Sudah dikenal luas saat ini terdapat 14 perhentian Jalan Salib yang menggambarkan proses penyaliban,
dimulai dari penjatuhan hukuman mati yang tidak adil oleh Pilatus sampai dengan Yesus dimakamkan.
Perhentian-perhentian itu adalah sebagai berikut :
Doa jalan salib secara umum (di luar masa khusus) dapat dibaca dan direnungkan di buku Puji Syukur
atau yang online dapat dilihat di http://www.ekaristi.org/stasi/. Akan tetapi pada Masa Prapaskah
biasanya renungan untuk tiap peristiwa jalan Salib disesuaikan dengan tema Aksi Puasa Pembangunan
(APP) pada tiap Keuskupan. Untuk tahun 2011 ini tema APP di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) adalah:
Mari Berbagi, maka permenungan untuk tiap perhentian Jalan Salib juga berorientasi pada tema APP
tahun 2011: “Mari Berbagi”. Buku Jalan Salib sesuai tema APP untuk tiap keuskupan dapat diperoleh di
paroki setempat.
Sebagai sebuah doa dan permenungan, kisah sengsara, penyaliban dan kematian Yesus dalam jalan
salibNya tidak akan habis digali, dan menjadi sumber semangat dab insirasi yang membaharui hidup kita
sebagai orang-orang yang percaya pada karya penebusan yang telah dilakukan oleh Yesus. Tetapi
memang harus diakui bahwa ada beberapa perhentian dalam Jalan Salib yang tidak dimuat dalam Kitab
Suci (Injil), tetapi disusun berdasarkan tradisi Gereja dan pengalaman iman para peziarah di tanah suci.
Keberadaan perhentian-perhentian yang tidak dimuat dalam Injil suci sering menjadi “batu sandungan”
bagi umat kristen denominasi yang menganggap Jalan Salib adalah doa/ibadat khas Katolik. Padahal
seperti saya yakini di atas, Jalan Salib Tuhan Yesus Kristus adalah sebuah perjalanan rohani semua
umat yang percaya dan mengikuti Yesus: “
Tentang perhentian-perhentian yang tidak dimuat dalam Kitab Suci dijelaskan dengan sangat baik oleh
Fr. Victor Hoagland, CP. Dan dimuat dalam www.indocell.net/yesaya (lihat keterangan di bawah).
Untuk memenuhi kebutuhan ini sebenarnya telah disusun sebuah Jalan Salib baru dengan 14 Perhentian
sesuai Kitab Suci. Perhentian-perhentian Jalan Salib kembali ke napak tilas para peziarah tanah suci dan
Jalan Salib mula-mula yang ditetapkan oleh para biarawan Fransiskan (lihat Sejarah dan Asal Mula Jalan
Salib), yaitu dimulai dari Taman Zaitun, Pengadilan Yesus dan penyangkalan Petrus, sampai Sengsara,
Penyaliban, Kematian dan Penguburan Yesus. Semuanya disusun berdasarkan nas yang ada dalam Injil
Kanonik. Berikut 14 Perhentian Jalan Salib sesuai Kitab Suci :
Saya yakin Anda dapat menyusun sendiri perikop yang berkaitan dengan peristiwa yang direnungkan
dalam setiap perhentian tersebut. Pembacaan perikop/kutipan Kitab Suci dapat dibaca pada waktu
perhentian. Sementara renungan untuk tiap perhentian dan/atau doa-doa pribadi/kelompok dapat disusun
berdasarkan intensi atau tujuan dari pribadi/kelompok yang melakukan Jalan Salib.
Kisah sengsara Yesus dalam Injil - terutama sekali tulisan St Lukas - menjadi sumber bagi sebagian
besar dari keempat belas perhentian Jalan Salib tradisional. Peristiwa Yesus dijatuhi hukuman mati oleh
Pilatus, Yesus memanggul salib-Nya, Simon dari Kirene membantu memanggul salib,
perempuan-perempuan yang menangisi-Nya, pakaian Yesus ditanggalkan, Yesus disalibkan, Yesus
wafat, Yesus diturunkan dari salib dan dimakamkan, semuanya dicatat dalam Kitab Suci.
Tetapi bagaimana dengan peristiwa-peristiwa yang tidak disebutkan dalam Injil? Misalnya peristiwa Yesus
berjumpa dengan Maria, Bunda-Nya; Veronika mengusap wajah Yesus; Yesus jatuh sebanyak tiga kali?
