“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu.” (Q.S. Al Ahzab: 22)
Kepribadian hanyalah salah satu dari banyak faktor yang memandu perilaku seseorang.
Perilaku juga dipengaruhi oleh lingkungan, pengalaman, dan tujuan individu.
Profil ini menjelaskan bagaimana orang-orang dengan tipe kepribadian INFJ cenderung
berperilaku baik. Informasi dalam profil ini hanya menguraikan indikator dan kecenderungan,
bukan pedoman hidup atau pembenaran. Di antara orang-orang yang sama tipe
kepribadiannya dapat terjadi perbedaan yang signifikan. Informasi ini dimaksudkan untuk
menginspirasi pertumbuhan pribadi dan pemahaman yang lebih baik tentang diri Anda dan
hubungan Anda
“PENGANTAR”
Tipe kepribadian ini adalah yang paling langka dari semuanya [Ada dua jalan meraih
akhlak yang mulia: (1) secara tabiat (alamiah atau bawaan) memang dia memiliki akhlak
mulia; dan (2) usaha keras untuk memiliki akhlak mulia. Yang pertama lebih afdhal daripada
yang kedua sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Al-Mundzir Asyaj
bin ‘Abdul Qais Radhiyallahu ‘anhu,“Sesungguhnya Engkau mempunyai dua tabiat yang
disukai oleh Allah dan Rasul-Nya, yaitu santun dan sabar.”Al-Mundzir bertanya,“Wahai
Rasulullah, memang aku berakhlak demikian atau Allah yang memberikan itu kepadaku?”
Beliau menjawab,“Allah yang memberikan itu kepadamu.” Al-Mundzir berkata,“Segala puji
milik Allah yang telah memberiku dua tabiat yang disukai oleh Allah dan Rasul-Nya” (HR.
Muslim) Ketika akhlak mulia itu sudah menjadi tabiat (bawaan), maka akan sulit hilang dari
diri seseorang. Berbeda halnya dengan akhlak mulia sebagai hasil dari usaha dan latihan,
yang terkadang akan hilang dalam beberapa kesempatan. Hal ini karena dia membutuhkan
usaha ekstra, kerja keras, dan butuh selalu diingatkan.], hanya kurang dari 1 persen di
dunia tetapi membawa pengaruh di dunia [mengajak manusia agar beribadah hanya
kepada Allah Azza Wa Jalla saja dan memperbaiki akhlak manusia]. Mereka memiliki rasa
idealisme [Menghidupkan kembali ajaran Islam yang sesuai dengan zaman Rasulullah dan
Para Sahabat tanpa tambahan serta pengurangan dalam syariat Islam karena pengaruh
adat dan budaya] dan integritas yang dalam [''Hai orang-orang yang beriman, mengapa
kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa
kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.'' (Q.S. 61:2-3). Yang membedakan
INFJ dengan tipe kepribadian idealistik lainnya (INFP, ENFJ, ENFP kecuali INTJ yang
paling bersemangat) adalah ketegasan dan tekad mereka/bukan pemimpi yang malas
[“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah.
Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah untuk meraih segala hal yang
bermanfaat bagimu. Mintalah pertolongan Allah dan jangan lemah. Apabila engkau tertimpa
sesuatu (yang tidak menyenangkan) janganlah berkata, ‘Seandainya aku dulu berbuat
begini niscaya akan menjadi begini dan begitu’ Akan tetapi katakanlah, ‘Qodarullah wa maa
syaa’a fa’ala, Allah telah mentakdirkan, terserah apa yang diputuskan-Nya’. Karena
perkataan seandainya dapat membuka celah perbuatan syaitan.” (HR. Muslim)]. Sehingga
bisa mewujudkan tujuan mereka dan membuat dampak positif yang bertahan lama
bahkan abadi. [“Jika manusia mati, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: (1)
sedekah jariyah, (2) ilmu yang diambil manfaatnya, (3) anak shalih yang selalu mendoakan
orang tuanya.” (HR. Muslim) “Ada tujuh amalan yang pahalanya tetap mengalir untuk
seorang hamba setelah dia meninggal, padahal dia berada di dalam kuburnya: (1) orang
yang mengajarkan ilmu agama, (2) orang yang mengalirkan sungai (yang mati) (3) orang
yang membuat sumur, (4) orang yang menanam kurma, (5) orang yang membangun masjid,
(6) orang yang memberi mushaf al-Quran, dan (7) orang yang meninggalkan seorang anak
yang senantiasa memohonkan ampun untuknya setelah dia wafat.” (HR. al-Bazzar)]
SIFAT UMUM
“BAIK HATI NAMUN TEGAS”
[“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah
keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” (Q.S. 48: 29)]
Kombinasi ini membuat mereka unik yang membuat mereka memiliki rasa humanisme
[“Sesungguhnya aku (Rasulullah )ﷺdiutus untuk menyempurnakan akhlak yang
baik.”
