Kesehatan
Mental
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Mental.
Disusun Oleh :
Kelompok 1
1
Kata Pengantar
Puji syukuh kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini di buat dengan tujuan agar semua mahasiswa dapat memahami tentang
“Kesehatan Mental”.
Banyak hambatan atau kesulitan sehingga makalah ini mungkin kurang sempurna,
maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik untuk penyempurnaan makalah ini. Dan
kami ucapkan terimakasih setulus-tulusnya kepada pihak-pihak tertentu yang telah
memotivasi kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar.............................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
3.1 Kesimpulan............................................................................................................11
3.2 Saran......................................................................................................................12
Daftar Pustaka
Bab I
Pendahuluan
Beberapa tingkah laku masyarakat yang beraneka ragam mendorong para ahli Ilmu
Psikologi untuk menyelidiki apa penyebab perbedaan tingkah laku manusia dalam kehidupan
bermasyarakat. Selain itu, juga menyelidiki penyebab seseorang tidak mampu memperoleh
ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupannya.Usaha ini kemudian melahirkan satu
cabang termuda dari ilmu Psikologi, yaitu Kesehatan mental (Mental Hygiene) (Yusak
Burhanuddin, 1999: 10).
Kesehatan mental, sebagai disiplin ilmu yang merupakan bagian dari psikologi agama,
terus berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari masyarakat yang selalu
membutuhkan solusi-solusi dari berbagai problema kehidupan. Kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi belum mampu memenuhi kebutuhan ruhani, bahkan menambah permasalahan-
permasalahan baru, seperti kecemasan dengan kemewahan hidup. Akibat lain adalah
rasionalitas teknologi lebih diutamakan sehingga nilai kemanusiaan diabaikan.
Di samping itu, adanya perhatian manusia yang besar terhadap kesejahteraan hidupnya,
serta adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya dilakukan pembinaan kesejahteraan
hidup bersama ikut mempercepat perkembangan ilmu kesehatan mental.
Kajian psikologi pendidikan telah melahirkan berbagai teori yang mendasari sistem
pembelajaran. Kita mengenal adanya sejumlah teori dalam pembelajaran, seperti : teori
classical conditioning, connectionism, operant conditioning, gestalt, teori daya, teori kognitif
dan teori-teori pembelajaran lainnya. Terlepas dari kontroversi yang menyertai kelemahan
dari masing masing teori tersebut, pada kenyataannya teori-teori tersebut telah memberikan
sumbanganyangsignifikandalamprosespembelajaran.
Di samping itu, kajian psikologi pendidikan telah melahirkan pula sejumlah prinsip-prinsip
yang melandasi kegiatan pembelajaran Nasution (Daeng Sudirwo,2002) mengetengahkan
beberapa prinsip dalam belajar, yakni :
Di samping itu, kajian psikologis telah memberikan sumbangan nyata dalam pengukuran
potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik, terutama setelah dikembangkannya
berbagai tes psikologis, baik untuk mengukur tingkat kecerdasan, bakat maupun kepribadian
individu lainnya.Kita mengenal sejumlah tes psikologis yang saat ini masih banyak
digunakan untuk mengukur potensi seorang individu, seperti Multiple Aptitude Test (MAT),
Differensial Aptitude Tes (DAT), EPPS dan alat ukur lainnya. Pemahaman kecerdasan,
bakat, minat dan aspek kepribadian lainnya melalui pengukuran psikologis, memiliki arti
penting bagi upaya pengembangan proses pendidikan individu yang bersangkutan sehingga
pada gilirannya dapat dicapai perkembangan individu yang optimal.
Oleh karena itu, betapa pentingnya penguasaan psikologi pendidikan bagi kalangan guru
untuk mengetahui kesehatan mental anak didik dalam melaksanakan tugas profesionalnya.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kesehatan mental.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari kesehatan mental.
