Anda di halaman 1dari 25

MODUL

PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEMAHIRAN HUKUM


“PROSEDUR PENDIRIAN CV (PERSEKUTUAN KOMANDITER)”

LABORATORIUM HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


|0
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ridhonya kepada kita
semua sehingga dapat terus untuk mencari ilmu yang bermanfaat Insya Allah bagi
dunia dan akhirat.

Melalui kegiatan Pendidikan dan Latihan Kemahiran Hukum (PLKH) ini, kami
mengharapkan agar mahasiswa peserta yang kelak menjadi Sarjana Hukum, dapat
memiliki bekal kemampuan dan kompetensi yang mahir pada bidang praktik dan
bukan teori semata terkait isu-isu yang ada dimasyarakat dan terlebih lagi dapat
membuka lapangan kerja untuk masyarakat luas.

Sebagaimana peribahasa tiada gading yang tak retak, maka begitu pula adanya
modul atau buku panduan yang kami susun berikut ini tidak luput daripada kesalahan,
kekeliruan dan kekurangan. Maka kami sebagai tim penyusun mohon untuk
memberikan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan dan
peningkatan kualitas di masa depan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 15 Maret 2020

Tim Penyusun

Laboratorium Hukum

Fakultas Hukum UMM

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


|1
MODUL

PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEMAHIRAN HUKUM

“PROSEDUR PENDIRIAN CV (PERSEKUTUAN KOMANDITER)”

Penanggung Jawab

Dekan : Dr. Tongat, S.H., M.Hum.


Wakil Dekan I : Catur Wido Haruni,S.H.,M.Si.,M.Hum.
Wakil Dekan II : Dr. Haris,S.H., M.H.
Kepala Program Studi
: Nu’man Aunuh,S.H., M.Hum.
Ilmu Hukum
Sekretaris Program Studi
: Ratri Novita Erdianti, S.H., M.H.
Ilmu Hukum
Kepala Laboratorium
: Wahyudi Kurniawan, S.H., M.H.Li.
Bidang Litigasi
Kepala Laboratorium
: Cholidah, S.H., M.H.
Bidang Non- Litigasi

Pelaksana

1. Intan Khoirun Nisa’, S.H.


2. Mardiana, S.H.
3. Siti Wulandari, SH
4. Radhityas K. Nuryasinta, S.H., M.Kn.
5. Nur Amalina Putri Aditiya, S.H.
6. Wahyu Bening, S.H.
7. Ilham Dwi Rafiqi, S.H.

Diterbitkan Oleh :
Laboratorium Hukum
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang
2020

BAB I

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


|2
PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran
Beberapa dekade ini, sektor ekonomi mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Hal ini tidak terlepas dari fenomena modernisasi dan globalisasi yang tentu
saja membawa dampak pada seluruh sektor kehidupan manusia terlepas dari
perbedaan negara, tempat dan waktu diseluruh dunia.
Hukum dan ekonomi merupakan dua hal yang berbeda namun tidak dapat
dipisahkan keberadaannya. Ekonomi merupakan fenomena sosial yang berkaitan
dengan kebutuhan manusia dan hukum merupakan landasan atau pijakan dari
segala aspek kehidupan manusia yang bersifat mengatur dan memaksa. Maka
ekonomi juga tak luput dari objek kajian hukum dan pengaturan-pengaturan
hukum.
Setelah menyatakan diri atas kemerdekaannya, berdasarkan asas konkordansi,
Indonesia sebagai negara bekas jajahan Belanda selama kurang lebih 350 tahun
masih menerapkan hukum-hukum Belanda sepanjang belum ada hukum yang
dibentuk sesuai nilai-nilai asli yang dianut oleh Indonesia. Pengaturan hukum
Belanda yang saat ini masih digunakan antara lain yaitu wetbook van straafrecht
(Kitab Undang-undang Hukum Pidana), burgerlijk wetbook (Kitab Undang-
undang Hukum Perdata), (Kitab Undang-undang Hukum Dagang), dll.
Masih berlakunya hukum Belanda juga membawa dampak pada bidang
ekonomi diantaranya yaitu adanya bentuk-bentuk badan usaha yang masih
berlaku di Indonesia. Badan usaha terbagi menjadi dua yaitu badan usaha yang
berbadan hukum seperti PT (perseroan terbatas) dan badan usaha non-badan
hukum seperti CV (Comanditer Venootschap/ Persekutuan Komanditer), firma,
dll.
Comanditer Venootschap atau yang lebih dikenal dengan CV oleh masyarakat
luas merupakan badan hukum yang sering ditemui dan diminati oleh pengusaha
yang bergerak pada bidang ekonomi baik sektor jasa, produksi, dll. CV dinilai
lebih fleksibel dalam beberapa hal salah satunya yaitu mengenai jumlah modal
awal yang disetorkan tidak terdapat jumlah minimal sebagaimana PT.
Berdasarkan pengamatan penyusun, prosedur pendirian CV sering menjadi
pertanyaan yang diajukan oleh calon pengusaha kepada seseorang yang bertitel
Sarjana Hukum dibelakang namanya, maka melalui PLKH ini, diharapkan
mahasiswa calon Sarjana Hukum dapat menguasai setiap prosedur ataupun tata
cara pendirian CV sebagai bentuk kompetensi dalam bidang praktik.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


|3
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam pelaksanaan PLKH adalah prosedur pendirian CV
(Persekutuan Komanditer);

C. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu untuk memahami tentang pengertian CV (Persekutuan
Komanditer);
2. Mahasiswa mampu menjelaskan mengenai perbedaan CV dengan badan usaha
yang lainnya seperti firma, Perseroan Terbatas, dll;
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang subjek-subjek dalam (Persekutuan
Komanditer);
4. Mahasiswa menguasai persyaratan dan tahapan atau tata cara pendirian CV
(Persekutuan Komanditer);
5. Mahasiswa mengetahui mengenai permasalahan yang ada pada pendirian CV
(Persekutuan Komanditer).