(HR. Ahmad)], berprinsip, [Seorang muslim itu harus punya prinsip, yaitu bersumber dari
Al-Quran dan sunnah berdasarkan pemahaman para salaf dan bersikap pertengahan (Q.S.
2:143). “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.” (Q.S. 51:56)]. Juga memiliki rasa moralitas sejak lahir, [“Orang mukmin
yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Abu Daud)].
Mereka juga tipe paling kompleks sifatnya [meletakkan 2 kubu sifat berseberangan pada
tempat yang benar] dan cukup serbaguna [““Orang yang paling dicintai oleh Allah ‘Azza wa
jalla adalah yang paling banyak memberi manfaat kepada orang lain. Amalan yang paling
dicintai oleh Allah adalah kesenangan yang diberikan kepada sesama muslim,
menghilangkan kesusahannya, membayarkan hutangnya, atau menghilangkan rasa
laparnya. Sungguh, aku berjalan bersama salah seorang saudaraku untuk menunaikan
keperluannya lebih aku sukai daripada beri’tikaf di masjid ini (Masjid Nabawi) sebulan
lamanya. Barangsiapa berjalan bersama salah seorang saudaranya dalam rangka
memenuhi kebutuhannya sampai selesai, maka Alloh akan meneguhkan tapak kakinya pada
hari ketika semua tapak kaki tergelincir. Sesungguhnya akhlak yang buruk akan merusak
amal sebagaimana cuka yang merusak madu.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abid-Dunya dengan
sanad hasan)] Misalnya walaupun lemah lembut [“Barangsiapa yang tidak memiliki sifat
lembut, maka tidak akan mendapatkan kebaikan”.], sederhana [Dan janganlah kamu
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan. (Q.S.
6:141).], lebih memilih untuk menjaga perdamaian daripada menentang orang lain
[“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah
daripada orang-orang yang bodoh” (Q.S. 7:199). Terimalah -wahai Rasul- perbuatan dan
perangai yang mampu dan mudah dilakukan oleh manusia. Jangan membebani mereka
dengan sesuatu yang sulit diterima oleh tabiat mereka, karena hal itu akan membuat mereka
menjauh darimu. Berikanlah mereka perintah dengan kata-kata yang sangat lembut dan
tindakan yang baik. Dan abaikanlah orang-orang yang bodoh. Jangan membalas
kebodohan mereka dengan tindakan serupa. Siapa yang menyakitimu jangan kamu balas
dengan menyakitinya. Dan siapa yang kikir kepadamu jangan kamu balas dengan kikir
kepadanya(Tafsir Al-Mukhtashar)]. Namun ketika memiliki keyakinan/pendapat yang
mereka yakini, INFJ dapat berbicara dengan penuh semangat dan mempertahankan
idenya serta akan berjuang tanpa lelah [Rasulullah tidak marah untuk kepentingan
(pribadinya). Namun jika agama Allah dihina (ajaranNya dilanggar), maka tidak ada sesuatu
apapun yang bisa tegak di hadapan kemarahan beliau]
INFJ tegas [“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam jika berjalan beliau berjalan dengan enerjik,
sehingga sangat terlihat bahwa beliau bukan orang yang lemah dan juga bukan orang yang
malas” (HR. Al-Baghawi)] dan berkemauan keras [“Berlomba-lombalah dalam kebaikan”
(Q.S. 2:148)]., untuk melakukan apa yang benar [“Di antara kebaikan islam seseorang
adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi) dan mereka ingin
membantu menciptakan dunia yang baik untuk orang lain yang melakukan hal yang
benar juga [“Barangsiapa yang memudah kesulitan seorang mukmin dari berbagai
kesulitan-kesulitan dunia, Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat.
Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan niscaya akan Allah
memudahkan baginya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim)]. INFJ akan bertindak dengan
menggunakan kreativitas [“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan
mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893)],
imajinasi/khayalan/angan-angan [Ketika kalian berangan-angan, perbanyaklah… karena
sejatinya dia sedang meminta Rabb-nya subhanahu wa ta’ala. (HR. Ibnu Hibban)
, iktikad [bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-
Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran.” (Q.S. 2:186) “Berpegang teguhlah dengan sunnahku dan sunnah khulafaur
rasyidin yang mendapatkan petunjuk (dalam ilmu dan amal). Pegang teguhlah sunnah
tersebut dengan gigi geraham kalian.” (HR. Abu Daud)] dan sensitivitas/kepekaan bukan
untuk menciptakan keuntungan, tetapi untuk menciptakan keseimbangan/untuk
mengangkat orang lain dan menyebarkan kasih sayang. [suatu hari ada pengemis dari
Anshar datang meminta-minta kepada Rasulullah. Lalu beliau SAW bertanya, “Apakah kamu
mempunyai sesuatu di rumahmu?” Pengemis itu menjawab, “Tentu, saya mempunyai
pakaian untuk sehari-hari dan sebuah cangkir.”
Rasul berkata, “Ambil dan serahkan kepadaku!” Lalu pengemis itu menyerahkannya,
kemudian Rasul menawarkan kepada para sahabat, “Siapakah di antara kalian yang ingin
membeli?” Seorang sahabat menyahut, “Saya beli dengan satu dirham.” Rasul menawarkan
kembali,” adakah yang ingin membayar lebih?” Ada seorang sahabat yang sanggup
membelinya dengan harga dua dirham.
Rasul meminta pengemis itu membeli makanan dengan uang tersebut untuk keluarganya,
dan selebihnya, beliau memerintahkan untuk membeli kapak. Rasul berkata, “Carilah kayu
sebanyak mungkin dan juallah. Selama dua minggu ini aku tidak ingin melihatmu.” Sambil
melepas kepergiannya, Rasulullah memberinya uang untuk ongkos.
Setelah dua minggu, pengemis itu datang lagi menghadap Rasul sambil membawa uang
sepuluh dirham hasil dari penjualan kayu. Lalu Rasul menyuruhnya untuk membeli pakaian
dan makanan untuk keluarganya, seraya bersabda, “Hal ini lebih baik bagimu, karena
meminta-meminta hanya akan membuat noda di wajahmu di akhirat nanti. Tidak layak bagi
seseorang meminta-minta kecuali dalam tiga hal, fakir miskin yang benar-benar tidak
mempunyai sesuatu, utang yang tidak bisa terbayar, dan penyakit yang membuat seseorang
tidak bisa berusaha.” (HR. Abu Daud).]
Egalitarianisme [“Ketahuilah bahwa tidak ada keutamaan bagi orang Arab di atas orang
Ajam (non Arab), tidak ada keutamaan bagi orang ajam di atas orang arab, juga bagi yang
berkulit merah di atas yang berkulit hitam atau bagi yang berkulit hitam di atas yang berkulit
merah kecuali dengan sebab ketakwaan” (HR. Ahmad). “Sesungguhnya Allah tidak melihat
pada rupa dan harta kalian. Namun yang Allah lihat adalah hati dan amalan kalian” (HR.