3. Untuk mengetahui gangguan dari kesehatan mental.
4. Untuk mengetahui keterkaitan antara agama dan kesehatan mental.
1.4 Manfaat
Secara etimologis, kata “mental” berasal dari kata latin, yaitu “mens” atau “mentis”
artinya roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Di dalam bahasa Yunani, kesehatan terkandung dalam
kata hygiene, yang berarti ilmu kesehatan. Maka kesehatan mental merupakan bagian
dari hygiene mental (ilmu kesehatan mental) (Yusak Burhanuddin, 1999: 9).
Menurut Kartini Kartono dan Jenny Andary dalam Yusak (1999: 9-10), ilmu
kesehatan mental adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan mental/jiwa, yang
bertujuan mencegah timbulnya gangguan/penyakit mental dan gangguan emosi, dan berusaha
mengurangi atau menyembuhkan penyakit mental, serta memajukan kesehatan jiwa rakyat.
b. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit jiwa
(neurosis dan psikosis).
Pengertian ini terelihat sempit, karena yang dimaksud dengan orang yang sehat
mentalnya adalah mereka yang tidak terganggu dan berpenyakit jiwanya. Namun demikian,
pengertian ini banyak mendapat sambutan dari kalangan psikiatri (Sururin,2004: 142)
Kembali pada istilah neorosis, pada awalnya kata tersebut berarti ketidakberesan
dalam susunan syaraf. Namun, setelah para ahli penyakit dan ahli psikologi menyadari bahwa
ketidakberesan tingkah laku tersebut tidak hanya disebabkan oleh ketidakberesan susunan
syaraf, tetapi juga dipengaruhi oleh sikap seseorang terhadap dirinya sendiri dan terhadap
orang lain, maka aspek mental (psikologi) dimasukkan pula dalam istilah tersebut.
c. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, dengan orang lain dan
masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup. Pengertian ini lebih luas dan umum, karena
telah dihubungkan dengan kehidupan sosial secara menyeluruh. Dengan kemampuan
penyesuaian diri, diharapkan akan menimbulkan ketentraman dan kebahagiaan hidup.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang sehat mentalnya
adalah orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa, maupun menyesuaikan diri,
sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-kegoncangan yang bias, adanya
keserasian fungsi jiwa, dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna, dan berbahagia serta
dapat menggunakan potensi-potensi yang ada semaksimal mungkin (Sururin,2004: 144).
Kesehatan mental (mental hygiens) adalah ilmu yang meliputi sistem tentang prinsip-
prinsip, peraturan-peraturan serta prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan ruhani
(M. Buchori dalam Jalaluddin,2004: 154) Menurut H.C. Witherington, kesehatan mental
meliputi pengetahuan serta prinsip-prinsip yang terdapat lapangan Psikologi, kedokteran,
Psikiatri, Biologi, Sosiologi, dan Agama (M. Buchori dalam Jalaluddin,2004: 154)
Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik
berupa neurosis maupun psikosis( penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial) orang yang
sehat mental akan senantiasa merasa aman dan baghagia dalam kondisi apapun, ia akan juga
selalu intropeksi atas segala hal yang dilakukannya sehingga ia akan mampu mengontrol dan
mengandalikan dirinya sendiri.
2. Aktualisasi diri.
Di samping itu pula, untuk memahami jiwa yang sehat, dapat diketahui dari beberapa ciri
seseorang yang memiliki mental yang sehat. Dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada
tahun 1959 memberikan batasan mental yang sehat adalah sebagai berikut :
1. Dapat menyesuaikan diri secara konstuktif pada kenyataan meskipun kenyataan itu buruk
banginya.
Ada beberapa jenis penyakit mental, dengan beberapa gangguan dalam setiap
kategori. Ini bervariasi dari ringan sampai parah dan adalah mungkin bagi gangguan ini dapat
me Ada empat jenis penyakit mental:
Jenis gangguan ini adalah akibat langsung dari fisik (seluruh tubuh) perubahan dan penyakit
yang mempengaruhi otak. Hal ini menyebabkan perubahan untuk beberapa derajat
kebingungan dan delusi selain kecemasan dan kemarahan. Beberapa penyakit ini adalah:
A. penyakit degeneratif:
1). Huntington: penyakit-penyakit genetik yang terdiri dari gerakan abnormal, demensia, dan
masalah psikologis.
