Anda di halaman 1dari 24

PERATURAN YAYASAN

-------------------------------------------------------

No. 061 SK/YS/02/VII/2000


tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian Yayasan Sandjojo
Semarang
PENGURUS YAYASAN SANDJOJO SEMARANG
Menimbang : 1. bahwa dalam usaha mencapai tujuan institusional lembaga
pendidikan tinggi di lingkungan Yayasan Sandjojo secara efektif dan efisien,
diperlukan adanya Pegawai yang sepenuhnya sadar akan panggilan kerja, nilainilai Kristiani, Falsafat Negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
khususnya dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa;
2. bahwa untuk mewujudkan pegawai yang demikian diperlukan
suatu peraturan tentang pokok-pokok kepegawaian yang menata
kedudukan, kewajiban, hak, serta pembinaan pegawai;
3. bahwa peraturan tertulis yang telah ada perlu diperbaiki dan
disempurnakan.
Mengingat : 1. Undang Undang No. 8 Tahun 1974 tentang PokokPokok Kepegawaian;
2. Undang Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas
Undang Undang No. 8 Tahun 1974;
3. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan
Tinggi;
4. Anggaran Dasar Yayasan Sandjojo.

a.
b.
c.
d.

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN YAYASAN SANDJOJO
SEMARANG
BAB I
PENGERTIAN
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
Yayasan adalah Yayasan Sandjojo yang berkedudukan di Semarang
menyelenggarakan dan membina lembaga pendidikan tinggi Katolik.
Pengurus Yayasan adalah Pengurus Yayasan Sandjojo Semarang.
Lembaga adalah Perguruan Tinggi yang diselenggarakan dan dibina oleh
Yayasan, berbentuk Universitas, Institut, Sekolah Tinggi atau Akademi.
Rektor, Ketua, dan Direktur adalah Pimpinan Universitas/Institut, Sekolah
Tinggi dan Akademi yang diselenggarakan dan dibina oleh Yayasan.

12

e. Pegawai adalah orang yang setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan,


diangkat oleh Pejabat yang berwenang, bekerja di lingkungan Yayasan atau
di lembaga pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh Yayasan dan
kepadanya diserahi tugas dalam jabatan dan diberi gaji/upah menurut
peraturan yang berlaku.
f. Pejabat yang berwenang adalah Pengurus Yayasan Sandjojo atau pejabat lain
yang ditunjuk.
g. Wilayah kerja adalah lembaga pendidikan tinggi Katolik dan kegiatan-kegiatan
lain yang diselenggarakan oleh Yayasan.
h. Unit kerja adalah satuan kerja yang mendukung pelaksanaan pendidikan.
Pasal 2
(1) Pegawai Yayasan terdiri dari :
a. Pegawai Tetap;
b. Pegawai Tidak Tetap.
(2) Yang dimaksud dengan :
a. Pegawai Tetap adalah Pegawai yang bekerja secara tetap dan
menyediakan seluruh waktu kerjanya untuk tugas-tugas di lembaga
pendidikan yang diselenggarakan oleh Yayasan.
b. Pegawai Tidak Tetap adalah Pegawai yang tidak sepenuhnya terikat pada
lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh Yayasan.
(3) Pegawai Tetap terdiri dari :
a. Pegawai Tetap Yayasan;
b. Pegawai Negeri Sipil Dipekerjakan pada Lembaga yaitu Tenaga Pengajar
atau Dosen Tetap yang berstatus Pegawai Negeri Sipil berdasarkan
keputusan Pemerintah melaksa-nakan tugas pokok dalam rangka
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi di lembaga yang
diselenggarakan oleh Yayasan.
(4) Pegawai Tetap Yayasan terdiri dari :
a. Tenaga Pengajar atau Dosen Tetap Yayasan, yaitu Pegawai yang diangkat
oleh Pengurus Yayasan berdasarkan ketentuan yang berlaku dengan tugas
pokok melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi;
b. Tenaga Pengajar atau Dosen Tetap Terbatas, yaitu Dosen Tetap yang
diangkat oleh Pengurus Yayasan dengan beban tugas terbatas;
c. Tenaga Administrasi Tetap, yaitu Pegawai yang diangkat oleh Ketua
Yayasan dengan tugas pokok melaksanakan kegiatan non akademik di
lingkungan yayasan;
d. Tenaga Penunjang Akademik, meliputi peneliti, pengembang pendidikan,
pustakawan, pranata komputer, laboran dan teknisi sumber belajar.
(5) Pegawai Tidak Tetap terdiri dari :
a. Tenaga Pengajar atau Dosen Tidak Tetap, yaitu pegawai yang diangkat
pimpinan lembaga untuk jangka waktu 1 (satu) semester dengan tugas
mengajar;
b. Tenaga Kontrak, yaitu tenaga pengajar atau bukan pengajar yang bekerja
berdasarkan perjanjian kerja yang bersifat terbatas, baik mengenai waktu,
tugas dan fasilitas yang diberikan.

