Berlutut
Tunduk Kepala
Berdiri
Duduk
Duduk adalah sikap yang tenang. Duduk adalah sikap orang sedang
memikirkan atau mendengarkan sesuatu. Misalnya duduk mendengarkan
Khotbah, sikap ini menolong kita agar mendengarkan dengan penuh
perhatian dan merenungkan apa yang baru didengarnya.
Berjalan
Kita berjalan, kalau kita ingin menuju suatu tempat untuk melakukan
sesuatu. Sama halnya di gereja. Tetapi di gereja tidak pernah tergesa-
gesa. Untuk Tuhan kita selalu mempunyai waktu seluas-luasnya. Misdinar
yang berjalan tergesa-gesa seperti orang gugup, tidak dapat menciptakan
suasana tenang dan khidmat.
Mengatup tangan
Dari pagi hingga malam hari kita terus-terusan memakai tangan untuk
segala macam keperluan. Tangan kita selalu sibuk. Tetapi bila kita
mengatup tangan, kita menjadi tenang. Hentikan kesibukan. Kita dapat
memusatkan pikiran, dengan menyadari bahwa Kristus bersama dengan
kita. Kita berani menyerahkan jiwa dan raga kepadaNya, biarlah Dia yang
menjaga dan memelihara kita.
Dalam misa kita dapat melihat imam beberapa kali merentangkan tangan,
yaitu bila mengucapkan doa. Berdoa dengan tangan terentang adalah
suatu sikap doa yang sudah dipakai sejak abad-abad pertama. Dengan
sikap itu kita menyatakan penyerahan kita kepada kehendak Bapa. Sikap
itu mengingatkan kita kepada Yesus yang rela merentangkan tangannya di
atas kayu salib. Maka selayaknya kita mengikuti sikap itu, ketika sedang
menyanyikan / berdoa Bapa Kami.
Mengecup
Bersalaman
Menepuk dada
Bersila
Bersila adalah sikap duduk dengan melipat dan menyilangkan kaki. Sikap
doa khas Timur ini, yang tersebar di seluruh Asia Selatan dan Timur, dari
India sampai ke Jepang, adalah amat baik untuk dipakai dalam perayaan
liturgi juga. Pada saat-saat tertentu misdinar dapat memakai sikap ini.
Sembah