Dari manakah kisah-kisah ini berasal? Tampaknya kisah-kisah tersebut berasal dari para peziarah
perdana yang mengunjungi Yerusalem.
Menurut Injil Yohanes, Bunda Maria berdiri dekat Salib Yesus (Yoh 19:25-27). Tidakkah Bunda Maria
termasuk dalam rombongan yang mengikuti-Nya dalam perjalanan-Nya ke Kalvari, dan tidak mungkinkah
mereka bertemu dalam perjalanan itu? Para peziarah yang napak tilas di sepanjang Via Dolorosa (=Jalan
Sengsara) yakin dengan pasti akan hal tersebut.
Yesus tentulah teramat lemah selama sengsara-Nya. Jika tidak demikian, mengapakah Simon dari Kirene
dipaksa untuk membantu memanggul salib-Nya? Bukankah penderaan yang dilakukan oleh para prajurit
Pilatus demikian dahsyatnya? Para peziarah yang melewati Via Dolorosa dengan pasti menyimpulkan
bahwa Yesus jatuh lebih dari satu kali oleh sebab kondisi-Nya yang sedemikian lemah. Sementara para
peziarah sendiri menapaki jalan Yerusalem yang sulit serta berliku-liku, mereka yakin bahwa pastilah Ia
jatuh berulang kali.
Kisah Veronika
Kisah Veronika tidak diceritakan dalam Injil mana pun, tetapi dicatat dalam tulisan-tulisan apokrip. Kisah
Pilatus dari abad kedua mencatat bahwa seorang perempuan bernama Veronika (Bernice, dalam bahasa
Yunani) adalah perempuan yang sama dengan yang telah disembuhkan Yesus dari sakit pendarahan
(Mat 9:20:22). Perempuan itu datang pada saat Yesus diadili di hadapan Pilatus untuk menyatakan
bahwa Ia tidak bersalah.
Versi sesudahnya tentang kisah tersebut yang berasal dari abad keempat atau kelima mencatat bahwa
Veronika memiliki sepotong kain dengan gambar Wajah Yesus. Para peziarah Barat kembali ke Eropa
dan menceritakan kisah tentang Veronika. Oleh karena devosi Jalan Salib berkembang pada akhir abad
pertengahan, kisah Veronika dikenangkan dalam perhentian keenam: Veronika mengusap Wajah Yesus
dalam perjalanan-Nya ke Kalvari dan Yesus meninggalkan gambar wajah-Nya di kerudung Veronika.
Reliqui dengan gambar Wajah Yesus, yang dikenal sebagai “Kerudung Veronika”, dihormati di Gereja St.
Petrus di Roma sejak abad kedelapan.
Para perempuan memainkan peranan penting dalam Jalan Salib. Sesungguhnya, Injil memberikan kesan
yang baik tentang mereka sepanjang kisah sengsara. Dua Injil mengawali kisah sengsara dengan
ceritera tentang seorang perepmpuan tak dikenal yang meminyaki kepala Yesus dengan minyak wangi
yang mahal harganya di rumah Simon si kusta, pada saat yang sama Yudas dan imam-imam kepala
bersekongkol untuk membunuh Dia (Mat 26:6-13; Mark 14:3-9).
Dalam perjalanan-Nya ke Kalvari, “Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan
yang menangisi dan meratapi Dia.” (Luk 23:27). Sementara di Kalvari, “Ada di situ banyak perempuan
yang melihat dari jauh” (Mat 27:55). Para perempuan menghadiri pemakaman-Nya: mereka “ikut serta
dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan. Dan setelah pulang, mereka
menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. (Luk 23: 55-56). Pada pagi Paskah, mereka datang untuk
meminyaki Tubuh-Nya, tetapi mendapati bahwa makam telah kosong (Mat 28:1-10; Yoh 20:1-10).
Pada zaman Yesus, para perempuanlah yang biasa menghibur mereka yang menjelang ajal serta
menguburkan mereka yang meninggal. Kisah sengsara dalam Injil menunjukkan bagaimana para
perempuan menunaikan tugas-tugas mereka. Sungguh, Veronika memenuhi gambaran Injil secara
mengagumkan - seorang perempuan yang mengulurkan tangannya kepada mereka yang menderita serta
menemukan wajah Tuhan yang tersembunyi di sana.