D. Ketentuan Penilaian
Adapun ketentuan penilaian sebagai berikut :

Materi Nilai
Pendidikan 25 %
a. Stadium General
b. Resume
c. Pre-test
Pelatihan 40 %
a. Pelatihan I
b. Pelatihan II
c. Pelatihan III
Target 35 %
a. Tugas Lapang
b. Laporan Observasi
c. Post-test
Total 100 %

E. Nilai Akhir

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


|4
ANGKA HURUF
0-20 E
21-40 D
41-50 C
51-60 C+
61-70 B
71-80 B+
81-100 A

BAB II

TINJAUAN CV (PERSEKUTUAN KOMANDITER)

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


|5
A. Pengertian CV

Persekutuan komanditer (Commanditaire Vennootschap untuk selanjutnya


disebut CV) dalam bahasa belanda adalah persekutuan firma yang memiliki satu
atau beberapa orang sekutu komanditer. Perseroan komanditer adalah perseroan
menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk antara satu orang atau beberapa
orang pesero yang secara lansung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada satu
pihak, dan satu orang atau lebih sebagai pelepasan uang pada pihak lain.

CV adalah persekutuan dengan setoran uang, barang, tenaga atau sebagai


pemasukan para sekutu, dibentuk oleh satu orang atau lebih anggota aktif yang
bertanggung jawab secara tanggung renteng, di satu pihak dengan satu atau lebih
orang sebagai pelepas uang.pada dasarnya selain ada sekutu aktif juga ada sekutu
komanditer atau sekutu pasif (sleeping partner). Pada Pasal 19 KUHD disebutkan
bahwa:

“Perseroan secara melepas uang yang juga dinamakan perseroan komanditer,


didirikan antara satu orang atau beberapa orang yang secara tanggung
menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada pihak satu, dan satu
orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak lain.”

Menurut Wijatno, Perseroan komanditer atau biasa disebut CV adalah suatu


bentuk perjanjian kerjasama untuk mengatur perusahaan dan bertanggungjawab
penuh dengan kekayaan pribadinya, dengan orang-orang yang memberikan
pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan serta bertanggung jawab
terbatas pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan tersebut.

Menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2018 Tentang Pendaftaran Persekutuan
Komanditer, Persekutuan Firma, Dan Persekutuan Perdata, CV adalah
persekutuan yang didirikan oleh satu atau lebih sekutu komanditer dengan satu
atau lebih sekutu komplementer, untuk menjalankan usaha secara terus menerus.

Pengaturan CV dalam KUHD hanya terdapat dalam tiga pasal yaitu pasal 19,
20, dan 21 KUHD. Letak aturan persekutuan komanditer ditengah-tengah pasal-
pasal yang mengatur persekutuan firma itu sudah sepatutnya, karena persekutuan
komanditer itu juga persekutuan firma dengan bentuk khusus. Kekususannya itu
terletak pada adanya sekutu komanditer, yang pada persekutuan firma tidak ada.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


|6
Persekutuan merupakan bentuk badan usaha yang paling sederhana untuk
mencapai suatu keuntungan bersama. Hal ini disebabkan pendirian persekutuan
tidak diharuskan adanya akta otentik maupun pengesahan dari instansi yang
berwenang.1 Sehingga dengan dibuatkannya akta di bawah tangan antara para
pihak yang hendak mendirikan persekutuan, maka persekutuan tersebut dapat
berdiri dan dijalankan oleh pihak yang mendirikannya tersebut.

Namun sebagian besar pendiri dari CV sering kali menggunakan akta otentik
untuk mendirikan dan menjalakan usahanya tersebut. Hal ini disebabkan CV
memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan persekutuan lainnya.
Perbedaan yang paling mencolok dari CV terletak pada adanya sekutu komanditer
dan sekutu komplementer yang dimana sekutu komplementer berwenang sebagai
sekutu yang mengurus sedangkan sekutu komanditer berwenang sebagai sekutu
yang melepas uang atau pemodal. Sehingga segala bentuk kewenangan para
sekutu yang telah disepakati tersebut, tidak dapat diubah dengan serta merta.

Sekali pun memiliki karakteristik yang berbeda, tanggung jawab dari sekutu
komplementer tetap tidak terbatas seperti halnya persekutuan perdata maupun
persekutuan dengan firma. Hal ini yang kemudian membatasi kewenangan CV
untuk memperluas ekspansi usahanya disebabkan adanya risiko yang dapat
membahayakan harta pribadi dari sekutu komplementer itu sendiri. Sehingga CV
tidak dapat sepenuhnya melakukan spekulasi untuk memperoleh laba yang
sebesar-besarnya demi mencapai tujuan usahanya secara maksimal.

Adanya risiko yang dapat melibatkan harta pribadi dari sekutu komplementer
tersebut disebabkan CV sekali pun didirikan dengan adanya akta otentik tetap
bukan merupakan badan hukum. Hal ini disebabkan ketentuan dalam KUHD
tidak mengharuskan pendirian CV mendapatkan pengesahan badan hukum dari
instansi yang berwenang. Sehingga segala kewenangan CV tetap merupakan
kewenangan para sekutu komplementer, bukanlah kewenangan
perusahaan/persekutuan. Sehingga hal ini menuntut para sekutu meningkatkan
statusnya menjadi badan hukum agar dapat melindungi harta pribadinya.

