Anda di halaman 1dari 2

 

MANAJEMEN NYERI (I. 08238) Tanda dan Gejala


Pengertian 1. Nyeri
1. Observasi   PEMANATAUAN CAIRAN (I.03121) MANAJEMEN HIPERTERMIA (I.15506)
2. Mual dan Muntah
 adalah
Peritonitis peradangan
lokasi, padadurasi,
karakteristik, peritoneum (lapisan
frekuensi, kualitas, 3. Penurunan peristaltic
membran serosa rongganyeri
intensitas abdomen) lamnya. (Arif
1. Observasi 1. Observasi
4. Peningkatan leukosit
Muttaqin,
 2011)Identifikasi skala nyeri
Peritonitis adalah inflamasi peritonium-lapisan  Monitor frekuensi dan kekuatan nadi  Identifkasi penyebab hipertermi (mis. dehidrasi

membran serosa Identifikasi respon nyeri
rongga abdomen dan non verbal
meliputi visera. terpapar lingkungan panas penggunaan incubator)
 Monitor frekuensi nafas
(Brunner danIdentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
Suddarth, 2001)  Monitor suhu tubuh Pemeriksaan Penunjang
 Monitor tekanan darah
nyeri  Monitor kadar elektrolit
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri  Monitor berat badan 1. Pemeriksaan Lab
 Monitor haluaran urine
Etiologi Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri  Monitor waktu pengisian kapiler 2. Terapeutik 2. Sinar X dada
Penyebab terjadinya peritonitis adalah  Monitor elastisitas atau turgor kulit 3. dingin
CT-Scan Abdomen
 Identifikasi
Invasi kuman bakteripengaruh
ke dalam nyeri pada kualitas hidup
rongga  Sediakan lingkungan yang
 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah  Monitor jumlah, waktu dan berat jenis urine  Longgarkan atau lepaskan 4. pakaian
Aspirasi peritoneal
peritoneum,bakteri yang paling sering
diberikan
menyebabkan infeksi, meliputi  Monitor kadar albumin dan protein total 
Basahi dan kipasi permukaan tubuh
1. Gram Monitor
negative
efek meliputi
samping Escherichia
penggunaancoli analgetik  Monitor hasil pemeriksaan serum (mis. Osmolaritas 
Berikan cairan oral
2. (40%), Klebsiella pneumoniae (7%),
Terapeutik serum, hematocrit, natrium, kalium, BUN)
 Penatalaksanaan
Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
 Pseudomonas
Berikan teknik species, Proteus species,
nonfarmakologis untukgram
mengurangi rasa  Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis. Frekuensi a. Penggantian cairan, koloid, dan elektrolit
mengalami hiperhidrosis (keringat berlebih)
negatif
nyeri lainnya (20%).
(mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi musik, nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah adalah fokus utama dari penatalaksanaan
2. Gram positif, seperti  Lakukan pendinginan eksternal (mis.Beberapa
medis. selimut liter larutan isotonik
biofeedback, terapi Streptococcus
pijat, aroma terapi, teknik imajinasi menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit
hipotermia atau kompres dingin pada dahi, leher,
pneumoniae
terbimbing,(15%),
kompres Streptococcus
hangat/dingin, lainnya
terapi bermain) menurun, membrane mukosa kering, volume urine diberikan. Hipovolemia terjadi karena
menurun, hematocrit meningkat, haus, lemah, dada, abdomen,aksila) sejumlah besar cairan dan elektrolit bergerak
 (15%),
Controldanlingkungan
Staphylococcus (3%).
yang memperberat rasa nyeri (mis.  Hindari pemberian antipiretikdari atau aspirin
konsentrasi urine meningkat, berat badan menurun lumen usus kedalam rongga peritoneal
Suhu ruangan, pencahayaan,
Mikroorganisme anaerob kurang kebisingan)
dari 5%.
dalam waktu singkat)  Batasi oksigen, jika perlu dan menurunkan cairan dalam ruang
 (Cholongitas,
Fasilitasi istirahat
2005).dan tidur vaskuler.
 Identifikasi tanda-tanda hypervolemia mis. Dyspnea, 3. Edukasi
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan edema perifer, edema anasarka, JVP meningkat, CVP  Anjurkan tirah baring b. Analgestik diberikan untuk mengatasi nyeri.
strategi meredakan nyeri meningkat, refleks hepatojogular positif, berat badan 4. Kolaborasi c. Antiemetik dapat diberikan sebagai terapi
MENEJEMEN JALAN NAPAS (I. 01011)
3. Edukasi untukintravena,
mual dan muntah.
menurun dalam waktu singkat)  Kolaborasi cairan dan elektrolit jika
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri  Identifikasi factor resiko ketidakseimbangan cairan perlu
d. Intubasi usus dan pengisapan membantu
1. Observasi Jelaskan strategi meredakan nyeri dalam menghilangkan distensi abdomen dan
(mis. Prosedur pembedahan mayor, trauma/perdarahan,
 Monitor pola napasmemonitor
 Anjurkan (frekuensi,nyri
kedalaman, usaha napas)
secara mandiri luka bakar, apheresis, obstruksi intestinal, peradangan
dalam meningkatkan fungsi usus. Cairan
 Monitor Tindakandapat
dalam rongga abdomen Operasi Laparotomy
menyebabkan
 Anjurkan menggunakan analgetik secaramengi,
bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, tepat pankreas, penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi Gangguan Intergritas Kolostomy
distres pernapasan. Explorasi
weezing, ronkhi kering) intestinal)
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi kulit e. Terapi oksigen dengan kanula rasal atau
 Monitor rasa sputum
nyeri(jumlah, warna, aroma) 2. Terapeutik
2. Terapeutik  Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi masker akan meningkatkan oksigenisasi
4. Kolaborasi Observasi:
 Pertahankan
 Kolaborasikepatenan jalan napas
pemberian dengan head-tilt
analgetik, jika perlu dan pasien secara adekuat, tetapi kadang-kadang intubasi
chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma cervical)  Dokumentasi hasil pemantauan jalan napas dan bantuan ventilasi diperlukan.
 Posisikan semi-Fowler atau Fowler 3. Edukasi  Monitor karakteristikf. luka
Terapi antibiotik masif biasanya dimulai di
awal pengobatan peritonitis. Dosis besar dari
 Berikan minum hangat  Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan  Monitor tanda-tanda infeksiantibiotik spektrum luas diberikan secara
 Lakukan fisioterapi dada, jika perlu  Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
intravena sampai organisme penyebab infeksi
 Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik Terapeutik: diidentifikasi dan terapi antibiotik khusus
 Berikan oksigen, jika perlu yang tepat dapat dimulai.
3. Edukasi  Lepaskan balutan dan
g. plester secara
Tindakan perlahan
bedah mencakup mengangkat
 Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak  Bersihkan dengan cairanmateri
NaClterinfeksi
atau pembersih nontoksik
dan memperbaiki penyebab.
kontraindikasi.
Tindakan pembedahan diarahkan pada eksisi
 Ajarkan teknik batuk efektif  Bersihkan jaringan nekrotik
(apendiks), reseksi dengan atau tanpa
4. Kolaborasi  Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi,
anastomosis (usus),jika perlu (perforasi),
memperbaiki
 Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, dan drainase (abses). Pada sepsis yang luas,
jika perlu.  Pasang balutan sesuai jenis luka
 Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka

Edukasi

 Jelaskan tanda dan gejala infeksi

Anda mungkin juga menyukai