Anda di halaman 1dari 8

Jalan Salib 8.

Yesus menghibur perempuan-perempuan yang menangisi-Nya


Jalan Salib (Bahasa Latin: Via Crucis, dikenal juga sebagai Via Dolorosa 9. Yesus jatuh untuk ketiga kalinya
atau Jalan Penderitaan) merujuk pada penggambaran masa-masa 10. Pakaian Yesus ditanggalkan
terakhir (atau Penderitaan) Yesus, dan devosi yang memperingati
Penderitaan tersebut. Tradisi sebagai devosi yang diadakan di gereja 11. Yesus disalibkan
dimulai oleh Santo Fransiskus Assisi dan menyebar ke seluruh Gereja 12. Yesus wafat di kayu salib
Katolik Roma pada abad pertengahan. Hal ini kurang diperingati oleh
13. Yesus diturunkan dari salib
gereja-gereja Anglikan dan Lutheran. Devosi ini bisa dilakukan kapan
saja, tetapi paling umum dilakukan pada masa Pra-Paskah, terutama 14. Yesus dimakamkan
pada Hari Jumat Agung dan pada Jumat malam selama masa Pra-Paskah. Di antara masing-masing perhentian biasanya di bacakan atau
Pada awalnya Jalan Salib tidak ada perhentian-perhentian seperti dinyanyikan Adoramus Te. Meskipun dalam tradisi tidak termasuk
sekarang. Rute yang ditempuh dalam rangka Jalan Salib berubah dari bagian dalam Jalan Salib, Kebangkitan Yesus terkadang dimasukkan
waktu ke waktu. Malahan, masing-masing kelompok umat menawarkan sebagai stasi/perhentian ke-15.
sejumlah perhentian berbeda dan menetapkannya pada lokasi yang Menurut Kitab Suci
berbeda pula.[3] Sampai pada abad ke 18, Paus Klemens XII menetapkan
jumlah dan lokasi perhentian Jalan Salib secara definitif sampai Dari 14 Perhentian Jalan Salib, hanya 8 diantaranya yang tertulis dengan
sekarang.[4] jelas di Alkitab. Perhentian 3, 4, 6, 7, dan 9 tidak tertulis secara implisit
di Alkitab (lebih jauh lagi, sebelum abad pertengahan, tidak ada bukti
Ibadat Jalan Salib juga kini menjadi bagian tak terpisahkan dari tempat- yang jelas mengenai Perhentian ke-6) dan Perhentian ke-13 (Yesus
tempat peziarahan katolik, misalnya Gua Maria atau Gereja. Begitu juga diturunkan dari Salib oleh Yusuf dari Arimatea) dianggap sebagai
di dalam setiap gereja Katolik, pasti memasang perhentian-perhentian tambahan saja agar terlihat lebih runtut. Untuk memberikan versi yang
Jalan Salib. lebih tepat (sesuai dengan yang tertulis di Alkitab), Paus Yohanes Paulus
Perhentian/Stasi Jalan Salib : II memperkenalkan versi baru yang disebut "Scriptural Way of Cross" (lit.
Jalan Salib menurut Alkitab) pada Jumat Agung tahun 1991. Pada 2007,
Menurut Tradisi :
Paus Benediktus XVI menyetujui versi ini dan dapat dipakai dalam
1. Yesus dijatuhi hukuman mati meditasi dan perayaan, dengan urutan sebagai berikut:
2. Yesus memanggul salib 1. Yesus di Taman Getsemani.
3. Yesus Jatuh untuk pertama kalinya 2. Yesus dikhianati Yudas dan ditangkap.
4. Yesus berjumpa dengan ibu-Nya 3. Yesus diadili oleh Sanhedrin (Makhamah Agama).
5. Yesus ditolong oleh simon dari Kirine 4. Yesus disangkal oleh Petrus.
6. Wajah Yesus diusap oleh Veronika 5. Yesus diadili Pilatus.
7. Yesus jatuh untuk kedua kalinya 6. Yesus dicambuk dan dimakhotai duri.
7. Yesus memanggul salibnya. image” berasal dari Otia Imperialia (iii 25) dari Gervase of Tilbury, yang
mengatakan: “Est ergo Veronica pictura Domini vera.”
8. Yesus dibantu Simon dari Kirene untuk memanggul salibnya.
The Catholic Encyclopedia di tahun 1913, menambahkan:
9. Yesus bertemu dengan wanita-wanita Yerusalem.
“Kepercayaan tentang eksistensi gambar Kristus yang otentik itu terkait