2). Multiple Sclerosis: gangguan sistem kekebalan tubuh yang mempengaruhi sistem saraf
pusat (otak & saraf tulang belakang).
3). Pikun
D. Intoksikasi: Obat dan Alkohol terkait, obat dan gejala penarikan alkohol.
Beberapa gangguan utama dalam kategori ini adalah: depresi, fobia, gangguan Panic. Ini bisa
begitu ringan. Beberapa penyebab penyakit ini disebabkan oleh situasi sebelumnya, misalnya:
terutama peristiwa traumatis, seperti korban pelecehan seksual dan veteran perang biasanya
memiliki kepanikan dan fobia.
3. Gangguan kepribadian
1. Kepribadian paranoid: perasaan bahwa setiap orang dan segala sesuatu diketahui
mereka namun pada kenyataannya hal ini tidak benar.
2. Skizofrenia Kepribadian – apatis terhadap orang lain dan tidak ada keinginan untuk
bersosialisasi.
c. Obsesif-kompulsif : gangguan kecemasan, menarik pikiran dan obsesi tentang hal-hal yang
tidak nyata
4. Gangguan psikotik
Gangguan psikotik adalah kumpulan penyakit yang sangat mempengaruhi proses otak dan
berpikir. Orang-orang ini mengalami kesulitan berpikir rasional dan penilaian mereka
terganggu. Hidup kehidupan sehari-hari menjadi sangat sulit. Namun, untuk yang terburuk
dari gangguan ini ada perawatan yang tersedia. Gejala yang paling umum penyakit ini
biasanya delusi dan halusinasi. Delusi percaya fakta tertentu bahkan setelah fakta-fakta
tersebut telah terbukti salah. Halusinasi mirip dengan delusi dalam keyakinan yang salah,
namun halusinasi dirasakan dengan indra dan tidak pikiran. ”Mendengar hal” atau “melihat
sesuatu” adalah contoh dari halusinasi. Beberapa gejala lain adalah: perilaku aneh (mungkin
berbahaya untuk diri sendiri atau orang lain), kurangnya kebersihan pribadi, penurunan minat
dalam melakukan hal-hal, pola bicara aneh yang tidak dimengerti, perubahan suasana hati,
kesulitan hubungan, lambat atau gerakan-gerakan aneh.
1. Skizofrenia: orang-orang ini memiliki gejala yang bertahan lebih lama dari enam
bulan, gejala seperti delusi, dan halusinasi adalah gejala biasa dari gangguan ini.
2. Schizophreniform: Orang-orang yang menderita gangguan ini juga memiliki gejala
Schizophrenia, tetapi tidak bertahan lebih lama dari enam bulan.
3. Gangguan schizoafektif-orang-orang ini memiliki keduanya skizofrenia dan suasana
hati lain atau gangguan afektif seperti gangguan bipolar.
4. Gangguan Delusional: orang-orang ini memiliki delusi bahwa terakhir tidak kurang
dari sebulan. Delusi ini dapat pikiran aneh seperti yang diikuti, atau, mirip dengan
paranoia, orang lain berpikir yang ganging melawan mereka
5. Penyalahgunaan Obat- gangguan psikotik-psikotik yang disebabkan oleh konsumsi
alkohol atau obat-obatan, gejala-gejala ini biasanya bingung dan gagap dalam bicara,
delusi, dan halusinasi.
2.4 Agama dan Kesehatan Mental.
Beberapa temuan dalam bidang kedokteran dijumpai sejumlah kasus yang membuktikan
adanya hubungan antara agama dengan kesehatan mental manusia. Orang yang merasa takut
langsung akan kehilangan nafsu makan, atau buang air. Atau dalam keadaan kesal dan
jengkel, maka perut seseorang akan merasa kembung. Dalam kedokteran dikenal ada
beberapa macam pengobatan antara laing dengan menggunakan bahan-bahan kimia, cairan
suntik atau dengan meminum obat. Atau bisa juga dengan menggunakan sorot sinar laser,
getaran arus listrik, dan lain sebagainya. Selain itu juga dikenal pengobatan tradisional
dengan cara pijat, suntik jarum sampai keperdukunan.