BAB II
KEDUDUKAN, KEWAJIBAN DAN HAK
Kedudukan
Pasal 3
Pegawai adalah pribadi-pribadi yang terpanggil untuk berpartisipasi dalam tugas
pelayanan pendidikan di lingkungan yayasan. 3

Kewajiban
Pasal 4
Setiap Pegawai wajib :
a. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945;
b. menghormati identitas Yayasan dan Lembaga sebagai lembaga yang
mendasarkan diri pada nilai-nilai Kristiani;
c. mentaati segala peraturan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan
yang dipercaya-kan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan
tanggung jawab;
d. menyimpan rahasia jabatan dan rahasia yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugasnya;
e. mengembangkan profesinya, baik secara formal maupun non formal sesuai
dengan kebutuhan Yayasan.
Hak
Pasal 5
(1) Setiap Pegawai berhak memperoleh gaji yang adil dan layak serta
penghasilan lain yang sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawabnya;
memperoleh cuti; memperoleh perawatan bagi yang ditimpa oleh suatu
kecelakaan dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya; memperoleh
tunjangan bagi yang menderita cacat jasmani atau cacat rohani dalam dan
karena menjalankan tugas kewajibannya yang mengakibatkan tidak dapat
bekerja lagi dalam jabatan apapun.
(2) Keluarga setiap Pegawai yang tewas berhak memperoleh uang duka.
Pasal 6
Setiap Pegawai berhak atas pensiun apabila telah memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan.
BAB III
PEMBINAAN
Bagian Pertama
Tujuan Pembinaan
Pasal 7
Pembinaan Pegawai bertujuan untuk menjamin efektivitas dan efisiensi
penyelenggaraan karya pendidikan di lembaga yang dilaksanakan berdasarkan
sistem karier dan sistem prestasi kerja.
Bagian Kedua
Kebijakan Pembinaan
Pasal 8
(1) Kebijakan pembinaan Pegawai secara menyeluruh berada di tangan
Pengurus Yayasan.
(2) Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini termasuk
penugasan studi lanjut.
Pasal 9
(1) Dalam rangka pembinaan Pegawai, perlu dipupuk semangat keutuhan dan
kekompakan, kesetiakawanan dan kebersamaan, sesuai dengan Pancasila
dan Undang Undang Dasar 1945 Republik Indonesia.

(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, perlu
memperhatikan pengem-bangan semangat dan nilai-nilai kristiani.
4