10. Yesus disalibkan.
dengan legenda kuno dari Raja Abgar dari Edessa, dan tulisan apokrif
11. Yesus menjanjikan kerajaannya kepada pencuri yang disalibkan yang dikenal dengan “Mors Pilati” (the Death of Pilate)….”
bersamanya.
Menurut legenda, Veronika membawa kain dengan gambar wajah Yesus
12. Yesus menitipkan Maria dan Yohanes untuk saling merawat satu tersebut keluar dari Yerusalem, dan menggunakannya untuk
sama lain. menyembuhkan Kaisar Tiberius. Kain tersebut kemudian dibawa ke
13. Yesus wafat di salib. Roma di abad ke-8, dan dipindahkan ke basilika St. Petrus tahun 1297,
atas perintah Paus Bonifasius VIII. Relikwi tersebut kini masih ada di
14. Yesus dibaringkan di kuburnya.
sana, dan tindakan kasih St. Veronika diperingati dalam perhentian
St. Veronika adalah seorang wanita Yerusalem yang menyapu wajah keenam dalam Jalan Salib.
Yesus dengan sepotong kain, pada saat Yesus memanggul salib-Nya ke
Kisah St. Veronika disebut dalam penglihatan Sr. Marie of St. Peter,
Kalvari. Menurut tradisi, pada kain itu kemudian tercetaklah gambar
seorang biarawati Karmelit yang hidup di Tours, Perancis, yang memulai
wajah Yesus. Memang kisah tersebut tidak tertulis dalam Injil/ Kitab Suci,
devosi kepada Wajah Kristus yang Suci. Sr. Marie mengatakan bahwa
namun kisah tentang Veronika tersebut telah dikenal sejak jaman jemaat
tindakan sakrilegi dan penghujatan kepada Tuhan dewasa ini
awal.
menambahkan air ludah dan lumpur di wajah Yesus, yang diseka oleh St.
Nama “Veronika” sendiri merupakan nama Latin dari Berenice, sebuah Veronika pada saat Yesus memanggul salib-Nya. Menurut Sr. Marie,
nama Makedonia, yang artinya adalah “pembawa kemenangan”/ bearer Kristus menghendaki devosi kepada wajah-Nya yang kudus, sebagai silih
of victory (menurut bahasa Yunani, phere- nike). Secara etimologis, asal atas dosa sakrilegi dan penghujatan kepada Allah. Devosi ini disetujui
katanya adalah sejati/ true (Latin: Vera) dan gambar/ image (Yunani: oleh Paus Leo XIII di tahun 1885.
eikon).
Menurut Encyclopedia Britannica, kisah tentang St. Veronika adalah
sebagai berikut:
“Eusebius dalam bukunya Historica Ecclesiastica (vii 18) mengisahkan
bahwa di Kaisarea Filipi hidup seorang wanita yang disembuhkan oleh
Kristus karena perdarahan (Mat 9:20). Kisah itu tidak dilengkapi dengan
nama wanita yang disebutkan dalam Injil tersebut. Di Barat, wanita itu
diidentifikasikan sebagai Martha dari Betania, di Timur ia dikenal dengan
nama Berenike, atau Beronike, nama yang tertera di dalam naskah “Acta
Pilati“, sebuah karya kuno di abad ke-4. Adalah menarik untuk menyimak
bahwa permberian nama Veronika dari kata Vera Icon (eikon) “true
Sakramen Pengakuan Dosa Ya Allah Roh Kudus, tolonglah saya untuk mengingat kembali
segala pikiran dan perkataan; perbuatan dan kelalaian saya; yang
Sakramen pengampunan dosa atau rekonsiliasi adalah salah satu dari
tidak berkenan di hadapan Allah dan sesama; melanggar perintah-
dua sakramen penyembuhan (KGK 1423–1424). Sakramen ini adalah
peritahNya dan menyakiti hati orang lain. Bantulah saya untuk
sakramen penyembuhan rohani dari seseorang yang telah dibaptis yang
menyesali sungguh-sungguh segala dosa itu dan dapat mengakuinya
terjauhkan dari Allah karena telah berbuat dosa.
dengan baik, demi Kristus Tuhan dan pengantara kami, Amin.
Dosa adalah perbuatan melawan cinta kasih Tuhan dan sesama. Setiap