Ketika saraf tubuh manusia terputus dengan dunia luar , maka mereka akan dapat
berhubungan dengan dunia khayal atau dalam arti lain mereka akan berhalusinasi sehingga
meraka tidak akan sadarkan diri untuk beberapa waktu. Rasa halusinasi ini terjadi ketika
manusia merasa takut karena berdosa atau melakukan sesuatu yang membuat dirinya
mengecil dari orang lain, penuhkeraguan ketika memutuskan sesuatu permasalahan, mereka
akan terbawa jauh dari kenyataan hidup yang sebenarnya. Dan orang yang seperti ini tidak
akan mengalami kemajuan sama sekali baik dari sisi keagamaan maupun dari sisi sosialnya.
Jika seseorang berada dalam keadaan normal, seimbang, hormon dan kimiawinya, maka ia
akan selalu berada dalam keadaan aman. Perubahan yang terjadi dalam kejiwaan ini disebut
dnegan spektrum hidup.
Barangkali hubungan antara kejiwaan dan agama dalam kaitannya dengan hubungan antara
agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa, terletak pada sikap peyerahan diri seseorang
terhadap sesuatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikappasrah yang semacam ini diduga akan
memberi sikap positif seperti rasa bahagia, rasa aman, senang, puas, sukses, merasa dicintai.
Sikap yang demikian merupakan bagian dari kebutuhan mendasar manusia yang harus
dipenuhi sebagai makhluk yang ber-Tuhan. Maka kondisi yang seperti ini akan membawa
manusia dalam keadaan yang tenang dan normal sehingga manusia dapat melaksanakan
aktivitas keseharian mereka dengan penuh rasa percaya diri dan merasakan ketenangan dalam
diri mereka karena sebagian dari kebutuhan dasar mereka sudah terpenuhi. Ketika kebutuhan
dasar mereka belum terpenuhi, maka manusia akan merasa cemas, khawatir, ragu-ragu dan
tidak merasakan ketenagan dalam hidupnya sehingga ketika mereka beraktivitas mereka tidak
akan maksimal dan hasil yang mereka peroleh pun tidak akan
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Orang yang sehat mentalnya adalah orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit
jiwa, maupun menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-
kegoncangan yang bias, adanya keserasian fungsi jiwa, dan merasa bahwa dirinya berharga,
berguna, dan berbahagia serta dapat menggunakan potensi-potensi yang ada semaksimal
mungkin (Sururin,2004: 144).
Maka dari itu ada beberapa ciri-ciri kesehatan mental dikelompokkan kedalam enam
kategori, yaitu:
2. Aktualisasi diri.
Ada beberapa jenis penyakit mental, dengan beberapa gangguan dalam setiap
kategori. Ini bervariasi dari ringan sampai parah dan adalah mungkin bagi gangguan ini dapat
me Ada empat jenis penyakit mental:
3.2 Saran
Dari kesimpulan di atas kami menyarankan kepada semua pihak bahwa kesehatan mental
sesorang sangat penting untuk diperhatikan karena ciri-ciri dan ngangguan mental pada
seseorang dapat diamati dari tingkah laku maupun sikap yang ditunjukkan seseorang tersebut.
Daftar Pustaka
http://luluasegaf.wordpress.com/2010/12/19/kesehatan-mental-dan-implikasinya-dalam-
pembelajaran/
http://bpi-uinsuskariau3.blogspot.com/2010/12/pengertian-kesehatan-mental-dan-
konsep.html
http://www.dikutip.com/2010/10/definisi-kesehatan-mental.html
http://krewengcool.blogspot.com/2011/07/agama-dan-kesehatan-mental-psikologi.html
http://aris-anakpintar.blogspot.com/2011/06/agama-dan-kesehatan-mental.html
http://radensomad.com/hubungan-agama-dan-kesehatan.html