Anda di halaman 1dari 9

1

TINJAUAN FILSAFAT ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, AKSIOLOGI


ANALISIS KEBIJAKAN BUMN, IMPLEMENTASI MELALUI
PENDAMPINGAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA BISNIS
UKM BINAAN
2

TINJAUAN FILSAFAT ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, AKSIOLOGI


ANALISIS KEBIJAKAN BUMN, IMPLEMENTASI MELALUI
PENDAMPINGAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA BISNIS
UKM BINAAN

A. Pendahuluan
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang komprehensif yang berusaha
memahami persoalan-persoalan yang timbul di dalam keseluruhan ruang
lingkup pengalaman manusia. Dengan demikian filsafat dibutuhkan manusia
dalam upaya menjawab pertanyaan- pertanyaan yang timbul dalam berbagai
lapangan kehidupan manusia, termasuk masalah kehidupan dalam bidang
pendidikan. Jawaban hasil pemikiran filsafat bersifat sistematis, integral,
menyeluruh dan mendasar. Filsafat dalam mencari jawaban dilakukan
dengan cara ilmiah, objektif, memberikan pertanggungjawaban dengan
berdasarkan pada akal budi manusia, demikian halnya untuk menjawab
persoalan-persoalan manusia dalam bidang pendidikan, (Jalaludin, 2007:
125).
Pada prinsipnya filsafat menempatkan sesuatu berdasarkan
kemampuan daya nalar manusia. Kebenaran dalam konteks filsafat adalah
kebenaran yang tergantung sepenuhnya pada kemampuan daya nalar manusia.
Kemampuan berpikir atau bernalar merupakan satu bentuk kegiatan akal
manusia melalui pengetahuan yang diterima melalui panca indera, diolah dan
ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran.
Ada beberapa teori kebenaran menurut pandangan filsafat dalam
bidang ontologi, epistemologi dan aksiologi (Jalaludin, 2007: 126). Ontologi
seringkali diidentifikasikan dengan metafisika, yang juga disebut dengan
proto-filsafat atau filsafat yang pertama. Persoalan tentang ontologi menjadi
pembahasan yang utama dalam bidang filsafat, yang membahas tentang
realitas. Realitas adalah kenyataan yang selanjutnya menjurus pada sesuatu
kebenaran. Realitas dalam ontologi ini melahirkan pertanyaan-pertanyaan:
3

apakah sesungguhnya hakikat realitas yang ada ini?; apakah realitas yang
tampak ini sesuatu realita materi saja? Adakah sesuatu di balik realita itu?
Apakah realitas ini terdiri dari satu bentuk unsur (monisme), dua unsur
(dualisme) atau pluralisme?
Menurut Jujun S. Suria Sumantri dalam pengantar ilmu dalam
perspektif mengatakan, ontologi membahas apa yang ingin kita ketahui,
sebarapa jauh kita ingin tahu atau dengan perkataan lain suatu penkajian
mengenai teori tentang “ada”. Pendapat ini sangat sejalan dengan pendapat
para filosof.
Epistemologi adalah nama lain dari logika material atau logika mayor
yang membahas dari isi pikiran manusia, yaitu pengetahuan. Epistemologi
merupakan studi tentang pengetahuan, bagaimana mengetahui benda-benda.
Pengetahuan ini berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: cara
manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan dan jenis-jenis
pengetahuan. Menurut epistemologi, setiap pengetahuan manusia merupakan
hasil dari pemeriksaan dan penyelidikan benda hingga akhirnya diketahui
manusia.
Kajian epistemologi membahas tentang bagaimana proses
mendapatkan ilmu pengetahuan, hal-hal apakah yang harus diperhatikan agar
mendapatkan pengetahuan yang benar, apa yang disebut kebenaran dan apa
kriterianya. Objek telaah epistemologi adalah mempertanyakan bagaimana
sesuatu itu datang, bagaimana kita mengetahuinya, bagaimana kita
membedakan dengan lainnya, jadi berkenaan dengan situasi dan kondisi
ruang serta waktu mengenai sesuatu hal.
Jadi yang menjadi landasan dalam tataran epistemologi ini adalah
proses apa yang memungkinkan mendapatkan pengetahuan logika, etika,
estetika, bagaimana cara dan prosedur memperoleh kebenaran ilmiah,
kebaikan moral dan keindahan seni, apa yang disebut dengan kebenaran
ilmiah, keindahan seni dan kebaikan moral.
Aksiologi adalah bidang yang menyelidiki nilai-nilai (value). Nilai dan
implikasi aksiologi di dalam pendidikan ialah pendidikan yang menguji dan
4