2. Memeriksa batin, menyadari dan mengingat-ingat dosa kita.
dosa berarti manusia menjauhkan diri dari Tuhan. Dosa dilakukan secara
sadar, dengan sengaja (diinginkan), dan dalam keadaan bebas, akan 3. Menyesali segala kesalahan dan dosa kita.
berakibat merugikan orang lain dan drinya sendiri serta merusak B. Sakramen Tobat
hubungan dengan Tuhan. Akibat dosa, manusia kehilangan rahmat Allah
yang pernah ia terima dalam sakramen baptis. Dosa ikut mengotori (Pada saat kita memasuki kamar yang telah dipersiapkan, kita berlutut
kesucian Gereja Kristus. Relasi dengan sesama pun ikut rusak. Jika dan menerima berkat pengantar dari Imam, kemudian membuat tanda
seseorang bertobat maka, ia pun berdamai kembali dengan Allah, salib sebagai pembukaan pertobatan kita).
Gereja, dan sesama. Kemudian katakanlah:
Gereja melalui mereka yang memiliki kuasa para rasul, menjadi saluran U : Bapa, Sakramen Tobat yang terakhir saya terima adalah …..(sebutkan
rahmat pengampunan dan pendamaian Allah dalam sakramen kapan terakhir kali menerima Sakramen Tobat, misal pada masa adven
pengakuan dosa atau sakramen tobat. Yang dituntut dalam sakramen tahun lalu, dll)
tobat bukan sekedar rasa sesal dan air mata, melainkan “metanoia” atau
Catatan: jika ini pertama kalinya menerima Sakramen Tobat,
perubahan hati dan seluruh sikap hidup. Yang diminta Allah dari manusia
katakanlah:
adalah niat baik dan usaha pertobatan yang dilakukan manusia. Allah
selalu siap menerima orang yang bertobat. U : Bapa, ini penerimaan Sakramen Tobat saya untuk pertama kalinya…
Langkah-langkah pertobatan seseorang: Kemudian ucapkanlah:
1) Menyadari dan mengakui dosa U : Bapa, dari saat terakhir saya menerima Sakramen Tobat sampai saat
2) Menyesali dosa ini, saya sadari telah melakukan dosa-dosa dan oleh karena itu pada saat
3) Berniat untuk tidak berbuat dosa lagi ini dihadapan Bapa saya mau mengaku kepada Allah Bapa Yang
4) Mohon ampun Mahakuasa dan kepada seluruh umat Allah yang kudus, bahwa saya
5) Mau menghidupi cara hidup yang baru telah berdosa dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan
kelalaian, khususnya bahwa saya telah berdosa :…..(sebutkan dosa anda
Tata Cara Sakramen Tobat Secara Pribadi
dengan jujur)
A. Persiapan
Saya sungguh menyesal atas semua dosa saya itu, dan dengan hormat
Di luar kamar pengakuan saya meminta pengampunan serta penitensi yang berguna bagi saya.
1. Berdoa Kepada Allah Roh Kudus
(Setelah itu, dengarlah nasihat dari Romo dan apa yang harus anda RUANGAN LITURGI
lakukan sebagai penintensi atas dosa anda dengan seksama Jika sudah
MENARA & LONCENG GEREJA:
mendapatkan nasihat, Romo akan meminta anda untuk mengucapkan
doa tobat sebagai berikut:) Menara adalah tempat untuk menggantungkan lonceng gereja. Lonceng
Doa Tobat: (PS No.25) digunakan untuk mengundang umat beribadat. Lonceng tidak
dibunyikan pada hari Kamis Putih dan Jumat Agung sebagai tanda
Allah Yang Maharahim, aku menyesal atas dosa-dosaku. Sungguh patut berkabung atas sengsara dan wafat Kristus.
Engkau hukum, terutama karena aku telah tidak setia kepada Engkau
Yang Mahapengasih dan Mahabaik bagiku. Aku benci akan segala PANTI IMAM:
dosaku, dan berjanji dengan pertolongan rahmat-Mu hendak tempat imam memimpin perayaan liturgi.
memperbaiki hidupku dan tidak akan berbuat dosa lagi. Allah Yang
Mahamurah, ampunilah aku orang berdosa ini. Amin KREDENS:

(Pada waktu Imam memberikan absolusi, Anda harus membuat tanda meja kecil di panti imam yang digunakan untuk menaruh piala, sibori,
salib, mengucapkan kata terima kasih, lalu keluar dari kamar ampul, lavabo, dll.
pengakuan.)
SEDILIA:
C. SESUDAH SAKRAMEN TOBAT
tempat duduk imam dan para pembantunya.
Di luar kamar pengakuan
AMBO / MIMBAR:
1. Kita mendoakan doa-doa yang diberikan oleh Pastor sebagai denda
dosa (penitensi). tempat pembacaan Kitab Suci, Homili dan doa umat.

2. Kita mengucap syukur kepada Tuhan yang telah mengampuni dosa- TABERNAKEL
dosa kita (bisa diambil dari doa “Syukur Atas Pengampunan” PS 27).
LAMPU TUHAN / LAMPU SUCI:
3. Lalu memohon bantuan Roh Kudus untuk dapat memperbaiki hidup
lampu merah yang terus menyala di dekat tabernakel sebagai tanda
kita dan tidak melakukan kesalahan dan dosa lagi.
bahwa dalam tabernakel disimpan Sakramen Mahakudus.

LONCENG ALTAR:
dibunyikan pada saat konsekrasi untuk menciptakan suasana hening.
SAKRISTI:
tempat persiapan imam dan para pembantunya. Biasanya terletak di
samping atau dibelakang panti imam.
PRIE-DIEU / TEMPAT BERLUTUT 1. “ara” merupakan altar kecil yang dapat dipindah-pindahkan,
dipakai untuk kegiatan kultik orang biasa, untuk pengenangan
PANTI UMAT:
orang mati, dsb;
tempat bangku atau kursi untuk umat.
2. “altare” merupakan altar yang lebih monumental, dibangun
KAMAR PENGAKUAN: menjulang, khususnya untuk kegiatan kultik kaum kalangan
atas. Umat Kristiani perdana meminjam istilah “altare” itu
kamar untuk menerima Sakramen Pengakuan Dosa. Kamar Pengakuan
terutama untuk menunjuk pada meja Kurban Perjanjian Baru.
dibagi menjadi dua: ruangan untuk imam dan ruangan untuk orang yang
hendak mengaku dosa. MAKNA DAN FUNGSI ALTAR

BEJANA BAPTIS: Di atas altar, Kurban Salib dihadirkan dalam rupa tanda-tanda
sakramental. Altar adalah meja Tuhan; di sekelilingnya umat Allah
berisi air untuk membaptis.
berhimpun dan saling berbagi. Altar menjadi pusat kegiatan
PANTI PAROKI / BALAI PAROKI: bersyukurnya umat. Altar, sebagai meja perjamuan kudus, seharusnya
menjadi yang paling mulia dan paling indah. Hendaknya dirancang dan
tempat umat paroki mengadakan kegiatan.
dibangun bagi keperluan kegiatan liturgis komunitas / umat. Altar
PATUNG YESUS: adalah tanda Kristus; altar adalah simbol Kristus sendiri.

terletak di samping kanan altar. UMAT KRISTIANI JUGA MERUPAKAN ALTAR

PATUNG BUNDA MARIA: Altar adalah simbol Kristus. Altar adalah juga Kristus sendiri. Itu
memang makna simbolisasi liturgisnya. Namun dalam tataran spiritual
terletak di samping kiri altar.
ternyata altar juga menyimbolkan umat kristiani. Maksudnya, umat
LUKISAN JALAN SALIB: kristiani adalah altar-altar spiritual tempat kurban hidupnya
dipersembahkan bagi Allah. St Ignatius dari Antiokhia, St Polikarpus,
dipasang sekeliling dinding gereja.
dan St Gregorius Agung pernah menyinggung gagasan ini. Orang
LUKISAN KACA: kristiani yang memberikan dirinya sendiri, entah lewat doa maupun
pengorbanan, menjadi batu-batu penjuru, di mana Yesus membangun
Biasanya berkisah tentang cerita-cerita dari Kitab Suci. Fungsinya untuk
altar Gereja-Nya. Dari altar mengalirlah spiritualitas jemaat dan setiap
menciptakan suasana doa.
pribadi anggota Gereja.
ASAL KATA “ALTAR”
SEBUTAN-SEBUTAN LAIN UNTUK ALTAR
Sebenarnya asal-usul kata “altar” kurang jelas, entah dari kata Latin
Dalam buku liturgis tentang pemberkatan Gereja dan altar (Ordo
“alta res” yang berarti “hal yang tinggi” atau “alta ara” yang berarti
Dedicationis Ecclesiae et Altaris, 1977) terdapat beberapa sebutan lain
“altar yang tinggi”. Orang-orang Romawi kuno sudah membedakan dua
untuk altar, yakni: “meja sukacita”, “tempat persatuan dan
macam altar:
perdamaian”, “sumber kesatuan dan persahabatan”, “pusat pujian dan
syukur”. Sebutan-sebutan ini melengkapi makna utama sebuah altar gereja. Altar harus bisa dilihat oleh seluruh jemaat. Setiap kegiatan di
sebagai meja kurban dan perjamuan. sekitarnya harus terkomunikasikan dengan baik. Altar terletak di panti
atau pelataran imam, yakni suatu area yang dikhususkan untuk
ALTAR: MEJA KURBAN DAN MEJA PERJAMUAN
pemimpin liturgi, dan membedakan dengan area jemaat.
Altar sebagai Meja Kurban adalah bagi kurban salib yang diabadikan
Wilayah panti imam biasanya lebih tinggi daripada wilayah tempat
dalam misteri berabad-abad hingga kedatangan Kristus kembali. Altar
jemaat berhimpun. Selain meja altar, di panti imam juga terdapat ambo
sebagai Meja Perjamuan adalah bagi warga Gereja yang berkumpul
(meja Sabda), kursi imam (juga kursi Uskup jika di gereja katedral),
untuk bersyukur dan berterimakasih kepada Allah dan menerima
kredens, tabernakel, dsb.
Tubuh dan Darah Kristus. Altar adalah Meja Tuhan!
RELIKUI
ALTAR PERMANEN ATAU ALTAR GESER?
Relikui adalah peninggalan fisik dari orang-orang kudus atau martir
Suatu altar disebut altar permanen kalau dibangun melekat pada lantai
yang wafat demi iman akan Kristus. Relikui bisa berupa bagian dari
sehinga tidak dapat dipindahkan; altar disebut altar geser kalau dapat
tubuh, pakaian, dsb. Kebiasaan memasang relikui pada altar sudah
dipindah-pindahkan. Sangat diharapkan agar dalam setiap gereja ada
berlangsung sejak berabad-abad. Biasanya yang disimpan adalah relikui
satu altar permanen, karena altar seperti ini secara jelas dan lestari
dari tubuh atau bahkan jenasah sang martir atau orang kudus. Kini
menghadirkan Yesus Kristus, Sang Batu Hidup (1 Ptr 2:4; bdk Ef 2:20).
menyimpan relikui tidak lagi diharuskan.
Tetapi, di tempat-tempat lain yang dimanfaatkan untuk perayaan
Relikui yang disimpan pada altar hendaknya tidak mengandung
liturgi, cukup dipasang altar geser. Seturut tradisi Gereja, dan sesuai
keraguan akan keasliannya. Maka, jika relikui itu kurang diyakini
pula dengan makna simbolis altar, daun meja untuk altar permanen
keotentikannya, lebih baik tidak disimpan di altar. Jika otentik, maka
harus terbuat dari batu, bahkan dari batu alam. Tetapi Konferensi
pemasangannya pun sebaiknya tidak “di atas altar” melainkan “di
Uskup dapat menetapkan bahwa boleh juga digunakan bahan lain, asal
dalam atau di bawah altar” yang akan didedikasikan.
sungguh bermutu, kuat, dan indah. Sedangkan penyangga atau kaki
altar dapat dibuat dari bahan apapun, asal kuat dan bermutu. Altar ARTI MENYIMPAN RELIKUI
geser dapat dibuat dari bahan apapun asal, me nurut pandangan
Jangan disalahartikan. Kita tidak membangun altar bagi para kudus itu,
masyarakat setempat, bermutu, kuat, dan selaras untuk digunakan
melainkan bagi Allah yang Esa. Pengorbanan para kudus dan martir kita
dalam liturgi.
hormati dan kita kenangkan saat mendirikan altar itu. Maka, relikui itu
Altar utama hendaknya dibangun terpisah dari dinding gereja, sehingga diletakkan di bawah altar. Jangan pula sekali-kali meletakkan relikui,
para pelayan dapat mengitarinya dengan mudah, dan imam, sedapat patung, atau gambar orang kudus atau martir di atas meja altar.
mungkin, memimpin perayaan Ekaristi dengan menghadap ke arah
TATA CARA PENGUDUSAN ALTAR
jemaat (Pedoman Umum Misale Romawi, No. 298-301).
Pada waktu pemberkatan gereja, biasanya altar juga dikuduskan. Garis
LETAK ALTAR
besar tata caranya sebagai berikut:
Altar adalah titik pusat perhatian jemaat yang berkumpul. Namun, itu
• perecikan altar dengan air suci;
tidak berarti bahwa altar harus berada di titik pusat (aksis) bangunan
• doa Litani Para Kudus dan penempatan relikui martir atau hendaknya tidak berlebihan dan ditempatkan di sekitar altar, bukan di
santo-santa; atasnya (PUMR, No. 305).
• doa pemberkatan;
YANG BOLEH DILETAKKAN DI ATAS ALTAR
• pengurapan altar dengan minyak krisma;
• pendupaan altar; Di atas altar hendaknya ditempatkan hanya barang-barang yang
• pemakaian “kain putih” atau kain altar; diperlukan untuk perayaan Misa, yakni sebagai berikut:
• penyalaan lilin untuk altar.
1. dari awal perayaan sampai pemakluman Injil: Kitab Injil
Dari tata cara ini tampak bahwa seolah altar adalah seorang pribadi
2. dari persiapan persembahan sampai pembersihan bejana-
yang menjalani ritus inisiasi, pertama kali masuk ke dalam / sebagai
bejana: piala dengan patena, sibori, kalau perlu; dan akhirnya
anggota Gereja. Setelah menerima “pembaptisan” dan “penguatan”,
korporale, purifikatorium, dan Misale.
maka altar mengalami “ekaristi”.
Di samping itu, microphone yang diperlukan untuk memperkeras suara
SATU ALTAR DALAM SATU GEREJA
imam hendaknya diatur secara cermat (Pedoman Umum Misale
Hanya ada satu altar dalam satu gedung gereja, supaya jelaslah makna Romawi, No 306).
Kristus sebagai satu-satunya Sang Penyelamat dan hanya ada satu
Lilin seyogyanya ditaruh di atas atau di sekitar altar, sesuai dengan
Ekaristi dalam Gereja. Satu altar melambangkan satu jemaat yang
bentuk altar dan tata ruang panti imam (PUMR, No. 307). Juga di atas
berkumpul dan bersyukur di sekitar Sang Penyelamat.
atau di dekat altar hendaknya dipajang sebuah salib dengan sosok
PENDUPAAN ALTAR Kristus tersalib (PUMR, No. 308).
Pendupaan altar memang bukan keharusan. Namun hendaknya
dilakukan dalam perayaan meriah dan pada hari Minggu. Imam
selebran mendupai altar dengan mengitarinya pada saat Ritus
Pembuka dan awal Liturgi Ekaristi. Pendupaan kepada Imam, petugas
lain, dan jemaat bertujuan mengingatkan bahwa semuanya adalah altar
spiritual yang terkait erat dengan altar utama, yaitu Kristus sendiri.

WARNA KAIN ALTAR


Kain (taplak) altar berwarna putih. Ini seperti halnya baptisan baru yang
menerima pakaian putih, yang melambangkan kebangkitan, hidup
baru. Simbol-simbol yang menghiasi taplak altar hendaknya
mempunyai makna yang sejalan dengan hakikat altar. Segala macam
ornamen hendaknya tidak malah mengganggu konsentrasi jemaat, atau
mengalahkan keberadaan Tubuh dan Darah Kristus. Hiasan bunga

Anda mungkin juga menyukai