Dosen pengampu :
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan tuhan yang maha esa karena berkat
rahmat-nya kelompok dpaat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah keperawatan
paliatif dengan judul “ patofisiologi gagal hati “ pada waktunya.
Makalah ini dapat diselesaikan tentunya tidak terlepas dari dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini sangat kami
harapkan akhirnya semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak. Terimakasih.
Kelompok
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB 1.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
3.1 Latar belakang...........................................................................................................4
3.2 Tujuan........................................................................................................................5
3.3 Manfaat......................................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI.................................................................................................................6
3.4 keperawatan kesehatan jiwa....................................................................................6
3.5 Definisi........................................................................................................................7
3.6 Penyebab....................................................................................................................7
a. Tingkat Mikro (Immediate Causes).........................................................................7
b. Tingkat Messo (Underlying Cause).......................................................................10
c. Tingkat Makro (Basic Causes)...............................................................................10
3.7 Tanda dan gejala.....................................................................................................12
3.8 Rentang Respon.......................................................................................................12
3.9 Pohon masalah.........................................................................................................13
BAB III....................................................................................................................................19
PENUTUP...............................................................................................................................19
3.10 SIMPULAN..............................................................................................................19
3.11 SARAN.....................................................................................................................19
BAB 1
PENDAHULUAN
Anak jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari di jalanan, mencari nafkah atau
berkeliaran dijalan-jalan atau tempat umum lainnya (Sudarsono, 2009). Pengertian
anak jalanan menurut dinas sosial propinsi DIY tahun 2010 adalah anak yang
melewatkan atau memanfaatkan waktunya dijalanan sampai dengan umur 18 tahun.
Anak jalanan adalah anak yang penampilannya kebanyakan kusam dan pakaian tidak
terurus, mobilitasnya tinggi Departemen Sosial RI,2005.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008
menyebutkanterdapat 154.861 jiwa anak jalanan, pada tahun 2009 terdapat 230.000
anak jalanan, pada tahun 2010 jumlah anak jalanan di Indonesia diperkirakan
mencapai 200.000 anak jalanan dan Menurut Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri
menyatakan bahwa pada tahun 2014 jumlah anak jalanan secara nasional 230.000.
Anak-anak jalanan sering melakukan tingkah laku yang meresahkan
masyarakat, salah satu tingkah lakunya yaitu tingkah laku agresi. Perilaku agresiyang
muncul ini disebabkan karena adanya tekanan-tekanan dari lingkungan danketidak
berdayaan serta ketidakmampuan anak untuk menangani permasalahan-
permasalahannya yang menimbulkan perasaan frustrasi di dalam diri anak, padaanak
yang memiliki tipe kepribadian tertentu yang tidak tahan terhadap perubahan
berpotensi dengan perilaku ngelem Moci (2013).
Faktor pencetus kekambuhan yang utama adalah rendahnya komitmen untuk
pulih yang tergantung pada kondisi psikologis dan kepribadian tertentu (BNN,2009).
seseorang yang telah berhenti menggunakan narkoba diharapkan memiliki kondisi
psikologis yang baik, diantaranya ditandai dengan psychological well-being yang
baik. maka tidak akan mudah untuk terjerumus menggunakan narkoba kembali atau
mengalami kekambuhan. Penelitian Marina, dkk (2000) menyatakan bahwa
disamping faktor teman sebaya, faktor lain yang turut berperan dalam mekanisme
penyalahgunaan NAPZA adalah faktor dari dalam diri yaitu kepribadian. Kepribadian
merupakan salah satu faktor etiologik dan konsisten, kepribadian merupakan faktor
predisposisi pada terjadinya penggunaan NAPZA.Kepribadian turut menentukan
terjadinya penyalahgunaan obat, sebagai contoh, kepribadian dapat menentukan
apakah seseorang bergabung dengan kelompok penyalahgunaan obat, apakah ikut
mencoba obat tersebut dan apakah seseorang menggunakan obat tersebut lebih lanjut
Eysenck, 1997(dalam Prawira,2012).