Bagian Ketiga
Formasi dan Pengadaan Pegawai
Pasal 10
Jumlah dan susunan pangkat Pegawai yang diperlukan ditetapkan dalam formasi
untuk jangka waktu tertentu berdasarkan jenis, sifat dan beban kerja yang harus
dilaksanakan.
Pasal 11
(1) Pengadaan Pegawai dilakukan hanya untuk mengisi formasi yang telah
ditetapkan.
(2) Setiap warga negara yang memenuhi syarat yang ditentukan mempunyai
kesempatan yang sama untuk melamar menjadi Pegawai.
(3) Pelamar yang diterima harus melalui masa percobaan dan selama dalam
masa percobaan tersebut berstatus calon Pegawai.
(4) Calon Pegawai diangkat menjadi Pegawai Tetap setelah memenuhi
persyaratan yang ditentu-kan dan menyelesaikan masa percobaan, sebagai
berikut :
a. Tenaga Pengajar sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan paling lama 2
(dua) tahun;
b. Tenaga Administrasi dan tenaga Penunjang Akademik sekurang-kurangnya
3 (tiga) bulan dan paling lama 1 (satu) tahun.
(5) Masa percobaan sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (4) harus dijalani
secara terus menerus tanpa terputus.
(6) Hak dan kewajiban Calon Pegawai serta pelaksanaan masa percobaan
Pegawai diatur dalam kontrak kerja.
Bagian Keempat
Pengangkatan, Kepangkatan, Jabatan, Pembinaan
dan Pemberhentian
Pasal 12
Pegawai diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu dengan memperhatikan
jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan yang dimaksud.
Pasal 13
(1) Pemberian kenaikan pangkat dilaksanakan berdasarkan sistem kenaikan
pangkat reguler dan sistem kenaikan pangkat pilihan.
(2) Kenaikan pangkat reguler diberikan sebagai hak Pegawai yang memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan.
(3) Kenaikan pangkat pilihan diberikan sebagai penghargaan atas prestasi kerja
Pegawai yang bersangkutan.
(4) Syarat-syarat kenaikan pangkat reguler adalah masa kerja, prestasi kerja,
disiplin kerja, kesetiaan, pengabdian, pengalaman dan syarat obyektif lain.
(5) Syarat-syarat kenaikan pangkat pilihan adalah syarat-syarat tersebut di atas
ditambah dengan memperhatikan jabatan yang dipangku serta senioritas
sesuai dengan kebutuhan.
Pasal 14
Pengangkatan dalam jabatan didasarkan atas prestasi kerja, disiplin kerja,
kesetiaan, pengabdian, bakat kepemimpinan, pengalaman dan syarat-syarat
obyektif lain. 5

Pasal 15
Pegawai yang tewas diberikan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi secara
anumerta.
Pasal 16
Untuk lebih menjamin obyektivitas dalam menetapkan kenaikan pangkat dan
pengangkatan dalam jabatan, diadakan daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan.
Pasal 17
Untuk kepentingan pelaksanaan tugas kedinasan, dalam rangka pembinaan
pegawai dapat diada-kan perpindahan jabatan atau perpindahan tempat/unit
kerja ataupun wilayah kerja.
Pasal 18
(1) Pegawai diberhentikan dengan hormat karena meninggal dunia.
(2) Pegawai dapat diberhentikan dengan hormat karena :
a. atas permintaan sendiri;
b. mencapai batas usia pensiun;
c. perampingan organisasi; atau
d. tidak cakap jasmani atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan
kewajiban sebagai Pegawai.
(3) Pegawai dapat diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
karena :
a. melanggar perjanjian kerja dan/atau disiplin Pegawai;
b. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan
yang ancaman hukumannya kurang dari 4 (empat) tahun.
(4) Pegawai dapat diberhentikan tidak dengan hormat karena :
a. melanggar perjanjian kerja dan/atau peraturan disiplin pegawai tingkat
berat;
b. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak
pidana kejahatan yang ancaman hukumannya 4 (empat) tahun atau lebih.
(5) Pegawai diberhentikan tidak dengan hormat karena :
a. melanggar sumpah/janji Pegawai dan sumpah/janji jabatan karena tidak
setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan
Pemerintah;
b. melakukan penyelewengan terhadap ideologi Negara, Pancasila, Undang
Undang Dasar 1945;
c. melakukan pelanggaran terhadap kemanusiaan atau terlibat dalam
kegiatan yang mem-bahayakan keutuhan bangsa dan negara; atau
d. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak
pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada
hubungannya dengan jabatan.
Pasal 19
Pegawai yang dikenakan tahanan sementara oleh yang berwajib karena
disangka telah melakukan sesuatu tindak pidana kejahatan, dikenakan
pemberhentian sementara.
Pasal 20

Untuk
memperlancar
pelaksanaan
pengangkatan,
pemindahan
atau
pemberhentian, Pengurus Yayasan dapat melimpahkan sebagian wewenangnya
kepada Rektor/Ketua/Direktur atau pejabat lain. 6