B. Dasar Hukum CV

1. Pasal 19 s.d. Pasal 25 KUHD;

1
Soekardono. Hukum Dagang Indonesia, Jilid 1 Bagian Kedua. Jakarta: Rajawali Pers. 1991. Hlm.
101.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


|7
2. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 19 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 95 Tahun
2015 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia;

3. Peraturan Menteri Huum dan HAM RI Nomor 17 Tahun 2018 tentang


Pendaftaran Persekutuan Komanditer, Persekutuan Firma dan Persekutuan
Perdata;

4. Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan


Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik;

5. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 76 Tahun 2018 tentang


Penyelenggaran Pendaftaran Perusahaan;

6. Surat Edaran Nomor: 2/SE-HT.02.01/VI/2019 tentang Pemberian Hak


Guna Bangunan Untuk Persekutuan Komanditer.

C. Pendiri/ sekutu dalam CV

Dalam persekutuan komanditer memiliki dua macam sekutu yang menjadi unsur
penting yaitu :

1. Sekutu kerja (aktif) perusahaan yang disebut dengan sekutu


komplementer.

Sekutu komplementer adalah sekutu yang menjadi pengurus


persekutuan, oleh karena itu sekutu inilah yang dikenal oleh pihak ketiga.
Dilain pihak, pihak ketiga untuk berhubungan dengan perusahaan hanya
dapat berhubungan dengan sekutu aktif ini saja, sebab yang
bertanggungjawab sampai dengan harta pribadinya hanyalah sekutu aktif.

2. Sekutu tidak kerja (pasif) perusahaan yang disebut dengan sekutu


komanditer.

Sedangkan sekutu komanditer tidak mengurus persekutuan, dia hanya


dibelakang layar artinya sekutu pasif ini tidak dikenal oleh pihak
ketiga. Sekutu pasif atau sekutu komanditer ini hanya menyediakan
modal untuk pembiayaan perusahaan tersebut. Tanggung jawab
sekutu komanditer terhadap utang-utang yang dimiliki perusahaan
kepada pihak ketiga hanya sebatas pada modal yang
dimasukkannya dalam perusahaan. Sekutu komanditer ini tidak

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


|8
bertanggung jawab secara pribadi untuk seluruhnya seperti halnya
sekutu komplementer.

Menurut pasal 20 ayat 2 KUHD, sekutu komanditer ini tidak boleh


melakukan pengurusan dalam CV meskipun dia diberi kuasa untuk itu. Jika
sekutu komanditer tersebut bisa dipertanggungjawabkan sebagai sekutu
komplementer yaitu tanggung jawab secara pribadi untuk seluruhnya.

Baik sekutu aktif maupun sekutu pasif masing masing memberikan


pemasukannya, yang berwujud uang, barang, atau tenaga (fisik atau pikiran) atas
dasar pembiayaan bersama. Artinya untung rugi dipikul bersma antara sekutu
kerja dengan sekutu komanditer, meskipun tanggung jawab sekutu komanditer
terbatas pada modal yang disanggupkan untuk dimasukkan Apabila perusahaan
komanditer mengalami banyak kendala yang berkenaan dengan hutang atau jatuh
pailit kisalnya, apabila harta benda perseroan tidak mencukupi untuk melunasi
hutang-hutang maka harta benda prive dari perseroan pengurus itu dapat pula
dipertanggung jawabkan untuk melunaskan utang persero. Sebaliknya para
komanditer paling tinggi hanya akan kehilangan jumlah uang yang telah di
setorkan, sedangkan harta benda prive nya tidak dapat di ganggu gugat. Adapun
tanggung jawab yang di tangguhkan penuh yang di bebankan pada persero
pengurus adalah berdasarkan pendapatan, bahwa baik buruk dan maju mundurnya
perusahaan itu adalah bergantung dari usaha dan pimpinan mereka sendiri.

Keadaan demikian akan berubah, apabila seorang komanditer turut campur


tangan dalam penyelesaian dan penyusunan perseroan, ataupun apabila ia
mengizinkan namanya di pakai sebagai nama firma oleh persero-persero
pengurus. Dalam melakukan tindakan demikian ia akan menimbulkan kesan
kepada pihak ketiga seakan-akan ia juga menjadi anggota pengurus yang
bertanggung jawab untuk menghindarkan pihak ketiga akan menderita kerugian
oleh tindakan-tindakanya, maka dalam pasal 21 KUHD di tentukan, bahwa tiap-
tiap persero komanditer yang ikut melakukan perbuatan-perbuatan pengurus atau
dengan demikian seorang komanditaris yang bertingkah lakku sebagai anggota
pengurus,mempunyai tanggung jawab seperti anggota pengurus terhadap pihak
ketiga, dan pertanggung jawabanya itu diperluas terhadap persetuan-setujuan
yang diadakan komanditaris dalam penyelanggarakan tersebut, dan terhadap
persetujuan –persetujuan yang telah dilakukan.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


|9
D. Jenis-jenis CV

1. Persekutuan Komanditer Murni

Didalamnya hanya terdapat satu sekutu komplementer, sedangkan sekutu


lainnya adalah sekutu komanditer

2. Persekutuan Komanditer Campuran

Persekutuan komanditer yang berasal dari bentuk firma jika firma


memerlukan modal tambahan. Sekutu firma menjadi sekutu komplementer
sedangkan sekutu lainnya adalah sekutu komanditer

3. Persekutuan Komanditer Bersaham

Bentuk persekutuan komanditer yang mengeluarkan saham yang tidak


diperjualbelikan, dimana sekutu komplementer dan sekutu komanditer mengambil
satu saham atau lebih. Alasan dikeluarkannya saham adalah untuk mencegah
terjadinya modal beku karena dalam persekutuan komanditer tidak mudah untuk
menarik modal yang telah diserahkan.

