehkan kita melanjutkan perbincangan kita yang kemarin? (sambil tersenyum)
Ki15 : Boleh kak, justru ada hal yang ingin aku ceritain sama kakak? Boleh tidak kak?
Ko15 : Boleh dong dek, kalau adek mau cerita apapun, kakak siap mendegar kok.
Ko16 : Oke, jadi apanih yang mau kamu ceritain sama kakak?
Ki17 : Jadi begini kak, semenjak aku bisa lepas dan keluar dari rumah namboruku itu aku masih
mempunyai masalah yang tak bisa kuatasi sama diriku sendiri, aku. Pengalaman yang
kudapatkan dirumah namboruku membuat aku memilki sifat yang mudah marah kepada orang
lain, aku tidak mempunyai teman dan lebih suka mengurung diri diasrama ini, hingga sikap yang
tiba- tiba menangis mengingat semua pengalaman ku membuat aku takut utuk terung kembali.
Apakah yang bisa kulakukan kk agar aku bisa menghilangkan semua sikap itu didalam diriku?
Ko18 : kalau boleh tau dk apakah kamu terus mengalami seperti itu? Atau hanya ketika suasana
hati kamu sedang buruk?
Ki18 : Setiap hari kak, bakal ketika aku melihat di media sosial tentang sebuah kekerasan yang
dilakukan orang lain, aku jadi menangis dan satu hari itu bakal diam dan tidak mau berbicara
sama orang lain dan jika dipaksa untuk berbicara aku akan memarahinya.
Ko19 : Kakak hanya bisa membantu kamu melalui sebuah pengarahan saja, jika misalnya adik
sedang merasa memilki pergumulan lebih baik untuk memberitahukannya kepada orang lain
yang dapat dipercaya, jangan memilih untuk berdiam diri diasrama karena hal itulah yang
membuat kamu sulit untuk melupakan masalalah yang pernah terjadi kepadamu
Ki19 :itulah yang sampai saat ini juga aku pikirkan kak, belum ada satu orangpun yang bisa
dijadikan teman bagiku, karena menurutku orang disini juga oran yang memilki masalah,
bagaimana mungkin mereka bisa membantu aku menyekesaiakn masalah pada diriku sedangkan
mereka juga mempunyai masalah.
Ko20 : prespektif itulah yang kamu harus hilangkan dari pikiran kamu dik. Memang orang disini
berdasarkan latar belakang masa;ah berneda tapi belum tentu mereka tidak bisa menolong kamu
menyelesaikan masalahmu, begitu juga dengan kamu, belum tentu kamu disini tidak bisa
membantu masalah orang lain.
Ki20 : baiklah kak, mulai besok aku akan melihat dan mencari orang yang benar- benar bisa
membantu aku dan mendengarkan curhatanku.
Ko21 : iya lebih baik untuk mencobanya, sehingga sedikit demi sedikit kamu memilki
kepercayaan lagi kepada orang lain
Ko22 : kalau gitu, perbincangan kita sampai disini dulu ya adik, dikarenakan kakak minta izin
kepada peksos kamu hanya 40 menit saja untuk bisa ngobrol bersama kamu.
Ki22 : oh,,iya kak terimaksih buat hari ini ya kak. Tapi kita masih ngobrol lagi kan kak dihari
depan?
Ko23 : ohh iya tetntu dk,, kalau kamu ada waktu bilang saja sama kakak. Biar nanti kakak
minta izin kepada peksos kamu.
(lajutan pertemuan 4)
Ko25 : Hallo dk LT, gimana keadaan dalam satu minggu belakangan ini?
Ki25 : Puji Tuhan sehat kak. Tapi feeling ku dua hari yang lalu agak buruk kak?
Ko26 : Kenapa bisa begitu dek? Apa yang menyebabkan sampai feeling kamu buruk?
Ki26 : Iya kak, hari minggu kemarin aku di besuk sama keluarga ayah, tapi aku tidak mau
kakak karena aku masih trauma dengan semua keluarga ayah, tapi mereka malah memarahi
peksosku kak, karena mereka fikir mereka tidak membolehkan aku ketemu dengan mereka
ternyata dari akunya yang tidak mau
Ki27 : kalau melukai fisik tidak kak, tapi ketika aku mengalami masa buruk dirumah namboru
mereka satupun tidak pernah ada yang menanyakan kabarku.
Ko28 : menurut kakak sih hal yang kamu lakuin itu, tidak ketemu dengan mereka untuk saat
ini adalah hal yang pas untuk dilakuin supaya kamu bisa secara perlahan bangkit untuk
sementara waktu
Ki28 : iya kakak, jujur untuk ketemu dengan keluarga ayah aku belum bisa
Ko28 : iya tidak apa- apa dek tapi menurut kakak jangan kelamaan berlarut untuk tidak mau
ketemu dengan semua kelyarga ayahmu karena mereka juga mengkwatirkan keadaanu
Ki30 : kalau gitu aku pulang dulu ya kak, karna tadi ibu pengasuh aku lagi pergi keluar jadi
tidak ada yang jaga rumah
Ki40 : Minggu kemarin uda adik ayah datang menjengguk aku, jadi aku memberanikan diri
untuk ketemu uda, aku senang sekali kakak bisa melawan rasa traumaku dan uda menangis
melihat aku dan memberikan aku uang dan makanan ringan
Ko41 : yeee,, sekarang LT sudah mampu berdamai secara perlahan dengan masa lalunya,
tepuk tanagn ( sambil tepuk tangan sebagai bentuk apresiasi)
Ki41 : Aku sanagt senang kak, itu semua berkat pengarahan kakak terimakasih ya kaak
oke kak..
Ko 42 : oke dek, kakak berharap kamu lebih bisa melakukan diluar itu secara perlahan,, oh iya
dk ini adalah pertemuan terkhir kita, kakak mengucapkan banyak terimakasih pada mu karena
sudah mau terbuka sama kakak .
Ki42 : ku jadi sedih, aku tidak bisa lagi mengobrol seperti ini lagi sama kakak
Ko43 : kan kita berpisah bukan berarti komunikasi kita putus dong, ini ada nomor sama media
sosail kakak yang bisa kamu hubungi nanti jika ingin bercerita lagi ya dek kalau giu kita akhiri
sampai disini ya dek, terimakasih sudah terbuka sama kakak selama kita berjumpa sampai saat
ini, semoga segala yang kakak lakukan dapat bermanfaat bagi kamu.