Bagian Kelima
Perjanjian Kerja, Kode Etik dan Peraturan Disiplin
Pasal 21
Setiap Calon Pegawai pada saat pengangkatannya menjadi Pegawai Tetap wajib
menandatangani Perjanjian Kerja di hadapan Pejabat yang berwenang.
Pasal 22
Setiap Calon Pegawai atau Pegawai Tetap yang mengadakan ikatan perkawinan
dengan sesama Pegawai Tetap, salah satu wajib mengundurkan diri sebagai
Pegawai.
Pasal 23
Pegawai yang diangkat untuk memangku jabatan tertentu wajib mengucapkan
dan/atau menanda-tangani janji jabatan.
Pasal 24
Pegawai wajib memperhatikan kode etik sebagai pedoman sikap, tingkah laku
dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan.
Pasal 25
Untuk menjamin tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas, diadakan
peraturan Disiplin Pegawai.
Bagian Keenam
Pendidikan dan Pelatihan
Pasal 26
Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya dalam rangka
meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian, kemampuan dan ketrampilan
Pegawai diadakan program pendidikan dan pelatihan yang diatur oleh Pejabat
yang berwenang.
Bagian Ketujuh
Kesejahteraan
Pasal 27
(1) Untuk meningkatkan kegairahan kerja, diselenggarakan usaha kesejahteraan
Pegawai.
(2) Pegawai dan keluarganya pada waktu sakit dan melahirkan berhak
memperoleh bantuan perawatan kesehatan.
(3) Keluarga pegawai yang meninggal berhak memperoleh bantuan.
(4) Penyelenggaraan kesejahteraan yang dimaksud dalam ayat (1), (2) dan (3)
pasal ini diatur dan ditetapkan oleh Yayasan.
Bagian Kedelapan
Penghargaan
Pasal 28
(1) Pengurus Yayasan dapat memberikan penghargaan kepada Pegawai yang
telah menunjukkan kesetiaan atau telah menunjukkan prestasi kerja yang
luar biasa terhadap lembaga.
(2) Penghargaan yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dapat berupa tanda
jasa atau bentuk lain.
7

Bagian Kesembilan
Penyelenggaraan Pembinaan Pegawai
Pasal 29
Untuk menjamin kelancaran pembinaan Pegawai dibentuk badan yang
membantu Pengurus Yayasan dalam mengatur dan menyelenggarakan
pembinaan Pegawai.
Bagian Kesepuluh
Peradilan Kepegawaian
Pasal 30
Penyelesaian sengketa di bidang kepegawaian dilakukan melalui peradilan untuk
itu sebagai bagian dari Peradilan Tata Usaha Negara.
Bagian Kesebelas
Lain-lain
Pasal 31
Rincian tentang hal-hal yang dimaksud dalam Pasal 4 sampai dengan Pasal 29
peraturan ini diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri.
BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 32
Pada saat peraturan ini berlaku, peraturan kepegawaian yang dikeluarkan
terdahulu sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan ini, dinyatakan tetap
berlaku.
Pasal 33
Segala pengangkatan, pemberhentian dan pemindahan Pegawai yang dilakukan
oleh Pejabat yang berwenang atau Pejabat lain yang ditunjuk sebelum
berlakunya peraturan ini dinyatakan tetap berlaku.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34
(1) Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam peraturan ini, diatur
lebih lanjut dengan peraturan tersendiri.
(2) Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Semarang
Pada tanggal : 1 Juli 2000
YAYASAN SANDJOJO SEMARANG
Ketua,
Prof. Dr. dr. RJ. Djokomoeljanto

SURAT KEPUTUSAN
------------------------------------------------

No. 062 SK/YS/02/VII/2000


tentang
Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan
Pemberhentian Pegawai
PENGURUS YAYASAN SANDJOJO SEMARANG
Menimbang : 1. bahwa untuk menjamin keabsahan dan kelancaran pembinaan
Pegawai diperlukan pengaturan tentang Pejabat yang berwenang untuk
mengangkat, memindahkan dan memberhentikan Pegawai;
2. bahwa peraturan yang telah ada perlu diperbaiki dan
disempurnakan;
Mengingat : 1. Anggaran Dasar Yayasan Sandjojo tahun 1987;
2. Peraturan Yayasan Sandjojo No. 061 SK/YS/02/VII/2000 Tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian Yayasan Sandjojo Semarang.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN
PEGAWAI
BAB I
PENGANGKATAN PEGAWAI
Pasal 1
Pengurus Yayasan menetapkan pengangkatan Pegawai baru atau pengangkatan
kembali Pegawai di lingkungan Yayasan Sandjojo.
BAB II
KENAIKAN PANGKAT
Pasal 2
Pengurus Yayasan menetapkan kenaikan pangkat bagi Pegawai
Tetap. 8 9