Muslim)]. dan karma merupakan ide yang sangat menarik bagi INFJ [“Barangsiapa yang
mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya pula “ (Q.S. 99:7-8)], dan INFJ percaya bahwa tidak ada yang akan
membantu dunia dengan begitu banyak kecuali dengan cinta dan belas kasih untuk
melembutkan hati. [“Apakah engkau pernah mengalami satu hari yang lebih berat
dibandingkan dengan saat perang Uhud?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Aku telah mengalami penderitaan dari kaummu. Penderitaan paling berat yang aku
rasakan, yaitu saat ‘Aqabah, saat aku menawarkan diri kepada Ibnu ‘Abdi Yalil bin Abdi
Kulal, tetapi ia tidak memenuhi permintaanku. Aku pun pergi dengan wajah bersedih. Aku
tidak menyadari diri kecuali ketika di Qarn Ats-Tsa’alib, lalu aku angkat kepalaku. Tiba-tiba
aku berada di bawah awan yang sedang menaungiku. Aku perhatikan awan itu, ternyata ada
Malaikat Jibril ‘alaihis salam, lalu ia memanggilku dan berseru, ‘Sesungguhnya Allah ‘azza
wa jalla telah mendengar perkataan kaummu kepadamu dan penolakan mereka
terhadapmu. Dan Allah ‘azza wa jalla telah mengirimkan malaikat penjaga gunung untuk
engkau perintahkan melakukan apa saja yang engkau mau atas mereka.’ Malaikat penjaga
gunung memanggilku, mengucapkan salam lalu berkata, ‘Wahai Muhammad! Jika engkau
mau, aku bisa menimpakan Akhsabain (dua gunung besar di kota Mekkah, yaitu Gunung
Abu Qubais dan Gunung Qu’aiqi’an).Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
“Tidak, namun aku berharap supaya Allah melahirkan dari anak keturunan mereka ada
orang-orang yang beribadah kepada Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan
apapun jua.” (HR. Bukhari)]
“INTROVERT YANG EKSTROVERT”
INFJ tertutup [“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, hamba yang hatinya
selalu merasa cukup dan yang suka mengasingkan diri.”(HR. Muslim) Mengasingkan diri
berarti amalannya pun sering tidak ditampakkan pada orang lain], tetapi mudah
membangun hubungan dengan orang lain [“Bertakwalah engkau kepada Allah
dimanapun berada, dan perbuatan buruk itu hendaknya diikuti dengan perbuatan baik yang
bisa menghapus dosanya, dan pergaulilah orang-orang dengan akhlak yang baik” (HR. At
Tirmidzi)], dan memiliki bakat untuk berkomunikasi dengan bahasa yang hangat dan
sensitif [“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah (lemah lembut) dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (Q.S.16:125)],
berbicara dalam istilah manusia [“Mudahkan dan jangan mempersulit, berikan kabar
gembira dan jangan membuat manusia lari” (HR. Bukhari)], daripada menggunakan logika
dan fakta murni [“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan
Menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. 3:159)]. Kejujuran (Otentik)nya dengan orang
lain [“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan
mengantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga.
Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di
sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena
sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan
mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk
berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Muslim)] dan wawasan
emosionalnya (Kecerdasan emosional/EQ) yang sangat memperhatikan perasaan
orang lain[“Salah seorang kalian tidak (dikatakan) beriman (dengan sempurna) sampai dia
cinta bagi saudaranya apa yang ia cinta bagi dirinya.” (Muttafaqun ‘alaihi) “Dan orang-orang
(Anshar) yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan)
mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka
tidaklah menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka
(Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin), atas diri mereka sendiri, meskipun
mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah
orang–orang yang beruntung.” (Q.S. 59:9)] dan mereka berharap perlakuan yang sama
[“Barangsiapa yang niatnya adalah untuk menggapai akhirat, maka Allah akan memberikan
kecukupan dalam hatinya, Dia akan menyatukan keinginannya yang tercerai berai, dunia
pun akan dia peroleh dan tunduk hina padanya. Barangsiapa yang niatnya adalah untuk
menggapai dunia, maka Allah akan menjadikan dia tidak pernah merasa cukup, akan
mencerai beraikan keinginannya, dunia pun tidak dia peroleh kecuali yang telah ditetapkan
baginya.” (HR. Tirmidzi)]. Sehingga dapat memberikan kesan yang kuat pada orang-
orang di sekitar mereka [“Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya
kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang
paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampun kepada Allah; sungguh, Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. 73:20)]. Orang-orang berpikir bahwa INFJ
sebagai orang yang memiliki kepribadian sosial [Imam Ibnul Qayyim rahimahullah
mengatakan,“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati anak-anak, lalu melontarkan salam
kepada mereka. Seorang budak wanita pernah memegang tangan Beliau Shallallahu ‘alaihi
wa sallam dan berjalan menggandeng Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemana ia suka.
