0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1 tayangan2 halaman
Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum yang disebabkan oleh invasi bakteri. Gejalanya meliputi nyeri abdomen, mual, penurunan peristaltik usus, dan peningkatan jumlah leukosit. Penatalaksanaannya meliputi penggantian cairan, koloid, dan elektrolit untuk mengatasi hipovolemia, serta pendinginan tubuh untuk menurunkan demam.
Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum yang disebabkan oleh invasi bakteri. Gejalanya meliputi nyeri abdomen, mual, penurunan peristaltik usus, dan peningkatan jumlah leukosit. Penatalaksanaannya meliputi penggantian cairan, koloid, dan elektrolit untuk mengatasi hipovolemia, serta pendinginan tubuh untuk menurunkan demam.
Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum yang disebabkan oleh invasi bakteri. Gejalanya meliputi nyeri abdomen, mual, penurunan peristaltik usus, dan peningkatan jumlah leukosit. Penatalaksanaannya meliputi penggantian cairan, koloid, dan elektrolit untuk mengatasi hipovolemia, serta pendinginan tubuh untuk menurunkan demam.
Pengertian 1. Nyeri 1. Observasi PEMANATAUAN CAIRAN (I.03121) MANAJEMEN HIPERTERMIA (I.15506) 2. Mual dan Muntah adalah Peritonitis peradangan lokasi, padadurasi, karakteristik, peritoneum (lapisan frekuensi, kualitas, 3. Penurunan peristaltic membran serosa rongganyeri intensitas abdomen) lamnya. (Arif 1. Observasi 1. Observasi 4. Peningkatan leukosit Muttaqin, 2011)Identifikasi skala nyeri Peritonitis adalah inflamasi peritonium-lapisan Monitor frekuensi dan kekuatan nadi Identifkasi penyebab hipertermi (mis. dehidrasi membran serosa Identifikasi respon nyeri rongga abdomen dan non verbal meliputi visera. terpapar lingkungan panas penggunaan incubator) Monitor frekuensi nafas (Brunner danIdentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan Suddarth, 2001) Monitor suhu tubuh Pemeriksaan Penunjang Monitor tekanan darah nyeri Monitor kadar elektrolit Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri Monitor berat badan 1. Pemeriksaan Lab Monitor haluaran urine Etiologi Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri Monitor waktu pengisian kapiler 2. Terapeutik 2. Sinar X dada Penyebab terjadinya peritonitis adalah Monitor elastisitas atau turgor kulit 3. dingin CT-Scan Abdomen Identifikasi Invasi kuman bakteripengaruh ke dalam nyeri pada kualitas hidup rongga Sediakan lingkungan yang Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah Monitor jumlah, waktu dan berat jenis urine Longgarkan atau lepaskan 4. pakaian Aspirasi peritoneal peritoneum,bakteri yang paling sering diberikan menyebabkan infeksi, meliputi Monitor kadar albumin dan protein total Basahi dan kipasi permukaan tubuh 1. Gram Monitor negative efek meliputi samping Escherichia penggunaancoli analgetik Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. Osmolaritas Berikan cairan oral 2. (40%), Klebsiella pneumoniae (7%), Terapeutik serum, hematocrit, natrium, kalium, BUN) Penatalaksanaan Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika Pseudomonas Berikan teknik species, Proteus species, nonfarmakologis untukgram mengurangi rasa Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. Frekuensi a. Penggantian cairan, koloid, dan elektrolit mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih) negatif nyeri lainnya (20%). (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah adalah fokus utama dari penatalaksanaan 2. Gram positif, seperti Lakukan pendinginan eksternal (mis.Beberapa medis. selimut liter larutan isotonik biofeedback, terapi Streptococcus pijat, aroma terapi, teknik imajinasi menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher, pneumoniae terbimbing,(15%), kompres Streptococcus hangat/dingin, lainnya terapi bermain) menurun, membrane mukosa kering, volume urine