Anda di halaman 1dari 12

ASKEP TRAUMA TUMPUL DAN TAJAM

Dwi Indah P.
Julianariska Nandasaputri
Ika Wahyuni
Fikri Rahmawati
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN PADA TRAUMA TUMPUL DAN TEMBUS
ABDOMEN

Definisi
Trauma adalah pengalaman yang
mempengaruhi dan menguasai diri seseorang dengan
kecemasan, biasanya pengalaman tersebut tidak
menyenangkan sehingga orang bersangkutan tidak
ingin pengalaman yang serupa terulang lagi.
Trauma adalah Luka/ syok/kekagetan yang
disebabkan oleh peristiwa yang terjadi secara tiba, di
luar kendali, menekan, sangat menyakitkan,
membahayakan kehidupan, mengancam jiwa.
(Yayasan Pulih, 2011)
Trauma abdomen adalah trauma yang terjadi
pada daerah abdomen yang meliputi daerah
Etiologi
Trauma tumpul : organ yang terkena limpa, hati, pankreas, dan
ginjal. disebabkan oleh kecelakaan tabrakan mobil, terjatuh dari sepeda
motor. Trauma tumpul yaitu Trauma di daerah abdomen yang tidak
menyebabkan perlukaan kulit / jaringan tetapi kemungkinan perdarahan
akibat trauma bisa terjadi.

Trauma tembus : organ yang terkena hati, usus halus dan besar,
disebabkan oleh baku tembak dan luka tusukan dengan kekuatan penuh
hingga melukai rongga abdomen, perdarahan hebat ruftur arteri/vena ,
cedera organ di rongga abdomen.
Manifestasi Klinis

Menurut (Hudak & Gallo, 2001) tanda dan gejala trauma abdomen, yaitu
:
1. Nyeri
2. Darah dan cairan
3. Cairan atau udara dibawah diafragma
4. Mual dan muntah
5. Penurunan kesadaran (malaise, letargi, gelisah)
Patofisiologi
Pada trauma tumpul dengan viskositas rendah (misalnya akibat
tinju) biasanya menimbulkan kerusakan satu organ. Sedangkan trauma
tumpul viskositas tinggi sering menimbulkan kerusakan organ multipel,
seperti organ padat ( hepar, lien, ginjal ) dari pada organ-organ berongga.
Cedera akselerasi (kompresi) merupakan suatu kondisi trauma
tumpul langsung ke area abdomen atau bagian pinggang. Kondisi ini
memberukan manifestasi kerusakan vaskular dengan respons terbentuknya
formasi hematomdidalam visera. Cedera deselerasi adalah suatu kondisi
dimana suatu peregangan yang berlebihan memberikan manifestasi
terhadap cedera intra abdominal. Kekuatan peregangan secara longitudinal
memberikan manifestasi ruptur (robek) pada struktur dipersimpangan
antara segmen intra abdomen.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan abdomen harus sistematis, meliputi pemeriksaan inspeksi, auskultasi,
palpasi, dan perkusi.

 Inspeksi : abdomen diperiksa adanya kondisi lecet


(abrasi) atau ekimosis.

 Auskultasi : auskultasi adanya bunyi usus bagian toraks dapat


menunjukkan adanya cedera pada otot diafragma.

 Palpasi : pemeriksaan palpasi dapat mengungkapkan


adanya keluhan tenderness (nyeri tekan) baik
secara lokalis atau seluruh abdomen, kekakuan
abdomial, atau rebound tenderness yang
menunjukkan cedera peritoneal.

 Perkusi : dilakukan untuk mendapatkan adanya nyeri ketuk


pada organ yang mengalami cedera.

 Test Laboratorium
 Foto Sinar X
 Test Khusus
Komplikasi

Segera : hemoragi syok.


Lambat : infeksi (Smeltzer, 2001)
Penatalaksanaan Kedaruratan
1) Trauma Tumpul Abdomen
Hal umum yang perlu mendapat perhatian adalah atasi dahulu ABC bila pasien telah stabil setelah itu
lakukan penatalaksanaan abdomen itu sendiri. Pada trauma tumpul, bila terdapat kerusakan intra
peritoneum harus dilakukan laparotomi, sedangkan bila tidak, pasien diobservasi selama 24-48 jam.
Tindakan laparotomi dilakukan untuk mengetahui organ yang mengalami kerusakan. Bila terdapat
perdarahan, tindakan yang dilakukan adalah penghentian perdarahan. Sedangkan pada organ berongga,
penanganan kerusakan berkisar dari penutupan sederhana sampai reseksi sebagian.

2) Trauma Tembus Abdomen


Semua luka tusuk di dada bawah dan abdomen harus dieksplorasi terlebih dahulu. Bila luka menembus
peritoneum maka tindakan laparatomi diperlukan. Prolaps visera, tanda-tanda peritonitis, syok, hilangnya
bising usus, terdapat darah dalam lambung, buli-buli dan rectum, adanya udara bebas intera peritoneal, dan
lavase peritoneal yang positif juga merupakan indikasi melakukan laparotomi. Bila tidak ada, pasien harus
diobservasi selama 24-48 jam. Sedangkan pada pasien luka tembak dianjurkan agar dilakukan laparotomi.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian Pengkajian data dasar menurut


Doenges

a) Airway a) Aktifitas/istirahat
b) Breathing b) Integritas ego
c) Circulation c) Eliminasi
d) Disability d) Makanan dan cairan
e) Exposure e) Neurosensori
f) Nyeri dan kenyamanan
g) Keamanan
Diagnosa Keperawatan

1. Syok hipovolemik b/d hemorrhage


2. Nyeri berhubungan dengan adanya trauma
abdomen atau luka penetrasi abdomen.
3. Kerusakan integritas jaringan b/d cedera tusuk.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan
pembedahan, tidak adekuatnya pertahanan
tubuh.
Intervensi

No No.Dx Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional


1. 1 Tujuan : Nyeri teratasi 1. Kaji karakteristik 1. Mengetahui tingkat nyeri klien.
nyeri 2. Mengurangi kontraksi
2. Beri posisi semi abdomen.
fowler. 3. Membantu mengurangi rasa
3. Anjurkan tehnik nyeri dengan mengalihkan
manajemen nyeri perhatian.
seperti distraksi.
4. Kolaborasi pemberian 4. Analgetik membantu
analgetik sesuai mengurangi rasa nyeri.
indikasi. 5. Lingkungan yang nyaman
5. Managemant dapat memberikan rasa
lingkungan yang nyaman klien
nyaman

Anda mungkin juga menyukai