Di dalam rumah, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membantu keluarga, tidak pernah
marah karena tersinggung pribadinya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerah
kambing bagi keluarga, memberi makan unta, makan bersama pembantu dan duduk-duduk
bersama orang-orang miskin. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan bersama janda
dan anak yatim untuk memenuhi kebutuhan mereka. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
melontarkan salam kepada orang yang Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam temui,
mendatangi undangan orang yang mengundang, meskipun untuk makan sesuatu yang
sederhana. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok yang ringan, lemah-lembut,
bertabiat mulia, pergaulannya indah, mukanya suka tersenyum, rendah hati tanpa
merendahkan diri, dermawan tanpa menghamburkan uang, hatinya lembut, penyayang
terhadap setiap Muslim, menghargai orang-orang Mukminin. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam membesuk orang sakit, melayat jenazah. Bahkan memenuhi keinginan seorang
hamba sahaya”]. meski begitu, INFJ perlu memprioritaskan berhubungan kembali
dengan diri mereka sendiri. INFJ perlu meluangkan waktu sendiri sesekali untuk
melepaskan tekanan, memulihkan tenaga, dan memproses pikiran dan perasaan
mereka. [“Berdirilah wahai Bilal (Kumandangkan adzan), Istirahatkan kami dengan shalat.”
(HR. Abu Daud) “Bila kedatangan masalah, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengerjakan
shalat (HR. Ahmad). Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan faedah shalat: “Shalat
termasuk faktor dominan dalam mendatangkan maslahat dunia dan akhirat, dan
menyingkirkan keburukan dunia dan akhirat. Ia menghalangi dari dosa, menolak penyakit
hati, mengusir keluhan fisik, menerangi kalbu, mencerahkan wajah, menyegarkan anggota
tubuh dan jiwa, memelihara kenikmatan, menepis siksa, menurunkan rahmat dan menyibak
tabir permasalahan’.[2]
Advokat adalah salah satu tipe kepribadian yang paling mungkin untuk ...
penyesalan mereka.
● 62% dari Constant Improver mengatakan bahwa mereka lebih peduli tentang
menjadi lajang untuk waktu yang lama semakin tua mereka - nomor dua setelah
Social Engager.
disalahpahami.
Kekurangan Diplomat
Advokat (terutama yang Bergejolak) secara khusus merasa sulit untuk fokus di bawah
tekanan dan membutuhkan waktu untuk menenangkan diri, lebih dari tipe kepribadian
lainnya. Ketidakpastian pada akhirnya dapat merusak tingkat stres mereka yang dapat
menyebabkan penurunan kepercayaan diri dan peningkatan kecemasan.
Kekuatan Diplomat
Para diplomat dapat memanfaatkan ketidakpastian dengan mempraktikkan kiat-kiat berikut:
● Temukan cara untuk bekerja dengan orang lain, terutama mereka yang dapat
mengimbangi kelemahan Anda
● Rangkul ketidakpastian sebagai peluang utama untuk pertumbuhan pribadi dan
penemuan diri
● Kendalikan apa yang Anda bisa dan hindari membiarkan orang lain atau situasi
mendikte pilihan hidup Anda - percayalah pada kompas batin Anda
94% Diplomat mengatakan mereka lebih memilih percakapan yang mendalam daripada
obrolan ringan.97% Diplomat mengatakan bahwa mereka sering melamun atau
berfantasi tentang berbagai ide atau skenario.
beberapa teman baik. Kepribadian ini mungkin juga lebih mengkhawatirkan kesepian
daripada tipe lainnya, dengan hampir dua pertiga Diplomat mengatakan mereka khawatir
77% Diplomat mengatakan bahwa mereka sering merasakan kebutuhan yang kuat untuk
dimiliki.
Hanya 18% Diplomat yang mengatakan bahwa karier mereka adalah hal terpenting
dalam hidup mereka.76% Diplomat mengatakan bahwa mereka biasanya mempercayai
naluri mereka - lebih dari Peran lainnya.