Catatan : Dalam praktiknya, persekutuan komanditer/ CV pada angka 2 dan 3


jarang digunakan

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


| 10
E. Tabel Perbandingan (Sumber : academia.edu)

PERBEDAAN PERSEKUTUAN FIRMA CV PT


PERDATA
Pengertian Perjanjian antara dua orsng Persekutuan perdata yang Persekutuan komanditer yang Suatu bentuk perusahaan yang
atau lebih yang mengikatkan didirikan untuk menjalankan diadakan antara seorang sekutu dimana modalnya terbagi atas
diri untuk memasukkan diri perusahaan dengan nama atau lebih yang bertanggung saham-saham, dan tanggung
untuk memasukkan sesuatu bersama. jawab secara pribadi untuk jawab dari para pemegang saham
(inbreng) ke dalam seluruhnya dengan seorang PT berdasarkan pada jumlah
persekutuan dengan maksud atau lebih sebagai sekutu yang saham yang dia miliki.
membagi keuntungan yang meminjamkannya.
diperoleh karenanya.
Dasar hukum Persekutuan Perdata diatur Firma diatur dalam KUHD CV diatur dalam Pasal 19-21 PT diatur khusus dalam Undang-
dalam Pasal 1618-1652 BW. pada Pasal 16-35. Disamping KUHD. Disamping ketentuan undang Nomor 40 tahun 2007
itu,terdapat beberapa khusus tersebut, terdapat tentang Perseroan Terbatas.
ketentuan lain yang berkaitan beberapa ketentuan umum
dan relevan dengan firma yang berkaitan dan relevan
didalam BW, yaitu ketentuan dengan CV didalam BW, yaitu
tentang persekutuan perdata ketentuan tentang persekutuan
dan perikatan. perdata dan perikatan.
Pendirian Persekutuan Perdata dapat Firma harus didirikan dengan Lihat BAB III Syarat pendirian PT secara formal
didirikan hanya berdasarkan akta otentik, hal ini diatur berdasarkan UU Nomor 40 Tahun
perjanjian saja, dan tidak dalam pasal 22 KUHD. 2007 antara lain:
mengharuskan adanya syarat Namun, jika Firma tersebut 1. Pendiri minimal dua orang
tertulis. Hal tersebut dapat telah menimbulkan kerugian atau lebih (Pasal 7 ayat 1)
diartikan bahwa untuk terhadap pihak ketiga, 2. Akta notaris yang berbahasa
mendirikan sebuah pendirian tanpa akta notaris Indonesia
Persekutuan Perdata, dapat pun telah dianggap berdiri. 3. Setiap pendiri harus
dilakukan secara lisan saja. Kenudian akta pendirian mengambil bagian atas saham,

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


|0
Jadi, dapat disimpulkan dalam tersebut harus didaftarkan kecuali dalam rangka
Pendirian Persekutuan Perdata, pada Kepaniteraan peleburan (Pasal 7 ayat 2 dan
tidak memerlukan suatu Pengadilan Negeri dan ayat 3)
formalitas tertentu. diumumkan melalui berita 4. Akta pendirian harus disahkan
negara, hal ini diatur dalam oleh Menteri Kehakiman dan
pasal 23 dan 28 KUHD. diumumkan dalam BNRI
Walaupun pembuatan firma (Pasal 7 ayat 4)
telah selesai dilakukan, 5. Modal dasar minimal lima
namun untuk menjalankan puluh juta dan modal disetor
operasi bisnisnya, masih minimal 25% dari modal dasar
perlu dilengkapi beberapa (Pasal 32 dan Pasal 33)
izin lainnya, seperti daftar 6. Minimal satu orang direktur
perusahaan (UU Nomor 3 dan satu orang komisaris
Tahun 1982, UKL- (Pasal 92 ayat 3 dan Pasal 108
UPL/AMDAL (UU Nomor ayat 3)
32 Tahun 2009), dsb. 7. Pemegang saham harus WNI
atau badan hukum yang
didirikan menurut hukum
Indonesia kecuali PT PMA
Modal Modal dalam Persektuan Tiap-tiap sekutu dalam firma Modal yang dimasukkan dalam Modal dalam Perseroan Terbatas
Perdata terdapat diwajibkan memasukkan CV berupa uang, benda, atau terdiri dari modal dasar, modal
pengaturannya di dalam Pasal dalam kas persekutuan modal tenaga (inbreng). ditempatkan, modal disetor.
1619 BW, yaitu: berupa uang,benda atau Sekutu Komanditer Modal tersebut terdiri dari
1. Uang tenaga. Pemasukan ini memasukkan modalnya sekumpulan saham.
2. Barang disebut dengan inbreng. kedalam CV dan hanya 1. Modal dasar merupakan
3. Tenaga/ kerajinan Pengaturan mengenai hal ini bertanggungjawab sebesar keseluruhan nilai perusahaan,
juga terdapat dalam pasal modal yang disetorkan yaitu seberapa besar
1619 BW. kedalam CV. Para persero perusahaan tersebut dapat
harus membuat kesepakatan dinilai berdasarkan

