(Pada waktu Imam memberikan absolusi, Anda harus membuat tanda meja kecil di panti imam yang digunakan untuk menaruh piala, sibori,
salib, mengucapkan kata terima kasih, lalu keluar dari kamar ampul, lavabo, dll.
pengakuan.)
SEDILIA:
C. SESUDAH SAKRAMEN TOBAT
tempat duduk imam dan para pembantunya.
Di luar kamar pengakuan
AMBO / MIMBAR:
1. Kita mendoakan doa-doa yang diberikan oleh Pastor sebagai denda
dosa (penitensi). tempat pembacaan Kitab Suci, Homili dan doa umat.
2. Kita mengucap syukur kepada Tuhan yang telah mengampuni dosa- TABERNAKEL
dosa kita (bisa diambil dari doa “Syukur Atas Pengampunan” PS 27).
LAMPU TUHAN / LAMPU SUCI:
3. Lalu memohon bantuan Roh Kudus untuk dapat memperbaiki hidup
lampu merah yang terus menyala di dekat tabernakel sebagai tanda
kita dan tidak melakukan kesalahan dan dosa lagi.
bahwa dalam tabernakel disimpan Sakramen Mahakudus.
LONCENG ALTAR:
dibunyikan pada saat konsekrasi untuk menciptakan suasana hening.
SAKRISTI:
tempat persiapan imam dan para pembantunya. Biasanya terletak di
samping atau dibelakang panti imam.
PRIE-DIEU / TEMPAT BERLUTUT 1. “ara” merupakan altar kecil yang dapat dipindah-pindahkan,
dipakai untuk kegiatan kultik orang biasa, untuk pengenangan
PANTI UMAT:
orang mati, dsb;
tempat bangku atau kursi untuk umat.
2. “altare” merupakan altar yang lebih monumental, dibangun
KAMAR PENGAKUAN: menjulang, khususnya untuk kegiatan kultik kaum kalangan
atas. Umat Kristiani perdana meminjam istilah “altare” itu
kamar untuk menerima Sakramen Pengakuan Dosa. Kamar Pengakuan
terutama untuk menunjuk pada meja Kurban Perjanjian Baru.
dibagi menjadi dua: ruangan untuk imam dan ruangan untuk orang yang
hendak mengaku dosa. MAKNA DAN FUNGSI ALTAR
BEJANA BAPTIS: Di atas altar, Kurban Salib dihadirkan dalam rupa tanda-tanda
sakramental. Altar adalah meja Tuhan; di sekelilingnya umat Allah
berisi air untuk membaptis.
berhimpun dan saling berbagi. Altar menjadi pusat kegiatan
PANTI PAROKI / BALAI PAROKI: bersyukurnya umat. Altar, sebagai meja perjamuan kudus, seharusnya
menjadi yang paling mulia dan paling indah. Hendaknya dirancang dan
tempat umat paroki mengadakan kegiatan.
dibangun bagi keperluan kegiatan liturgis komunitas / umat. Altar
PATUNG YESUS: adalah tanda Kristus; altar adalah simbol Kristus sendiri.
PATUNG BUNDA MARIA: Altar adalah simbol Kristus. Altar adalah juga Kristus sendiri. Itu
memang makna simbolisasi liturgisnya. Namun dalam tataran spiritual
terletak di samping kiri altar.
ternyata altar juga menyimbolkan umat kristiani. Maksudnya, umat
LUKISAN JALAN SALIB: kristiani adalah altar-altar spiritual tempat kurban hidupnya
dipersembahkan bagi Allah. St Ignatius dari Antiokhia, St Polikarpus,
dipasang sekeliling dinding gereja.
dan St Gregorius Agung pernah menyinggung gagasan ini. Orang
LUKISAN KACA: kristiani yang memberikan dirinya sendiri, entah lewat doa maupun
pengorbanan, menjadi batu-batu penjuru, di mana Yesus membangun
Biasanya berkisah tentang cerita-cerita dari Kitab Suci. Fungsinya untuk
altar Gereja-Nya. Dari altar mengalirlah spiritualitas jemaat dan setiap
menciptakan suasana doa.
pribadi anggota Gereja.