BAB III
PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN
DALAM
DAN DARI JABATAN
Pasal 3
Pengurus Yayasan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
Pegawai tetap dalam dan dari jabatan-jabatan Rektor, Ketua dan Direktur.
Pasal 4
(1) Rektor, Ketua dan Direktur menetapkan pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian pegawai di lingkungan kekuasaannya dalam dan dari jabatanjabatan yang tidak termasuk dalam jabatan-jabatan yang dimaksud dalam
Pasal 3.
(2) Pejabat-pejabat yang disebut dalam ayat (1) tidak dapat mendelegasikan
sebagian wewe-nangnya kepada Pejabat lain di lingkungan kekuasaannya.
BAB IV
PEMINDAHAN ANTAR WILAYAH KERJA
DAN UNIT KERJA
Pasal 5
(1) Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna dapat diadakan
pemindahan Pegawai antar wilayah kerja atau unit kerja.
(2) Pengurus Yayasan menetapkan pemindahan Pegawai antar wilayah kerja.
(3) Rektor/Ketua/Direktur menetapkan pemindahan Pegawai antar unit kerja di
lingkungan kekuasaannya.
BAB V
PEMBERHENTIAN
Pasal 6
Pengurus Yayasan menetapkan pemberhentian Pegawai.
BAB VI
PEMBERHENTIAN SEMENTARA
Pasal 7
(1) Pengurus Yayasan menetapkan pemberhentian sementara Pegawai Tetap
yang menjabat Rektor, Ketua dan Direktur.
(2) Pengurus Yayasan menetapkan pemberhentian sementara pegawai yang
sedang menjalani tugas belajar.
(3) Rektor, Ketua, dan Direktur menetapkan pemberhentian sementara pegawai
yang tidak disebut dalam ayat (1) Pasal ini.
(4) Pejabat-pejabat yang disebut pada ayat (3) tidak dapat mendelegasikan
sebagian wewenang-nya kepada pejabat lain di lingkungan kekuasaannya.
10

BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 8
Pengurus Yayasan dapat menetapkan pengangkatan tenaga ahli/profesional
atau berkualifikasi tertentu langsung menjadi Pegawai Tetap, untuk menduduki
suatu jabatan pada salah satu lembaga pendidikan tinggi dalam
penyelenggaraannya tanpa melalui pengangkatan sebagai calon Pegawai.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 9
Segala pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai yang dilakukan
oleh Pejabat yang berwenang sebelum ditetapkannya Peraturan ini dinyatakan
tetap berlaku.
Pasal 10
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Semarang
Pada tanggal : 1 Juli 2000
YAYASAN SANDJOJO SEMARANG
Ketua,
Prof. Dr. dr. RJ. Djokomoeljanto

SURAT KEPUTUSAN
-----------------------------------------------

No. 063 SK/YS/02/VII/2000


tentang

Peraturan Disiplin
PENGURUS YAYASAN SANDJOJO SEMARANG

Menimbang : 1. Bahwa untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dan


kelancaran pelaksa-naan tugas diperlukan peraturan disiplin Pegawai;
2. bahwa peraturan yang ada perlu disempurnakan.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar Yayasan Sandjojo tahun 1987;
2. Peraturan Yayasan Sandjojo No. 061 SK/YS/02/VII/2000 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian Yayasan Sandjojo Semarang.
Menetapkan : PERATURAN
SANDJOJO SEMARANG.

MEMUTUSKAN :
DISIPLIN PEGAWAI DI LINGKUNGAN

YAYASAN

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
(1) Peraturan disiplin Pegawai adalah peraturan yang mengatur kewajiban,
larangan, dan sanksi apabila kewajiban tidak dipenuhi dan larangan
dilanggar oleh Pegawai.
(2) Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan Pegawai
yang melanggar ketentuan Peraturan Disiplin Pegawai baik dilakukan di
dalam maupun di luar jam kerja.
(3) Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada Pegawai karena
melanggar Peraturan Disiplin Pegawai.
(4) Pejabat yang berwenang menghukum adalah pejabat yang diberi wewenang
menjatuhkan hukuman disiplin Pegawai.
(5) Atasan pejabat yang berwenang adalah atasan langsung dari pejabat yang
berwenang menghukum.
11 12