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


|1
tentang pembagian modal, permodalannya. Menurut
karena CV tidak ada UUPT besarnya modal dasar
pemisahan kekayaan antara CV adalah minimal Rp.
dan kekayaan pribadi 50.000.000,-.
perseronya. 2. Modal ditempatkan adalah
kesanggupan para pemegang
saham untuk menanamkan
modalnya di dalam perseroan.
Menurut pasal 33 UUPT
besarnya modal ditempatkan
adalah minimal 25% dari
modal dasar.
3. Modal disetor adalah modal
perseroan yang dianggap riil
karena telah benar-benar
disetorkan kedalam PT.
Menurut UUPT, besarnya
modal disetor sebesar modal
ditempatkan- paling sedikit
25% dari modal dasar harus
ditempatkan dan disetor penuh
(pasal 33 ayat 1 UUPT)
Laba/ Rugi Sesuai dengan tujuan dari Mengenai pembagian Pembagian keuntungan dan Pembagian keuntungan dalam PT,
Persekutuan Perdata yaitu keuntungan dan kerugian kerugian dalam CV harus antara lain:
memperoleh keuntungan, dalam firma, diatur dalam didasarkan kesepakatan, 1. Pembagian deviden intern
maka keuntungan tersebut pasal 1633-1635 BW. Pasal- namun jika tidak diperjanjikan tidak boleh mengganggu atau
harus dibagi diantara para pasal tersebut mengatur maka pembagiannya menyebabkan perseroan tidak
sekutu. Pembagian tersebut mengenai cara pembagian didasarkan pada Pasal 1633 dapat memenuhi kewajbannya
didasarkan pada Anggaran keuntungan dan kerugian BW. pada kreditor atau

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


|2
Dasar. Namun, jika tidak yang tidak diperjanjikan Berdasarkan ketentuan pasal mengganggu kegiatan
diperjanjikan di dalam diantara para sekutu. Batasan 1131 dan 1132 BW, bagi perseroa.
Anggaran Dasar,maka ketentuan dari pembagian sekutu komplementer beban 2. Deviden hanya boleh
perhitungan laba/rugi keuntungan dan kerugian kerugian tidak terbatas bahkan dibagikan apabila perseroan
didasarkan pada pasal 1633 yaitu: harta pribadinya pun menjadi mempunyai saldo laba yang
BW. Maka dari itu sebaiknya 1. Tidak diperbolehkan jaminan bagi seleuruh kerugian positif
cara pembagian keuntungan memberikan seluruh persekutuan. 3. Pemilik saham akan
dan kerugian diatur secara keuntungan pada seorang Sedangkan sekutu komanditer memperoleh bagian
tegas di dalam perjanjian sekutu saja. tidak dapat dituntut untuk keuntungan yang disebut
pendiriannya. Namun di dalam 2. Diperbolehkan jika menambahkan pemasukannya deviden yang besarnya
BW dijelaskan bahwa membagi kerugian pada guna menutupi kerugian dan terantung pada besar-kecilnya
perjanjian tersebut harus salah seorang sekutu saja. tidak dapat diminta untuk keuntungan yang diperoleh
berdasarkan ketentuan sebagai 3. Penetapan pembagian mengembalikan keuntungan Perseroan Terbatas
berikut: keuntungan oleh pak yang telah diterimanya. Hal ini 4. Pembagian deviden atas
1. Tidak diperbolehkan ketiga tidak diatur dalam pasal 1625 BW keuntungan perusahaan akan
memberikan seluruh diperbolehkan . dan Pasal 20 ayat 3 KUHD. diputuskan dalam RUPS
keuntungan pada seorang Apabila cara pembagian 5. Apabila terjadi kerugian maka
sekutu saja. Hal ini keuntungan dan kerugia n kerugian terbatas pada
berdasarkan pasal 1635 tidak diperjanjikan, maka besarnya modal yang
BW pembagian didasarkan pada ditanamkan.
2. Diperbolehkan perimbangan pemasukan
membebankan seluruh secara adil dan berimbang.
kerugian pada satu orang Mengenai sekutu yang
tertentu saja memasukkan berupa tenaga,
3. Apabila cara maka bagiannya
pembagiannya tidak diatur dipersamakan dengan sekutu
secara jelas, maka yang memasukkan uang atau
pembagiannya didasarkan benda yang paling sedikit.
pada pemasukan dari

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


|3
masing-masing sekutu. Hal
ini didaarkan pada pasal
1633 ayat 1 BW

Ciri-ciri  Untuk mencari keuntungan  Apabila terdapat hutang  Sulit untuk menarik modal  Kewajiban terbatas pada
 Cara pendirian sederhana tak terbayar, maka setiap yang telah disetor modal tanpa melibatkan harta
 Cara pembubaran tidak pemilik wajib melunasi  Modal besar karena pribadi
memerlukan persyaratan dengan harta pribadi. didirikan banyak pihak  Modal dan ukuran perusahaan
formal  Setiap anggota firma  Ada anggota aktif yang besar
 Cara pendirian persekutuan memiliki hak untuk memiliki tanggungjawab  Kelangsungan hidup
perdata dimulai saat menjadi pemimpi. tidak terbatas dan ada yang perusahaan PT ada ditangan
ditandatanganinya akta  Seorang anggota tidak pasif tinggal menunggu pemilik saham
pendirian di notaris dan berhak memasukkan keuntungan  Dapat dipimpin oleh orang
selanjutnya didaftarkan di anggota baru tanpa seizin  Relatif mudah untuk yang tidak memiliki bagian
Kepaniteraan Pengadilan anggota yang lainnya. didirikan saham
negeri.  Keanggotaan firma  Kelangsungan hidup  Kepemilikan mudah berpindah
melekat dan berlaku perusahaan CV tidak tangan
seumur hidup. menentu  Mudah mencari tenaga kerja
 Seorang anggota untuk karyawan/ pegawai
mempunyai hak untuk  Keuntungan dibagikan kepada
membubarkan firma. pemilik modal/ saham dalam
 Pendiriannya tidak bentuk deviden
memerlukan akta  Kekuatan dewan direksi lebih
pendirian besar daripada kekuatan
pemegang saham
 Pajak berganda pada pajak
penghasilan/ PPH dan pajak
deviden