ASAL KATA “ALTAR”
SEBUTAN-SEBUTAN LAIN UNTUK ALTAR
Sebenarnya asal-usul kata “altar” kurang jelas, entah dari kata Latin
Dalam buku liturgis tentang pemberkatan Gereja dan altar (Ordo
“alta res” yang berarti “hal yang tinggi” atau “alta ara” yang berarti
Dedicationis Ecclesiae et Altaris, 1977) terdapat beberapa sebutan lain
“altar yang tinggi”. Orang-orang Romawi kuno sudah membedakan dua
untuk altar, yakni: “meja sukacita”, “tempat persatuan dan
macam altar:
perdamaian”, “sumber kesatuan dan persahabatan”, “pusat pujian dan
syukur”. Sebutan-sebutan ini melengkapi makna utama sebuah altar gereja. Altar harus bisa dilihat oleh seluruh jemaat. Setiap kegiatan di
sebagai meja kurban dan perjamuan. sekitarnya harus terkomunikasikan dengan baik. Altar terletak di panti
atau pelataran imam, yakni suatu area yang dikhususkan untuk
ALTAR: MEJA KURBAN DAN MEJA PERJAMUAN
pemimpin liturgi, dan membedakan dengan area jemaat.
Altar sebagai Meja Kurban adalah bagi kurban salib yang diabadikan
Wilayah panti imam biasanya lebih tinggi daripada wilayah tempat
dalam misteri berabad-abad hingga kedatangan Kristus kembali. Altar
jemaat berhimpun. Selain meja altar, di panti imam juga terdapat ambo
sebagai Meja Perjamuan adalah bagi warga Gereja yang berkumpul
(meja Sabda), kursi imam (juga kursi Uskup jika di gereja katedral),
untuk bersyukur dan berterimakasih kepada Allah dan menerima
kredens, tabernakel, dsb.
Tubuh dan Darah Kristus. Altar adalah Meja Tuhan!
RELIKUI
ALTAR PERMANEN ATAU ALTAR GESER?
Relikui adalah peninggalan fisik dari orang-orang kudus atau martir
Suatu altar disebut altar permanen kalau dibangun melekat pada lantai
yang wafat demi iman akan Kristus. Relikui bisa berupa bagian dari
sehinga tidak dapat dipindahkan; altar disebut altar geser kalau dapat
tubuh, pakaian, dsb. Kebiasaan memasang relikui pada altar sudah
dipindah-pindahkan. Sangat diharapkan agar dalam setiap gereja ada
berlangsung sejak berabad-abad. Biasanya yang disimpan adalah relikui
satu altar permanen, karena altar seperti ini secara jelas dan lestari
dari tubuh atau bahkan jenasah sang martir atau orang kudus. Kini
menghadirkan Yesus Kristus, Sang Batu Hidup (1 Ptr 2:4; bdk Ef 2:20).
menyimpan relikui tidak lagi diharuskan.
Tetapi, di tempat-tempat lain yang dimanfaatkan untuk perayaan
Relikui yang disimpan pada altar hendaknya tidak mengandung
liturgi, cukup dipasang altar geser. Seturut tradisi Gereja, dan sesuai
keraguan akan keasliannya. Maka, jika relikui itu kurang diyakini
pula dengan makna simbolis altar, daun meja untuk altar permanen
keotentikannya, lebih baik tidak disimpan di altar. Jika otentik, maka
harus terbuat dari batu, bahkan dari batu alam. Tetapi Konferensi
pemasangannya pun sebaiknya tidak “di atas altar” melainkan “di
Uskup dapat menetapkan bahwa boleh juga digunakan bahan lain, asal
dalam atau di bawah altar” yang akan didedikasikan.
sungguh bermutu, kuat, dan indah. Sedangkan penyangga atau kaki
altar dapat dibuat dari bahan apapun, asal kuat dan bermutu. Altar ARTI MENYIMPAN RELIKUI
geser dapat dibuat dari bahan apapun asal, me nurut pandangan
Jangan disalahartikan. Kita tidak membangun altar bagi para kudus itu,
masyarakat setempat, bermutu, kuat, dan selaras untuk digunakan
melainkan bagi Allah yang Esa. Pengorbanan para kudus dan martir kita
dalam liturgi.
hormati dan kita kenangkan saat mendirikan altar itu. Maka, relikui itu
Altar utama hendaknya dibangun terpisah dari dinding gereja, sehingga diletakkan di bawah altar. Jangan pula sekali-kali meletakkan relikui,
para pelayan dapat mengitarinya dengan mudah, dan imam, sedapat patung, atau gambar orang kudus atau martir di atas meja altar.
mungkin, memimpin perayaan Ekaristi dengan menghadap ke arah
TATA CARA PENGUDUSAN ALTAR
jemaat (Pedoman Umum Misale Romawi, No. 298-301).
Pada waktu pemberkatan gereja, biasanya altar juga dikuduskan. Garis
LETAK ALTAR
besar tata caranya sebagai berikut:
Altar adalah titik pusat perhatian jemaat yang berkumpul. Namun, itu
• perecikan altar dengan air suci;
tidak berarti bahwa altar harus berada di titik pusat (aksis) bangunan
• doa Litani Para Kudus dan penempatan relikui martir atau hendaknya tidak berlebihan dan ditempatkan di sekitar altar, bukan di
santo-santa; atasnya (PUMR, No. 305).
• doa pemberkatan;
YANG BOLEH DILETAKKAN DI ATAS ALTAR
• pengurapan altar dengan minyak krisma;
• pendupaan altar; Di atas altar hendaknya ditempatkan hanya barang-barang yang
• pemakaian “kain putih” atau kain altar; diperlukan untuk perayaan Misa, yakni sebagai berikut:
• penyalaan lilin untuk altar.
1. dari awal perayaan sampai pemakluman Injil: Kitab Injil
Dari tata cara ini tampak bahwa seolah altar adalah seorang pribadi
2. dari persiapan persembahan sampai pembersihan bejana-
yang menjalani ritus inisiasi, pertama kali masuk ke dalam / sebagai
bejana: piala dengan patena, sibori, kalau perlu; dan akhirnya
anggota Gereja. Setelah menerima “pembaptisan” dan “penguatan”,
korporale, purifikatorium, dan Misale.
maka altar mengalami “ekaristi”.
Di samping itu, microphone yang diperlukan untuk memperkeras suara
SATU ALTAR DALAM SATU GEREJA
imam hendaknya diatur secara cermat (Pedoman Umum Misale
Hanya ada satu altar dalam satu gedung gereja, supaya jelaslah makna Romawi, No 306).
Kristus sebagai satu-satunya Sang Penyelamat dan hanya ada satu
Lilin seyogyanya ditaruh di atas atau di sekitar altar, sesuai dengan
Ekaristi dalam Gereja. Satu altar melambangkan satu jemaat yang
bentuk altar dan tata ruang panti imam (PUMR, No. 307). Juga di atas
berkumpul dan bersyukur di sekitar Sang Penyelamat.
atau di dekat altar hendaknya dipajang sebuah salib dengan sosok
PENDUPAAN ALTAR Kristus tersalib (PUMR, No. 308).
Pendupaan altar memang bukan keharusan. Namun hendaknya
dilakukan dalam perayaan meriah dan pada hari Minggu. Imam
selebran mendupai altar dengan mengitarinya pada saat Ritus
Pembuka dan awal Liturgi Ekaristi. Pendupaan kepada Imam, petugas
lain, dan jemaat bertujuan mengingatkan bahwa semuanya adalah altar
spiritual yang terkait erat dengan altar utama, yaitu Kristus sendiri.