mengintegrasikan semua nilai (nilai tindakan moral, nilai ekspresi keindahan


dan nilai kehidupan sosio-politik) di dalam kehidupan manusia dan
membinanya ke dalam kepribadian anak. Pertanyaan yang berkaitan dengan
aksiologi adalah apakah yang baik atau bagus? (Muhammad Noor Syam,
1986 dalam Jalaludin, 2007: 84).
Aksiologi memiliki karaktertistik memahami untuk apa pengetahuan
yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan
tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang
ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan antara teknik
prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-
norma moral/professional?
Dari ketiga teori kebenaran menurut pandangan filsafat yang telah
diuraian di atas selanjutnya sebagai dasar untuk menganalisis persoalan
kebijakan BUMN, implementasi melalui pendampingan dan dampaknya
terhadap kinerja bisnis UKM binaan.

B. Tinjauan Pustaka
1. CSR (Corporate Social Reponsihility)
a. Definisi CSR (Corporate Social Responsibility)
Suatu konsep yang banyak diperbincang oleh para ahli, CSR
belum memiliki kesamaan dalam memberikan definisi, meskipun
memiliki esensi yang sama. Johnson and Johnson (2006 : 112)
mendefinisikan "Corporate Social Responsibility (CSR) is about how
companies manage the business processes to produce an overall
positive impact on society"
Definisi ini diangkat dari filosofi tentang bagaimana cara
mengelola perusahaan dengan baik sebagian maupun secara
keseluruhan untuk mendapatkan dampak positif bagi dirinya dan
lingkungan. Perusahaan harus mampu mengelola bisnis operasinya
dengan menghasilkan produk yang berorientasi secara positif terhadap
masyarakat dan lingkungan.
5

The World Business Council for Sustainable Development


(WBCSD) yang merupakan lembaga internasional yang berdiri tahun
1955 dan beranggotakan 120 perusahaan multinasional yang berasal
dari 30 negara dunia, lewat publikasinya "Making Good Business
Sense" mendefinisikan Corporate Social Responsibility:
"Continuing commitmentby business to behave ethically and
contributed to economic development while improving the quality of
life of the workforce and their families as well as of the local
community and society at large"

Definisi tersebut menunjukkan tanggungjawab sosial


perusahaan (Corporate Social Responsibility) merupakan satu bentuk
tindakan yang diangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang
diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang diiringi dengan
peningkatan kualitas hidup bagi karyawan beserta keluarganya, serta
sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan
masyarakat secara lebih luas.

b. Prinsip CSR (Corporate Social Reponsibility)


Ranah tanggungjawab sosial (Corporate Social
Responsibility) mengandung dimensi yang sangat luas dan
kompleks.Di samping itu, tanggungjawab CSR juga mengandung
interprestasi yang sangat berbeda, terutama dikaitkan dengan
kepentingan pemangku kepentingan (Stakeholder).Karena itu dalam
rangka memudahkan pemahaman dan penyederhanaan, banyak ahli
mencoba menggarisbawahi pinsip dasar yang terkandung dalam
tanggungjawab CSR.
Crowther David (2008 : 201) mengurai prinsip-prinsip
tanggung jawab CSR menjadi tiga, antara lain yaitu:
1) Sustainability
Berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan
6

aktivitas (action) tetap memperhitungkan keberlanjutan


sumberdaya di masa depan. Keberlanjutan juga memberikan
arahan bagaimana penggunaan sumberdaya sekarang tetap
memperhatikan dan memperhitungkan kemampuan generasi masa
depan. Karena itu sustainability berputar pada keberpihakan dan
upaya bagaimana society memanfaatkan sumberdaya agar tetap
memperhatikan generasi masa datang.
2) Accountability
Merupakan upaya perusahaan terbuka dan
bertanggungjawab atas aktivitas yang telah
dilakukan.Akuntabilitas dibutuhkan, ketika aktivitas perusahaan
mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan eksternal. Konsep ini
menjelaskan pengaruh kuantitatif aktivitas perusahaan terhadap
pihak internal dan eksternal (Crowther David, 2008 : 203).
Akuntabilitas dapat dijadikan sebagai media bagi perusahaan
membangun image dan network terhadap para pemangku
kepentingan.Tingkat keluasan dan keinformasian laporan
perusahaan memiliki konsekuensi sosial maupun ekonomi. Tingkat
akuntanbillitas dan tanggungjawab perusahaan menentukan
legitimasi stakeholder eksternal, serta meningkatkan transaksi
saham perusahaan.
Keterbukaan perusahaan atas aktivitas tanggungjawab sosial
menentukan respon masyarakat bagi perusahaan. Namun informasi
yang bersifat negatif justru menjadi bumerang perusahaan, dan
cenderung memunculkan image negatif. Menurut Crowther David
(2008 : 203) menyatakan akuntabilitas dan keterbukaan memiliki
kemanfaatan secara sosial dan ekonomi. Lebih lanjut dinyatakan
bahwa informasi yang disampaikan perusahaan bermanfaat bagi
para pemangku kepentingan dalam mendukung pengambilan
keputusan. Agar informasi dalam laporan perusahaan sebagai
wujud akuntabilitas memenuhi kualifikasi, maka akuntabilitas
7