BAB II
KEWAJIBAN DAN LARANGAN
Pasal 2
Setiap Pegawai wajib :
a. setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
b. menghormati identitas Yayasan Sandjojo dan lembaga pendidikan tinggi yang
berada dalam penyelenggaraannya yang mendasarkan diri pada niai-nilai
Kristiani antara lain dengan cara sebagai berikut :
1. menjunjung tinggi martabat manusia;
2. melaksanakan isi perjanjian kerja yang telah ditandatangani;
3. melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya, dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab;
4. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan penuh semangat untuk
kepentingan peserta didik;
5. memelihara dan meningkatkan semangat kebersamaan;
6. dalam waktu secepatnya melaporkan kepada atasannya bila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan dan merugikan lembaga;
7. mentaati jam kerja sesuai ketentuan yang berlaku;
8. menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;
9. menggunakan dan memelihara harta kekayaan Yayasan dengan baik;
10. mendorong dan menghargai setiap peningkatan prestasi kerja;
11. memberi contoh dan teladan perilaku yang baik;
12. bersikap dan bertingkah laku sopan.
Pasal 3
Setiap Pegawai dilarang :
a. menyalahgunakan wewenang;
b. menyalahgunakan barang, uang, atau surat berharga milik Yayasan atau
Lembaga;
c. bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya;
d. menghalangi dan mengganggu berjalannya tugas kedinasan;
e. membocorkan dan/atau memanfaatkan rahasia yang diketahui karena
kedudukannya untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain;
f. melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun dalam melakukan
tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain.
BAB III
HUKUMAN DISIPLIN
Bagian Pertama
Pelanggaran Disiplin
Pasal 4
Setiap ucapan, tulisan atau perbuatan Pegawai yang bertentangan dengan
ketentuan sebagai-mana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3 adalah
pelanggaran disiplin.
Pasal 5
Dengan tidak mengurangi ketentuan peraturan perundangan yang berlaku
Pegawai yang melaku-kan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin. 13

Bagian Kedua
Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin
Pasal 6
(1) Tingkat hukuman disiplin terdiri dari :
a. Hukuman disiplin ringan;
b. Hukuman disiplin sedang; dan
c. Hukuman disiplin berat
(2) Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari :
a. Teguran lisan;
b. Teguran tertulis;
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis.
(3) Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari :
a. Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu) tahun;
b. Penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1
(satu) tahun;
c. Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 (satu) tahun.
(4) Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari :
a. Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk
paling lama 1 (satu) tahun;
b. Pembebasan dari jabatan;
c. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai
pegawai; dan
d. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai pegawai.
Bagian Ketiga
Pejabat Yang Berwenang Menghukum
Pasal 7
Yang berwenang menghukum adalah :
a. Ketua Yayasan Sandjojo, bagi Pegawai yang :
1. Berpangkat Penata Muda, golongan/ruang III/a ke atas, sepanjang
mengenai jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
ayat (4) huruf c dan d;
2. Memangku jabatan Rektor, Ketua atau Direktur sepanjang mengenai jenis
hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf b.
b. Rektor Universitas/Institut, Ketua Sekolah Tinggi, Direktur Akademi bagi
Pegawai di lingkungan masing-masing, kecuali jenis hukuman disiplin
sebagaimana dimaksud dalam sub a pasal ini.
Pasal 8
Pejabat yang berwenang menghukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 sub
b dapat men-delegasikan sebagian wewenangnya kepada pejabat lain di
lingkungan kekuasaannya untuk menjatuhkan hukuman dalam lingkungannya
masing-masing, kecuali jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam
pasal 6 ayat (4) huruf c dan d dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) dan ayat (3) dapat didelegasikan kepada pejabat yang
memangku jabatan serendah-rendahnya Kepala Biro, Pembantu Dekan,
Kepala UPT (Unit Pelaksana Teknis) atau pejabat lain yang setingkat; dan

b. Untuk menjatuhkan jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 6 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) huruf a dan b dapat didelegasikan
kepada pejabat yang memangku jabatan serendah-rendahnya Pembantu
Rektor, Dekan atau jabatan lain yang setingkat.
14