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


|4
Jenis dan Macam  Persekutuan perdata Menggunakan nama bersama  CV diam-diam:  PT tertutup: Perseroan
umum/ penuh: Dimana (nama sekutu yang dijadikan Persekutuan Komanditer Terbatas yang saham
para sekutu memasukkan nama perusahaan) yang belum menyatakan perusahannya hanya bisa
seluruh hartanya atau secara terang-terangan dimiliki oleh orang-orang
bagian yang sepadan kepada pihak ketiga tertentu yang telah ditentukan
dengannya tanpa adanya sebagai peresekutuan dan tidak menerima pemodal
suatu perincian apapun . komanditer dari luar secara sembaranagan.
 Persekutuan perdata  CV terang-terangan:  PT terbuka: Jenis PT dimana
khusus: Dimana para Persekutuan Komanditer saham-saham tersebut boleh
sekutu menjanjikan yang telah menyatakan diri dibeli dan dimiliki oleh semua
pemasukan benda-benda sebagai CV kepada pihak orang tanpa terkecuali
tertentu atau sebagian ketiga sehingga sangat mudah
tenaga kerjanya.  CV dengan saham: diperjualbelikan oleh
Persekutuan Komanditer masyarakat.
terang-terangan yang  PT domestik: PT yang berdiri
modalnya terdiri atas dan menjalankan kegiatan
saham-saham operasional didalam negeri
sesuai dengan aturan yang
berlaku diwilayah Republik
Indonesia
 PT asing: PT yang didirikan di
negara lain dengan aturan dan
hukum yang berlaku di negara
tempat PT itu didirikan.
Namun pemerintah telah
menetapkan bahwa setiap
perusahaan atau pemodal
asing yang ingin berbisnis dan
beroperasi didalam negeri

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


|5
berbentuk PT yang taat dan
tunduk terhadap aturan dab
hukum yang adadi Indonesia
 PT publik/ umum: PT yang
kepemilikan sahamnya bebas
dimiliki oleh siapa saja dan
terdaftar di bursa efek.
Tanggungjawab  Merupakan kewajiban  Sekutu yang ditunjuk atau  Tanggungjawab intern:  Perseroan Terbatas merupakan
untuk mengganti kerugian diberi kuasa untuk a. Sekutu komanditer: subyek hukum mandiri yang
apabila perikatan yang menjalankan tugas Tanggungjawab terpisah dari pribadi para
sudah dijanjikan tidak pengurus ditentukan AD terbatas pada inbreng pemegang saham, bertindak
dilaksanakan, sehingga jika (akta pendirian) firma. yang disetor atas nama dan untuk
perikatan itu benar-benar  Jika belum ditentukan, b. Sekutu biasa: kepentingannya dan
tidak dilaksanakan maka pengurus harus ditentukan Tanggunjawab secara bertanggungjawab sendiri
sekutu yang dalam akta tersendiri dan pribadi untuk terhadap tindakannya tersebut.
bertanggungjawab dapat didaftarkan Kepaniteraan keseluruhan , meskipun  Para pemegang saham tidak
diganggu gugat untuk PN setempat dan sekutu tersebut bertanggungjawab secara
memenuhi prestasinya. diumumkan BNRI merupakan sekutu yang pribadi atas segala perikatan
 Pasal 1642-1645 (supaya pihak ketiga menurut AD tidak yang dibuat oleh perseroan
KUHPER: mengetahui siapa saja diperkenankan atas nama perseroan
a. Sekutu melakukan yang menjadi pengurus berhubungan dengan  Para pemegang saham tidak
hubungan dengan yang berhubungan pihak ketiga bertanggungjawab atas
pihak ketiga, maka dengannya. kerugian yang terjadi terhadap
sekutu tersebut harus  Semua anggota dianggap  Tanggungjawab ekstern: perseroan melebihi nilai
bertanggungjawab dapat diperbolehkan Sekutu komplementer yang saham yang dimilikinya
penuh walaupun bertindak keluar atas bertanggungjawab atas
dengan alasan nama firma, seorang hubungan dengan pihak
hubungan hukum anggota dapat mengikat ketiga
tersebut dilakukan anggota lainnya.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


|6
untuk kepentingan  Semua anggota dianggap
persekutuan. berhak untuk menerima
b. Perbuatan hukum dan mengeluarkan uang
menjadi mengikat atas nama dab untuk
sekutu lain, keuntungan kepentingan firma .
yang didapat nyata-
nyata dinikmati oleh
persekutuan.
c. Beberapa sekutu
mengadakan hubungan
hukum dengan pihal
ketiga,maka para
sekutu
bertanggungjawab
secara tanggung
renteng meskipun
inbreng tidak sama
kecuali telah
diperjanjikan
sebelumnya bahwa ada
perimbangan inbreng
dengan
pertanggungjawaban.
d. Apabila seorang sekutu
melakukan hubungan
hukum dengan pihak
ketiga atas nama
persekutuan, maka
persekutuan dapat

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


|7
langsung menggugat
pihak ketiga itu.