seharusnya mencerminkan karakteristik antara lain:


a) Understand-ability to all paries concerned
b) Relevance to the users of the information provided
c) Reability and terms of accuracy of measurement,
representation of impact and freedom from bias
d) Comparability, which implies consistency, both over time
and between different organisations
3) Transparancy
Merupakan perinsip penting bagi pihak
eksternal.Transaparansi bersinggungan dengan pelaporan aktivitas
perusahaan berikut dampak terhadap pihak eksternal. Crowther
David (2008 : 204) menyatakan:
"transparancy, as principle, means that the eksternal inpact of the
actions of the organisation can be ascertained from that
organisation as reporting and pertinent pack as are not this
guised within that reporting. The effect of the action of the
organisation, including eksternal impacts, should be apparent to
all from using the information provided by the organisation’s
reporting mechanism".

Transparansi merupakan satu hal yang amat peting bagi


pihak eksternal, berperan untuk mengurangi asimetri informasi,
kesalahpahaman, khususnya informasi dan pertanggungjawaban
berbagai dampak dari lingkungan.

2. Mitra Binaan BUMUN melalui Program Kemitraan dan Bina


Lingkungan (PKBL)
Untuk menstabilkan kembali kondisi perekonomian yang sempat
bergejolak Pemerintah telah mengambil langkah-langkah kebijakan
dengan cara berusaha mengadakan pengembangan potensi dan usaha
masyarakat dengan membantu penyediaan sumber dana melalui lembaga
8

non-bank, dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat


kecil, sebagaimana yang telah diatur dalam surat keputusan menteri
keuangan No. 316/KMK.016/1994 tentang pedoman pembinaan usaha
kecil melalui pemanfaatan Laba Badan Usaha Milik Negara.
Melalui wujud komitmen BUMN terhadap perkembangan usaha
kecil ini dibuktikan dengan dibentuknya suatu organisasi yang khusus
menangani pembinaan usaha kecil, organisasi yang dimaksud ini berupa
unit yang dinamakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) merupakan
program pembinaan Usaha Kecil dan Pemberdayaan Lingkungan oleh
BUMN. Kegiatan PKBL sendiri terbagi dalam dua Program utama yang
pertama yaitu Program Kemitraan (PK) yang bertujuan untuk memberikan
kemudahan akses permodalan bagi UMKM dengan skema dana bergulir
sekaligus melakukan pembinaan dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan dan pengembangan usaha masing – masing mitra binaan.
PKBL adalah istilah CSR untuk BUMN di seluruh Indonesia.
PKBL adalah Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. dalam Undang-
Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-
Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, dan Peraturan
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-5/MBU/2007
tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Keeil dan Program
Bina Lingkungan, khusus untuk perusahaan-perusahaan BUMN.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan Program Kemitraan adalah,
program pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat, melalui
pemberian pinjaman kemitraan yang mayoritas UMKM (Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah) untuk modal kerja dan investasi. Selain itu melalui
program kemitraan, perusahaan juga memberikan bantuan pelatihan
manajemen usaha, bantuan pemasaran, dll. Program ini juga bertujuan
untuk meningkatkan kompetensi usaha mikro dan kecil yang dijalankan
masyarakat, sehingga manjadi usaha yang tangguh dan mandiri.
Program Bina Lingkungan adalah komitmen perusahaan dalam
9

pemenuhan aspek sosial terkait pelaksanaan tanggung jawab sosial dalam


keterlibatan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut
diwujudkan perusahaan dalam bentuk pelaksanaan program bina
lingkungan, yaitu program pemberdayaan kondisi masyarakat dan
peningkatak kualitas hidup. Pelaksanaan program bina lingkungan yang
dapat diberikan bantuan bina lingkungan meliputi, bantuan korban
bencana alam, pelatihan, bantuan pendidikan, bantuan peningkatan
kesehatan masyarakat, bantuan pengembangan sarana dan prasarana, dan
pelestarian alam.
Maksud dan tujuan pembinaan yang dilakukan oleh unit PKBL
terhadap para pengusaha kecil adalah sebagai wadah kepedulian BUMN
terhadap perkembangan dan kemajuan para pengusaha kecil dalam
memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang diharapkan
dapat menumbuh kembangkan para wiraswasta dalam berbagai sektor.

C.

Anda mungkin juga menyukai