Pasal 9
Yang berwenang menghukum Pegawai Negeri Sipil Dipekerjakan adalah Pejabat
Pemerintah yang berwenang sepanjang mengenai hukuman disiplin
sebagaimana dimaksud alam Pasal 6 ayat (3) dan ayat (4) atas dasar usulan
Yayasan.
Bagian Keempat
Tata Cara Pemeriksaan, Penjatuhan dan
Penyampaian Keputusan Disiplin
Pasal 10
(1) Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, yang berwenang menghukum wajib
memeriksa terlebih dahulu Pegawai yang disangka melakukan pelanggaran
disiplin.
(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara :
a. Lisan, apabila pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Pegawai yang
bersangkutan akan dapat mengakibatkan ia dijatuhi salah satu hukuman
disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2);
b. Tertulis, apabila pelanggaran disiplin dilakukan oleh Pegawai yang
bersangkutan akan dapat mengakibatkan ia dijatuhi salah satu hukuman
disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dan (4).
(3) Pemeriksaan Pegawai yang disangka melakukan pelanggaran disiplin
dilakukan secara tertutup.
Pasal 11
Dalam melakukan pemeriksaan, Pejabat yang berwenang menghukum dapat
meminta pertim-bangan Senat atau mendengarkan atau meminta keterangan
dari orang lain apabila dipandang perlu.
Pasal 12
(1) Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10,
Pejabat yang berwenang menghukum memutuskan jenis hukuman disiplin
yang dijatuhkan dengan mempertimbangkan secara seksama pelanggaran
disiplin yang dilakukan oleh Pegawai yang bersangkutan.
(2) Dalam Keputusan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
harus secara jelas disebut jenis pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh
Pegawai yang bersangkutan.
Pasal 13
(1) Pegawai yang berdasarkan pemeriksaan ternyata melakukan beberapa
pelanggaran disiplin, terhadapnya hanya dijatuhi satu hukuman disiplin yang
paling berat.
(2) Pegawai yang pernah dijatuhi hukuman disiplin yang kemudian melakukan
pelanggaran disiplin yang sifatnya sama, terhadapnya dijatuhi hukuman
disiplin yang lebih berat dari hukuman disiplin terakhir yang pernah
dijatuhkan kepadanya.
Pasal 14
(1) Jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a
dinyatakan dan disampaikan secara lisan oleh Pejabat yang berwenang
menghukum kepada Pegawai yang bersangkutan.

(2) Jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf b
dan c dinyatakan secara tertulis dan disampaikan oleh Pejabat yang
berwenang menghukum kepada Pegawai yang bersangkutan.
(3) Penyampaian hukuman disiplin dilakukan secara tertutup.
15

Bagian Kelima
Keberatan Atas Keputusan Hukuman Disiplin
Pasal 15
(1) Pegawai yang dijatuhi salah satu jenis hukuman disiplin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) tidak dapat mengajukan keberatan.
(2) Pegawai yang dijatuhi salah satu jenis hukuman disiplin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dan (4) dapat mengajukan keberatan
kepada atasan Pejabat yang berwenang menghukum dalam waktu 14 (empat
belas) hari terhitung mulai tanggal yang bersangkutan menerima keputusan
hukuman disiplin.
Pasal 16
Keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) diajukan secara
tertulis dan hierarkis disertai alasan-alasan keberatannya.
Pasal 17
(1) Pejabat yang berwenang menghukum wajib memberikan tanggapan atas
keberatan yang diajukan Pegawai yang bersangkutan.
(2) Tanggapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diberikan secara tertulis
dan disampaikan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum
Pegawai yang bersangkutan dalam waktu 3 (tiga) hari sejak ia menerima
surat keberatan tersebut.
Pasal 18
(1) Atasan Pejabat yang berwenang menghukum wajib mengambil keputusan
atas keberatan yang diajukan Pegawai yang bersangkutan dalam waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung mulai tanggal menerima surat
keberatan itu.
(2) Apabila dipandang perlu, atasan pejabat yang berwenang menghukum dapat
memanggil dan mendengar keterangan Pejabat yang berwenang
menghukum yang bersangkutan, Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin dan
atau orang lain yang dianggap perlu.
Pasal 19
(1) Atasan Pejabat yang berwenang menghukum dapat memperkuat atau
mengubah hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Pejabat yang berwenang
menghukum.
(2) Penguatan atau perubahan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) ditetapkan dengan surat keputusan atasan Pejabat yang berwenang
menghukum.
(3) Terhadap keputusan atasan Pejabat yang berwenang menghukum
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak dapat diajukan keberatan.
Bagian Keenam
Berlakunya Keputusan Hukuman Disiplin
Pasal 20
(1) Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) yang
dijatuhkan kepada se-orang Pegawai berlaku sejak tanggal disampaikan oleh
Pejabat yang berwenang menghukum kepada yang bersangkutan.