3.2 Tujuan
1.Tujuan Umum:
Untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah Keperawatan Jiwa serta mengetahui
bagaimana bentuk keperawatan kesehatan jiwa di masyarakat.
2.Tujuan Khusus:
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan jiwa di masyarakat khususnya pada anak
jalanan
3.3 Manfaat
Jiwa adalah unsur manusia yang bersifat non-materi, tetapi fungsi dan
manifestasinya sangat terkait pada materi, jiwa bersifat abstrak dan tidak berwujud
benda. Hal ini karena jiwa memang bukan berupa benda, melainkan sebuah sistem
perilaku, hasil olah pemikiran, perasaan, persepsi, dan berbagai pengaruh lingkungan
sosial. Semua ini merupakan manifestasi sebuah kejiwaan seseorang. Oleh karena itu,
untuk mempelajari ilmu jiwa dan keperawatannya, pelajarilah dari manifestasi jiwa
terkait pada materi yang dapat diamati berupa perilaku manusia. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, sehat adalah dalam keadaan bugar dan nyaman seluruh tubuh
dan bagian-bagiannya. Bugar dan nyaman adalah relatif, karena bersifat subjektif
sesuai orang yang mendefinisikan dan merasakan.
1. Menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataanitu
buruk.
2. Merasa bebas secara relatif dari ketegangan dan kecemasan.
3. Memperoleh kepuasan dari usahanya atau perjuangan hidupnya.
4. Merasa lebih puas untuk memberi dari pada menerima.
5. Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong dan
salingmemuaskan.
6. Mempunyai daya kasih sayang yang besar.
7. Menerima kekecewaan untuk digunakan sebagai pelajaran di kemudian hari.
8. Mengarahkan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan
konstruktif.
2.2 Definisi
Menurut Departemen Sosial RI (2005: 5), Anak jalanan adalah anak yang
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari
di jalanan, baik untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalan dantempat-tempat
umum lainnya. Anak jalanan mempunyai ciri-ciri, berusia antara 5 sampai dengan 18
tahun, melakukan kegiatan atau berkeliaran di jalanan, penampilannya kebanyakan
kusam dan pakaian tidak terurus, mobilitasnya tinggi. Selain itu, Direktorat
Kesejahteran Anak, Keluarga dan Lanjut Usia.
Departemen Sosial (2001: 30) memaparkan bahwa anak jalanan adalah anak yang
sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalanan
atau tempat-tempat umum lainnya, usia mereka berkisar dari 5 tahun sampain 18
tahun. Adapun waktu yang dihabiskan di jalan lebihdari 4 jam dalam satu hari. Pada
dasarnya anak jalanan menghabiskan waktunya.di jalan demi mencari nafkah, baik
dengan kerelaan hati maupun dengan paksaan orang tuanya.
2.3 Penyebab
Faktor pada tingkat mikro ini yaitu faktor yang berhubungan dengan anakdan
keluarganya. Departemen Sosial (2001: 25-26) menjelaskan pula bahwa pada tingkat
mikro sebab yang bisa diidentifikasi dari anak dan keluargayang berkaitan tetapi juga
berdiri sendiri, yakni:
1) Lari dari keluarga, disuruh bekerja baik karena masih sekolah atau sudah
putus, berpetualangan, bermain-main atau diajak teman.
2) Sebab dari keluarga adalah terlantar, ketidakmampuan orang tua menyediakan
kebutuhan dasar, ditolak orang tua, salah perawatan ataukekerasan di rumah,
kesulitan berhubungan dengan keluarga atau tetangga, terpisah dengan orang
tua, sikap-sikap yang salah terhadap anak, keterbatasan merawat anak yang
mengakibatkan anak menghadapi masalah fisik, psikologis dan sosial. Hal ini
dipengaruhi pula oleh meningkatnya masalah keluarga yang disebabkan oleh
kemiskinan pengangguran, perceraian, kawin muda, maupun kekerasan dalam
keluarga.