Berakhirnya Persekutuan perdata dapat 1. Lampaunya waktu yang  Lampaunya waktu yang di Menurut pasal 142 ayat (1)
berakhir karena (pasal 1646 – di perjanjikan. perjanjikan. Undang – undang perseroan
1651 KUHPerdata) 2. Pengakhiran oleh seorang  Pengakhiran oleh salah terbatas yang menyatakan
1. Lewatnya waktu untuk sekutu. seorang sekutu. pembubaran perseroan terjadi
mana persekutuan telah di 3. Kematian salah seorang  Pengakhiran berdasarkan karena :
adakan. sekutu. alasan yang sah. 1. Berdasarkan keputusan RUPS.
2. Musnahnya barang atau di 4. Adanya kepailitan.  Selesainya suatu perbuatan. 2. Karena jangka waktu
selesaikannya perbuatan 5. Menjalankan usaha yang  Musnahnya benda yang berdirinya yang di tetapkan
yang menjadi poko tidak sesuai dengan akta menjadi objek persekutuan. dalam AD telah berakhir.
persekutuan. pendirian, melanggar  Adanya pengampuan atau 3. Beradasarkan penetapan
3. Kehendak semata – mata kesusilaan atau ketertiban kepailitan. pengadilan.
dari beberapa atau seorang umum berdasarkan 4. Dengan di cabutnya kepailitan
sekutu. dengan putusan hakim. berdasarkan putusan
4. Pengakhiran berdasarkan pengadilan niaga yang telah
alasan yang sah .  Setiap pembubaran firma mempunyai kekuatan hukum
Salah seorang sekutu memerlukan pemberesan. tetap, harta pailit perseroan
meninggal, di letakkan di Firma yang bubar di tidak cukup untuk membayar
bawah pengampuan atau di anggap masih tetap ada biaya kepailitan.
nyatakan pailit. apabila maih ada hak dan 5. Karena harta pailit perseroan
kewajiban yang belum di telah di nyatakan pailit berada
selesaikan. dalam keadaan insolvensi
 Pemberesan di lakukan sebagaimana di atur dalam
oleh pemberes. Pemberes undang – undang tentang
adalah mereka yang di kepailitan dan penundaan
tetapkan di AD. kewajiban pembayaran utang,
 Jika dalam AD tidak di atau ;

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


|8
tentukan, maka pemberes 6. Karena di cabutnya izin usaha
adalah sekutu pengurus perseroan sehingga
atau dapat juga menunjuk mewajibkan perseroan
sekutu bukan pengurus melakukan likuidasi sesai
dengan suara terbanyak. dengan ketentuan peraturan
 Apabila suara terbanyak perundang – undangan.
tidak tercapai maka
pemberes di tetapkan oleh
PN.
 Tugas pemberes adalah
menyelasaikan sema
utang firma dengan
menggunakan uang kas
firma.
1. Jika masih ada sisa
/saldo maka di bagi
untuk para sekutu.
2. Jika ada kekayaan
berupa barang maka
sepeti pembagian
warisan (pasal 1652
KUHPerdata).
3. Jika ada kekurangan
maka berlaku pasal 18
KUHD.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


|9
BAB III
PROSEDUR PENDIRIAN CV (PERSEKUTUAN KOMANDITER)

A. Prosedur Pendirian CV
Adapun prosedur pendirian CV adalah sebagai berikut (visualisasi langkah-
langkah dapat dilihat di manual book yang menjadi lampiran buku ini) :
1. Mempersiapkan 1 (satu) calon nama CV dan 2 (dua) nama alternatif;
2. Mempersiapkan AD/ART (Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga) atau
Company profile (profil perusahaan) CV;
3. Mempersiapkan dokumen pribadi masing-masing para pendiri berupa:
a. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (Beserta aslinya);
b. Foto Copy Kartu Keluarga (Beserta aslinya);
c. Foto Copy Nomor Pokok Wajib Pajak pribadi (Beserta aslinya);
d. Foto Copy Nomor Pokok Wajib Pajak CV (dibuat setelah akta
dibacakan).
4. Notaris melakukan pengajuan nama CV (sebagaimana poin 1) ke dalam
Sistem Administrasi Badan Usaha (SABU) https://sab.ahu.go.id/ ;
Catatan : Apabila nama belum dipakai, maka proses pengajuan nama
CV di setujui dan Proses CV dapat dilanjutkan. (Pembayaran PNBP di
aplikasi YAP Notaris)
5. Pembuatan akta pendirian CV dengan akta autentik dihadapan Notaris. Akta
pendirian CV terdiri atas:
a. Identitas diri para pihak atau para persero;
b. Kedudukan kantor CV;
c. Jumlah modal yang ditanamkan masing-masing persero;
d. Ruang lingkup usaha CV (sesuai dengan Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia);
e. Batas waktu berdirinya CV (berdasarkan kesepakatan para pihak, dapat
dibatasi waktu atau selamanya) ;
6. Persero dengan membawa salinan akta mengurus dokumen lain yang
dibutuhkan yaitu NPWP CV (harus mengurus sendiri ke kantor pajak/
tidak dapat dikuasakan), surat keterangan domisili usaha;
7. Setelah semua persyaratan diatas terpenuhi, maka notaris melakukan
pendaftaran CV di https://sab.ahu.go.id/ dan mengisi :
a. Nama CV, singkatan CV, no telp, jangka waktu/ batasan waktu;
b. Kegiatan Usaha (KBLI);