(2) Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dan ayat (4)
:
a. Apabila tidak ada keberatan, mulai berlaku sejak Pegawai yang
bersangkutan menerima keputusan disiplin dengan tenggang waktu
paling lama 15 (lima belas) hari;
b. Apabila ada keberatan mulai berlaku sejak tanggal keputusan atas
keberatan itu;
c. Jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4)
huruf b, mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan oleh Pejabat yang
berwenang menghukum.
16

BAB IV
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 21
Apabila ada alasan-alasan yang kuat, pejabat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 Sub b dapat meninjau kembali hukuman disiplin yang telah dijatuhkan
oleh pejabat bawahannya yang berwenang menghukum di lingkungan masingmasing.
Pasal 22
(1) Ketentuan-ketentuan peraturan ini berlaku juga bagi calon pegawai.
(2) Calon Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin sedang atau berat, dinyatakan
tidak memenuhi syarat untuk diangkat menjadi Pegawai.
Pasal 23
Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam peraturan ini akan diatur
lebih lanjut dalam Surat Keputusan Pimpinan Lembaga.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 25
Hukuman disiplin yang telah dijatuhkan kepada Pegawai sebelum berlakunya
peraturan ini dan masih atau sedang dijalankan oleh Pegawai yang
bersangkutan tetap berlaku.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Semarang
Pada tanggal : 1 Juli 2000
YAYASAN SANDJOJO SEMARANG
Ketua,
Prof. Dr. dr. RJ. Djokomoeljanto

SURAT KEPUTUSAN
------------------------------------------------

No. 064 SK/YS/02/VII/2000


tentang
Peraturan Gaji Pegawai Yayasan Sandjojo
PENGURUS YAYASAN SANDJOJO SEMARANG
Menimbang : 1. Bahwa gaji adalah hak Pegawai sebagai imbalan jasa atau
penghargaan atas hasil kerja Pegawai;
2. Bahwa untuk menjamin dan melindungi hak Pegawai secara adil dan
konsisten perlu dikeluarkan peraturan gaji pegawai yang jelas.
Mengingat : 1. Anggaran Dasar Yayasan Sandjojo tahun 1987;
2. Peraturan Yayasan Sandjojo No. 061/SK/YS/02/VII/2000 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian Yayasan Sandjojo Semarang.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN GAJI PEGAWAI TETAP DI LINGKUNGAN YAYASAN
SANDJOJO SEMARANG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
(1) Gaji Pegawai Tetap ditetapkan berdasarkan sistem penggajian yang berlaku
di lingkungan Yayasan Sandjojo yaitu sistem skala gabungan dengan
mempertimbangkan Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (PGPNS).
(2) Yang dimaksud dengan sistem skala gabungan adalah Gaji Pokok ditentukan
sama bagi Pegawai yang berpangkat sama, di samping itu diberikan
tunjangan kepada Pegawai yang memikul tanggung jawab yang lebih berat,
prestasi yang tinggi atau melakukan pekerjaan tertentu yang sifatnya
memerlukan pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga secara terus
menerus.
Pasal 2
Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seorang Pegawai dalam
rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian. 17
18

Pasal 3
Jenjang pangkat dan golongan ruang gaji Pegawai Tetap di
lingkungan Yayasan dari yang terendah sampai dengan yang
tertinggi adalah sebagai berikut : Pangkat
Juru Muda
Juru Muda Tingkat I
Juru
Juru Tingkat I
Pengatur Muda
Pengatur Muda Tingkat I
Pengatur
Pengatur Tingkat I
Penata Muda
Penata Muda Tingkat I
Penata
Penata Tingkat I
Pembina
Pembina Tingkat I
Pembina Utama Muda
Pembina Utama Madya
Pembina Utama

Golonga

Anda mungkin juga menyukai