diberikan. Hipovolemia terjadi karena menurun, hematocrit meningkat, haus, lemah, dada, abdomen,aksila) sejumlah besar cairan dan elektrolit bergerak (15%), Controldanlingkungan Staphylococcus (3%). yang memperberat rasa nyeri (mis. Hindari pemberian antipiretikdari atau aspirin konsentrasi urine meningkat, berat badan menurun lumen usus kedalam rongga peritoneal Suhu ruangan, pencahayaan, Mikroorganisme anaerob kurang kebisingan) dari 5%. dalam waktu singkat) Batasi oksigen, jika perlu dan menurunkan cairan dalam ruang (Cholongitas, Fasilitasi istirahat 2005).dan tidur vaskuler. Identifikasi tanda-tanda hypervolemia mis. Dyspnea, 3. Edukasi Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan edema perifer, edema anasarka, JVP meningkat, CVP Anjurkan tirah baring b. Analgestik diberikan untuk mengatasi nyeri. strategi meredakan nyeri meningkat, refleks hepatojogular positif, berat badan 4. Kolaborasi c. Antiemetik dapat diberikan sebagai terapi MENEJEMEN JALAN NAPAS (I. 01011) 3. Edukasi untukintravena, mual dan muntah. menurun dalam waktu singkat) Kolaborasi cairan dan elektrolit jika Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri Identifikasi factor resiko ketidakseimbangan cairan perlu d. Intubasi usus dan pengisapan membantu 1. Observasi Jelaskan strategi meredakan nyeri dalam menghilangkan distensi abdomen dan (mis. Prosedur pembedahan mayor, trauma/perdarahan, Monitor pola napasmemonitor Anjurkan (frekuensi,nyri kedalaman, usaha napas) secara mandiri luka bakar, apheresis, obstruksi intestinal, peradangan dalam meningkatkan fungsi usus. Cairan Monitor Tindakandapat dalam rongga abdomen Operasi Laparotomy menyebabkan Anjurkan menggunakan analgetik secaramengi, bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, tepat pankreas, penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi Gangguan Intergritas Kolostomy distres pernapasan. Explorasi weezing, ronkhi kering) intestinal) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi kulit e. Terapi oksigen dengan kanula rasal atau Monitor rasa sputum nyeri(jumlah, warna, aroma) 2. Terapeutik 2. Terapeutik Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi masker akan meningkatkan oksigenisasi 4. Kolaborasi Observasi: Pertahankan Kolaborasikepatenan jalan napas pemberian dengan head-tilt analgetik, jika perlu dan pasien secara adekuat, tetapi kadang-kadang intubasi chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma cervical) Dokumentasi hasil pemantauan jalan napas dan bantuan ventilasi diperlukan. Posisikan semi-Fowler atau Fowler 3. Edukasi Monitor karakteristikf. luka Terapi antibiotik masif biasanya dimulai di awal pengobatan peritonitis. Dosis besar dari Berikan minum hangat Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan Monitor tanda-tanda infeksiantibiotik spektrum luas diberikan secara Lakukan fisioterapi dada, jika perlu Informasikan hasil pemantauan, jika perlu intravena sampai organisme penyebab infeksi Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik Terapeutik: diidentifikasi dan terapi antibiotik khusus Berikan oksigen, jika perlu yang tepat dapat dimulai. 3. Edukasi Lepaskan balutan dan g. plester secara Tindakan perlahan bedah mencakup mengangkat Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak Bersihkan dengan cairanmateri NaClterinfeksi atau pembersih nontoksik dan memperbaiki penyebab. kontraindikasi. Tindakan pembedahan diarahkan pada eksisi Ajarkan teknik batuk efektif Bersihkan jaringan nekrotik (apendiks), reseksi dengan atau tanpa 4. Kolaborasi Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, anastomosis (usus),jika perlu (perforasi), memperbaiki Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, dan drainase (abses). Pada sepsis yang luas, jika perlu. Pasang balutan sesuai jenis luka Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka