Anda di halaman 1dari 26

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................... i


BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................... 2
1.3 Luaran yang Diharapkan ........................................................................ 2
1.4 Manfaat Kegiatan ................................................................................... 3
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN ..................... 3
2.1 Profil Mitra ............................................................................................. 3
2.2 Kondisi dan Potensi Wilayah ................................................................. 3
2.3 Alternatif Pemecahan Masalah ............................................................... 4
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ............................................................ 5
3.1 Tahapan Perencanaan ............................................................................. 5
3.2 Tahapan Persiapan .................................................................................. 5
3.3 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan .............................................................. 6
3.4 Evaluasi dan Monitoring ........................................................................ 7
3.5 Keberlanjutan Program........................................................................... 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .............................................. 8
4.1 Anggaran Biaya ...................................................................................... 8
4.2 Jadwal Kegiatan ..................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 10
LAMPIRAN ................................................................................................... 11
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping .... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ............................................... 19
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas .... 21
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ......................................... 23
Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra ................................. 24
Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja ........................................... 25

i
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bencana merupakan hal yang tidak dapat diprediksi akan terjadi dan
memberikan dampak yang cukup besar. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan Bencana diatur definisi bencana adalah peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor
non alam, maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Adapun bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Pada dini hari tanggal 15 Januari 2021, Provinsi Sulawesi Barat tepatnya
Kabupaten Majene diguncang gempa berkekuatan 6.2 SR yang dampak
kerusakannya dirasakan sampai Kabupaten Mamuju dan mengakibatkan banyak
rumah dan gedung pemerintahan rusak. Dusun Ngalo yang merupakan salah satu
Dusun yang berada di Kecamatan Tapalang Barat, Kabupaten Mamuju, Provinsi
Sulawesi Barat sebagai daerah terdampak, juga turut merasakan guncangan yang
cukup keras.
Salah satu anggota tim kami yang berada di daerah terdampak berhasil
menghimpun informasi terkait dengan peristiwa bencana alam ini. Karmin, yang
merupakan salah satu penduduk Dusun Ngalo menuturkan bahwa bencana ini tidak
hanya menimbulkan kerusakan pada lingkungan saja, tetapi juga menimbulkan
dampak destruktif pada bidang sosio-psikologi masyarakat. Banyak masyarakat
yang masih merasa trauma akibat gempa bumi beberapa waktu lalu. “Gempa
kemarin ini sebenarnya dek, membuat banyak sekali masalah, banyak anak anak
kodong yang takut kalau misalnya ada gempa susulan, juga kemarin itu banyak ini
anak muda sama orang-orang yang ndada sekalimi kodong makanannya pergi
berebutan bantuan bahkan menjarah. Karena begitumi, orang lapar sama stresmi
karena rusak tawwa rumahnya sama hilang juga harta bendanya gara-gara gempa”,
ungkap beliau.
Rasa kemanusiaan, sosial, dan keprihatinan membuat kami ingin
meringankan beban dan keluh kesah warga terdampak gempa bumi di Dusun
Ngalo, Desa Dungkait, Kecamatan Tapalang Barat, Kabupaten Mamuju, Provinsi
Sulawesi Barat ini, kami sebagai agent of change akan melaksanakan program
dengan tujuan mengurangi dampak traumatis. Salah satunya adalah dengan
melakukan trauma healing/psychological first aid. Adapun upaya pencegahan
terhadap delik penjarahan melalui edukasi taat hukum yang bersifat edukatif tanpa
menyalahkan pihak tertentu. Hal ini merupakan salah satu langkah mitigasi sosial
untuk masyarakat ketika terjadi bencana alam.
2

Gambar 1.1 Ketua Tim Melakukan Wawancara dan Menghimpun Data dari
Masyarakat Terdampak Gempa Sulawesi Barat.
Sumber : Dokumen Pribadi

Kedua bentuk kegiatan yang ingin kami lakukan tersebut akan kami kemas
melalui program “Psychological First Aid dan Edukasi Taat Hukum Sebagai
Langkah Mitigasi Sosial Bencana Gempa Bumi Sulawesi Barat”. Program yang
kami susun menggunakan kombinasi metode yuridis dan psikologis. Dalam
praktiknya, psychological first aid muncul sebagai jawaban dari kesenjangan antara
jumlah korban yang memerlukan perawatan kesehatan jiwa dengan keterbatasan
jumlah tenaga kesehatan jiwa yang tersedia dilapangan saat situasi darurat.
psychological first aid bukanlah suatu pendekatan yang hanya bisa dilakukan oleh
praktisi kesehatan mental atau tenaga profesional, tetapi bisa dilakukan oleh
masyarakat yang bertugas saat tanggap darurat (Winurini, 2014). Edukasi taat
hukum sendiri merupakan solusi preventif karena penjarahan merupakan aksi yang
kebanyakan terjadi akibat kurangnya pemahaman hukum karena adanya force
major, seperti kelaparan dan rasa putus asa. Sedangkan edukasi taat hukum ini
memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam menjaga ketaatan sosial di
masa krisis bencana alam.

1.2 Tujuan
a. Mengenalkan metode baru dalam hal pemulihan masyarakat baik secara
psikologis dan juga kesadaran hukum pada saat bencana alam maupun
krisis.
b. Meningkatkan moral dan jiwa sosial masyarakat dalam menghadapi
bencana alam yang terjadi.
c. Mengupayakan terjadinya stabilisasi di sektor sosial dalam rangka
menyukseskan pemulihan masyarakat terdampak bencana.

1.3 Luaran yang Diharapkan


Terdapat beberapa luaran terkait dengan program yang akan kami
laksanakan, antara lain:
3

a. Laporan kemajuan merupakan bentuk laporan terkait dengan progress


program kegiatan pengabdian yang telah berlangsung.
b. Laporan akhir, berfungsi untuk menyampaikan hasil akhir dari keseluruhan
rangkaian program pengabdian yang telah dilakukan.
c. Buku pedoman pelaksanaan kegiatan merupakan buku yang berisi informasi
dan materi program kegiatan pengabdian secara lengkap.
d. Publikasi artikel ilmiah pada jurnal Celebes Abdimas, Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat LL-Dikti IX.

1.4 Manfaat Kegiatan


Program ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
a. Sebagai alat untuk memulihkan trauma masyarakat mitra dari peristiwa
gempa bumi yang melanda daerahnya beberapa waktu yang lalu.
b. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat untuk merealisasikan perilaku
taat hukum dalam kehidupan sehari-hari.
c. Memberikan edukasi mitigasi sosial sebagai pemahaman dasar masyarakat
mitra saat terjadi bencana.
d. Mewujudkan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian.
e. Menjadi insan yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.

BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA

2.1 Profil Mitra


Mitra dalam program pengabdian masyarakat, yaitu masyarakat Dusun
Ngalo, Desa Dungkait, Kecamatan Tapalang Barat, Kabupaten Mamuju, Provinsi
Sulawesi Barat. Data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju (2019)
menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Tapalang Barat, Kabupaten
Mamuju, Sulawesi Barat pada tahun 2018 berjumlah 1.620 orang penduduk di mana
penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 799 orang dan perempuan sebanyak
821 orang. Sementara di Dusun Ngalo yang menjadi lokasi dari kelompok
masyarakat mitra sendiri, ada sekitar 207 orang yang terdiri atas 48 orang anak-
anak, 67 orang perempuan, 77 orang laki-laki dan 15 orang lansia. Sebagai daerah
yang sebagian besar masyarakatnya tinggal di daerah pesisir, masyarakat Dusun
Ngalo, masih menggantungkan hidupnya kepada hasil alam. Selain itu, seperti
masyarakat desa pada umumnya, masyarakat yang tinggal di Dusun Ngalo masih
memegang teguh prinsip-prinsip kekeluargaan dan gotong royong yang dapat
menjadi pendorong terlaksananya program sesuai dengan harapan.

2.2 Kondisi dan Potensi Wilayah


Sulawesi Barat merupakan provinsi yang terletak di bagian barat pulau
Sulawesi dengan Ibukota Mamuju. Provinsi ini berbatasan langsung dengan
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. Dusun Ngalo yang menjadi lokasi
4

masyarakat mitra dan tempat pelaksanaan program kami terletak di sebelah barat
Kabupaten Mamuju, tepatnya berada di Kecamatan Tapalang Barat. Berbicara
mengenai potensi secara ekonomi, Dusun Ngalo dapat dikatakan unggul terutama
dari sektor pariwisata. Salah satu potensi pariwisata di Dusun Ngalo yaitu Tanjung
Ngalo. Adapun yang menjadi kelebihan estetis dari Tanjung Ngalo sendiri yaitu
keadaan pantainya masih terjaga. Hal ini dikarenakan kegiatan masyarakat lebih
terkonsentrasi di daerah timur pesisir Dusun Ngalo.

Gambar 2.1 Tanjung Ngalo, salah satu potensi pariwisata Dusun Ngalo
Sumber : wartawisata.id

Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,


(2021), wilayah Sulawesi Barat merupakan daerah yang terdiri atas morfologi
perbukitan, perbukitan terjal, lembah, dan dataran pinggir pantai yang disusun atas
batuan berumur pra tersier dalam hal ini batuan metamorf, metasedimen, tersier
dalam hal ini terdiri dari batuan sedimen, batu gamping, gunung api, dan endapan
kuarter. Batuan pra tersier dan tersier tersebut telah mengalami pelapukan bersifat
urai, lunak, lepas, dan belum kompak sehingga daerah tersebut rawan terhadap
ancaman gempa bumi.

2.3 Alternatif Pemecahan Masalah


Gempa yang mengguncang Provinsi ini beberapa waktu yang lalu,
menimbulkan trauma dan rasa takut bagi masyarakat untuk kembali bekerja
sehingga masyarakat memilih untuk tetap berada di posko pengungsian. Selain itu,
pengetahuan tentang mitigasi sosial bencana masyarakat yang masih kurang
membuat banyak masyarakat yang bingung harus melakukan apa. Terdapat pula
permasalahan lain, seperti keterbatasan sandang dan pangan di lokasi pengungsian
membuat masyarakat tanpa pikir panjang langsung melakukan tindakan
penjarahan. hal ini membuat penyaluran bantuan yang awalnya sudah mengalami
keterlambatan justru mendapatkan masalah baru, yaitu penyaluran yang tidak
merata. Hasibuan (dalam Sari, 2018: 61) Menjelaskan bahwa ada sebuah teori yang
membahas mengenai perilaku manusia ini. Maslow’s Need Hierarchy Theory atau
A Theory of Human Motivation, dikemukakan oleh Abraham Maslow tahun 1943
menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasan seseorang itu jamak yaitu meliputi
5

kebutuhan biologis dan psikologis berupa materiil dan non materiil. Maslow
membagi kebutuhan manusia atas 5 hierarki, yaitu physiological needs (kebutuhan
fisik), safety needs (kebutuhan akan keamanan), social needs (kebutuhan akan
memiliki dan kasih sayang), esteem needs (kebutuhan akan penghargaan), dan self-
actualization needs (kebutuhan akan aktualisasi diri). Pengabdian yang akan kami
lakukan berfokus untuk memecahkan permasalahan yang terjadi dengan melakukan
pendekatan yang bersifat emosional serta edukatif kepada masyarakat mitra.

Gambar 2.2 Hiearki Kebutuhan Maslow


Sumber : brandadventureindonesia.com

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1 Tahapan Perencanaan


Tahap perencanaan dilakukan melakukan observasi ke daerah yang akan
dijadikan lokasi pelaksanaan program. Secara teknis tim mengumpulkan informasi
terkait keadaan lokasi dan memberikan penjelasan kepada calon masyarakat mitra
terkait bentuk pelaksanaan program berikut tujuan serta manfaatnya kepada
masyarakat. Setelah diskusi dilakukan dan terjalin kesepakatan antara calon
masyarakat mitra dan tim, dilanjutkan dengan salah satu perwakilan calon
masyarakat mitra (Pemimpin mitra) untuk menandatangani surat kesedian mitra
sebagai salah satu kelengkapan administrasi pelaksanaan program. Selanjutnya tim
menyusun proposal PKM-Pengabdian Masyarakat untuk diajukan ke simbelmawa.

3.2 Tahapan Persiapan


Tahapan persiapan dilaksanakan selama 1 minggu dengan melakukan
koordinasi dan konsolidasi terhadap organ-organ masyarakat di Dusun Ngalo, Desa
Dungkait, Kecamatan Tapalang Barat, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi
Barat, dan juga mengumpulkan peralatan dan bahan sebagai sumber daya dalam
pelaksanaan program. Adapun untuk kegiatan edukasi taat hukum, pesertanya
berasal dari kalangan pemuda hingga orang dewasa. Sedangkan untuk
psychological first aid, kami lebih menekankan program ini kepada penduduk
rentan seperti anak-anak, dan lansia yang membutuhkan tindakan konseling.
6

Adapun dalam pelaksanaan program pengabdian kami secara total ada 12 kegiatan.
Dimulai dari perencanaan hingga keberlanjutan program.

3.3 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


Pada tahap ini, kami mulai melaksanakan rangkaian program terstruktur
yang menyangkut psychological first aid, dan edukasi taat hukum, sebagai bentuk
mitigasi sosial terhadap bencana. Kegiatan akan dilaksanakan dalam 3 metode
yaitu, metode virtual-digital dalam hal ini penayangan video kepada masyarakat,
metode online (daring) yang dilaksanakan melalui aplikasi zoom meeting, dan yang
terakhir adalah metode offline (luring) yang mencakup dua kegiatan yaitu
psychological first aid dan edukasi taat hokum. Metode offline (luring) ini
dilaksanakan sepenuhnya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, yaitu
dengan menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, dan membatasi jumlah
peserta sebanyak 20 peserta kemudian dilaksanakan di ruangan terbuka dengan
ukuran minimal 15 x 15 meter persegi. Adapun teknis pelaksanaan program ini
berturut-turut, adalah sebagai berikut :
1. Pengenalan Program terhadap masyarakat mitra, (dilaksanakan secara daring).
Hal ini sebagai bentuk orientasi terhadap tujuan-tujuan dari program
pengabdian ini. Kemudian kami juga akan membagikan kuesioner dengan
metode online sebagai bentuk pre-test sebagai acuan untuk kegiatan
kedepannya. Setelah masyarakat mengenal bagaimana bentuk program yang
akan dilaksanakan, diharapkan masyarakat dapat lebih antusias lagi untuk terus
mengikuti seluruh rangkaian program.
2. Pengunggahan dan pemutaran video GERTAK (Gerakan Taat Hukum) kepada
masyarakat mitra sebagai langkah preventif untuk mencegah perilaku
melanggar hukum seperti “Penjarahan”, (dilaksanakan secara daring). Melalui
kegiatan ini, kami berniat untuk menyampaikan informasi mengenai perilaku
taat terhadap hukum dengan harapan agar masyarakat mitra memahami dan
kemudian menerapkannya dalam kehidupan.
3. Pengunggahan dan pemutaran video trauma relief kepada masyarakat mitra
khususnya anak-anak dan lansia, (dilaksanakan secara daring). Kegiatan
bertujuan agar masyarakat mitra khusunya usia rentan seperti anak-anak, dan
lansia sebagai masyarakat terdampak bencana gempa bumi beberapa waktu lalu
mendapatkan informasi yang bersifat memulihkan trauma dan ketakutannya
serta membuka sesi tanya jawab dan akan dikemas dalam bentuk video untuk
disimak oleh masyarakat sebagai jawaban atas pertanyaannya. Hal ini
merupakan feedback untuk mengetahui bagaimana keluhan dari masyarakat
mitra terkait dengan dampak psikologis bencana.
4. Diskusi dan koordinasi bersama koordinator masyarakat mitra untuk persiapan
kegiatan luring, (dilaksanakan secara daring). Tahapan ini dilakukan dengan
maksud untuk tim dan masyarakat mitra dapat melaksanakan kegiatan sesuai
dengan rencana yang telah ditentukan.
7

5. Pembukaan kegiatan luring dalam hal menjalin keakraban dan hubungan baik
dengan masyarakat, (dilaksanakan secara luring). Hubungan baik yang
terbangun serta keakraban antara tim dan masyarakat sangat penting untuk
menjamin pelaksanaan program secara maksimal.
6. Realisasi GERTAK (Gerakan Taat Hukum) melalui dialog interaktif dan
penandatangan spanduk komitmen bersama pelaksanaan GERTAK oleh
masyarakat mitra sebagai langkah untuk mencegah perilaku melanggar hukum
seperti “Penjarahan”, (dilaksanakan secara luring). Sebagai kegiatan lanjutan,
diharapkan masyarakat mitra dapat menjalin komunikasi real time dengan tim
agar segala hal yang masih dirasa kurang jelas oleh masyarakat dapat
didiskusikan lebih lanjut.
7. Kegiatan psychological first aid lanjutan kepada masyarakat mitra khususnya
Balita, Anak-Anak, dan Lansia, (dilaksanakan secara luring), sebagai tindak
lanjut dari kegiatan trauma relief sebelumnya. Pada kegiatan ini pelaksanaan
outdoor lebih diutamakan agar masyarakat mitra dapat aktif kembali untuk
melaksanakan aktivitas luar ruangan. Adapun teknis pelaksanaannya, balita dan
anak-anak akan mendapatkan pendampingan dari tim untuk kemudian
mengikuti metode analisis keadaan psikologis melalui kegiatan bermain dan
menggambar. Selain itu, pembukaan tenda pelayanan psikologis khususnya
untuk lansia juga dilakukan, sebagai bentuk konsistensi tim dalam
pendampingan pemulihan keadaan psikologis untuk masyarakat pasca peristiwa
gempa bumi.
8. Penutupan, program ditutup dengan acara penyerahan plakat kepada
masyarakat mitra, bingkisan kepada anak-anak, dan menonton film edukatif
bersama, (dilaksanakan secara Luring). Seperti pada umumnya suatu kegiatan,
penutupan diharapkan bisa menjadi rangkaian acara terakhir yang dapat
menjadi pengingat dan meninggalkan kesan yang baik agar program-program
serupa dapat kembali berjalan.
Program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan secara Daring dan Luring
dengan perbandingan 50:50 dengan menggunakan metode blended. Pelaksanaan
kegiatan offline/luring dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam
rangka membantu memutus rantai penyebaran Covid-19.

3.4 Evaluasi dan Monitoring


Tahapan ini berjalan setelah pelaksanaan rangkaian kegiatan daring dan
luring. Evaluasi dan monitoring dilaksanakan dalam lingkup masyarakat mitra
terkait tingkat keberhasilan pelaksanaan program dan tingkat kepuasan masyarakat
mitra. Adapun teknis pelaksanaannya mencakup rapat internal tim dan perwakilan
masyarakat mitra, untuk membahas apa saja yang menjadi kekurangan dalam
seluruh rangkaian pelaksanaan program. Setelah itu, dibagikan post-test baik dalam
bentuk form dan selebaran, hal ini berguna untuk mengevaluasi sejauh mana
8

dampak dari adanya program ini terkait dengan kepuasan dan keberhasilan serta
kekurangan selama pelaksanaan program.

3.5 Keberlanjutan Program


Dalam rangka membentuk sebuah program yang sifatnya berkelanjutan
serta berkesinambungan, kami akan mendirikan sebuah komunitas volunteer yang
bernama AVANTE yang berasal dari Bahasa Perancis yang berarti “maju” dan
merupakan akronim dari Aksi Volunteer Tanggap Bencana. Komunitas ini bersifat
terbuka untuk umum dan dalam pembentukannya disaksikan oleh kepala desa dan
jajarannya. Komunitas ini bertujuan untuk mengoordinasi relawan terkait dengan
pelaksanaan program sejenis yang dilaksanakan berdasarkan buku pedoman yang
akan kami buat nantinya, buku ini pun dapat berfungsi sebagai rujukan bagi
relawan di daerah lainnya untuk pelaksanaan program serupa.
Adapun sosialisasi mengenai pengenalan program ini ke masyarakat luas
dapat melalui media seperti : media sosial, media cetak dan sosialisasi langsung ke
masyarakat. Selain keberlanjutan program oleh AVANTE, tentunya kami tidak
serta merta melupakan masyarakat mitra kami di Dusun Ngalo, Desa Dungkait
sebagai mitra kolaborasi dalam pelaksanaan program ini. Beberapa perwakilan dari
masyarakat mitra telah mengonfirmasi siap untuk bergabung dalam komunitas
AVANTE. Selain itu, monitoring dan pendampingan akan terus kami berikan untuk
pelaksanaan kegiatan lain oleh masyarakat mitra yang berhubungan dengan
program pengabdian ini.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)


1 Bahan/perlengkapan habis pakai 4.146.200
2 Paket daring 1.160.000
3 Penyimpanan data 580.000
4 Lain-lain 1.500.000
Jumlah 7.386.200
9

4.2 Jadwal Kegiatan

Bulan Person
No. Kegiatan Penanggung
1 2 3 Jawab

1. Kordinasi dan konsolidasi serta Ahkamul Ihkam


pembagian kuesioner terhadap Mada
masyarakat mitra (Luring)

2. Pengenalan Program terhadap Mifthahul Jannah


masyarakat mitra. (Daring)

3. Pengunggahan dan pemutaran video Muhammad Abi


GERTAK (Gerakan Taat Hukum) Dzarr Al
(Daring) Ghiffariy

4. Pengunggahan dan pemutaran video Mifthahul Jannah


trauma relief. (Daring)

5. Diskusi dan koordinasi bersama Ahkamul Ihkam


koordinator masyarakat mitra untuk Mada
persiapan kegiatan luring (Daring)

6. Pembukaan kegiatan Luring dalam hal Ahsanul Qoil


menjalin keakraban dan hubungan baik
dengan masyarakat. (Luring)

7 Realisasi GERTAK (Gerakan Taat Muhammad Abi


Hukum). (Luring) Dzarr Al
Ghiffariy

9 Kegiatan psychological first aid lanjutan Nurfadhila Naifah


kepada masyarakat mitra khususnya Amar
Balita, Anak-Anak, dan Lansia. (Luring)

10 Penutupan, program ditutup dengan Ahsanul Qoil


acara penyerahan plakat kepada
masyarakat mitra, bingkisan kepada
anak-anak, dan nonton bersama.(Luring)

11. Evaluasi kegiatan melalui rapat internal Ahkamul Ihkam


tim dan perwakilan masyarakat mitra, Mada
serta pembagian kuesioner.(Luring)
10

12. Monitoring terhadap masyarakat mitra Nurfadhila Naifah


dalam rangka melihat penerapan nilai- Amar
nilai program dalam kehidupan
masyarakat mitra.(Daring dan Luring)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penanggulangan Bencana Daerah. 2018. Pengertian Gempa Bumi, Jenis-


Jenis, Penyebab, Akibat, dan Cara Menghadapi Gempa Bumi. Banda Aceh : Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banda Aceh

Badan Pusat Statistik. 2019. Kecamatan Tapalang Barat Dalam Angka 2019.
Kabupaten Mamuju : Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2021. Analisis Geologi Kejadian
Gempa Bumi Merusak Di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat, Tanggal 15
Januari 2021. Bandung : Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Badan
Geologi

Pemerintah Indonesia. 2007. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang


Penanggulangan Bencana. Lembaran Negara RI Tahun 2007, No. 66. Sekretariat
Negara. Jakarta.

Sari, E. 2018. Pendekatan Hierarki Abraham Maslow Pada Prestasi Kerja


Karyawan PT Madubaru (PG Maduskimo) Yogyakarta. 61

Soebahar, M.E., dan Abdul Ghoni. 2019. Reformulasi Metode Dakwah bi al-Lu’bah
sebagai Trauma Healing pada Anak Korban Bencana Alam. 135

Syah, K. 2019. Kualifikasi Penjarahan Pasca Gempa Tsunami dan Likuifaksi di Kota
Palu. 87-89

Usman, Alih, 2021. Sanksi Bagi Pelaku Penjarahan di Tengah Bencana.


http://bpsdm.kemenkumham.go.id/index.php/publikasi/pojok-penyuluhan-
hukum/41-sanksi-bagi-pelaku-penjarahan-ditengah-bencana. Diakses tanggal 19
Februari 2021
11

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping


1.1 Biodata Ketua
12

1.2 Biodata Anggota I


13

1.3 Biodata Anggota II


14

1.4 Biodata Anggota III


15

1.4 Biodata Anggota IV


16

1.5 Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Amaliyah, SH, MH
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Ilmu Hukum
4 NIP/NIDN 198702262014042001
Tempat dan Tanggal Ujung Pandang, 26 Februari 1987
5
lahir
6 Alamat E-mail amaliyah@unhas.ac.id
7 Nomor Telepon /HP 085255688200

B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S2/Magister S3/Doktor
Universitas Universitas
Nama Institusi
Hasanuddin Hasanuddin
Jurusan/Prodi Hukum Perdata Hukum Perdata
Tahun Masuk Lulus 2005-2009 2010-2012

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT

C.1. Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Hukum Perdata Wajib 4
2 Hukum Perikatan Wajib 3
3 Hukum Dagang Wajib 3
4 Hukum Persaingan Usaha Pilihan 2
5 Hak Kekayaan Intelektual Wajib 3
6 Perancangan Kontrak Wajib 3
Hukum Acara Perdata dan Praktik
7 Wajib 4
Peradilan Perdata
8 Hukum Adat Wajib 3
9 Hukum Agraria Wajib 3
10 Hukum Acara Peradilan Agama Pilihan 2
11 Hukum Perdata Internasional Wajib 2

C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
17

Pemenuhan Hak Narapidana, Tahanan, dan


Center for
Anak di Lapas dan Rutan di wilayah kerja
1 Detention Studies 2014
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan
(CDS)
HAM di Sulawesi Selatan
Praktik Pemberian Restitusi Bagi Korban
2 Tindak Pidana dalam Sistem Peradilan LPSK RI 2014
Pidana Indonesia
Kanwil Hukum dan
Pelaksanaan Bantuan Hukum oleh LBH
3 HAM Sulawesi 2015
Kampus di Makassar
Selatan
Kanwil Hukum dan
Identifikasi Pengembangan Bantuan HAM Sulawesi
4 2015
Hukum di Makassar Selatan

5 Indeks Kemerdekaan Pers Dewan Pers 2017


Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual
Tari dan Lagu Sebagai Ekspresi Budaya Penelitian Terapan
6 Tradisional Di Sulawesi Selatan dalam Unggulan 2017
Hukum Nasional dan Hukum Perguruan Tinggi
Internasional
Proses dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Diskresi dan
Penyalagunaan Wewenang di
7 BPKP RI 2018
Pemerintahan dan Korporasi Daerah di
Provinsi Sulawesi Selatan, Maluku, dan
Papua
Penguasaan Pasar Jasa Taksi Online
dalam Perspektif UU No.5 Tahun 1999
Dosen Pemula
8 tentang Dosen Pemula Unhas Larangan 2018
Unhas
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat
Pengawasan Terhadap Integritas Hakim
Mahkamah
9 Konstitusi dalam Sistem Ketatanegaraan 2018
Konstitusi RI
Indonesia
Peranan Kearifan Lokal Nelayan
Sebagai Upaya Penanggulangan Illegal Dosen Penasihat
10 2019
Fishing Di Desa Siddo Kabupaten Akademik UH
Barru
Kajian dan Evaluasi Perda Kabupaten Badan Pembinaan
11 Bulukumba No.5 Tahun 2003 tentang Ideologi Pancasila 2019
Berpakaian Muslim dan Muslimah di (Deputi Bidang
18

Kabupaten Bulukumba berdasarkan Hukum, Advokasi,


Nilai-Nilai Pancasila dan Pengawasan
Regulasi)
19

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

No. Jenis Pengeluaran Volume Harga Nilai (Rp)


Satuan (Rp)

1. Bahan/perlengkapan habis
pakai

a. Spanduk kegiatan 3x2 meter 97.000 97.000

b. Masker 3 box 50.000 150.000

c. Handsanitizer 1 Liter 60.000 60.000

d. Rapid Test 5 Orang 200.000 1.000.000

e. Kertas HVS A4 2 Rim 45.000 90.000

f. Plakat 2 Buah 300.000 600.000

g. Tinta Print 4 botol/4 50.000 200.000


warna

h. Buku Folio 2 buah 24.000 48.000

i. Tinta Spidol 1 buah 25.000 25.000

a. Perlengkapan 30 pak 20.000 600.000


Kegiatan Pemulihan
Psikologis Untuk Anak-Anak
(Krayon, Buku Gambar,
Pensil, Penghapus, &
Penggaris )

k. Seminar Kit (goody bag, 30 pak 15.000 450.000


buku tulis, pulpen)

l. Biaya Transportasi Lokal Pulang- 826.200 826.200


Pergi (108
Liter)

SUB TOTAL 4.146.200


20

2. Paket Daring

a. Paket Internet 50 GB 5 Paket 100.000 500.000

b. Zoom Premium 3 Bulan 220.000 660.000

SUB TOTAL 1.160.000

3. Penyimpanan data

a. HDD WD Blue 320GB 1 Unit 500.000 500.000


2.5 SATA

b. Casing HDD External 2.5 1 Unit 80.000 80.000

SUB TOTAL 580.000

4. Lain-lain

a. Cetak Buku Pedoman 10 50.000 500.000


eksemplar

b. Publikasi Artikel Ilmiah 1 kali 1.000.000 1.000.000

SUB TOTAL 1.500.000

TOTAL (Rp.) 7.386.200


21

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

Alokasi
Program Bidang Waktu Uraian
No Nama/NIM
Studi Ilmu (jam/mingg Tugas
u)

Menjembatani
komunikasi
antara tim dan
masyarakat
Sosial 9
Ahkamul Ihkam Ilmu dan
1. Humainor jam/ming
Mada/ Hukum mengoordinasi
a gu
B011201014 tim dalam
setiap
pelaksanaan
kegiatan.

Mencatat
seluruh data
9 selama
Mifthahul Jannah/ Sains dan jam/ming kegiatan
2. Psikologi
C021181313 Teknologi gu berjalan dan
membuat
kuesioner.

Mengoordina
si urusan
Muhammad Abi 9
Sosial administrasi,
Dzarr Al Ilmu jam/ming melakukan
3. Humainor
Ghiffariy/ Hukum gu
a dokumentasi
B011201062
dan
publikasi.

Bertanggung
jawab atas
Sosial 9 pelaksanaan
Ahsanul Qoil/ Ilmu
4. Humainor jam/ming evaluasi dan
B011201185 Hukum
a gu pembentukan
komunitas
volunteer.
22

Mengoordina
si
pembanguna
Nurfadhila Naifah 9 n hubungan
Sains dan
5. Amar/ Psikologi jam/ming keakraban
Teknologi
C021181506 gu dengan
masyarakat
dan membuat
kuesinoer.
23

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana


24

Lampiran 5. Surat Pernyataan Kesediaan dari Mitra


25

Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja

Jarak Lokasi Pengabdian dengan Tempat Tinggal Ketua Tim Pengabdian sejauh
18 km

Keadaan Lokasi Pengungsian Warga Terdampak Gempa Bumi

Anda mungkin juga menyukai