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


| 10
c. Alamat lengkap Kantor CV;
d. Nomor NPWP Pribadi dan CV;
e. Nomor Akta dan data notaris;
f. Jumlah modal yang ditanamkan;
g. Data pribadi pendiri;
h. Data pribadi pengurus;
i. Data pemilik manfaat CV (Didasarkan pada Perpres 13 tahun 2018
tentang Penerapan Prinsip mengenali Pemilik Manfaat dari Koorporasi
(PT, yayasan,Perkumpulan, Koperasi, CV, Firma dll) dalam rangka
mencegah tindak Pidana Pencucian Uang dan Tindak Pidana
Pendanaan Terorisme;
j. Mengisi Pernyataan Elektronik Bahwa Data yang di isi Benar;
k. Konfirmasi Transaksi Daftar CV (Sudah Masuk);
l. Upload akta pendirian CV;

8. Melakukan pengunduhan Surat Keterangan Terdaftar dari Kemenkumham (Di


print dan di serahkan Notaris Ke Pemilik CV);

B. Pendaftaran pada Online Single Submision (OSS)


Online Single Submission (Selanjutnya disebut dengan OSS) adalah perizinan
berusaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama menteri,
pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/wali kota kepada Pelaku Usaha melalui
sistem elektronik yang terintegrasi berdasarkan ketentuan dalam PP Nomor 24
Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik. Tahapan ini dapat dilakukan oleh pendiri sendiri atau menggunakan
jasa notaris yang bersangkutan.
Setelah melakukan pendaftaran pada Sistem OSS maka nantinya akan
diterbitkan NIB (Nomor Induk Berusaha) yang berisi KBLI (Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha Indonesia), yaitu jenis usaha apa saja yang dapat dikerjakan oleh
Badan Usaha tersebut. NIB ini adalah single identity number sekaligus sebagai
Surat Izin Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), API (Angka
Pengenal Import), Akses Kepabeanan.
Berikut merupakan tata cara pendaftaran pada OSS :
1. Membuat akun dalam sistem OSS https://oss.go.id/
2. Setelah akun aktif, login ke dalam sistem OSS;
3. Ikuti langkah-langkah dengan mengisi formulir yang ada;

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


| 11
4. Isi seluruh data dengan benar dan harus sesuai dengan isi dari akta pendirian
CV;
5. Sebelum mengisi KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia)
sebaiknya periksa terlebih dahulu daftar KBLI dan dicatat nomor dari KBLI
yang sesuai dengan usaha dari CV;
6. Pemilihan KBLI bisa lebih dari satu;
7. Setelah semua proses dan blanko terisi maka akan diterbitkan Nomor Induk
Berusaha (NIB);
8. Dilanjutkan dengan proses pengisian form Izin Usaha yang akan diterbitkan
izin usaha;
9. NIB dan Ijin Usaha tersebut di serahkan ke Kantor Perizinan setempat untuk
membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

Catatan penting :
Untuk CV lama yang sudah didaftarkan dan tercatat secara manual di
Pengadilan Negeri tapi belum terdaftar secara elektronik, pemohon TIDAK
PERLU MELAKUKAN PENGAJUAN PERMOHONAN NAMA ke
AHU (SABU) terlebih dahulu. Bisa langsung melakukan pendaftaran dengan
Nama CV yang lama melalui Sistem Administrasi Badan Usaha sama seperti
proses di atas. Akan tetapi ditambah dengan meng-upload Surat Keterangan
Terdaftar dari Pengadilan Negeri

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


| 12
BAB IV

PENUTUP
Comanditer Venootschap atau yang lebih dikenal dengan CV oleh masyarakat
luas merupakan badan hukum yang sering ditemui dan diminati oleh pengusaha
yang bergerak pada bidang ekonomi baik sektor jasa, produksi, dll. CV dinilai
lebih fleksibel dalam beberapa hal salah satunya yaitu mengenai jumlah modal
awal yang disetorkan tidak terdapat jumlah minimal sebagaimana PT.
Persekutuan komanditer (Commanditaire Vennootschap untuk selanjutnya disebut
CV) dalam bahasa belanda adalah persekutuan firma yang memiliki satu atau
beberapa orang sekutu komanditer. Perseroan komanditer adalah perseroan
menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk antara satu orang atau beberapa
orang pesero yang secara lansung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada satu
pihak, dan satu orang atau lebih sebagai pelepasan uang pada pihak lain.

CV adalah persekutuan dengan setoran uang, barang, tenaga atau sebagai


pemasukan para sekutu, dibentuk oleh satu orang atau lebih anggota aktif yang
bertanggung jawab secara tanggung renteng, di satu pihak dengan satu atau lebih
orang sebagai pelepas uang.pada dasarnya selain ada sekutu aktif juga ada sekutu
komanditer atau sekutu pasif (sleeping partner). Pada Pasal 19 KUHD disebutkan
bahwa:

“Perseroan secara melepas uang yang juga dinamakan perseroan komanditer,


didirikan antara satu orang atau beberapa orang yang secara tanggung
menanggung bertanggung jawab untuk seluruhnya pada pihak satu, dan satu
orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak lain.”

Seiring dengan berkembangnya teknologi dan dorongan percepatan, maka


pendaftaran CV saat ini dilakukan secara sistematis dan sebagian besar berbasis
online melalui website resmi pemerintah, sehingga menghemat waktu, biaya dan
tenaga.

Pelatihan dan Latihan Kemahiran Hukum


| 13

Anda mungkin juga menyukai