3) Melemahnya keluarga besar, dimana keluarga besar tidak mampu lagi
membantu terhadap keluarga-keluarga inti, hal ini diakibatkan oleh pergeseran
nilai, kondisi ekonomi, dan kebijakan pembangunan pemerintah.
4) Kesenjangan komunikasi antara orang tua dan anak, dimana orang tuasudah
tidak mampu lagi memahami kondisi serta harapan anak-anak,telah
menyebabkan anak-anak mencari kebebasan.
Selain itu, Odi Shalahudin (2004:71) menyebutkan pulafaktor-faktoryang disebabkan
oleh keluarga yakni sebagai berikut:
1) Keluarga miskin
Kemiskinan merupakan faktor dominan yang medoronganak-anakmenjadi
anak jalanan. Anak dari keluarga miskin,karena kondisikemiskinan kerap kali
kurang terlindungi sehinggamenghadapi risikoyang lebih besar untuk menjad
anak jalanan.
2) Perceraian dan kehilangan orang tua
Perceraian dan kehilangan orang tua menjadi salah satufaktor risikoyang
mendorong anak-anak pergi ke jalanan.Perceraian atau perpisahanorang tua
yang kemudian menikah lagiatau memiliki teman hidup barutanpa ikatan
pernikahan seringkali membuat anak menjadi frustasi. Rasafrustasi ini akan
semakin bertambah ketika anak dititipkan ke salah satuanggotakeluarga orang
tua mereka atau tatkala anak yang biasanyalebihmemilih tinggal bersama
ibunya merasa tidakmendapatkanperhatian, justru menghadapi perlakuan
buruk ayah tiri atau pacaribunya.
3) Kekerasan keluarga
Kekerasan keluarga merupakan faktor risiko yang palingbanyakdihadapi oleh
anak-anak sehingga mereka memutuskanuntuk keluar darirumah dan hidup di
jalanan. Berbagai faktorrisiko lainnya yang berkaitan dengan hubungan antara
anakdengan keluarga, tidak lepas dari persoalan kekerasan
4) Keterbatasan ruang dalam rumah
Keterbatasan ruang dalam rumah bisa menimbulkan risikoanak-anakturun ke
jalan. Biasanya ini dialami oleh anak-anakyang berada di beberapa
perkampungan urban yang mendudukilahan milik negara.Banyak dijumpai
adanya rumah-rumah petakyang didirikan secara tidak permanen dan sering
kalimenggunakan barang-barang bekas seadanyadengan ruang yangsangat
sempit, kadang hanya berukuran 3 X 4 metersaja.
5) Eksploitasi ekonomi
Eksploitasi ekonomi oleh orang tua mulaimarak terjadi ketika pada masakrisis,
dimana anak-anak yangmasih aktif bersekolah didorong olehorang tuanya
mencari uangdan ditargetkan memberikan sejumlah uangyang ditentukan
olehorang tua mereka.
6) Keluarga homeless
Seorang anak menjadi anak jalanan bisa pula disebabkankarenaterlahirkan dari
sebuah keluarga yang hidup di jalanantanpa memilikitempat tinggal tetap.
Dijelaskan pula mengenai faktor-faktor yang menyebabkankeluargadan anaknya
terpisah (BKSN, 2000: 111), yaitu:
1) Faktor pendorong
2) Faktor penarik:
a) Kehidupan jalanan uang menjanjikan, dimana anakmudahmendapatkan
uang, anak bisa bermain dan bergaul dengan beban.
b) Diajak oleh teman.
c) adanya peluang di sektor informal yang tidak terlalu membutuhkan modal
dan keahlian
Penarikan tidak
bisa berhubungan
sosial
2.6 Pohon masalah
Implementasi
BAB III
PENUTUP
3.4 SIMPULAN
3.5 SARAN